Jayden nampak termenung di balkon apartementnya. Sejenak menikmati view apartment dari lantai 30 tempat unitnya berada. Benar kata Rey, viewnya memang "wow"
Kredit google.com
Jayden langsung kembali ke apartement setelah dia tahu dimana Fanny tinggal. Saat ini sepertinya itu sudah cukup. Dia jelas penasaran dengan pria yang bersama Fanny. Terlebih keduanya terlihat begitu manis saat berinteraksi. Terlihat sekali jika sang pria yang tak lain adalah Sean itu sangat mencintai Fanny.
"Apa dia sudah punya kekesih? Atau bahkan suami?" guman Jayden pelan.
"Ah peduli amat. Mau sudah punya kekasih atau suami sekalipun aku akan merebutnya jika perlu" tekad Jayden.
"Ya, Rey bagaimana?" tanya Jayden.
"...."
"Tidak mungkin. Kita melihatnya sendiri masuk ke apartement itu. Bagaimana mungkin dia tidak terdaftar tinggal di sana"
"..."
"Pokoknya kamu cari sampai dapat. Tidak peduli caranya" ucap Jayden sambil mematikan ponselnya.
Sedang Rey, diujung sana langsung mengumpat kesal.
"Sakarepe dhewe" (Seenaknya sendiri)
Umpat Rey. Namun tak urung Rey pun menuruti perintah dari Bos singanya itu.
Jayden masuk ke kamarnya. Sebuah kamar bernuansa coklat dan putih. Terlihat mewah dan manly.
Kredit google.com
Menuju walk in closetnya. Langsung memakai bajunya. Karena dia memang sudah mandi sebelumnya.
Kredit Instagram @hourlyeunwoo
Memakai setelan jas berwarna maroon dan kemeja berwarna hitam. Membuat Jayden terlihat semakin tampan. Karena pakaiannya yang berwarna gelap sangat kontras dengan kulit putihnya.
Keluar dari kamarnya. Dia berjalan menuju dapurnya. Meraih secangkir kopi yang ia buat dengan coffeemaker di dapur minimalisnya. Siapa yang akan jadi ratu di dapurnya. Pikirnya. Menatap sekeliling dapur minimalis namun tetap terlihat mewah.
Lantas berjalan menuju ruang tengahnyà. Duduk di sofa lalu mulai memeriksa berkas yang akan dia tanda tangani.
Kredit google.com
Tak lama dia langsung menyesap kembali kopinya. Lalu melesat keluar dari apartementnya. Rey sudah menunggunya di lobi. Seperti biasa menikmati suasana lobi yang "wow" seperti ucapannya.
"Hari yang kita tunggu tiba Bos" ucap Rey begitu mereka sudah siap di dalam mobil.
"Maksudmu?"
"Tania & Co akan bertemu dengan kita nanti pukul sepuluh" ucap Rey.
Jayden hanya ber-ooo ria.
"Mau diwakilkan atau kita pergi sendiri?"
"Apa aku sibuk?"
"Tidak. Pagi ini pak Bos free. Meeting dengan tuan Sebastian setelah makan siang"
"Kita pergi. Aku ingin langsung melihat kemampuan mereka" ucap Jayden.
"Aku penasaran dengan bosnya"
"Memangnya bosnya sendiri yang akan menemui kita?"
"Kata sekretarisnya sih iya. Katanya Bu Vera dan Bu Tania sendiri yang akan menemui kita"
"Baguslah kalau begitu"
***
"Siap untuk bertemu perwakilan dari LJ Fashion Magazine?" tanya Vera.
"Siaplah. Jarang-jarang ada orang dari dunia fashion yang ingin bekerjasama dengan kita" jawab Tania bersemangat.
"Mereka ingin melihat design-mu. Jika mereka cocok. Mereka akan mengontrak kita untuk jadi penyedia wardrobe untuk keperluan photoshoot mereka. Waaahh mbak Tania akan terkenal"
"Jangan pakai namaku, ingat"
Dan Vera mengangguk. Tahu benar alasannya mengapa Tania begitu menjauhi media.
***
Kedua wanita cantik itu sudah duduk manis di sebuah restoran di kawasan Pakuan Mall. Sambil menunggu, mereka mulai mempersiapkan bahan presentasi mereka. Memilah beberapa design yang sekiranya cocok dengan selera pemilik LJ Fashion Magazine yang terkenal dingin dan begitu teliti. Sangat susah menakhlukkan bos majalah fashion itu yang juga dikenal sangat tampan di lingkup industri fashion.
"Iih kok aku jadi gugup ya" keluh Tania.
"Mau ke toilet dulu?" tanya Vera yang hafal kebiasaan bosnya kalau gugup pasti inginnya nongki di toilet.
"He e kali ya. Daripada ngompol di sini"
"Iiissh bu Bos jorok" ledek Vera.
Tania hanya nyengir mendengar ledekan Vera. Lah memang kebiasaan dia seperti itu. Kalau gugup bawaannya pengin buang air kecil terus.
"Biasanya kalau Bu Tania sampai gugup berarti orang yang dia hadapi memang benar-benar sulit" guman Vera.
Perlahan membereskan kertas-kertas design yang cukup berantakan diatas meja. Karena waktu meeting hampir tiba.
Tepat ketika meja sudah beres. Sebuah sapaan terdengar dari arah depan.
"Selamat pagi, dengan perwakilan dari Tania & Co" sapa suara itu yang tak lain adalah Rey yang datang bersama Jayden. Yang langsung menguarkan aura dingin dan dominasinya.
"Ahh iya benar. Saya Vera dan asisten saya maaf masih di belakang. Maaf dengan tuan...."
"Panggil saja saya Rey dan ini bos saya Jayden Lee"
"Senang berkenalan dengan Anda tuan Lee. Tuan Rey. Silahkan duduk kalau begitu" ucap Vera setelah berjabat tangan dengan Rey dan Jayden.
"Astaga ternyata benar. Kalau auranya bikin jiper orang. Meski wajahnya tampan abis. Yang beginian cuma bu Tania yang bisa handle" batin Vera.
Jayden masih diam saja. Tanpa ingin bersuara sedikitpun. Dia begitu tertarik dengan beberapa sketsa design yang berada diatas meja.
"Bisa saya lihat" ucap Rey ketika dia melihat wajah bosnya.
"Ah tentu saja. Silahkan Tuan"
Jayden baru mulai melihat kertas design itu ketika dia mendengar suara yang baru kemarin dia dengar. Bersamaan dengan aroma mawar lembut yang masuk ke rongga hidungnya.
"You're here, Baby"
Batin Jayden sambil menarik sudut bibirnya.
"Maaf saya terlambat. Ada sedikit masalah di...."
"Aku tidak masalah menunggumu lama,...baby" potong Jayden.
Membuat Tania langsung mengangkat wajahnya. Betapa terkejutnya dia melihat klien yang harus dia hadapi hari ini adalah dia.
"Haa mimpi apa aku semalam? Kenapa harus bertemu orang ini lagi" batin Tania.
"Sepertinya takdir kali ini berpihak padaku. Well, akan aku lihat bagaimana usahanmu untuk bisa lari dariku kali ini" batin Jayden.
Sedang ucapan Jayden membuat Vera mengerutkan dahinya. Sudah pernah bertemukah bosnya itu dengan Jayden Lee. Kenapa Jayden Lee memanggil bosnya dengan sebutan baby. Ada hubungan apakah antara keduanya. Membuat Vera geleng-geleng kepala.
Kedua orang itu saling menatap untuk beberapa saat. Tania dengan tatapn terkejutnya lagi. Sedang Jayden dengan tatapan penuh kerinduan.
"Mbak Fanny ya" tiba-tiba ucapan Rey membuat Tania dan Jayden memutuskan kontak mata mereka.
Tania langsung menatap Rey lalu berganti menatap Vera.
"Maaf mungkin tuan Rey salah orang. Saya Vera dan ini asisten saya Tania" jelas Vera.
Mendengar nama Tania. Jayden dan Rey saling pandang penuh makna.
"Jadi apakah ada masalah?" tanya Vera yang jelas tidak paham dengan situasinya. Kalau ketiga orang didepannya ini saling kenal.
"Tidak, tentu saja tidak. Mungkin masalahnya ada di mbak Tania" ucap Jayden penuh penekanan kala menyebut nama Tania.
Pria itu mencondongkan tubuhnya ke depan beberapa saat. Namun detik berikutnya ia menyandarkan tubuhnya ke kursi sofanya. Menyilangkan kedua kakinya. Dengan tatapan mata tak lepas dari Tania. Membuat gadis itu benar-benar gugup dibuatnya. Sedang Rey hanya bisa mengulum senyumnya.
"Bos Singaku mulai bertingkah" batin Rey.
"Jadi bisa kita mulai presentasinya. Anda sudah terlambat. Membuat saya kehilangan detik saya yang berharga. Jadi bisa tunjukkan profesionalisme Anda dalam bekerja" ucap Jayden tajam.
"Sial! Kemarin bersikap begitu manis. Sekarang seperti singa yang siap menerkam mangsanya. Haaa mangsa? Mangsanya aku dong" batin Tania langsung mengumpat Jayden.
"Kau mengumpatku, baby" batin Jayden melihat tatapan tajam dari Tania padanya.
"Jadi siapa yang akan mempresentasikan design unggulan dari kalian" tanya Jayden.
Pertanyaan Jayden membuat Tania menarik nafasnya dalam. Mengumpulkan kesabaran ekstra untuk meladeni pria didepannya. Yang menurut Tania akan sulit dihadapi.
"Saya yang akan mempresentasikannya" ucap Tania mantap.
"Silakan dimulai kalau begitu" jawab Jayden. Masih dengan mata yang tidak lepas dari wajah Tania.
Dan dimulailah presentasi Tania. Mengenai beberapa design miliknya yang dia akui sebagai desain milik bersama perusahaan konveksinya.
"Dia bahkan begitu cantik dan aaahhh sek** saat bekerja" batin Jayden dengan jari-jarinya yang mengusap rahang tegasnya.
"Apa aku benar-benar sudah jatuh cinta padamu?" batin Jayden lagi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
seksoyyy
2024-01-27
1