Tania masih terisak lirih ketika Sean mengantarkannya kembali ke kantornya.
"Yakin baik-baik saja? Atau mau aku antar pulang sekalian?" tawar Sean.
Tania diam.
"Pulang saja kalau kamu tidak baik-baik saja. Hubungi Vera pasti dia mengerti" ucap Sean lagi.
Pada akhirnya. Disinilah dia. Menangis sambil bersandar di pintu kamarnya. Entah kenapa dia begitu bersedih. Padahal hatinya sama sekali tidak merasakan cinta pada Bryan.
Kredit Instagram.com
Tapi perasaan dibohongi membuatnya kecewa. Apakah karena dia selalu menolak untuk diajak berhubungan ****. Hingga membuat Bryan mencari wanita lain. Berselingkuh dengannya.
Salah satu alasan kenapa hati Tania sulit berlabuh pada Bryan adalah karena pria itu berulangkali membujuknya untuk berhubungan **** dengannya.
Tania pikir pria yang baik tidak akan meminta hal itu sebelum mereka resmi menikah. Tapi jawaban Bryan kala dia menolak untuk diajak berhubungan badan membuat Tania ragu kalau Bryan pria yang baik untuknya.
"Oh come on Tania. Ini zaman now. Having s** sudah biasa dalam sebuah hubungan. Ini sebuah kebutuhan, you know what I mean"
Jawaban Bryan kala itu. Tania sendiri tahu. Dia bukanlah gadis baik. Karena tidak mampu menjaga dirinya sendiri. Namun setidaknya dia tidak ingin jatuh ke lubang sama untuk kedua kalinya. Hingga dia memutuskan untuk mencari pria yang bisa menerima dirinya apa adanya. Dan sepertinya Bryan bukan kandidat yang tepat.
Tania menghabiskan waktunya dengan menangis. Di saat seperti inilah dia begitu merindukan sosok sang kakak.
"Bicaralah apapun pada kakak. Sekarang kamu tidak sendiri. Ingat ada aku dan Nadya. Kita keluarga sekarang. Kami akan selalu ada untukmu"
Ucapan Natasya, sang kakak sulungnya kembali terngiang di telinganya.
"Kak aku merindukanmu. Aku ingin bertemu!" jerit Tania pilu.
***
"Bagaimana penyelidikanmu?" tanya pria tampan itu. Di hadapannya berdiri seorang pria dengan wajah yang cukup membuat keder siapa saja yang melihatnya.
"Dia memang banyak menjalin hubungan dengan banyak wanita. Dan kebanyakan dari mereka adalah model yang ingin karirnya melejit dengan cepat" jawab pria itu.
Sambil menyerahkan tumpukan foto yang berisi gambar Bryan dengan wanita-wanita yang tengah dikencaninya.
"Cih murahan sekali" Sean berdecih.
Ya, pria itu adalah Sean. Pria yang selama ini bertindak sebagai teman sekaligus pengawal bagi Tania.
"Sampai taraf mana hubungan mereka?" tanya Sean lagi.
"Seperti yang kita tahu. One Night Stand" jawab pria itu lagi.
"Menjijikkan sekali. Sayang sekali jika Tania harus bersama pria seperti itu" ujar Sean lagi.
"Dari pengawalan kami. Nona Tania belum pernah masuk hotel bersama Bryan Aditama. Saya rasa Nona Tania cukup bisa menjaga diri" pria itu berpendapat.
"Itu kalau Tania sadar. Kalau sampai Bryan memberinya afrodisiak. Aku tidak yakin Tania mampu bertahan. Kita tahu sendiri reaksi obat itu seperti apa. Hanya yang bisa berpikir tenang yang akan bisa mengatasi obat itu. Atau jika Bryan membiusnya atau membuatnya mabuk. Aduh kenapa aku yang pusing sendiri" keluh Sean.
"Bos pacari saja Nona Tania" usul pria itu.
"Maunya sih begitu Jody. Tapi apalah daya dia benar-benar hanya menganggapku teman. Tidak lebih. Jadi aku bisa apa?" curhat Sean.
Jody terkekeh. Merasa kasihan pada tuannya.
"Ada ya yang bisa menolak pesona pria setampan tuan Sean" batin Jody.
"Aku juga heran. Bagaimana bisa dia tidak tertarik pada ketampananku" ucap Sean narsis.
"Ya, ketahuan deh yang aku pikirkan" batin Jody lagi.
"Jody aku bicara padamu" teriak Sean.
Membuat Jody gelagapan.
"Ah iya Bos. Iya" jawab Jody.
"Apa kamu tahu alasannya? Kenapa Tania tidak tertarik padaku?" tanya Sean.
Jody jelas bingung harus menjawab apa.
"Ahhh itu.... itu..mungkin Nona Tania sudah punya orang lain yang dia suka" jawab Jody ragu.
"Bryan maksudmu?"
"Bisa saja dia. Bisa juga pria lain. Kadang wanita itu yang dia rasa dan dia ucapkan itu tidak sinkron. Maka itulah ada istilah lain di hati lain di mulut" jelas Jody setengah berpikir juga.
"Maksudmu?"
"Yang diomongin sama yang dirasakan itu beda. Misalnya tuan menawari pacarnya beli baju. Tapi pacarnya bilang nggak mau padahal hatinya mau banget" Jody coba menjelaskan.
"Kenapa tidak bilang saja mau. Merepotkan sekali" gerutu Sean.
"Itulah wanita Bos. Makhluk paling ribet yang pernah ada" jawab Jody.
"Eiittsss hati-hati kalau ngomong. Mak lu perempuan kan. Bini elu juga perempuan kan?"
"Alamakkk keceplosan. Sorry mak...sorry istriku tersayang" ucap Jody spontan.
"Ini kalau bini ane dengar. Kagak dapat jatah ntar malam" batin Jody.
"Makanya kalau ngomong hati-hati. Kamu kata mereka makhluk paling ribet. Kena batunya baru tahu rasa kamu" ucap Sean.
"Maaf Bos. Maaf"
Sean terdiam sejenak.
"Lalu bagaimana laporan yang aku minta soal agency Bryan. Sudah hampir enam bulan kita menyelidikinya"
"Nah itu dia Bos. Selama ini tidak ada yang aneh dengan kinerja mereka. Semua sesuai dengan peraturan. Mereka rutin membayar pajak. Gaji para model juga sesuai standar. Pembayarannya juga lancar. Tidak ada keluhan yang berarti pada agency itu. Aneh kan?" Jody tampak berpikir.
"Aneh, tentu saja. Karena feelingku mengatakan kalau ada yang tidak beres dengan agency itu" ucap Sean sambil berpikir.
Yang juga disetujui oleh Jody.
"Bukankah terlalu aneh jika semua terlihat begitu sempurna. Seperti sudah disetting seperti itu" ucap Sean lagi.
Jody kembali mengangguk.
"Sudah mencoba meretas CCTV mereka?" tanya Sean.
"Sudah Bos. Tapi semua normal-normal saja" jawab Jody.
"Cari CCTV tersembunyinya. Retas sampai ke akar-akarnya. Kita harus menemukan celah mereka. Entah mengapa aku merasa mereka menyembunyikan hal yang besar di gedung agency mereka" perintah Sean.
"Baik Bos"
"Jangan terlalu tergesa-gesa. Aku tahu penyelidikan seperti ini tidak akan selesai dalam waktu singkat. Butuh berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Anggap saja kita beri waktu mereka untuk menghirup udara bebas. Sebelum kita mengurungnya di penjara" ucap Sean lagi.
Perlahan Jody undur diri dari hadapan Sean.
"Halo Kak"
"Kenapa kamu?"
"Aku patah hati"
"Tania menolakmu?"
"Tidak. Dia bahkan tidak melirikku. Kurang apa aku coba"
Terdengar kekehan diujung sana.
"Malah ketawa. Aku lagi frustrasi ini Kak"
"Cari saja gadis lain"
"Susah. Aku kadung cinta pada adikmu"
"Lalu kalau adikku tidak cinta sama kamu. Bagaimana? Kamu suruh aku memaksanya. Hei Sean aku saja sudah lama tidak bicara padanya. Bagaimana aku membujuknya. Hubungan kami saja cukup buruk akhir-akhir ini" oceh pria diujung sana.
"Yah ingatkan mau cari solusi telepon Kakak. Malah dia yang curhat balik" gerutu Sean.
Terdengar kekehan lagi diujung sana.
"Malah ketawa lagi. Kakak kalau mau curhat sana sama istri kakak. Jangan sama aku yang masih jomblo. Tambah ngenes aja nasibku"
"Sean, Sean kamu tu tampan tapi kok nasibmu apes bener. Masih jadi jones sampai sekarang"
"Malah tambah ngeledek lagi. Mentang-mentang sudah kewong. Sudah unboxing. Terus nistain aku yang jones ini" keluh Sean.
"Makanya move on. Lupain adikku. Cari pacar baru sana. Coba kamu pedekate sama Vera atau siapa itu yang kamu bilang menarik di kantor adikku"
"Nita?"
"Nah itu. Coba kamu pedekate sama Nita. Kalau sama Vera kamu bilang kayak batu es"
Sean terdiam. Dia pikir tidak ada salahnya mencoba. Demi kesejahteraan hati dan jiwanya. Wk wk wk wk 🤣🤣
"Boleh nanti aku coba"
"Tapi jangan lupa tugas negara"
"Iya- iya Kak. Sampai kapan aku jadi double agent begini"
"Sampai Fanny bisa ketemu pria yang benar-benar mencintainya"
"Tania Kak. Tania. Dia pakai nama itu sekarang"
"Bagiku namanya tetap Fanny. Aku mengenalnya dengan nama Fanny"
"Terserahlah. Berdebat dengan kakak tidak bakalan menang aku"
"Lah tu tahu" ledek pria itu.
"Tau ah.Aku tutup dulu teleponnya"
Tuuut
Tuuut
"Sialan baru juga aku yang mau nutup. Sudah di matiin duluan"
Sean menghela nafasnya. Memikirkan ucapan kakaknya.
"Kayaknya aku beneran harus cari pacar deh. Bisa lumutan aku kalau kelamaan jomblo. Oke besok kita mulai pedekatenya. Semangat Sean!" ucap Sean Huang pada dirinya sendiri.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Memyr 67
sean, adinya kai dari siapa?
2023-02-10
1
Titin Kittyy
semangat thor
2022-04-09
1