Saat sudah sampai di rumah Raka, bergegas Rayhan turun dari taksi lalu mendekat pada papanya yang sudah menunggunya di dekat gerbang.
"Papa."
"Rayhan, ayo kita masuk. Kau harus mendoakan dan memberi penghormatan terakhir pada almarhum Om Raka, sekaligus meminta restu untuk melaksanakan tugasmu."
"Iya Pa."
Rayhan dan Dewanto lalu masuk ke dalam rumah Raka, tampak di dalam rumah tersebut masih ada seorang wanita yang menangis di dekat jenazah Raka, di samping wanita itu tampak seorang lelaki berusia sekitar 27 tahun sedang menenangkan wanita itu. Rayhan kemudian mengamati sekeliling rumah itu lagi, namun tiba-tiba netranya tertuju pada seseorang yang tidak asing baginya.
DEGGGG
Langkah Rayhan pun terhenti saat melihat Firman yang duduk diantara deretan pelayat yang duduk tak jauh dari jenazah Raka.
'Oh Tuhan, kenapa aku harus bertemu dengannya lagi?' gumam Rayhan.
"Kenapa Ray? Ayo kita masuk."
"Iya Pa."
Mereka pun mendekat ke jenazah Raka.
'Om Raka, sebenarnya aku tidak tahu apa yang telah terjadi pada keluarga kalian, tapi aku akan berusaha semampuku untuk melindungi Amanda seperti yang kau inginkan, aku akan melindungi Amanda mempertahankan perusahaan miliknya dan melindungi keselamatannya dari orang-orang yang ingin berbuat jahat padanya meskipun itu adalah suami Amanda sendiri.' gumam Rayhan.
Setelah selesai mendoakan Raka, Rayhan lalu mendekat ke arah papanya yang masih menatap Raka dengan wajah sendunya.
"Rayhan, ayo kita harus bertemu dengan seseorang, kau harus secepatnya tahu mengenai keadaan yang sesungguhnya." kata Dewanto, Rayhan pun mengangguk. Mereka lalu berjalan mendekat ke arah pelayat di dekat jenazah Raka.
'Oh tidak ' gumam Rayhan saat papanya mengajaknya mendekat ke arah Firman. Firman pun tak kalah terkejut dengan kedatangan Rayhan.
"Pak Yanuar." sapa Dewanto.
"Oh Pak Dewanto, silahkan."
"Kenalkan ini putra saya, Rayhan. Dia baru saja pulang dari London, dan dia yang akan menjadi pengacara dari Amanda."
Rayhan pun mengulurkan tangannya pada Yanuar kemudian pada Firman yang kini duduk di sampingnya.
"Apa kabar Rayhan."
"Baik Firman, kita bertemu lagi."
Firman pun mengangguk sambil tersenyum.
"Jadi kalian sudah saling mengenal?" tanya Dewanto dan Yanuar bersamaan.
Firman dan Rayhan pun mengangguk sambil tersenyum.
"Bagus sekali, ini seperti takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan, kalian sudah saling mengenal satu sama lain, mulai saat ini kalian bisa bekerja sama untuk melindungi Amanda."
'Apa? Bekerjasama dengan Firman?' gumam Rayhan.
"Apa maksud Pak Yanuar?" tanya Rayhan.
"Rayhan, kau tahu kan bagaimana posisi yang sedang dialami oleh Amanda. Saat ini hidupnya sedikit terancam, Firman sebagai manager akan berusaha menyelamatkan perusahaan Amanda dari orang yang ingin merusak dan mengambil keuntungan pribadi dari perusahaan tersebut karena sebelum Tuan Raka meninggal, dia mendapatkan kewenangan untuk mengambil keputusan sendiri tanpa perintah dari Abimana sampai Amanda sadar dari koma nya. Sedangkan kau, Tuan Raka memintamu untuk menjaga keselamatan Amanda terutama saat dalam kondisi Amanda yang sekarang. Jadi Firman, Rayhan mulai saat ini kalian bisa bekerjasama satu sama lain untuk menjaga Amanda, seperti yang diamanatkan oleh almarhum Tuan Raka."
"Baik Pak Yanuar." jawab Firman.
Rayhan pun menganggukkan kepalanya.
"Rayhan, kau lihat laki-laki yang sedang mengamati kita kan? Yang sedang duduk di samping istri Tuan Raka?" kata Yanuar.
"Ya."
"Dialah yang bernama Abimana. Berhati-hatilah dengannya, saat ini dia juga pasti sudah memiliki rencana pada kita semua."
"Ya, aku bisa merasakan dari tatapan matanya yang sedang melihat kita dengan tatapan begitu tajam."
"Iya Rayhan, kau harus hati-hati karena dia sangatlah nekat."
"Iya Pak Yanuar."
Rayhan lalu mendekat ke arah Firman sambil mencoba menahan perasaan yang begitu berkecamuk.
'Oh Tuhan, bukankah saat dalam perjalanan pulang aku berdoa padamu agar aku tidak memiliki urusan ataupun bertemu lagi dengan Firman dan Vallen, tapi kenapa tugas utamaku ternyata mengharuskanku selalu berdekatan dengan Firman? Apa arti dari semua ini Tuhan.' gumam Rayhan.
"Apa kabar Firman?"
"Baik Rayhan, jadi kau memutuskan untuk pulang ke Indonesia?"
"Iya Firman, ini semua karena permintaan papa."
"Bagaimana hubunganmu dengan istrimu? Sudah tidak pernah ada masalah lagi kan diantara kalian?"
"Baik Firman, kami baik-baik saja."
"Syukurlah."
"Lalu bagaimana dengan Vallen?"
"Sangat baik, dia bahkan semakin aneh dan nakal." jawab Firman sambil tersenyum yang membuat perasaan Rayhan kian teriris.
"Ya, dia wanita yang sangat ceria dan menyenangkan." kata Rayhan sambil ikut tersenyum untuk menutupi rasa sakit di hatinya.
'Oh Tuhan, apakah aku sanggup melewati semua ini.' gumam Rayhan.
"Apa kau sudah pernah bertemu dengan Amanda?" tanya Rayhan.
"Belum, aku belum pernah Ray karena waktuku tersita untuk mengurus pekerjaan di kantor."
"Lalu setelah pulang kerja kau berpacaran dengan Vallen?" tanya Rayhan sambil tersenyum.
"Hahahaha, kau tahu sendiri Vallen sangatlah manja."
Rayhan pun mengangguk.
"Dia memang sangat manja. Lalu dimana Amanda dirawat?"
"Di rumah sakit tempat Vallen bekerja."
'ASTAGAAAA APAAAA INIIIII? JIKA AMANDA DIRAWAT DI RUMAH SAKIT ITU KEMUNGKINANKU UNTUK BERTEMU DENGAN VALLEN SANGATLAH BESAR! OH TUHAN AKU HARUS BAGAIMANA?' teriak Rayhan dalam hati.
"Oh." jawab Rayhan sambil menahan perasaannya yang begitu berkecamuk.
"Rayhan, setelah pemakaman kau harus menjenguk Amanda di rumah sakit, kau harus mengenalnya sebelum kau bekerja besok, meskipun saat ini dia sedang koma, kau harus bertemu dengannya." kata Dewanto di sela pembicaraan Rayhan dan Firman.
"Iya Pa."
Rayhan lalu melirik pada Firman yang kini sedang menunduk sambil memainkan ponselnya.
'Astaga apa itu!' gumam Rayhan saat melihat sebuah tanda merah di tengkuk Firman.
'Oh tidak, kenapa aku harus melihat seperti ini? Apakah Firman dan Vallen telah berbuat sejauh itu meskipun saat ini mereka sedang berpacaran? Saat aku berpacaran dengan Vallen, bahkan kami tidak pernah berciuman, aku hanya diperbolehkan mencium keningnya saja.' gumam Rayhan sambil menahan perasaan yang kini semakin tak menentu.
Namun tiba-tiba netranya tertuju pada sebuah cincin yang melingkar di jari Firman.
'Apa itu? Apakah itu sebuah cincin pertunangan?' gumam Rayhan lagi.
Tiba-tiba Firman beranjak dari tempat duduknya, dia lalu berjalan keluar dari rumah tersebut.
"Pasti istrinya menelepon lagi, aku dengar istri Firman sangatlah manja." kata Yanuar saat melihat Rayhan yang sedang mengamati gerak-gerik Firman.
DEGGGG
'Istri?' gumam Rayhan lagi, dadanya pun kini kian sesak menahan perasaan yang begitu sakit.
"Jadi Firman sudah menikah?" tanya Rayhan pada Yanuar.
"Iya Rayhan, dia belum lama menikah dengan seorang dokter."
'Astaga, jadi Firman dan Vallen sudah menikah?' gumam Rayhan lagi, kini air mata pun tidak bisa lagi dibendungnya.
'Astaga Rayhan kenapa kau jadi begitu rapuh seperti ini? Bukankah kau sudah berjanji untuk berusaha mencintai Inara dan melupakan Vallen. Rayhan, come on Ray. Inara adalah pilihan hidupmu.' gumam Rayhan sambil menghembuskan nafas panjangnya.
"Rayhan apa kau menangis?" tanya sebuah suara yang mengagetkan lamunannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Metro Kdw
semangat Rayhan
2023-11-25
0
Nene Juan
Cengeng amat jd lelaki gampang ngeluarin air mata, Cemen Luh rayhan..
2022-12-05
0
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
Rayhan lebay ah, masa nangis sih. malu sih
2022-11-11
0