'Firman benar-benar kurang ajar, berani-beraninya dia menolak perintahku dan mempermalukanku di depan umum seperti ini!! Ini tidak boleh dibiarkan, aku harus melakukan sesuatu sebelum semuanya semakin berantakan, jika tidak aku bagaikan sebuah boneka di perusahaan ini karena aku tidak memiliki kewenangan apapun untuk bertindak.' gumam Abimana sambil mengepalkan tangannya melihat Firman yang masih sedang melakukan presentasi.
🖤🖤🖤🖤🖤
David tersenyum saat melihat Vallen yang mulai berjalan memasuki lobi rumah sakit, dia kemudian mendekat ke arah Vallen.
"Aku sudah menepati janjiku padamu untuk menikahkanmu dengan Firman seperti kesepakatan kita. Hari ini juga kau harus melakukan tugas yang kuberikan padamu."
"Iya aku tahu itu, nanti aku akan memulai penyelidikanku."
"Bagus, sekarang kau pergilah ke ruanganmu."
"Iya." jawab Vallen sambil berjalan ke ruangannya, namun sebelum sampai di ruangannya tiba-tiba Vallen bertemu Jeni di lorong rumah sakit. Melihat Jeni yang berjalan di depannya, Vallen pun tersenyum. Dia kemudian mendekat ke arah Jeni.
"Selamat pagi Dokter Jeni."
"Selamat pagi Dokter Vallen."
"Dokter Jeni, aku baru pernah memperhatikan dirimu, ternyata kau sangat cantik dan modis. Kau terlihat sangat luar biasa Dokter Jeni."
"Kau bisa saja Dokter Vallen."
"Memang itulah kenyataannya, lihat saja semua yang kau kenakan, benar-benar berkelas, dan keluaran terbaru dari barang-barang branded. Dokter Jeni, kau pasti memiliki seorang kekasih yang sangat kaya."
"Maaf Dokter Vallen, aku belum memiliki seorang kekasih."
"Oh jadi kau belum memiliki kekasih? Kalau begitu kau pasti dari keluarga yang kaya raya. Iya kan Dokter Jeni?" kata Vallen sambil tersenyum.
"Tidak Dokter Vallen, aku berasal dari keluarga biasa saja, bahkan saat aku kuliah aku hanya mengandalkan beasiswa."
"Oh begitu, apa kau juga memiliki bisnis lain di luar sana?"
"Tidak juga Dokter Vallen."
"Lalu jika kau tidak memiliki kekasih yang kaya raya, bukan dari keluarga yang berada, dan tidak memiliki bisnis apapun di luar sana, bagaimana bisa kau membeli semua barang mewah yang kau kenakan itu, Dokter Jeni? Saya pikir gaji kita tidak jauh berbeda dan belum cukup untuk membeli barang-barang mewah seperti itu." kata Vallen sambil tersenyum nakal disertai dengan tatapan curiga.
"Dokter Vallen, sepertinya itu bukan urusan anda. Tolong jangan ikut campur kehidupan pribadi saya."
"Dokter Jeni, saya bukannya mau ikut campur atas kehidupan pribadi anda, saya hanya tidak ingin sesuatu hal yang buruk terjadi pada diri anda. Saya sangat mengenal kakak saya, bagaimana jika suatu hari Kak David melakukan audit di rumah sakit ini termasuk pada rekening karyawannya, apa yang akan anda katakan padanya? Dia adalah orang yang suka berfikiran buruk tidak seperti saya yang selalu memiliki aura positif, bagaimana jika dia menuduh anda melakukan korupsi ataupun melakukan pencucian uang? Sungguh sangat menakutkan." kata Vallen disertai raut wajah yang dibuat terlihat cemas disertai tatapan meledek.
"Dokter Vallen, permisi saya sedang banyak pekerjaan. Kita bisa berbicara lain kali saja." jawab Jeni kemudian meninggalkan Vallen yang menatapnya sambil tersenyum kecut.
"Ini baru permulaan saja, tapi kau sudah begitu gugup Dokter Jeni." kata Vallen sambil terkekeh.
🖤🖤🖤🖤
"Terimakasih banyak Firman, kau melakukan tugasmu dengan baik." kata Yanuar saat mereka selesai rapat dan sedang berjalan ke ruangannya.
"Sama-sama Pak Yanuar, saya hanya melakukan apa yang saya bisa kerjakan."
"Iya Firman, selamat bekerja. Jangan pernah kecewakan kami."
"Iya Pak, saya ke ruangan saya dulu."
"Iya silahkan."
Yanuar pun pergi ke ruangannya. Dia kemudian mengambil ponsel yang ada di saku jasnya.
[Halo Tuan Raka.]
[Iya Yanuar, bagaimana?]
[Firman sudah memulai hari pertamanya dengan baik, jauh lebih baik dari ekspektasi kita. Dia sudah membuat kebijakan yang bagus untuk perusahaan ini, dan tentunya mematikan gerak Abimana untuk melakukan kecurangan lagi.]
[Bagus, lalu bagaimana dengan respon Abimana?]
[Dia sangat marah dan ingin menentang kebijakan tersebut, namun Firman tidak mau menuruti kata-katanya, dan dia mengatakan jika dia hanya bekerja untuk anda bukan untuk Abimana jadi dia tidak mau menuruti kata-kata Abimana.]
[Hahahaha bagus sekali, bagus. Tapi Yanuar, aku yakin Abimana pasti tidak akan tinggal diam karena kejadian hari ini.]
[Lalu kita harus bagaimana?]
[Tolong kau buat surat kuasa dariku mengenai kebijakan perusahaan, kebijakan perusahaan kita hanya boleh dilakukan atas persetujuanku dan Amanda, selama aku masih sakit dan Amanda belum bangun dari komanya, masing-masing divisi boleh menentukan kebijakan masing-masing meskipun tidak melalui persetujuan Abimana.]
[Ide yang sangat bagus, Tuan.]
[Tolong dalam surat itu kau juga tuliskan pesanku pada Amanda mengenai kondisi perusahaan kita akibat ulah Abimana, suatu saat jika Amanda sudah bangun dia pasti akan mengetahui bagaimana kelakuan Abimana yang sebenarnya. Lalu surat kuasa itu tolong kau berikan pada pengacaraku.]
[Pengacara?]
[Ya, anak dari Dewanto yang bernama Rayhan, dia berprofesi sebagai pengacara. Saat ini dia masih berada di London tapi beberapa hari lagi dia akan pulang, dia yang akan menemani Amanda, dia yang akan membantu Amanda dalam mempertahankan perusahaan miliknya.]
[Oh baik Tuan Raka, saya akan membuat surat kuasa dari anda sekarang juga.]
[Terimakasih banyak Yanuar.] jawab Raka kemudian menutup teleponnya. Dia kemudian mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.
"Amanda aku akan melakukan apapun untuk membantumu mempertahankan perusahaan milikmu, tapi aku tidak yakin aku bisa bertahan sampai kau sadar dari koma yang aku alami saat ini, maka hanya ini yang bisa kulakukan untukmu, melindungimu melalui tangan-tangan orang yang kupercaya. Cepat atau lambat, Abimana mungkin akan menghabisiku."
🖤🖤🖤🖤🖤
Rayhan melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen.
"Inara." panggil Rayhan. Namun tidak ada jawaban, dia kemudian melangkahkan kakinya ke dalam kamar, dan melihat Inara yang sedang sibuk mengemasi barang-barang milik mereka.
"Inara, apa yang kau lakukan?"
"Mas, bukankah aku tadi sudah mengirim pesan padamu agar kau segera mengundurkan diri dari kantormu? Aku sudah menyetujui jika kita akan pulang ke Indonesia."
"Aku tidak akan melakukan itu jika hanya akan membuatmu terluka."
"Tidak, maaf jika aku sudah berprasangka buruk padamu, mama sudah meneleponku dan menceritakan kondisi kesehatan papa dan dia memang benar-benar memerlukan bantuanmu."
"Aku tidak mau jika kau melakukan ini karena terpaksa."
"Tidak mas, kita harus pulang. Orang tuamu membutuhkan bantuanmu."
"Jadi kau sudah tidak keberatan?"
Inara lalu menggelengkan kepalanya.
"Terimakasih banyak Inara."
"Iya mas."
"Percayalah padaku, aku akan selalu berusaha menjadi suami yang baik untukmu."
Inara kemudian mengangguk, dia lalu memeluk tubuh Rayhan. Rayhan pun membalas pelukan itu.
'Aku akan selalu berusaha mencintai dirimu, Inara. Meskipun sampai saat ini masih ada satu nama di hatiku, Vallen.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Jaya Nada
ternyata filingku benar cintanya reyhan adalah vallen
2023-11-13
1
meE😊😊
owh jd rayhan itu cinta y ma valen
2023-01-18
0
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
masih rada riyeut Thor
2022-11-08
0