Ruang CCTV

Dengan sekuat tenaga Abimana pun menekan bantal di atas wajah Raka, beberapa kali Raka pun tampak memberontak tapi tenaganya kalah kuat dibandingkan dengan tenaga Abimana. Hingga beberapa saat kemudian, tubuhnya pun diam tak bergerak. Abimana yang melihat tubuh Raka yang tidak melakukan perlawanan lagi kemudian membuka bantal yang menutupi wajah Raka. Dia lalu menempelkan jari tangannya di bawah hidung Raka dan merasakan tidak ada lagi hembusan nafas yang keluar dari lubang hidung tersebut. Abimana pun tersenyum kecut melihat Raka yang kini sudah tidak bernyawa.

"Maafkan aku pa, maaf aku harus melakukan ini. Aku terpaksa melakukan ini untuk masa depanku, dan masa depan anakku." kata Abimana sambil menutup mata Raka. Air mata pun mulai menetes dari sudut matanya, namun dia kemudian menghapus air mata tersebut lalu keluar dari ruang perawatan Raka.

Dengan langkah tergesa-gesa, sambil memperhatikan sekelilingnya, Abimana lalu bergegas pergi menemui seorang security untuk menanyakan sesuatu. Setelah mendapatkan jawabannya, Abimana kemudian berjalan ke arah yang ditujukan oleh security tersebut. Hingga akhirnya dia pun sampai ke sebuah ruangan yang ditujunya.

TOK TOK TOK

"Silahkan masuk." jawab salah seorang karyawan yang ada di ruangan tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Ya, bisakah saya berbicara sebentar dengan anda?"

"Tentu saja."

Abimana kemudian masuk ke ruangan tersebut lalu mengambil sesuatu dari saku jasnya.

"Ini untukmu." kata Abimana sambil memberikan satu amplop cokelat pada petugas pengontrol CCTV.

"Apa ini?" kata petugas tersebut sambil mengambil amplop berwarna cokelat.

"Banyak sekali isinya, apa sebenarnya yang anda inginkan Tuan?"

Abimana lalu tersenyum.

"Tolong kau hapus seluruh rekaman CCTV di rumah sakit ini mulai dari satu jam yang lalu sampai saat ini."

Petugas CCTV itu pun tersenyum.

"Hanya itu?"

"Ya."

"Baik saya akan melakukannya, tapi anda juga harus memberikan nomor ponsel anda sebagai jaminan keamanan untuk saya."

"Baik, kau ambil ini." kata Abimana sambil memberikan sebuah kartu nama.

"Baik, saya akan melakukan yang anda minta."

"Terimakasih banyak." jawab Abimana kemudian keluar dari ruangan itu sambil tersenyum menyeringai.

Tak berselang lama seorang perawat masuk ke ruang perawatan Raka.

CEKLEK

"Selamat malam Tuan Raka, saya akan mengecek suhu tubuh dan tekanan darah anda." kata perawat tersebut. Dia kemudian mendekat ke arah Raka lalu memegang tangannya untuk mengecek tekanan darah. Namun perawat itu begitu terkejut karena tangan Raka kini begitu dingin dan tidak ada denyut nadi di tangannya.

"Astaga, Innalilahi wa innailaihi rojiun. Pak Raka sudah meninggal." kata perawat tersebut. Bergegas dia keluar dari kamar perawatan Raka untuk menghubungi dokter jaga.

💙💙💙

Vera tampak sedang menimang Sharen dalam gendongannya saat tiba-tiba suara ponselnya berbunyi. Vera kemudian menaruh Sharen di box bayi lalu mengangkat panggilan di ponselnya.

[Halo.]

[Halo, dengan istri dari Tuan Raka?]

[Iya saya sendiri, ada yang bisa saya bantu?]

[Saya dari pihak rumah sakit. Maaf dengan berat hati kami harus mengatakan jika Tuan Raka telah meninggal dunia setengah jam yang lalu.]

[A...Apa maksud anda?]

[Maafkan kami, Tuan Raka meninggal setengah jam yang lalu.]

[TIDAKKKKK... TIDAK MUNGKIN!! SUAMI SAYA TIDAK MUNGKIN MENINGGAL!!! TIDAKKKK!!!] teriak Vera sambil menjatuhkan tubuhnya ke atas lantai.

"TIDAKKKK!! PAAPAAAAA!!"

Abimana yang baru saja masuk ke dalam rumah dan mendengar teriakkan Vera dari kamar Sharen lalu bergegas menghampiri Vera ke kamar tersebut. Saat Abimana membuka pintu, tampak Vera sedang menangis dengan begitu terisak. Tubuhnya terlihat begitu lemas duduk di atas lantai, sedangkan Sharen yang mendengar teriakan Vera pun kini terbangun dari tidurnya.

"Mama, mama kenapa? Apa yang telah terjadi ma?"

"Papa Abimana, papa!!!"

"Ada apa dengan papa, ma?"

"Papa meninggal Abiii!!! Papa meninggal!!"

"Tidak mungkin ma, ini tidak mungkin."

"Kita harus ke rumah sakit secepatnya, Abi. Mama ingin bertemu papa, pasti petugas rumah sakit itu sudah berbohong pada mama kan Abi? Pasti petugas rumah sakit itu sudah berbohong? Papa pasti sedang menyiapkan kejutan untuk mama, pasti mereka sedang berbohong pada kita kan Abi."

Abimana kemudian memeluk Vera.

"Mama, tenangkan diri mama. Kita ke rumah sakit sekarang juga."

"Iya Abi, kita harus ke rumah sakit sekarang juga. Mama tahu ini pasti ulah papa. Dia ingin membuat kejutan pada kita."

Abimana kemudian menghapus air mata Vera yang begitu deras membasahi wajahnya.

"Mama, kita ke rumah sakit sekarang." kata Abimana sambil menggandeng tangan Vera keluar dari kamar Sharen.

Dia kemudian melihat baby sitter Sharen yang sedang berjalan ke arahnya. "Kau jaga Sharen, kami akan ke rumah sakit."

"Iya Tuan."

Abimana dan Vera pun kemudian bergegas keluar dari rumah mereka lalu masuk ke dalam mobil Abimana. Dia kemudian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan begitu tinggi ke rumah sakit tempat Raka dirawat.

"Ayo ma." kata Abimana saat mereka sudah sampai di rumah sakit tersebut. Vera pun menganggukan kepalanya, mereka kemudian masuk ke dalam rumah sakit tersebut dengan tergesa-gesa menuju ke kamar perawatan Raka.

Saat Abimana membuka pintu kamar perawatan tersebut, tampak seorang dokter dan dua orang perawat berdiri di samping jenazah Raka. Melihat tubuh Raka yang sudah ditutup sepenuhnya oleh sebuah kain berwarna putih, perasaan Vera pun begitu hancur. Perlahan dia mendekat ke arah jenazah tersebut disertai air mata yang bercucuran membasahi wajahnya. Dia pun kemudian membuka kain yang menutup wajah Raka lalu memandang wajah Raka dengan tatapan sendu.

"Tidak, ini tidak mungkin. Beberapa jam yang lalu kau masih mengatakan jika ingin cepat kembali ke rumah dan ingin segera memakan masakan buatanku Pa. Kenapa sekarang papa sudah meninggalkan mama? Bahkan papa belum sempat menimang cucu papa, anak dari Amanda dan Abimana. Papa sering mengatakan jika papa sudah tidak sabar ingin mengajaknya bermain dan menghabiskan masa tua papa, tapi kenapa papa mengingkari semua kata-kata papa? Kenapa papa meninggalkan kami begitu saja?" kata Vera sambil terisak.

"Sabar Nyonya, ini sudah takdir. Kita hanya manusia biasa tidak mampu melawan kehendak dari Tuhan."

"Benar apa yang dikatakan dokter ma, ini sudah takdir. Mama harus ikhlas."

Vera pun kini hanya menangis. Abimana lalu memeluk tubuh Vera ke dalam dekapannya sambil tersenyum menyeringai.

'Selamat jalan pa, aku pastikan sebentar lagi Amanda juga akan menyusul papa.' gumam Abimana.

"Permisi, Tuan, Nyonya."

"Iya ada apa dok?"

"Kami harus membawa jenazah Tuan Raka ke ruangan jenazah, dan kalian baru bisa membawa pulang jenazah tersebut dua jam kemudian."

"Oh baik dokter, silahkan."

Dua orang perawat yang ada di ruangan itu lalu memindahkan jenazah Raka ke atas brankar untuk dibawa ke ruang jenazah. Vera yang melihat jenazah Raka dibawa keluar dari kamar perawatan tersebut pun sontak berteriak.

"PPPAAPPAAAA JANGAN TINGGALKAN MAMAAA!!"

Terpopuler

Comments

Yunior

Yunior

Malin Kundang

2024-01-01

0

X'tine

X'tine

semoga hidupmu gak tenang ya B'bi.. 👿👿

2023-11-29

0

Naraa 🌻

Naraa 🌻

Pokoknya si Abi bggggg****t harus dpt karma yg kejammmm

2023-02-07

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Berzina Di Sampingku
3 Dimana Putraku?
4 Cangkok Jantung
5 Dua Bulan Sebelumnya
6 Hasil Tes Laboratorium
7 Panik
8 Kesepakatan
9 Membuangmu
10 Rahasia
11 Melaporkan Kecurangan
12 Kembali Pulang
13 Manager Baru
14 Pengacara
15 Tidak Berdaya
16 Bukan Jodohku
17 Selamat Tinggal
18 Ruang CCTV
19 Kabar Duka
20 Tanda Merah
21 Genggaman Tangan
22 Menjadi Temanku
23 Palsu
24 Tes DNA
25 Pangeranmu
26 Treat You Better
27 Skenario
28 Seperti Kemarin
29 Jatuh Cinta Padanya
30 Flashback End
31 Apa Kabar?
32 Kesempatan Terbaik
33 Tolong Aku
34 Aku Belum Mati, Suamiku
35 Operasi
36 Curiga
37 Hangus Terbakar
38 Enam Bulan
39 Sedikit Pelajaran
40 Putri Tidurku
41 Daftar Belanjaan
42 Tunggu Permainanku
43 Berfikiran Buruk
44 Kebohongan Besar
45 Makan malam
46 Janin Di Perutmu
47 Talak
48 Tempat Bersandar
49 Pembalasanku
50 Wanita Di Masa Lalumu
51 Sweet Memories
52 Cemburu
53 Wanita Lain
54 Melelahkan
55 Harapan Palsu
56 Buaya Darat
57 Tagihan Kartu Kredit
58 Tahukah Kau?
59 Istriku
60 Kejutan
61 Berhak Bahagia
62 CEO Baru
63 Terlambat
64 Hari Yang Dinanti
65 Tiga Buah Kursi
66 Siapa Yang Bodoh?
67 Pilihan
68 Kolong Jembatan
69 Terulang Lagi
70 Papa
71 Gelandangan
72 Rumah Sakit
73 Tidak Sudi
74 Waktumu Sudah Habis
75 Vonis
76 Menjadi Temanmu
77 Penawaran
78 Pengumuman
79 Seorang Pendosa
80 Dijebak
81 Tidak Rela
82 Cinta
83 Rumit
84 Peninjauan Kembali
85 Wanita Bodoh
86 Dua Puluh Tahun
87 Pengumuman
88 Sekedar Pelampiasan
89 Terjerat Pesona Suami Tanteku
90 PROMO NOVEL ADIK IPARKU KEKASIHKU
91 PROMO NOVEL AKU CINTA BUKAN LARA
92 PROMO NOVEL MEREBUT HATI SUAMIMU
93 PROMO NOVEL NIKAH KONTRAK DEMI WARISAN
94 PROMO NOVEL TERBARU
95 PROMO
96 Wanita Malam Pak Polisi
Episodes

Updated 96 Episodes

1
PROLOG
2
Berzina Di Sampingku
3
Dimana Putraku?
4
Cangkok Jantung
5
Dua Bulan Sebelumnya
6
Hasil Tes Laboratorium
7
Panik
8
Kesepakatan
9
Membuangmu
10
Rahasia
11
Melaporkan Kecurangan
12
Kembali Pulang
13
Manager Baru
14
Pengacara
15
Tidak Berdaya
16
Bukan Jodohku
17
Selamat Tinggal
18
Ruang CCTV
19
Kabar Duka
20
Tanda Merah
21
Genggaman Tangan
22
Menjadi Temanku
23
Palsu
24
Tes DNA
25
Pangeranmu
26
Treat You Better
27
Skenario
28
Seperti Kemarin
29
Jatuh Cinta Padanya
30
Flashback End
31
Apa Kabar?
32
Kesempatan Terbaik
33
Tolong Aku
34
Aku Belum Mati, Suamiku
35
Operasi
36
Curiga
37
Hangus Terbakar
38
Enam Bulan
39
Sedikit Pelajaran
40
Putri Tidurku
41
Daftar Belanjaan
42
Tunggu Permainanku
43
Berfikiran Buruk
44
Kebohongan Besar
45
Makan malam
46
Janin Di Perutmu
47
Talak
48
Tempat Bersandar
49
Pembalasanku
50
Wanita Di Masa Lalumu
51
Sweet Memories
52
Cemburu
53
Wanita Lain
54
Melelahkan
55
Harapan Palsu
56
Buaya Darat
57
Tagihan Kartu Kredit
58
Tahukah Kau?
59
Istriku
60
Kejutan
61
Berhak Bahagia
62
CEO Baru
63
Terlambat
64
Hari Yang Dinanti
65
Tiga Buah Kursi
66
Siapa Yang Bodoh?
67
Pilihan
68
Kolong Jembatan
69
Terulang Lagi
70
Papa
71
Gelandangan
72
Rumah Sakit
73
Tidak Sudi
74
Waktumu Sudah Habis
75
Vonis
76
Menjadi Temanmu
77
Penawaran
78
Pengumuman
79
Seorang Pendosa
80
Dijebak
81
Tidak Rela
82
Cinta
83
Rumit
84
Peninjauan Kembali
85
Wanita Bodoh
86
Dua Puluh Tahun
87
Pengumuman
88
Sekedar Pelampiasan
89
Terjerat Pesona Suami Tanteku
90
PROMO NOVEL ADIK IPARKU KEKASIHKU
91
PROMO NOVEL AKU CINTA BUKAN LARA
92
PROMO NOVEL MEREBUT HATI SUAMIMU
93
PROMO NOVEL NIKAH KONTRAK DEMI WARISAN
94
PROMO NOVEL TERBARU
95
PROMO
96
Wanita Malam Pak Polisi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!