Darren sungguh kehilangan kesabaran ketika Lukas memberitahunya malam ini bahwa, Alea..gadis muda miliknya itu melarikan diri darinya, bahwa Alea telah melarikan diri dan mempermalukan dirinya, gadis itu pergi entah kemana..
Tentu saja Darren tidak tinggal diam ia segera memerintahkan semua anak buahnya berpencar dan mencari Alea sampai menemukan gadis itu, setiap cctv di jalan-jalan besar di periksa oleh orang suruhannya,
Bagaimana gadis kecil itu lolos padahal mereka telah menguncinya..? bagaimana bisa mereka membiarkannya pergi...?
Atau...jangan-jangan mereka telah menjualnya pada orang lain dan menipunya..?
Jemari Darren terkepal dengan sangat kuat...
Tidak...ia tak akan pernah membiarkan Alea lepas darinya, ia tak akan pernah membiarkan wanita itu menghilang, Alea adalah milik nya dan ia tak akan pernah membiarkan gadis itu menjadi milik orang lain.....
Darren melangkah menuju laci meja kerjanya dan mengambil sebuah pisau lipat miliknya dan juga, sebuah pistol yang menjadi teman hidupnya selama ini..yang menemaninya berpetualang, dan teman hidupnya ini akan memberi pelajaran pada para penipu itu yang telah berani mempermainkan dirinya...
Segera Darren menuju rumah wanita penipu itu, mereka harus di beri pelajaran dan Darren tak akan mengampuni mereka sedikitpun..
*********************************************
''Beraninya kalian mempermainkan aku...'' geram Darren dengan suara yang lantang...
Para anak buahnya sudah memegangi masing-masing dari pasangan ibu dan anak ini yang menatapnya dengan tangisan nyang tertahan...
Ada bekas darah di kepala Arnol dan itu cukup menjelaskan kalau gadis itu sangat pintar...namun, seharusnya Arnol lebih waspada dan kecerobohannya malam ini membuat Darren kehilangan makan malamnya...
Sial....mereka harus membayarnya bukan...???
''Tuan Darren, ampuni kami...gadis itu dia berhasil menipu anakku...dengan alasan dia di gigit ular, anakku tidak bersalah..''isak Tante Meri dengan sesegukan..
Semua orang akan membela anaknya, meski..anaknya melakukan kesalahan besar, dan pembelaan wanita ini semakin membuat Darren terbakar..ia tidak menerima alasan sedikitpun...
Pria itu mendekati Arnold yang menatapnya dengan ketakutan, pria itu mengeluarkan pisau yang sangat tajam dari dalam saku jassnya, dengan tatapan dingin,..dia mengerahkannya lurus dan kemudian...
''Aaaarrrrrrgggghhh...''
Arnold seperti ingin mati saja ketika pisau licin itu berhasil menembus lututnya, darah mengucur dari sana..dan membuat ia mengerang kesakitan bahkan menangis seperti anak kecil..
Wajah tante Meri sangat pucat ia sungguh tak menyangka jika tuan Darren menusuk anaknya tanpa sedikitpun ragu...
Airmatanya sebagai seorang ibu seakan menyakitinya dengan dalam, bahkan pisau itu masih menancap disana, seolah setiap detiknya hanya rasa sakit...
''Tuan Darrren...'' tangis tante Meri pecah memenuhi ruangan yang hening..
Bahkan para anak buahnya seakan terbiasa melihat pemandangan mengerikan itu...dan hanya diam dengan wajah batunya...
Darren menoleh dengan senyuman dingin...
''Kesalahan anakmu maka aku kehilangan gadisku, aku tak akan mengampuni kalian jika.....kalian tidak bisa menemukannya...''
''Oh...tuan Darren...aku mohon kepadamu jangan sakiti anakku..''
Namun kata-kata tante Meri semakin membuat Darren marah, dengan cepat di ambilnya pisau itu dan semakin menusuknya dengan dalam..hingga Arnold kembali menjerit sampai hampir pingsan...
Nafasnya satu-satu, rasanya sangat menyakitkan hingga untuk bernafas saja Arnold merasa susah payah.
''Ttu..tuuan Darren, aku akan mencarinya...'' tangisan Arnold sepertyi anak kecil yang meraung
Sementara Darren semakin menikmati kesakitan itu...
''Jika kau gagal menemukannya dalam 2 minggu maka pisau ini akan menusuk sebelah kakimu..''
''Apa....'' tangis Arnold ketakutan...
''Jika kau gagal..maka pisau ini akan bergerak dan melukai tubuhmu yang lain...'' lanjut Darren mengancam..
''Tuan Darren...''
''Aku tidak akan membunuhmu secara langsung Arnold..tapi..aku lebih suka menyiksamu di hadapan ibumu bagaimana...'' Darren tersenyum kejam...
Arnoll menggeleng ketakutan...
''Aku akan mencarinya tuan Darren tolonglah cabut pisau ini..aku hampir mati..''
''Hahahaha...karna itu...kau harus ingat baik-baik...aku tidak menerima kegagalan karna jika kau gagal maka kau..harus menggantinya dengan nyawamu...apa kalian berdua mengerti..''
Tante Meri dan Arnold menganggukan kepala dengan cepat...tentu saja mereka sangat mengerti...
''Terimakasih atas kebaikan hati tuan Darren..'' ucap tante Meri dengan gemetar...
Darren lalu mengangguk, pisau yang masih tertancap itu segera di tariknya dengan keras hingga menimbulkan gesekan yang membuat Arnol sekali lagi...mengerang....
Darren lalu memberikan pisau berdarah itu kepada anak buahnya lalu menatap Arnold dan tante Meri secara bergantian..
''Aku menunggu kabar baik, dan jangan pernah berpikir untuk melarikan diri karna kalian berdua akan mendapatkan penyiksaan yang lebih sadis dariku.'' Darren tersenyum lembut..
Tak menunggu jawaban, pria itu segera melangkah keluar rumah besar itu dengan meninggalkan kengerian di belakangnya...
Tangisan ibu dan anak itu pecah, tante Meri sungguh tak menyangka mendapat kekejaman dari tuan Darren itu, yah...ia sudah mendengar semua yang telah di lakukan tuan Darren pada orang yang melawannya namun ia sungguh tidak menyangka jika...tuan Darren benar-benar menyiksa anaknya...
''Apa yang harus kita lakukan sekarang Ma..tuan Darren akan membunuhku..'' rengek Arnold merasa kesakitan..
Tante Meri berusaha memikirkan sesuatu...
''Kita akan mendapatkannya anakku...percayalah...sekarang kita akan ke rumah sakit sayang...''bisik tante Meri dengan sisa airmata..
Semua ini gara-gara Alea....gadis itu membuat anaknya celaka dan tante Meri tidak akan pernah melepaskan dirinya...
****************************************
Darren menatap rumah besar itu dan menoleh kepada Lukas yang setia di belakangnya..
''Selidiki semua teman-temannya aku ingin segera mendapatkannya Lukas...'' geram Darren dengan tatapan tajam..
Lukas menundukan kepalanya...
''Tuan akan segera mendapatkan kabar baik..kami berjanji.''
Darren akhirnya menjadi tenang lalu masuk ke dalam mobilnya, sementara Lukas mengangkat ponselnya dan menelfon seseorang....
********************************************************
''Jika kau lelah tidurlah Alea...aku akan menjemur pakaianku..''ucap Laras teman sekolah Alea dengan senyuman..
Alea menganggukan kepala...
''Laras...aku tak tau bagaimana caranya berterimakasih..kau sangat baik..''ucap Alea dengan senyuman hangat...
Laras lalu melangkah pelan menuju dapur dan segera mengambil ponselnya..
dan segera mengirim pesan,.....
Dia sudah tidur..........
****************************
Tengah malam,...Alea terbangun...ia harus ke toilet, dan mulai melangkah...namun ketika membuang pandangan melalui jendela kamar ia bisa melihat ada banyak mobil berwarna hitam di luar rumah..dan wajahnya menjadi pucat..
Ia baru sadar jika sahabatnya Laras tak ada di sebelahnya, Ana menjadi begitu ketakutan..Bahkan sahabatnya sendiri menghianatinya...bagaimana mungkin...?
Airmata menetes di wajahnya...segera Alea mengambil tasnya dan melangkah ke arah pintu, tubuhnya gemetar....ketika terdengar suara dari luar...
''Dia di dalam, cepat buka pintu karna tuan Darren sudah menunggunya.........'' ucap seseorang dari luar..
Alea menatap ke segala arah dengan pucat ketika pintu itu akan terbuka...
''Apa yang harus ia lakukan....'' desahnya dengan mata yang basah.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 338 Episodes
Comments
Ibelmizzel
ya ampun kok dak ada yg tulus baik sama alea.😭😭😭❤️
2022-09-15
1
Ummi Kulsum Kulsum
serem juga...😱
2022-04-25
0
Shellia Vya
Dipart ini mengajarkan tak ada yg bisa dipercaya selain diri sendiri. Teman,sahabat bahkan keluarga bisa saja berkhianat hanya karena harta.
2022-04-11
15