Chapter 14
Shin yang merasakan pelukan penuh kasih sayang dari mereka pun meraasakan rasa hangat dan nyaman, ia tak pernah memiliki rasa dan momen seperti ini sebelumnya. Shin pun membalas pelukan mereka dan menangis sejadi jadinya. Para tamu yang melihat itu keheranan dengan apa yang terjadi, tapi mereka tidak bertanya melainkan mereka merasakan rasa hangat yang mengalir di ruangan itu ketika mereka berpelukan.
“Baiklah, sekarang dan kedepannya kau punya ibu dan ayah baru, dan kau menjadi anak kami.”ucap sang ibu yang masih memeluknya, Shin mengangguk dengan ucapan ibu barunya.
Tak terasa matahari sudah berada di atas kepala, acara pun berakhir karena akan dilanjutkan nanti malam setelah matahari terbenam. Acara hanya akan dihadiri keluarga saja, untuk membangun sebuah momentum baru untuk keluarga baru mereka.
Shin dan Hua pun kembali kekamar, mereka masuk kekamar Hua. Shin memilih kamar Hua karena biar kamarnya ditempati oleh Huang dan Duan. Shin pun menutup pintu kamarnya Hua. Hua yang sedang duduk manis diatas kasur pun tersenyum melihat suaminya.
Mereka terdiam seperti biasa karena mereka tidak tau harus apa, tapi Shin memberanikan diri karena dirinya adalah pria.
“Baiklah, mari lakukan sambil menunggu acara malam nanti.”
Hua pun tersenyum dan menjawab.
“Hmm” Sambil mendekatkan wajahnya dan mulai mengecup bibir Shin dan dibalas dengan permainan selanjutnya. Mereka pun melakukan hubungan selayaknya suami istri.
4 jam kemudian
Setelah aktivitas suami istri selesai mereka tertidur bersama denngan ditutupi selimut karena tubuh mereka tidak dilapisi dengan sehelai kain pun. Shin terbangun lebih awal dan melihat kesamping nya. Shin senang melihat wajah istrinya yang tertidur pulas karena kelelahan, Shin pun beranjak kekamar mandi untuk membersihkan dirinya dan menyiapkan untuk acara malam nanti.
Setelah selesai rapi berpakaiann, Shin duduk disamping istrinya dan memandangi wajahnya sambil tersenyum tiada hentinya.
“Ini kehidupan baruku, sekarang aku juga punya tujuan hidup.”
“Terima kasih telah hadir, aku akan menjagamu dan selalu mencintaimu.”ucapnya.
Tak lama setelah mengucapkan beberapa kalimat, istrinya bangun dan mendapati suaminya yang sudah bersih dan rapi.
“Kamu sudah rapi mau kemana?”
“Kamu lupa dengan acara nanti malam?”
Hua pun mengingatnya dan mulai tersadar, dia kelupaan saking bahagianya.
“Ohhiya aku ingat, yasudah aku membersihkan diri dulu. Kamu tunggu jangan pergi duluan!”
Shin mengangguk setelah mendengar ucapan istrinya. Istrinya berdiri dan membawa selimutnya untuk menutupi tubuhnya lalu berjalan ke kamar mandi, Shin melihat istrinya berjalan pelan pelan dengan hati hati karena daerah mahkotanya kesakitan. Shin lalu mengalihkan pandangannya ke kasur dan melihat bercak darah yang menempel di sprei kasurnya.
Shin melepaskan spreinya lalu, menggantinya dengan yang baru sambil menunggu istrinya selesai membersihkan badannya. Shin tersenyum senyum senang karena istrinya masih terjaga kesuciannya.
Selang 20 menit kemudian, istrinya keluar dengan sudah berpakaian rapi. Istrinya yang baru keluar itu mengedarkan pandangannya disekitar kamar mencari suaminya, tapi tidak menemukannya. Dia juga terkejut dengan keadaan kasurnya yang sudah rapi dan bersih. Ketika akan membuka pintu kamarnya, pintu kamarnya sudah terbuka terlebih dulu karena dibuka dari arah luar.
Shin membawa segelas air putih dan masuk kekamar, ia langsung memberikan gelas itu ke istrinya. Setelah selesai, mereka berjalan keluar dengan bergandengan tangan dan menuju ruang utama lagi untuk menghadiri pesta keluarga.
2 jam kemudian,
Acara pesta keluarga selesai, Shin dan Hua pamit kekamarnya terlebih dahulu karena mereka ingin melakukan hubungan suami istri lagi. Ibu dan ayahnya yang melihat itu tersenyum lebar karena melihat putrinya sudah dewasa. Mereka juga tertawa melihat putrinya berjalan kesakitan dengan pelan pelan.
“Haha sepertinya tadi siang mereka sudah melakukan yang pertama.” Ucap ayah.
“Haha tentuu makanya putriku berjalan seperti
itu.”balasnya
Mereka tertawa lalu saling memandang dan tersenyum. Mereka pun langsung berlari ke arah kamarnya karena mereka pun tertarik untuk melakukan hal yang sama. Para anggota keluarga yang melihat itu bingung dengan sikap mereka.
Hari hari berlalu seperti biasa, dan tak terasa 1 bulan sudah berjalan. Umur pernikahan mereka sudah 1 bulan. Mereka dipenuhi dengan kebahagiaan karena hari harinya penuh kebersamaan. Walaupun sudah setiap hari melakukannya, tapi belum ada tanda tanda Hua mengandung. Shin tetap bersabar dan tidak kecewa. Rutinitas latihan pagi tak Shin lupakan.
Pada siang hari, ayahnya dipanggil ke kamp militer kota karena ada urusan mendadak. Shin pun mengawalnya dan dia berdiam diluar. Tak berselang lama Jendral memberi informasi bahwa salah satu kota kerajaan Ming di serang, desa desa disekitarnya sudah rata dan tidak ada warga yang tersisa. Mereka pun langsung kembali pulang dengan cepat guna meminta izin pada istri mereka.
10 menit kemudian,
“Sayang, aku izin pamit untuk menjalankan tugas.”ucap Shin.
“Hmm, kembalilah dengan selamat.”menyetujui dengan wajah cemas. Hua tidak ingin menjadi janda muda apalagi mereka baru saja menikah.
Setelah disetujui Shin langsung mencium keningnya dan segera pergi mencari Huang dan Duan. Shin mengajaka mereka untuk pengalaman pertamanya. Setelah berkumpul bersama dengan Jendral, mereka kembali pergi ke kamp militer, tapi sebelum itu:
“Shin, berikan ini pada 2 bawahanmu.”
“Terima kasih Jendral.”
“Dan tangkap ini untukmu.” Shin menerima sebuah pedang besar yang tebal. Shin pun tersenyum lalu mereka pergi kekamp militer.
Sesampainya di kamp militer, para prajurit sudah berbaris menunggu intruksi selanjutnya. Jendral Fei hanya duduk di atas kudanya dengan perlengkapan mewahnya. Lalu salah satu pejabat militer datang dan menyampaikan beberapa informasi.
“Kota didaerah selatan telah di serang, desa desa sekitarnya sudah rata. Jika dibiarkan mereka akan terus merambat dan sampai kekota ini. Sebelum itu terjadi, kita harus memotong pergerakan mereka terlebih dahulu. Jadi aku mengumumkan bahwa kalian akan pergi kesana dan membantu membersihkannya dan dipimpin Jenndral Fei serta beberapa kapten.”
“Untuk para kapten silahkan maju kedepan, dan pilih kelompok prajurit dibarisan mana yang akan kalian pilih. Mereka berjumlah 500 setiap barisan.”
Shin dan 3 kapten lainnya maju dan melihat lihat. 3 kapten selesai memilih, mereka kebanyakan memilih tubuh yang besar dan kekar. Tapi jangan salah tangkap. Sebelum mereka memilih, Shin menggunakan kekuatan matanya terlebih dahulu dan melihat bahwa orang orang yang memiliki sifat gagah, berani, dan rela mati sudah di datangi duluan oleh Shin. Shin langsung berdiri didepannya, walaupun pasukannya tidak memiliki badan yang besar dan kekar justru merekalah prajurit sebenanya.
“Baiklah, sekarang kalian bisa pergi mengikuti Jendral Huang dan pasukannya dari belakang!”
“BUBAR!”
Mereka pun berangkat dan menyusul pergerakan Jendral Fei. Shin dan 3 kapten lainnya berbaris sejajar di belakang pasukan Jendral Fei.
Untuk para pembaca yang terhormat dan
berbudi luhur, mohon berikan sarannya dikolom komentar dan jika suka dengan cerita tolong di like, vote dan tekan tombol favorit supaya ketika saya update kalian tidak ketinggalan.
Saya meminta sarannya dikomen supaya saya bisa mengoreksi karya saya. Saya meminta like dan vote supaya saya tambah semangat dalam melanjutkan ceritanya.
Saya tidak bermaksud memaksa, hanya saja saya masih pemula yang masih memerlukan dukungan penuh kalian dalam memperbaiki diri.
Semoga para pembaca yang terhormat dan berbudi luhur ini menikmati karya saya.
Maaf bila banyak kesalahan, nanti akan saya betulkan supaya enak dibaca lagi. Terima kasih juga buat kalian yang sudah mendukung karya saya.
Salam hormat.
-cain-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mr. GR
lanjuuuut kaaan .
penulisan udah rapi tp kalo bagian percakapan tolong di akhir sematkan siapa yg bicara biar kami pembaca tau Thor .
2022-03-13
1
Nero Bianco
gas
2022-03-09
1