Empat Bulan kemudian.
"Gimana Na? Sudah banyak peminatkan hasil produk kita?" tanya Veri yang kini sedang berjalan menghampiri Aleena.
"Tentu saja Tuan. Lihat Tuan ini hasilnya," ucap Aleena sambil membuka laporan filenya lewat komputer.
"Good job, Aleena. Sungguh luar biasa Aleena. Kamu memang cerdas dan pintar," puji Veri terhadap Aleena.
"Tentu saja Tuan, siapa dulu Aleena di lawan. Lihatlah Tuan, perusahaan PT. Inter group tergeserkan oleh perusahaan kita. Dan ternyata kita jadi naik peringkat perusahaan terbaik nomor satu Tuan," ucap Aleena sambil menjelaskannya dan membuka laporan laporan yang masuk lewat filenya.
"Saya sangat beruntung memiliki seorang sekretaris sepertimu, Aleena. Ternyata secepat inikah kamu mampu membuat perusahaan kita berkembang pesat dan maju," puji Veri lagi terhadap Aleena.
"Sudahlah Tuan, jangan terlalu memuji saya. Nanti hidung saya terbang nih, kan sangat di sayangkan kalau hidung mancungku tidak ada hehe, lagian ini bukan karena berkat saya juga Tuan, tapi karena kerja sama seluruh dari pegawai PT. Alaska group," ucap Aleena sambil tersenyum.
"Ada ada saja kamu ini ya. Oya karena kamu sudah berhasil membuat perusahaan saya berkembang pesat dan maju, maka saya akan kasih gaji kamu 3x lipat," ucap Veri.
"Serius Tuan?" tanya Aleena merasa tidak percaya.
"Iya," jawab Veri sambil mengganggukan kepalanya.
"Terima kasih Tuan, anda baik sekali." Aleena sambil memeluk Veri tanpa sadar.
Lalu Veri pun hanya diam saja saat Aleena memeluknya dan ada seutas senyuman dipipinya. Entah kenapa, Veri merasa ikut bahagia jika Aleena bahagia begitu pun sebaliknya.
"Sudah puas memeluknya?" tanya Veri terhadap Aleena.
"Eh maaf Tuan hehe. Saya benar benar minta maaf, saya tidak sadar tadi Tuan." Aleena sambil melepaskan pelukannya serta cengengesan dan merasa malu karena tingkahnya barusan.
Veri pun hanya menggelengkan kepala. Dan tersenyum terhadap Aleena.
"Tuan tidak marahkan?" tanya Aleena dengan hati hati dan sambil membenarkan kacamata tebalnya yang turun ke bawah.
"Marah? Emangnya kenapa harus marah?" tanya Veri sambil mengerutkan keningnya.
"Secara tadi saya sudah kurang ajar sama Tuan. Tapi kenapa Tuan, malah diam saja dan tersenyum." Aleena merasa aneh.
"Lagian ngapain harus marah? Kalau ada orang yang memeluk saya, ya tidak mungkin saya menolak yang ada enak dan hangat," ucap Veri sambil menaikan satu alisnya.
"Ih Tuan, jahat banget ya. Lagian saya ini bukan perempuan murahan loh. Tadi saya tidak sadar memeluk Tuan, karena saking senangnya dapat gaji 3x lipat bisa saya bayangkan, lumayan buat dikirim uangnya untuk orangtua saya dan biaya kuliah adik saya," ucap Aleena.
"Sungguh kamu itu anak yang berbakti. Lagian siapa yang bilang kamu murahan hem?" tanya Veri sambil menatap Aleena.
"Tidak ada Tuan hehe. Oya Tuan, hasil pemasaran yang saya lakukan kemarin melonjak naik Tuan dan banyak peminatnya. Bahkan ada beberapa perusahaan yang mengajak untuk bekerja sama dengan perusahaan kita Tuan," Aleena mengalihkan pembicaraan.
"Suatu keberuntungan buat perusahaan kita, Aleena. Oya nanti kamu dan Bey, segera jadwalkan pertemuan bersama dengan perusahaan perusahaan yang mengajak untuk bekerja sama dengan kita!" Veri sambil menatap Aleena.
"Siap Tuan, saya akan laksanakan," Ucap Aleena sambil tersenyum.
"Baguslah kalau begitu. Oya Na, apakah dulu kamu bekerja di PT. Intern group sama ikut terlibat juga dalam kemajuan perusahaan tersebut?" tanya Veri.
"Tentu saja Tuan, malahan saya bela belain lembur pulang malam kerjanya. Selain itu saya juga belum pernah menerima bonus atau gaji saya di naikan 3x lipat, padahal kalau si Tuan Juna berpikir saya ini sangat berperan penting dalam perusahaan tersebut," ucap Aleena.
"Kamu tidak bercandakan Aleena? Masa si Juna tidak pernah memberikan bonus atau menaikan gaji kamu? Kalau saya lihat, kamu orangnya pintar dan cerdas. Apalagi sangat berperan penting," tanya Veri.
"Serius Tuan, makanya saya sangat beruntung kerja disini. Tuan Veri, benar benar yang terbaik," puji Aleena.
"Dari dulu saya memang yang terbaik orangnya hehe. Lagian si Juna benar benar bodoh, masa orang sepintar kamu di pecat sih. Sangat disayangkan sekali. Dan beruntung kamu bekerja diperusahaanku," ucap Veri.
"Mungkin karena saya culun dan norak Tuan, sehingga Tuan Juna memecatku. Apalagi waktu kejadian itu, saya mengatakan perasaannya mungkin sudah bikin malu Tuan Juna," Aleena dengan wajah kecewa.
"Sudahlah Na, jangan di ingat ingat lagi. Sebenarnya kamu itu tidak terlalu jelek, bahkan kamu bisa cantik kalau kamu bisa merawat diri serta bermake up dan juga merubah penampilanmu." Veri mencoba menyemangati Aleena.
"Iya juga ya Tuan, apa yang dikatakan Tuan itu benar. Saya akan mencoba merubah penampilan saya dan juga merubah menjadi seorang wanita yang cantik. Tapi tidak sekarang, karena saya butuh waktu untuk menabung membeli semua peralatan make up dan tentunya keperluan lainnya. Karena tidak mungkin uang gaji saya dipakai semuanya untuk keperluan saya, lagian masih ada keluarga saya yang butuh uang untuk bertahan hidup. Jadi saya tidak boleh egois mementingkan diri sendiri." Aleena sambil menatap Veri dan tersenyum.
"Saya begitu salut sama kamu, Aleena. Kamu begitu peduli terhadap keluargamu, bahkan kamu rela menjadi tulang punggung keluargamu. Sungguh kamu itu anak yang sangat berbakti," ucap Veri sambil menatap Aleena.
"Itu sudah kewajiban saya sebagai seorang anak, Tuan. Apalagi jasa kedua orangtua begitu sangat besar, mulai dari kecil merawat kita hingga sampai besar dan rela banting tulang demi memenuhi keinginan anaknya. Maka dari itu, saya ingin membalas budi terhadap orangtua saya, meski hanya dengan saya mengirimkan uang yang tidak seberapa bila dibandingkan dengan jasa beliau. Yang penting kedua orangtuaku kini sudah bisa berhenti bekerja jadi seorang buruh pangkul dipasar. Dan hanya menikmatinya sekarang tanpa beban mereka yang harus pikirkan." Aleena sambil tersenyum.
"Sungguh hatimu sangat mulia Aleena. Saya sangat bangga bisa kenal wanita sepertimu Aleena. Semoga saja keluargamu disana selalu sehat dan terutama untuk dirimu selalu semangat, jangan dengarkan perkataan orang lain. Dan kamu harus buktikan sama mereka yang sudah menghinamu, buat mereka menyesali perbuatannya." Veri sambil menatap Aleena lalu tersenyum.
"Iya Tuan. Terima kasih selalu menyemangati saya Tuan." Aleena sambil menundukan kepalanya.
"Iya Aleena. Oya sekarang waktunya kita makan siang. Seperti biasa kita makan lagi diluar." Ajak Veri.
"Boleh Tuan," jawab Aleena.
Ehem ehem suara seseorang berdehem menghampiri mereka.
"Tuanbkenapa sih sejak ada Nona Aleena, sekarang jadi jarang mengajak makan saya diluar," protes Bey sang asisten pribadinya.
"Oh kamu mau ikut juga makan diluar?" tanya Veri sambil menatap Bey.
"Tentu saja Tuan," jawab Bey.
"Tapi ada syaratnya," Veri sambil menaikan satu alisnya.
"Syarat? Emangnya apa Tuan?" tanya Bey.
"Kamu yang bayar semua makanannya, gimana?" Veri sambil menatap Bey.
"Ya benar saja Tuan, kan Tuan bos besar disini. Apalagi sekarang perusahaannya makin tambah berkembang pesat dan maju. Masa iya Tuan tega suruh saya yang bayar," gerutu Bey sambil menatap sebal Veri.
"Hahaha kamu lucu sekali Bey, lagian saya cuma bercanda kok. Ya sudah kalau mau ikut makan bersama, ayo kita jalan." Ajak Veri.
"Siap Tuan," ucap Aleena dan Bey bersamaan.
Lalu mereka pun berjalan menuju parkiran mobil dan pergi meninggalkan perusahaan tersebut untuk makan siang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Novianti Ratnasari
veri, good lah👍👍👍
2022-08-17
1
💮Aroe🌸
anak yang berbakti😍
2022-03-09
0