Kediaman rumah Juna Prakasa.
Setelah sampai dirumah Juna segera keluar mobilnya, lalu berjalan masuk kedalam rumah.
"Selamat sore Tuan," sapa pelayan yang bekerja dirumah Juna.
Lalu Juna pun, hanya mengganggukan kepala tanpa menjawab perkataan pelayan. Kemudian berjalan menuju bedroom. Beginilah seorang Juna prakasa yang terkenal sangat dingin, dan kadang arrogan.
Setelah sampai di bedroom, dengan segera Juna pun melepaskan jas pakaiannya dan dilemparkannya di atas ranjang. Kini Juna pun berjalan menuju sofa lalu duduk, kemudian dengan segera melepaskan sepatu kerja dan dilemparkan ke sembarang arah.
Sebenarnya Juna kini merasa marah pada diri sendiri. Bagaimana tidak, bayangan saat kejadian Aleena dan Veri yang terjadi diperusahaan, terus terbayang-bayang dipikirannya. Apalagi waktu Juna mengendarai mobil, hampir saja menabrak seseorang. Juna pun tidak habis pikir, bagaimana bisa wanita jelek itu selalu ada dipikirannya. serta selalu begejolak api membara saat Aleena bersama Veri.
Aleena .... kamu itu kenapa sih hah, selalu ada dalam pikiran saya? Kamu pikir, kamu siapa Aleena! Dan sial, kenapa meski harus sakit hati saat Aleena bersama Veri. 'Kamu harus sadar diri Juna, kamu itu milik Olin pelita. Dia itu kekasih kamu Juna. Jangan sampai kamu mengecewakan dan mengingkari kekasihmu Juna,' ucap Juna pada diri sendiri dan mencoba mengingatkan diririnya. Lalu Juna mencoba menarik napasnya dan membuangnya dengan kasar.
'Sudahlah dari pada pusing gara gara wanita jelek itu, lebih baik saya sekarang pergi ke bathroom dan merendam tubuh saya, biar pikirian saya rileks dan tidak pusing' gerutu Juna sambil berjalan menuju bathroom. Setelah sampai di bathroom dengan segera Juna pun menanggalkan satu persatu pakaiannya. Lalu berjalan masuk ke dalam bathroom dan merendamkan tubuhnya di dalam bathroom.
.
.
Di tempat lain.
Mobil yang dikendarai Veri pun kini sudah sampai ditempat tinggal Aleena. Lalu Veri pun segera memakirkan mobilnya dihalaman rumahnya.
"Terima kasih Tuan, sudah mengantarkan saya pulang." Aleena sambil menatap Veri.
"Iy Na." Jawab Veri lalu tersenyum.
"Ya sudah, kalau begitu saya pamit Tuan. Hati-hati Tuan dijalannya," ucap Aleena sambil membukakan pintu mobilnya dan keluar dari mobil Veri.
"Iya silahkan Na." Jawab Veri.
Kemudian Veri pun segera menjalankan mobilnya dan pergi berlalu meninggalkan Aleena. Setelah mobil Veri sudah jauh dari tempat tinggal Aleena, kemudian Aleena pun berjalan masuk kedalam rumah.
'Ya ampun, ada apa dengan perasaanku? Kenapa dari tadi hatiku dag dig dug terus saat bersama Tuan Veri, apalagi saat kejadian di perusahaan membuatku salah tingkah, dan entahlah bagaimana tadi perasaanku' gerutu Aleena saat membayangkan kejadian tadi bersama Veri.
'Sudahlah Aleena jangan terlalu berharap kalau Tuan Veri suka sama kamu, mana mungkin dia bakal jatuh cinta sama gadis miskin dan jelek' ucap Aleena sambil merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
Hoam .... ngantuk sekali. Pingin tidur, tapi belum mandi? Ya sudah mending tidur saja dulu setelah bangun baru mandi ucap Aleena lalu memenjamkan matanya. Dengan perlahan-lahan Aleena pun tertidur dan kini berada di bawah alam sadarnya.
.
.
🍁🍁🍁🍁🌼
Hari demi hari, kini rencana Aleena dan Veri berhasil membuat seorang Juna prakasa jatuh cinta terhadap Aleena. Bahkan Juna pun selalu marah-marah tidak tentu saat melihat kedeketan Aleena dengan Veri. Di dalam hati ada rasa penyesalan saat dulu menolak Aleena. Juna pun tidak habis pikir kenapa penyesalan selalu datangnya terakhir? Hati Juna pun selalu bertekad ingin memiliki Aleena dan tidak peduli sudah mempunyai kekasih. Tetapi sayangnya semua harus di tepis jauh jauh karena Juna pikir, kalau Veri dan Aleena menjalin hubungan. Karena tiap hari Veri selalu menjemput Aleena, bahkan Veri pun sering mengajak makan malam saat ada pertemuan makan malam dengan sahabatnya.
🍀
PT. Intern group
"Terima kasih Tuan, sudah mengantarkan saya," ucap Aleena yang kini sudah berada di tempat pekerjaannya.
"Iya Na. Oya Na, nanti istirahat kita makan diluar yuk dan kita ketemuan direstoran biasa yang sering kita makan dulu." Veri sambil menatap Aleena.
"Iya baik Tuan." Jawab Aleena.
"Ya sudah, saya pamit dulu ya Aleena. Saya pun sama harus bekerja ke kantor." ucap Veri.
"Iya silahkan Tuan. Hati-hati dijalannya Tuan," ucap Aleena.
"Iya Na." Veri sambil menjalankan mobilnya dan pergi meninggalkan Aleena.
Kemudian Aleena pun masuk ke dalam perusahaan tersebut. Dan berjalan menuju lift untuk ketempat kerjanya yang berada lantai atas.
Setelah masuk ke dalam lift, ada seseorang yang terburu buru masuk ikut kedalam lift sehingga dengan tidak sengaja menabrak tubuh Aleena hingga terjatuh. Tetapi untungnya pria tersebut langsung menahan tubuh Aleena supaya tidak terjatuh.
Deg. Jantung Juna pun berdetak begitu cepat, saat menatap wajah cantik milik Aleena. Kini mata hitam mereka pun saling bertemu dan saling menatap. Lalu dengan segera Juna pun mencium bibir mungil milik Aleena. Betapa terkejutnya Aleena saat benda kenyal menyentuh bibirnya. Aleena pun memberontak dan mendorong kasar dada bidang milik Juna. Namun sayang, tenaganya tidak sebanding dengan Juna. Tiba tiba lift pun terbuka saat mereka sudah sampai ditempat tujuan dan betapa terkejutnya saat seseorang melihat kekasihnya melakukan tindakan tidak senonoh didepannya.
"Juna ...." teriak Olin dengan penuh perasaan marah.
Lalu dengan segera Juna pun melepaskan ciumannya, dari bibir mungil Aleena yang tadi disentuhnya. Kemudian Aleena pun berjalan terlebih dahulu. Tiba tiba lengannya ditahan oleh Olin.
"Apa yang sudah kamu lakukan tadi wanita jal*ng! Kamu tuh benar benar ya Aleena. Dia itu kekasihku tidak seharusnya kamu melakukan itu Aleena," geram Olin dan menatap tajam Aleena.
"Kamu pikir saya yang duluan melakukannya? Kamu itu salah Olin. Justru kekasihmu yang duluan memulainya. Asal kamu tahu, aku sangat menikmatinya," bisik Aleena sambil berlalu dari hadapan Olin dan menyunggingkan bibir atasnya, kemudian tersenyum menyeringai.
"Apa benar sayang yang dikatakan Aleena, kalau kamu memulai duluan?" tanya Olin sambil menghampiri Juna.
"Sudahlah Olin, saya tidak ada waktu lama lagi untuk membahas semua ini. Saya harus segera memulai rapat sekarang," ucap Juna sambil berjalan menuju tempat ruangan rapat.
"Tapi apa salahnya sayang, kamu katakan dulu biar aku tidak salah paham. Apakah benar kamu yang duluan melakukannya?" tanya Olin sekali lagi.
"Iya! Ya sudah sekarang kamu pulang, saya harus rapat dulu. Kalau mau ketemu nanti waktu istirahat," ucap Juna sambil berlalu pergi dan masuk ke dalam ruangan meeting.
Olin pun tidak menyangka bagaimana bisa kekasihnya melakukan seperti ini kepada Aleena. Dan Olin pun semakin yakin kalau Juna sudah tertarik dan jatuh cinta kepada Aleena.
'Ini tidak bisa dibiarkan terjadi! Aku tidak rela bila Juna berpaling dariku. Aku harus menghampiri Aleena dan meminta dia untuk berhenti bekerja diperusahaan kekasihku' ucapnOlin sambil berjalan menuju tempat dimana Aleena berada.
.
.
'Apa yang sudah aku katakan tadi kepada Olin? Lagian mana mungkin aku menikmatinya, yang ada aku kesal dan jijik karena si Juna brengsek itu,' gerutu Aleena pada diri sendiri sambil menggidikan bahunya. Kemudian Olin pun tiba tiba masuk ke dalam ruangan dan menghampiri Aleena.
"Aleena, aku minta sekarang juga kamu berhenti bekerja disini!" Olin sambil menatap tajam Aleena.
"Kamu mengusirku hah? Emangnya kamu punya hak apa Olin?" tanya Aleena sambil menatap Olin.
"Iya saya mengusirmu. Lagian kamu tahu sendiri kalau saya kekasihnya Juna prakasa, jadi ada hak dong untuk memecat kamu," ucap Olin.
"Tapi sayangnya kamu tidak akan bisa Olin. Asal kamu tahu, kalau Tuan Juna sudah memberikan sepuluh persen sahamnya untukku," ucap Aleena dengan santai.
"Apa?" Olin merasa terkejut dan tidak percaya.
"Kenapa kamu merasa terkejut ya, Olin pelita." Aleena sambil menatap sinis Olin.
"Kamu bohongkan Aleena? Lagian mana mungkin Juna memberikan saham sebesar itu. Ck, kamu hanya bermimpi saja Aleena," gerutu Olin.
"Ya sudah, kalau kamu tidak percaya tanya saja sama kekasihmu itu!" Aleena sambil bekerja kembali.
Arrgghh .... teriak Olin merasa tidak terima. Bagaimana bisa, Aleena menerima saham sebesar itu dari kekasihnya. Sedangkan Olin yang sudah menjalin hubungan selama enam tahun, tidak pernah mendapat saham dari kekasihnya. Padahal ini yang diharapakan Olin selama ini.
Lalu Olin pun, segera meninggalkan Aleena dan berjalan keluar dari ruangan tersebut dengan perasaan marah dan kecewa terhadap kekasihnya.
'Maafkan saya, Olin. Saya terpaksa harus melakukan seperti ini, biar kamu dan kekasihmu merasakan sakitnya yang saya rasakan waktu dulu," ucap Aleena sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Vina Yuni
rileks thor bukan refleks 🙄🙄🙄🙄🙄
kl refleks itu gerak cepat thor
la kl rileks itu baru namanya santai😒😒😒😒
2022-03-23
1
💮Aroe🌸
yeeey, good job Aleena😘
2022-03-22
0