Aarggh ... 'Aku benci sama kamu, Juna Prakasa! Kamu tega sekali mempermalukan aku di depan banyak orang. Lagian kenapa aku bodoh sekali sudah mengatakan perasaan aku, jika tau kalau dia ternyata memanfaatkanku karena aku pintar dan cerdas. Kamu sialan Juna Prakasa! Terus gimana nasibku sekarang? Aku sudah dipecat, dan aku yakin semua para perusahaan tidak akan menerima pekerjaan buat aku, apalagi mereka pasti menyaksikan apa yang sudah terjadi dengan aku tadi hiks hiks' gerutu Aleena sambil terisak menangis.
Hidupku jadi tidak punya harapan. Ini semua karena kamu, Juna Prakasa! Sekarang, apa yang harus aku lakukan? 'Ibu, bapak, maafkan Aleena mungkin ini jalan yang terbaik untuk Aleena. Maafkan Aleena belum bisa membahagiakan Ibu sama Bapak' ucap Aleena pada diri sendiri.
Kemudian Aleena menatap mobil yang melaju berjalan menuju arahnya. Bukannya menyingkir ke samping, tapi Aleena malah sengaja berdiam diri ditempat. Kini mobil pun semakin dekat menuju arahnya. Sopir yang ada di dalam mobil pun juga terkejut saat menyadari kalau didepan ada seorang wanita. Apalagi mobilnya tidak bisa dikendalikan, dan tepat berhenti di depan Aleena.
Aahh ... teriak Aleena sambil menutupi kedua daun telinganya, saat mobil menghampirinya.
"Kamu benar benar gila ya hah? Kamu mau cari mati dan bosan hidup iya?" tanya seorang pria yang kini menyelamatkan Aleena dan menarik Aleena ke pinggir jalan serta menatap tajam Aleena.
"Iya, emang saya bosan hidup dan saya memang sudah gila, karena si Juna brengsek itu! Jadi saya memutuskan untuk mati! Sudah puas kamu hah?" ucap Aleena sambil menatap balik seseorang yang kini menyelamatkan dirinya.
"Harusnya kamu itu pakai otak dan akalmu, bukan pakai lutut untuk berpikir. Pria seperti dia, bukan untuk kamu tangisi dan jangan karena dia, kamu mau mengakhiri hidupmu. Apakah kamu tidak pernah berpikir, di luar sana masih ada orang orang yang mencintai kamu dengan tulus. Apakah kamu tidak kasihan, sama keluarga kamu yang sudah merawat dan membesarkanmu tapi kamu malah berniat untuk mengakhiri hidupmu karena gara gara Pria itu. Pakai otak tuh, berpikirlah," ucap pria tersebut sambil menempelkan telunjuk tanggannya dan menunjuk di kepalanya bagian otak.
Aarggh ... teriak Aleena penuh emosi. " terus apa yang harus aku lakukan sekarang, kejadian tadi membuat hatiku hancur dan rapuh. Kamu tidak tahu ya, betapa sakitnya hatiku saat si Juna brengsek itu mempermalukan aku didepan orang banyak hiks hiks," ucap Aleena sambil menangis.
"Lagian itu salahmu sendiri, yang sudah berani mengatakan perasaan sama si Juna. Kamu tuh harusnya berpikir, dia tidak akan menerima kamu yang menurutku kamu tuh culun dan norak," ucap pria tersebut sambil menatap atas sampai bawah kaki Aleena.
"Kamu jahat sekali berkata seperti itu. Tapi emang iya aku akui, aku memang wanita culun dan norak yang memang tidak pantas mendapatkan cinta seorang pria. Puas? Sudahlah minggir, jangan menghalangi jalanku," gerutu Aleena sambil mendorong tubuh seseorang pria tersebut dan berjalan menghampiri jalanan yang kini semakin ramai mobil berkendara.
Lalu pria tersebut menarik lengan Aleena dan membawa Aleena masuk ke dalam mobil miliknya, saat pria tersebut tahu apa yang akan Aleena lakukan.
"Lepaskan tanganku, kamu mau membawa aku kemana hah? Dan kamu jangan berani macam-macam sama aku ya," ucap Aleena sambil menatap tajam pria tersebut dengan perasaan penuh amarah yang sudah memuncak.
"Lagian kamu itu keras kepala ya dikasih tahu. Kamu pikir aku tidak tahu, rencana kamu untuk kembali bunuh diri hah?" ucap pria tersebut sambil menatap tajam Aleena.
"Lagian kenapa kamu harus peduli sama aku hah, dan biarkan saja aku mati. Lagian percuma aku hidup juga, hidupku selalu penuh hinaan karena aku wanita culun dan norak seperti apa yang kamu katakan tadi." Aleena menatap tajam pria tersebut dan tidak henti hentinya sambil menguraikan airmatanya.
Lalu pria tersebut tidak menanggapi perkataan Aleena. Pria tersebut lebih fokus mengendarai mobilnya dan memilih untuk diam. Meski Aleena terus marah-marah meminta untuk menghentikan mobilnya, tapi pria tersebut tidak mendengarkannya.
Setelah sampai ditempat yang menjadi tujuan pria tersebut membawa Aleena. Dengan segera pria tersebut keluar dari mobilnya dan menarik paksa Aleena keluar dari mobilnya.
"Inikan club malam? Kamu benar benar gila ya hah, kamu mau ngapain bawa aku kesini. Jangan bilang kamu mau macam macam sama aku ya," gerutu Aleena merasa jadi ketakutan dan mencoba melepaskan tangan kekar pria tersebut saat mencengkram tangan Aleena.
"Sudah jangan banyak bicara! Ikuti saja aku. Dan sekarang kita masuk ke dalam," ucap pria tersebut sambil memaksa Aleena untuk ikut masuk ke dalam.
"Aku tidak mau, tolong lepasin tanganku hiks hiks. Aku mohon jangan macam macam sama aku dan kasihanilah aku yang berjuang bekerja demi keluargaku hiks hiks," ucap Aleena dengan terisak menangis.
Setelah masuk kedalam, lalu pria tersebut menyuruh Aleena untuk duduk.
"Sekarang kamu duduk disini. Lagian aku membawamu kesini bukan untuk berbuat macam macam sama kamu. Tapi aku ingin menujukan kepada dirimu, supaya kamu berpikir," gerutu pria tersebut.
"Menunjukan sesuatu? Maksudnya apa?" tanya Aleena tidak mengerti.
"Kamu tuh culun dan norak. Coba kamu lihat wanita itu, apa pendapatmu tentang wanita itu?" Tanya pria tersebut sambil menunjuk wanita yang dimaksud yang kini sedang menggoda seorang pria.
"Cantik, tinggi dan seksi. Terus maksud kamu apa menyuruhku untuk menilai dia hah? Kamu mau membanding bandingkan aku iya hah?" ucap Aleena menatap pria tersebut dan sambil mengusap airmatanya yang tadi membasahi pipinya.
"Iya apa yang kamu katakan benar. Aku ingin membandingkan kamu dengan wanita itu. Kamu bisa bercermin dari wanita itu, dengan mengubah penampilanmu seperti dia pasti tidak akan yang menghina kamu lagi." ucap pria tersebut.
Lalu Aleena pun berpikir sejenak sambil menatap wanita yang dimaksud.
"Benar juga ya, apa yang kamu katakan. Tapi semuanya sudah terlambat, si Juna sudah mempunyai tunangan. Dan sekarang aku bingung, harus mencari pekerjaan kemana lagi sekarang," ucap Aleena sambil menghembus napas kasarnya.
"Jika kamu mau bekerjalah denganku. Ini alamat perusahaanku," ucap pria tersebut sambil memberikan sebuah kartu alamat perusahaanya diatas meja.
"Lagian aku berubah pikiran, untuk tidak bekerja diperusahaan yang hanya memanfaatkan aku saja," ucap Aleena sejenak mengingat ucapan kekasih Juna yang tadi dilontarkannya.
"Jangan samakan kaya si Juna. Semua orang itu beda beda, tidak semuanya sama. Dasar si Juna saja yang tidak punya rasa berterima kasih sama orang yang telah membuat perusahaannya maju," ucap pria tersebut.
"Betul juga sih, apa yang kamu katakan. Oya kamu kenal dengan Juna Prakasa? Eh tunggu, bukannya tadi kamu yang menolongku dari kolam renangkan?" tanya Aleena merasa terkejut dan baru menyadari pria tersebut.
"Kenapa baru sadar ya hah? Aku orang yang dua kali menolongmu. Iya aku kenal dia, siapa pun pasti kenal dengan Juna Prakasa seorang Ceo muda pt. Intern group yang kini semakin mendunia. Lebih tepatnya lagi saya dan Juna bersahabatan dari kecil," ucap pria tersebut.
"Iya mungkin mataku tadi sudah dibutakan sama si Juna, sampai tidak menyadari kamu yang sudah menolongku dan maaf aku sudah merepotkanmu. Oh jadi kamu bersahabatan dengan Juna dari sejak kecil?" tanya Aleena kembali.
"Heem." Jawab pria tersebut.
"Maaf kalau boleh tahu, nama kamu siapa ya? Soanya kita dari tadi berbincang bincang terus tanpa mengetahui nama kita masing masing hehe." ucap Aleena cengengesan.
"Kamu bisa lihat namaku dibalik kartu itu," ucap Pria tersebut. Lalu dengan segera Aleena pun mengambil kartu alamat perusahaan tersebut.
"Veri Alaska? Nama yang bagus juga. Perkenalkan nama aku Aleena Santika, bisa di panggil Lena." ucap Aleena sambil menjabatkan tangannya.
"Aleena Santika? Namanya cantik juga tapi sayangnya tidak secantik wajahmu," Sindir Veri sambil membalas jabatan tangan Aleena.
"Ck, menyebalkan sekali mulutmu itu Tuan. Tapi lihat saja, nanti akan membuat anda terkejut dan jatuh cinta dengan wajahku yang nanti berubah bila jadi cantik," ucap Aleena.
"Pede sekali jika dirimu akan membuat saya jatuh cinta. Nah gitu dong, semangat untuk mengubah diri lebih baik lagi. Ingat untuk menarik seseorang itu dengan mengubah penampilanmu. Tetapi itu mungkin hanya berlaku buat seorang Juna Prakasa agar tertarik padamu," sindir Veri.
"Begitu ya. Baiklah aku akan membuktikan sama dia, kalau aku tidak jelek seperti apa yang mereka hina. Aku akan buat seorang Juna Prakasa berlutut dan menyesali perbuatannya yang telah menghina dan mempermalukanku," ucap Aleena sambil menatap Veri.
"Good! Jadi gimana, kamu mau bekerja diperusahaanku sebagai sekretarisku?" tanya Veri.
"Tentu saja aku mau Tuan. Terima kasih Tuan, sudah menawariku untuk bekerja diperusahaan anda," ucap Aleena sambil tersenyum.
tunggu saja Juna Prakasa, permainan dariku. Aku akan membuat kamu menyesal dan akan membuat kamu merasakan sakitnya apa yang aku rasakan. Dan aku sangat beruntung bisa bertemu dengan sahabatmu ini batin Aleena sambil tersenyum sinis
"Iya. Ya sudah, ayo kita pulang. Saya anterin kamu pulang sampai rumah," ucap Veri.
"Baik Tuan," jawab Aleena.
Lalu Aleena dan Veri pun pergi dari tempat club malam dan berjalan menuju mobil untuk pergi mengantarkan Aleena pulang.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Novianti Ratnasari
siap2 juna dn veri suka am Alena
2022-08-17
1
Sinar_Tiata
asyik, kutunggu jandamu eh, cantik mu😀
2022-03-07
0
Sinar_Tiata
Awas jatuh cinta, nanti 😁
2022-03-07
0