20. Terbongkar sudah rencana Aleena dan Veri.

Bell pun berbunyi, pertanda waktunya istirahat. Lalu Aleena pun merapihkan tempat kerjanya sebelum keluar untuk istirahat.

Tiba tiba Juna pun masuk ke dalam ruangannya sambil menatap Aleena yang kini sedang merapihkan tempat kerjanya. Ada perasaan salah dan sedikit malu atas tindakan yang dilakukan Juna tadi. Tetapi Juna berpura-pura seolah olah tidak ada sesuatu yang terjadi diantara mereka. Juna pun terus berjalan menuju tempat kerjanya tanpa menyapa Aleena.

Setelah Aleena sudah selesai merapihkan tempat kerjanya, dengan segera Aleena berjalan menuju keluar. Tetapi tidak disangka kini mereka saling berpas-pasan dan saling menatap satu sama lainnya. Kemudian Aleena bersikap dingin dan  memalingkan wajahnya dari hadapan Juna dan dengan segera berjalan keluar. Tiba-tiba Juna menahan lengan Aleena.

"Aleena!" ucap Juna sambil menahan lengan tangan Aleena agar tidak pergi.

"Mau apa Tuan? Lepaskan tanganmu itu Tuan." Aleena dengan datar dan sambil menatap tangannya yang ditahan oleh Juna. Dengan segera Juna pun melepaskan tangannya yang tadi menahan lengan tangan Aleena.

"Sa-saya cuma mau minta maaf Aleena, tentang kejadian tadi di-" ucapan Juna pun terputus saat Aleena memotong pembicaraanya.

"Sudahlah Tuan, tidak perlu di bahas lagi. Anggap saja, tidak pernah terjadi sesuatu di antara kita," ucap Aleena memotong pembicaraan Juna dan sambil berlalu pergi meninggalkan Juna.

Lalu Juna pun hanya diam saja tanpa menjawab perkataan Aleena dan sambil menatap kepergian Aleena pergi keluar untuk beristirahat.

'Ck, baru kali ini saya melihat seorang wanita pergi begitu saja tanpa pamit terdahulu. Berani sekali dia' gerutu Juna.

Lalu seseorang pun datang dan menghampiri Juna.

"Sayang apakah benar yang dikatakan Aleena, kalau kamu sudah memberikan saham perusahaanmu sebanyak sepuluh persen kepada Aleena?" tanya Olin sambil menatap kekasihnya.

"Iya, emang benar," ucap Juna sambil berjalan menuju kursi kekuasaannya.

"Emangnya Aleena siapa kamu? Kok bisa dia mendapatkan saham sebesar itu. Sedangkan aku status sebagai kekasihmu, tidak pernah mendapatkan saham sama sekali darimu," gerutu Olin merasa kesal.

"Aleena memang pantas mendapatkan saham, karena dia orangnya pintar dan cerdas. Serta sudah berhasil membuat PT. Intern group menjadi lebih baik lagi dan bahkan sekarang berkembang pesat lagi, setelah kejadian kasus yang memimpa perusahaan ini," ucap Juna sambil menatap Olin, kekasihnya.

"Oh jadi, karena dia cuma memiliki otak yang pintar dan cerdas, kamu mau memberikan saham buat Aleena? Dan tidak ada salahnya juga dong, kamu memberikan saham kepada aku sebesar yang Aleena dapatkan. Lagian aku ini kan, kekasihmu sayang," Ucap Olin.

"Kamu benar benar gila ya Olin. Mana mungkin saya memberikan saham kepada kamu." Juna sambil menatap Olin.

"Ya sudah, kalau kamu tidak mau memberikan saham kepadaku. Lebih baik kita putus!" Ucap Olin sambil berlalu pergi keluar dan meninggalkan Juna.

"Saya tidak peduli Olin, kamu memutuskan hubungan kita. Saya tahu kamu dibelakangku berselingkuh dengan pria lain!" Arrghh ... teriak Juna sambil melemparkan berkas-berkas yang berada diatas meja hingga jatuh ke bawah dan kemudian Juna pun duduk dikursi kebesarannya sambil memijit kepalanya yang pusing.

.

.

"Tuan, saya sangat berterima kasih kepada Tuan yang sudah membantu saya. Akhirnya rencana kita sudah berhasil Tuan," ucap Aleena yang kini sedang berada direstoran sedang makan siang bersama mantan atasannya itu.

"Iya Na. Baguslah kalau rencana kita berhasil. Lalu gimana keadaan Juna sekarang?" tanya Veri.

"Kayaknya sedang tidak baik baik saja Tuan. Dan Tuan tahu tidak, tadi saya berhasil membuat Olin terbakar api cemburu dan marah besar. Kayaknya bakal ada perang diantara mereka." Aleena sambil tersenyum senang.

"Bagaimana bisa, kamu membuat mereka seperti itu? Pintar sekali dirimu," puji Veri.

"Jadi begini Tuan, ceritanya ...." Aleena mulai menceritakan kejadian tadi pagi di dalam lift yang berhasil membuat Olin marah besar kepada Juna dan membuat Olin cemburu.

Lalu tiba tiba Veri pun merasa sakit hati dan terluka saat Aleena menceritakan kejadian dirinya bersama Juna di lift. Sebenarnya diam diam Veri dari dulu sudah menyukai dan jatuh cinta sama Aleena. Dan Veri pun yakin kalau Juna pun sama menyukai Aleena dan mulai jatuh cinta.

Saya harus segera mengatakan perasaan saya terhadap Aleena, sebelum Juna mendapatkan Aleena. Dan saya tidak akan membiarkan Aleena menjadi milikmu Juna Prakasa batin Veri sambil menatap Wajah cantik milik Aleena.

"Begitulah Tuan ceritanya. Sungguh  lucu bukan," ucap Aleena.

"Iya Na." Veri berusaha tersenyum dan sambil mengganggukan kepala.

"Ya sudah Tuan, karena bentar lagi masuk kerja saya harus segera kembali ke kantor." Ucap Aleena.

"Ya sudah ayo kita pulang, biar saya yang mengantarmu." Veri sambil beranjak dari kursi makannya.

Kemudian Aleena dan Veri pun, pergi meninggalkan restoran tersebut. Dan berjalan menuju perusahaan PT. Inter group untuk mengantarkan Aleena terlebih dahulu.

.

.

PT. Inter group.

"Ini Tuan, hasil laporan saat pertemuan Nona Aleena dan Tuan Veri tadi di restoran," ucap Ben sang asistennya.

Lalu dengan segera Juna pun membuka hasil laporannya, dan betapa terkejutnya Juna saat mengetahui hubungan Aleena dan Veri sebenarnya.

"Jadi mereka cuma pura pura menjalin hubungan demi membalas dendam kepada saya?" tanya Juna sambil menatap  Ben.

"Iya Tuan." Jawab Ben, sambil mengganggukan kepala.

Arrgh .... 'sialan kamu Veri Alaska. Kamu memang sudah mampu membuat saya stress dan cemburu kepada Aleena. Dan saya sangat menyesal, karena dulu telah menolak Aleena. Saya yakin kalau kamu pun sama menyukai dan jatuh cinta sama Aleena. Maka saya tidak akan membiarkan Aleena menjadi milikmu. Aleena Santika hanya mililkku, Veri Alaska hahaha' ucap Juna sambil tertawa penuh arti.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***