* Part Jenderal Yu
Aku melihat Putra Mahkota membawanya pulang, ya hati sebenarnya merasa cemburu, lalu ku dekati dia, aku ingin membawanya ke suatu tempat, hanya bermaksud sekedar mengobrol agar tidak selalu merasa asing setiap kali bertemu karena kesalahan ku kemarin, aku tidak ingin dia membenci ku.
Aku tau dia pasti akan menolak ajakan ku jadi langsung ku tarik tangannya saja.
Aku membawanya ke danau yang berada di dalam hutan, karena aku tau saat ini pemandangan di sana sangat indah.
Dia hanya diam melihat pemandangan itu, aku tidak tau apa yang dia pikirkan.
Sebenarnya aku ingin meminta maaf tapi, aku tak ingin membuatnya ingat akan kejadian itu lagi.
Aku duduk di atas rumput di tepi sungai, tak ku sangka dia pun duduk di samping ku, meski dia terlihat tidak begitu senang dan ingin pulang, dia berkata aku bersikap aneh, baiklah kalau memang aneh, maka aku akan teruskan aneh seperti ini, Ingin ku coba cium bibir manisnya, tapi dia terlihat begitu takut.
Melihat wajah seperti itu aku jadi tidak tega, aku juga tak ingin mencuri ciuman itu.
Akhirnya kita pun pulang, dan dia pun hanya diam saja.
Sekarang tinggal lah aku seorang duduk melamun di ruangan ku, teringat akan wajahnya tadi aku pun tersenyum, besok aku akan pergi ke tukang besi lihat apa benda yang ku pesan sudah siap.
.
.
.
.
Pagi pun tiba, ku sempatkan untuk pergi ke tukang besi dan ternyata benda yang Xiao Ying inginkan sudah jadi.
Dengan semangat aku membawanya pulang, tidak sabar ingin ku berikan padanya, sesampainya di rumah aku segera berlari ke tempatnya dengan sangat bersemangat.
Tapi sepertinya kali ini usaha ku sia-sia saja, aku melihat Putra Mahkota datang mencarinya dan memberikan benda yang sama.
Seketika aku merasa sedih dan kecewa, lalu ku buang saja benda itu dan pergi meninggalkan tempatnya.
* Part Putra Mahkota
Pagi ini aku menyuruh Pelayan ku pergi ke tukang besi untuk melihat apakah benda yang Xiao Ying inginkan sudah jadi.
Ya Pelayan pulang dengan membawa benda itu dan Aku pun segera pergi menemuinya.
Aku selalu merindukannya, ingin selalu melihatnya, hati ku gembira sampai aku tidak bisa tidur karena cinta ku sudah di terima, aku akan menjaganya dan mencintainya dan dia lah satu-satunya Permaisuri yang aku ingin kan.
Ku bawakan benda itu untuknya dan dia terlihat begitu gembira, aku pun sangat gembira melihatnya.
Aku ingin lebih lama bersamanya tapi Kakak Xiao Ying datang dengan terpaksa aku harus kembali ke istana.
*Part Xiao Ying
Hari ini aku berencana membuat kan kue untuk Kakak, untuk merayakan ulang tahunnya walaupun sudah lewat, mungkin aku bisa membuat kan kue yang tidak memerlukan mixer atau pun pengocok.
Tiba-tiba Pelayan Lee masuk dan berkata.
"Nona, Putra Mahkota datang mencari anda."
Dengan hati yang gembira aku pun segera keluar menemuinya.
"Ini aku membawakan kamu sesuatu."
Putra Mahkota memberikan aku sebuah kotak.
"Apa ini."
"Buka saja."
Lalu aku membukanya.
Harrrrr...yang benar saja ini benda yang aku ingin kan, aku sangat-sangat senang.
Entah bagaimana aku harus mengungkap kan rasa ini.
Karena suasana hati yang sangat baik, aku dan Putra Mahkota pun berjalan ke taman, sambil kita mengobrol mesra.
Dia berkata dia ingin membawaku melihat air terjun.
Tapi tiba-tiba Kakak menghampiri kami yang sedang asyik berpacaran.
Tampaknya wajah kakak tidak begitu senang melihat kami bersama.
"Ternyata ada Putra Mahkota di sini."
"Ya saya mencari Xiao Ying untuk memberikan sesuatu padanya."
"Terimakasih atas kebaikan Putra Mahkota terhadap adikku."
"Baiklah, sepertinya saya harus kembali ke istana."
Sambil Putra Mahkota memandangiku sebelum dia pergi. Lalu Kakak menjawab.
"Terimakasih atas kunjungannya dan hati-hati di jalan."
Dengan sangat sopan Kakak sebenarnya sedang mengusir Putra Mahkota.
Setelah Putra Mahkota pergi, Kakak pun tidak marah, dia mengingatkan ku lagi agar menjaga jarak dengan Putra Mahkota.
Aku yang buta karena cinta pun sudah mulai berani menjawab Kakak.
"Putra Mahkota memperlakukan aku dengan sangat baik."
"Kakak tahu dia baik, Kakak hanya ingin kamu tidak terlalu dekat dengannya, dia adalah Putra Mahkota, Kakak tidak ingin tumbuh rasa cinta antara kalian, ini demi kebaikan kamu."
"Ini salah saya, seharusnya saya tidak selalu mengizinkan kalian keluar bersama."
Aku hanya diam mendengar Kakak berkata seperti itu, walaupun sedih tapi dalam hati aku masih tidak terima dengan apa yang Kakak katakan, ini pilihan ku dan tidak ada yang boleh mengaturku, aku benar-benar tidak bisa jauh darinya dan aku sudah terlanjur mencintai Putra Mahkota.
Karena tidak ingin Kakak khawatir, aku pun menjawab dengan membohongi hatiku.
"Baiklah Kak, saya akan menjaga jarak dengan."
Lalu Kakak pun pergi kembali ke tempatnya.
Aku bersama Pelayan Lee pun berjalan pulang ke ruangan ku, sampai depan jalan aku melihat sebuah kotak terbuang di situ, lalu aku memungutnya dan membukanya.
Dalam kotak itu berisi mixer atau pengocok, bentuknya sedikit lain dengan yang di berikan Putra Mahkota padaku, yang ini pegangannya terbuat dari kayu dan terukir kata "maafkan saya".
Lalu Pelayan Lee berkata
"Pasti ini dari Jenderal Yu, siapa lagi kalau bukan dia."
"Ya saya tahu ini sudah pasti darinya, tapi pertanyaanku kenapa kotak ini terbuang di sini?"
"Apa mungkin dia malu ingin menemui Nona."
Dalam hati aku berpikir.
Malu? mengingat kejadian semalam tidak mungkin dia malu menemui ku.
Lalu ku tanya dengan prajurit yang menjaga.
"Apa kamu melihat Jenderal Yu datang kesini tadi?"
"Ya Nona, tapi karena tadi Putra Mahkota berada di sini jadi Jenderal Yu pun pergi."
"Baiklah, saya mengerti... terimakasih."
Aku mengerti kenapa kotak itu terbuang di situ, lalu ku simpan juga mixer darinya.
Di dalam kamar aku keluarkan keduanya lalu ku pandangi, ku sadari maksud Jenderal Yu, lalu aku berlari keluar mencarinya, tapi aku tidak menemukannya di mana-mana.
Sampai tempat terakhir aku mencarinya di markas prajurit dan tiba-tiba seseorang memanggilku dan ternyata itu adalah Pangeran Kecil.
"Xiao Ying, apa yang sedang kamu cari."
"Aku mencari Jenderal Yu."
"Buat apa kamu mencarinya, lebih baik kamu ikut dengan aku."
Pangeran kecil menarik tanganku dengan paksa, mau tidak mau aku pun ikut dengannya.
Dia membawaku ke tempat latihan memanah dan di situ lah aku melihat Jenderal Yu.
Lalu Pangeran berkata.
"Ternyata orang yang kamu cari berada di sini."
Aku ingin pergi menghampirinya, tapi Pangeran melarang ku.
"Jangan pergi... suasana hatinya sedang tidak baik."
Aku mendengarkan saran dari Pangeran, aku tidak jadi menghampirinya, hanya ku pandangi dia memanah dengan penuh pelampiasan.
Dengan wajahnya yang sangat serius dan tidak sekali pun dia memandang ku walaupun aku berada tidak jauh darinya, lalu dia pun pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
See Chin Kiat
Good
2022-03-25
2