Hati Yang Terluka

*Part Xiao Ying

Aku berlari ke rumah dengan hati yang sangat sedih, kenapa dia harus bersikap begitu pada ku, apa salah ku padanya? Sekarang aku tidak bisa lagi mencoba untuk menyenangkan hati Kakak.

Suasana hati seperti ini benar-benar membuat ku ingin menyendiri.

Tidak tau bagaimana harus melampiaskannya.

Siang itu aku hanya terus berdiam diri di kamar, aku tidak ingin bertemu siapa pun, sampai di sore harinya, aku ingin pergi berjumpa Kakak, tapi Kakak tidak ada di tempat.

Akhirnya aku pun berjalan sendiri di taman sampai hari mulai gelap, tiba-tiba hujan deras, aku pun berlindung di pondok sekitar taman.

Hujan dan angin yang dingin membuat hati semakin sedih, mengingat semua apa yang terjadi pada ku.

Aku ingin pulang…tapi aku tidak bisa, aku rindu papa dan mama.

Karena suasana hati yang tak kunjung membaik aku pun mulai berjalan pelan lalu berlari di tengah hujan sambil menangis, karena jalan licin tak sengaja aku pun terjatuh dan lutut ku terluka, karena rasa luka di lutut tak sesakit hati ku, aku yang terjatuh di situ hanya duduk dan menangis lagi.

Apa yang ku tangisi sebenarnya, bukan kah alat seperti itu bisa di buat lagi? Kenapa aku begitu sedih? Kenapa rasa sedih ini seperti bercampur?

di saat itu seseorang berdiri di depan ku, orang itu adalah Jenderal Yu, dia hanya diam dan mendekatiku. Lalu dia ingin menggendong ku pulang. Tapi aku sangat marah padanya, aku menolaknya dan dengan mata penuh kebencian aku memandangnya lalu aku pun berdiri sendiri sambil berjalan meninggalkannya.

Sepanjang jalan pulang aku tidak memandang kebelakang walaupun aku tau dia mengikuti ku dari belakang.

Sampai di depan jalan tempatku, aku melihat Pelayan Lee, dia berdiri membawa payung dengan khawatirnya dia yang melihat ku, segera menghampiri aku yang basah kuyup dengan lutut terluka.

‘’Nona…’’ Dengan wajah ingin menangis dia memanggilku.

Pelayan Lee lalu membawa aku masuk sebelum masuk dia memandang kearah Jenderal Yu dan aku pun memandangnya. Aku melihat dia berdiri tertunduk diam dengan badan yang basah kuyup, entah apa yang dia pikirkan. Lalu Pelayan Lee pun membawa ku masuk karena badan ku sudah kedinginan.

Pelayan Lee pun merawat ku, membersihkan luka di lutut ku dan memandikan ku dengan air hangat dan setelah siap dia menyuruh ku istirahat.

Pelayan Lee tidak bertanya apa pun.

Melihatnya begitu diam aku pun penasaran dan bertanya.

‘’Apa kamu marah padaku? Karena aku keluar tanpa memberitahu kamu?’’

‘’Tidak Nona, hamba mana berani marah, hamba hanya khawatir dengan Nona.’’

‘’Maaf kan aku membuat kamu khawatir.

Tadi aku bermaksud pergi mencari Kakak, tapi dia tidak ada di tempat.’’

‘’Nona tidak perlu minta maaf dengan hamba, hamba tahu apa yang terjadi dan hamba bisa memahami perasaan Nona.’’

‘’Bagaimana kamu bisa tau?’’

‘’Jenderal Yu yang mengatakannya sendiri padaku, dia merasa bersalah pada Nona.’’

‘’Sudah lah, aku tak ingin ingat lagi, aku lelah dan ingin istirahat.’’

‘’Baiklah Nona istirahat ya, jangan di pikirkan lagi.’’

‘’Oh yaaa… kamu tau Kakak pergi kemana?’’

‘’Tadi sore Nona Besar membawa prajurit tambahan menyusul Jenderal Meng dan Putra Mahkota.’’

‘’Prajurit tambahan?’’

‘’Ya Nona, saya mendengar percakapan Jenderal Yu dan Jenderal Meng semalam, setelah kejadian orang masuk ke ruang buku, Jenderal Meng dapat laporan kalau markas prajurit bagian barat istana juga di serang dan saya dengar yang mengerang adalah warga yang tinggal di situ dan karena banyaknya persiapan makan prajurit yang di rampok, jadi hari ini Kakak membawa prajurit tambahan dan juga bekal makan untuk mereka di sana.’’

Pelayan Lee melihat aku yang bingung mendengar kejadian seperti itu pun meneruskannya.

‘’Jadi, sebenarnya rakyat di kerajaan bagian barat sudah tidak di urus oleh Kaisar, banyak dari mereka yang di jadikan budak dan kerja paksa semenjak Raja dari kerajaan barat di tuduh akan melakukan pemberontakan di 10 tahun yang lalu.

Semua keluarga Raja barat di bantai tanpa ada 1 pun yang tersisa dan saya baru berumur delapan tahun saat itu.’’

‘’Bukan kah hanya tuduhan, apa kerajaan barat ada membuat penyerangan?’’

‘’Mendengar cerita dari Nona Besar, saat itu adanya salah paham. Tapi kejadian di malam itu adanya penyerangan di perbatasan kerajaan barat dengan ibu kota dan kebetulan Raja barat juga di tangkap di perbatasan.

Sampai sekarang sudah 10 tahun Kaisar membiarkan kerajaan barat tanpa seorang pemimpin, karena menurut ramalan, siapa pun pemimpin di kerajaan barat mereka akan selalu melakukan pemberontakan terhadap Kaisar.’’

‘’Kasihan ya rakyat di sana.’’

‘’Ya Nona, makanya hamba bersyukur walau pun hamba bukan keturunan bangsawan, setidaknya hamba bekerja melayani keluarga Jenderal.

Di sini selamat dan dapat hidup dengan baik, tidak seperti rakyat kerajaan barat yang tidak pasti akan hidup mereka.’’

Mendengar cerita dari Pelayan Lee, aku harusnya bersyukur dapat menjadi Nona yang selalu dia layani Pelayan.

‘’Baiklah Nona istirahat ya sekarang.’’

Karena begitu lelahnya aku pun tertidur…

.

.

.

.

Aku melihat sungai itu lagi airnya mengalir sangat deras dan aku melihat lelaki itu lagi, wajahnya tidak jelas, ada seorang perempuan berdiri di sampingnya, ku perhatikan wajah perempuan itu mirip dengan ku, lalu dia mendorong perempuan itu masuk ke sungai yang airnya deras itu, setelah dia mendorongnya dia terus memandang ke arahku dengan tertawa jahat.

Aku pun berteriak ketakutan hingga aku terbangun, ternyata aku bermimpi buruk lagi.

Prajurit yang menjaga di luar langsung masuk dan bertanya.

‘’Nona apa yang terjadi?’’

‘’Aku baik-baik saja, aku hanya bermimpi buruk.’’

Setelah itu prajurit pun keluar dan aku pun melanjutkan untuk tidur, aku yang sangat Lelah itu pun tertidur lagi.

* Part Jenderal Yu

Dia tak tau kemana? sekali lagi aku sangat khawatir, begitu juga terlihat dari wajah Pelayan Lee.

Aku berkata pada Pelayan Lee, kalau aku hari ini membuat sebuah kesalahan, saat ku ceritakan padanya, Pelayan Lee pun terlihat marah padaku.

Tapi harus bagaimana lagi, sekarang orang sudah hilang dan kita harus mencarinya, yang terjadi sudah terjadi.

Hari semakin gelap, langit pun ikut gelap sepertinya akan hujan deras, aku bergegas mencarinya.

Aku mencari kesemua tempat dan aku tidak menemukanya di mana-mana.

Hujan mulai turun semakin deras dan semakin deras, aku tidak menyerah, aku harus membawanya pulang, ini semua kesalahan ku.

Berlari dan berjalan dan berlari lagi seterusnya aku terus begitu sampai aku melewati jalan menuju taman, aku melihat dia terduduk di tengah jalan sambil menangis dengan lutut terluka, aku mendekatinya dan bermaksud menggendongnya pulang.

Tapi dia menolak ku dengan pandangan penuh kebencian, dia berdiri dan terus berjalan tanpa memandangku lagi, apa lagi yang bisa aku katakan selain diam, salah sudah salah, apa lagi yang bisa di katakan.

Aku mengikuti dia dari belakang dengan maksud mengawalnya dan memastikan keselamatannya. Andai dia tau hati ku juga sangat sakit.

Setelah ku pastikan dia selamat aku pun kembali ketempat ku, melampiaskan rasa sedih itu dengan berlatih pedang di tengah derasnya hujan, dengan rasa bersalah dan marah pada diri ku sendiri, sampai aku pun terlutut dan berteriak sepuas ku melampiaskannya rasa ini.

Terpopuler

Comments

See Chin Kiat

See Chin Kiat

Good 😘😘

2022-03-23

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!