Malam ini dingin sekali, aku tak sabar menunggu malam berganti pagi, karena besok adalah hari ulang tahun Kakak, di mana aku sudah membayangkan wajahnya yang bahagia.
Aku juga tidak sabar ingin berjumpa Putra Mahkota lagi. Walaupun Kakak secara tidak langsung perna berkata agar aku menjaga jarak dengan Putra Mahkota. Aku tetap saja tidak bisa, aku masih terus memikirkannya dia juga sebenarnya sedikit memberi semangat untuk bertahan di sini.
Malam semakin larut, karena terlalu bersemangat menunggu besok, aku jadi tidak bisa tidur.
Aku baring dengan menghadap kiri dan menghadap kanan, hufffff....tetap saja tidak bisa tidur.
Karena tidak bisa tidur, pikiran pun kemana-mana dan aku teringat kembali kejadian tadi pagi yang membuat aku merasa malu, tapi tersenyum senang.
Tiba-tiba terdengar suara dari luar dan sesosok bayangan berlari melintas depan kamarku.
Seketika itu aku terkejut dan takut, dalam pikiranku mungkin itu hantu.
Beberapa detik kemudian sesosok bayangan di iringi suara langkah kaki dan melintas lagi di depanku kamarku.
Aku tau kedua kalinya ini bukanlah hantu, aku pun segera bangun dari tempat tidur dan mencoba mendekati pintu.
Di setengah jalan aku menuju pintu, tiba-tiba Jenderal Yu membuka pintu kamarku dengan wajah yang panik.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
Tanpa menjawab pertanyaan ku, dia menarik tanganku, memposisikan aku di belakangnya, lalu mengulurkan pedangnya kearah depan.
Yang benar saja ternyata seorang berbaju hitam bertopeng pun mengulurkan pedangnya kearah kami.
tidak tahu sejak kapan orang jahat ini di kamarku dan aku tidak menyadarinya.
Dalam posisi seperti ini penjahat itu tau dia bukan lah tandingan Jenderal Yu dan terdengar suara prajurit yang berdatangan dari kejauhan.
Tiba-tiba seorang lagi penjahat melemparkan asap kearah kami sehingga kami tidak dapat melihat dan saat itulah kedua penjahat itu kabur.
Ternyata para penjahat itu berkelompok, ada 5 orang, 3 orang tertangkap, 2 orang lagi bersembunyi di kamar ku dan akhirnya berhasil kabur.
Aku sangat ketakutan dan aku meminta Jenderal Yu untuk tidak pergi.
Aku menarik tangannya dan berkata.
"Jangan pergi, saya takut."
Dengan dinginnya dia melepaskan tanganku dan berkata.
"Saya akan menyuruh Pelayan Lee menemani kamu dan beberapa prajurit akan menjaga di depan kamarmu."
Lalu dia pergi.
Tidak lama kemudian Kakak dan Pelayan Lee datang.
Sedangkan Jenderal Meng pergi mengurus 3 orang yang tertangkap itu.
Dengan wajah khawatir Kakak bertanya
"Xiao Ying, kamu tidak apa-apa kan? kamu tidak terluka kan?"
Wajah Kakak terlihat begitu khawatir sampai seperti nya dia menahan air mata di depan ku.
"Saya tidak terluka, Kakak jangan khawatirkan saya, tapi bolehkah Kakak temani saya tidur malam ini, saya takut mereka akan kembali."
Lalu Kakak memeluk ku dan berkata.
"Jangan takut, kakak akan menjaga kamu.
Di luar pun banyak prajurit yang akan berjaga sampai pagi.
Pelayan Lee kamu kembalilah ke kamar kamu, saya akan menemani Nona di sini."
"Baik, Nona besar."
Akhirnya Kakak menemaniku tidur, sampai pagi-pagi Kakak baru kembali ke tempat nya.
.
.
.
.
* Part Jenderal Yu
Malam ini sangat dingin, aku duduk sendiri sambil berjaga-jaga, terfikir aku akan kejadian tadi pagi.
Di mana Putra Mahkota datang mencari ku dan dengan bodohnya aku menyusul dia keruang buku.
Tanpa sengaja aku melihat dan mendengar semua percakapan mereka, haizzz... rasanya aku ingin menusuk hatiku dengan pedang.
Tapi itu adalah Putra Mahkota, bagaimana pun aku tidak boleh menunjukkan kalau aku sebenarnya cemburu.
Di tengah lamunan ini aku melihat 5 orang bertopeng di atas atap, mereka tidak melihatku, lalu ku perhatikan gerak gerik mereka.
5 orang itu terlihat menuju ruang buku.
Aku segera memberi tahu salah satu prajurit agar pergi bersiap.
Sedangkan aku mengikuti mereka, sesampainya mereka di ruang buku, 2 orang masuk kedalam dan 3 orang lagi berjaga di luar.
Dengan prajurit yang sudah siap, lalu kita serang dulu 3 orang yang berjaga di depan, sementara prajurit menyerang, aku pun menyusul 2 orang lagi yang masuk ke dalam ruang buku.
Ternyata mereka bukanlah pencuri biasa, mereka terlatih dan dapat mengalahkan beberapa prajurit.
Karena banyaknya prajurit jadi mereka pun sudah tak mampu bertahan dan akhirnya kami menangkap 3 orang.
2 orang lagi, sudah hilang saat aku masuk.
Aku periksa sekitar, lalu terdengar suara orang berlari dan aku kejar sampai di depan ruangan di mana Xiao Ying berada , tapi aku tidak menemukan mereka. Karena takut Xiao Ying terbangun dan hati ku yang masih marah dan cemburu, aku pun berniat pergi. Belum sempat aku pergi, aku melihat adanya keanehan di atas atap ruangan Xiao Ying tinggal.
Saat itu juga aku segara menerobos masuk kedalam kamarnya, ternyata dia sudah terbangun dan kebetulan berada tepat di depan pintu. Firasat ku benar, seorang pencuri itu tepat berada di belakang Xiao Ying dan bersiap mengulurkan pedang kearahnya. Tidak tahu apa niatnya, mungkin ingin di jadikan sandera. Untungnya aku cepat masuk. Kalau tidak aku akan sangat menyesal jika sesuatu terjadi padanya.
Di situ aku berusaha melindunginya, tidak akan aku biarkan para penjahat ini melukainya.
Dalam keadaan yang bahaya itu prajurit pun berdatangan dan sepertinya penjahat itu tau mereka sudah terancam, lalu tiba-tiba seseorang melemparkan asap kearah kami dan saat asap hilang mereka sudah kabur.
Setelah kejadian itu aku tidak bisa tidur memikirkan bagaimana dia memintaku menemaninya saat itu, aku pun mengkhawatirkan dia sebenarnya? Tapi aku masih sakit hati dan marah padanya, haizzzzz...kenapa dengan aku ini?
Jika dia ingin bersama Putra Mahkota juga itu bukan urusan aku, tapi kenapa aku tidak suka melihat mereka begitu akrab.
Dalam hati aku benar-benar tidak ingin bersikap begitu padanya. Aku tau dia ketakutan dan jujur saja aku sangat ingin menemani dan menjaganya.
ini kelalaian ku tidak terfikir oleh ku dari awal penjahat itu akan bersembunyi disitu.
huhhhhh... kenapa? kenapa harus aku yang di posisi kan seperti ini, aku tidak boleh menyukainya.
* Part Xiao Ying
Kejadian semalam membuat ku trauma, aku jadi tidak berani bersendirian, pagi ini Kakak pergi pun aku masih merayunya agar dia terus menemaniku.
Tapi Kakak sangat sibuk, apa lagi dengan kejadian ini. Jadi Pelayan Lee lah yang menemani aku sejak pagi dan banyak prajurit yang terus berjaga-jaga.
Begitu banyaknya teror di akhir-akhir ini, Kakak, Jenderal Meng dan Jenderal Yu sibuk menyelidikinya, mereka takut ini akan ada kaitannya dengan pesta ulang tahun Kaisar.
Haizzzz...kenapa ini harus terjadi di hari ulang tahun Kakak, bagaimana dengan rencana ku seterusnya?
Akhirnya pagi itu aku hanya tinggal di kamar, Kakak sudah berpesan padaku agar tidak keluar dan bersendirian.
Lalu seorang prajurit datang dan berkata padaku kalau Pangeran Kecil mencari ku dan menunggu ku di depan gerbang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
See Chin Kiat
👍👍👍💪💪💪😘😘😘
2022-03-19
2