*Part Putra Mahkota
Aku tertangkap kembali ke istana sedangkan Xiao Ying sudah di bawa prajurit ke penjara. Lalu aku di bawa menghadap Kaisar dan dengan sangat marah sebuah tamparan melayang ke wajahku sampai ayahanda menarik pedangnya dan Ingin membunuhku, tapi di situ ibunda menolong ku dan menghentikan ayahanda.
"Bagaimana aku bisa mempunyai keturunan seperti ini, demi seorang wanita kamu mengorbankan tahta yang di ingin kan semua orang."
Lalu ibunda membantuku untuk bicara.
"Ampuni lah dia, dia tidak sadar apa yang dia lakukan saat ini, aku mohon beri dia kesempatan."
"Ini semuanya karena kamu terlalu memanjakannya, dia ada Putra Mahkota negeri ini, aku mengirim dia keluar berperang dan merencanakan pernikahan ini semua demi membangun kekuatan untuknya, aku benar-benar kecewa."
"Ampuni dia, ini memang salah ku tidak mendidiknya dengan baik, berikan dia kesempatan, Aku mohon padamu."
"Permaisuri... aku tau apa yang kamu lakukan, kamu mengirim orang membantunya melarikan diri, aku sangat kecewa dengan kalian berdua."
"Ampuni aku, aku mengakui kesalahan ku dan aku rela di hukum, tapi tolong ampuni Putraku."
Aku terkejut mendengarnya,ternyata ibunda yang mengirim orang itu untuk membantuku.
Dengan mata yang ingin menangis aku melihat ibu dan berkata.
"Ibunda kenapa kamu lakukan ini padaku?"
"Maafkan aku Putra ku, aku hanya Ingin kamu selamat."
Tiba-tiba ayahanda menjatuhkan hukuman kepada kami.
"Prajurit... bawa Permaisuri kembali ke tempatnya, dia akan di hukum mati, begitu juga dengan wanita dan seorang lelaki lagi yang tertangkap bersama Putra Mahkota."
Hukuman mati untuk orang yang ku cintai, bagaimana ini?
"Ayahanda ini semua salahku, aku mohon jangan lakukan ini pada ibunda, biar aku saja yang menanggung semua nya."
"Aku tidak akan menghukum mu, aku ingin kamu melihat bagaimana aku menghukum mereka, agar kamu tau, setiap perbuatan mu akan mengorbankan orang di sekitar mu."
"Ayahanda...aku mohon padamu. Ampuni ibunda, aku mengakui kesalahanku."
"Sekarang sudah terlambat untuk mengakui kesalahanmu, seharusnya kamu tau dari awal kamu akan mengorbankan mereka semua."
Lalu tiba-tiba prajurit melapor akan kedatangan Raja timur bersama dengan Putrinya. Di situ raja timur berkata.
"Kaisar, pelarian yang di lakukan oleh Putra Mahkota hanya lah semata buta karena cinta, melihat Putra Mahkota masih sangat muda, aku mohon pada Kaisar ampuni lah mereka."
Ayahanda diam seketika dan berpikir, lalu ayahanda berkata.
"Baiklah Putra Mahkota, keputusan hidup atau mati akan ada di tangan mu, jika kamu bersedia untuk menikah maka aku akan tutup mata atas perbuatan ibunda mu."
Aku melihat wajah ibunda yang penuh air mata dan kesedihan, aku tidak berdaya di hadapi dengan pilihan seperti ini. Mau tidak mau aku pun menjawab dengan hati yang sangat sakit.
"Baiklah ayahanda, aku bersedia."
Dalam hati aku merasa bersalah pada Xiao Ying.
Maaf kan aku mengingkari janji ku, aku tidak berdaya dengan pilihan ini. Tolong jangan membenci ku.
Lalu prajurit Istana yang tadinya di perintah kan untuk menyampaikan hukuman pun bertanya.
"Kaisar bagaimana dengan wanita dan juga lelaki yang di tangkap bersama Putra Mahkota, apa mereka di lepaskan juga?"
"Tidak, aku hanya berkata keputusan Putra Mahkota akan menyelamat Permaisuri."
Mendengar Xiao Ying di jatuhi hukuman mati aku hanya pasrah saja, bagaimana aku memohon pun sudah tidak ada gunanya. Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkannya.
"Baiklah kalian semua boleh pergi sekarang sebelum aku berubah pikiran."
Aku kembali ketempat ku dan menangis merasa gagal, aku tidak bisa melindunginya, bagaimana Aku harus menyelamatkannya?
Aku melampiaskan semuanya hanya dengan minum-minum sampai mabuk.
Tiba-tiba Pangeran datang, dia masuk ke kamarku dengan sangat marah, melihat aku yang begitu gagal dan putus asa dia pun tidak dapat berbuat apa-apa.
"Aku sudah gagal melindunginya. Apa yang harus Aku lakukan." sambil menangis dan dalam keadaan setengah mabuk aku berkata pada Pangeran.
"Jika kamu tidak bisa menyelamatkannya lalu kamu pikir aku bisa menyelamatkannya?"
"Aku mohon padamu, kamu pasti ada cara untuk menyelamatkannya."
Pangeran duduk di samping ku dan ikut aku minum, lalu berkata.
"Ini sudah keputusan ayahanda, aku pun tidak berdaya, aku pun merasa sangat gagal, saat itu dengan berani dia seorang gadis lemah menyelamatkanku dari para pembunuh itu, tapi sekarang aku tidak bisa membalasnya."
"Kamu bisa berkata pada ayahanda kalau dia yang menyelamatkan mu dari para pembunuh itu."
"Aku sudah pergi memohon pada ayahanda dan aku telah mengatakan semuanya, tapi ayahanda tetap kepada keputusannya. Tadi aku juga mengunjunginya di penjara, dalam keadaan hampir mati pun dia masih mengkhawatirkan keadaanmu."
Aku memukul diriku sendiri mendengar Pangeran berkata begitu, berulang kali aku menampar wajahku sendiri, kenapa aku begitu gagal, aku marah pada diriku sendiri.
Lalu Pangeran pun pergi meninggalkan ku tanpa berkata apa pun.
.
.
.
.
Aku dengar dari Pelayan pribadi ku, kalau eksekusi akan di lakukan besok sore dengan cara di gantung dan besok juga pernikahan akan dia laksanakan.
Benar kan aku harus membiarkannya mati, apa aku benar-benar sudah tidak ada cara? begini caranya kah aku harus kehilangan dia? sedangkan aku baik-baik saja di sini.
Aku tidak bisa terus begini, malam ini aku meminta bantuan pada Pangeran agar bisa membawa ku masuk penjara untuk menjenguknya, karena ayahanda sudah berpesan dengan para prajurit agar tidak membiarkan aku masuk menjenguknya.
Dengan bantuan Pangeran aku pun bisa masuk kedalam, betapa sakitnya hatiku saat aku melihat keadaannya, dia terbaring tidak sadarkan diri dengan seluruh badan penuh darah karena di cambuk. Seketika itu juga aku menangis, dia mendengar suara dan bangun.
Lalu dia berkata dengan suara yang sangat lemah.
"Jangan menangis, aku akan baik-baik saja."
Aku berusaha untuk tidak menunjukkan tangisan ku.
"Bagaimana ada orang sepertimu, sendiri sudah tidak bisa berdiri masih saja mengkhawatirkan ku."
"Apa Kakak sudah tau? tolong katakan padanya kalau aku baik-baik saja."
Belum sempat aku menjawabnya, dia pun kembali tidak sadarkan diri, hatiku hancur sehancur hancurnya dan aku berlari keluar, aku menangis karena tidak bisa berbuat apa pun untuknya.
Prajurit yang melihat aku di situ pun hanya membawaku kembali ke ruangan ku dan di ruangan ku pun sudah bergantung kain merah dan baju pengantin sudah di siapkan.
Dalam keadaan seperti ini aku marah dan membuang semua barang yang sudah dia siapkan untuk pernikahan besok dengan keadaan kamar yang berantakan aku hanya terus minum dan minum sampai mabuk.
Tiba-tiba aku mendengar suara Pangeran, dia masuk ke kamarku dan berkata padaku bahwa Kakak Xiao Ying datang menemui Kaisar.
Tapi saat itu aku sudah terlalu mabuk karena banyak minum hingga aku tidak sadarkan diri lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments