*Part Putra Mahkota
Akhirnya kami memenangi peperangan dan pulang ke Istana, aku sudah sangat merindukannya. Setelah bertemu ayahanda aku pun segera pergi bertemu dengannya melepaskan kan kerinduan.
Aku sudah berjanji akan melamarnya dan aku akan membicarakan hal ini dengan ayahanda, tapi sebelum itu aku ingin mengatakannya pada ibunda dulu.
Sepulangnya aku ke Istana, belum sempat lagi aku bertemu ibunda Permaisuri.
Ayahanda memanggilku dulu dan ingin bertemu. Aku dengar ayahanda ingin membicarakan tentang pernikahan ku, aku sangat senang, dengan semangat aku pergi menemui ayahanda.
Di perjalanan menuju tempat ayahanda aku melihat seorang perempuan cantik keluar dari ruangan ayahanda dan ternyata itu adalah Tuan Putri dari kerajaan bagian timur.
Tanpa berpikir panjang dan dengan semangat aku pun segera masuk dan menemui ayahanda dan memberi hormat lalu ayahanda pun berkata.
"Bagaimana, apa kamu sudah bertemu dengan calon istrimu."
"Ya...aku sudah bertemu dengannya." dengan sangat gembira aku menjawab. Dalam hati aku berpikir ternyata ayahanda tau aku ingin memperistri Xiao Ying.
"Kalau begitu aku akan menyuruh orang segera mempersiapkan pernikahan kalian."
"Tapi ayahanda, tidak kah ayahanda perlu memanggil Jenderal Meng dan juga istrinya dulu untuk membicarakan hal ini."
"Apa maksudmu? kamu yang akan menikah dan kenapa aku harus memanggil mereka untuk membicarakan hal ini?"
Aku sedikit panik dan merasa ada yang tidak betul.
"Bukan kan calon istriku adalah adik ipar Jenderal Meng?"
"Ha...ha...ha... Putra Mahkota tampaknya salah faham , aku dan ibunda mu sudah memilihkan calon istri yang sesuai untukmu, dia adalah Putri dari Raja timur, aku dan Raja timur sudah merencanakan pernikahan ini dari 2 bulan yang lalu."
"Tapi ayahanda... aku sudah mempunyai calon ku sendiri, pilihan ku sendiri."
"Jadi sekarang kamu ingin memberitahuku kalau kamu tidak bersedia?"
"Ayahanda, aku mohon padamu, aku hanya mencintainya, aku selalu menurut kata-kata mu sejak dari kecil dan aku tidak pernah meminta apa pun, kali ini biarkan aku memilih calon istri ku sendiri."
"Sekarang demi seorang wanita kamu sudah berani melawanku."
"Ayahanda aku tidak bermaksud melawan mu tapi aku mohon padamu."
Lalu dengan nada marah ayahanda berkata.
"Jangan paksa aku dan turuti saja, ini adalah perintah."
Lalu dengan wajah yang sangat marah ayahanda pergi meninggalkan ku.
Bagaimana ini? ayahanda tidak menyetujui aku untuk memperistri dia, aku harus mencari cara.
Lalu aku pergi menemui ibunda.
Berharap ibunda dapat membantuku untuk membujuk ayahanda.
"Ibunda aku ingin memohon sesuatu pada mu." dengan wajah sedih aku memohon.
"Apa yang terjadi anakku? apa yang kamu ingin ibunda bantu."
"Aku tidak ingin menikah dengan pilihan ayahanda, Aku ingin menikahi pilihan ku sendiri."
"Tapi ayahanda mu telah membuat keputusan dan siapa yang berani menentangnya."
"Karena itu aku datang memohon padamu, hanya ibunda yang bisa membujuknya."
"Siapa wanita yang kamu pilih itu?"
"Dia adalah adik dari istri Jenderal Meng."
"Ternyata gadis itu yang kamu pilih, aku pun menyukainya. Tapi kali ini ibu benar-benar tidak bisa membantu mu sekali pun kamu berlutut memohon padaku."
"Kenapa ibu? apa alasannya, kenapa aku harus menikahi orang lain? aku sudah berjanji padanya dan aku sangat mencintainya."
"Anakku... jika kamu mencintai gadis itu, jangan membawa masalah padanya, turuti saja ayahanda mu."
"Tidak ibu, aku tidak bisa menurutinya, tolong pahami perasaan ku, aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak aku cintai, aku mohon padamu ibu bantulah aku."
"Maaf kan aku anakku, ibu benar-benar tidak bisa membantu mu, keputusan ayahanda sudah tidak bisa di tentang, ini demi kebaikan mu, jika kamu tidak menurutinya maka kamu akan membawa masalah pada gadis itu dan juga keluarganya."
"Baiklah ibu aku mengerti, aku tidak akan memohon lagi, aku akan memakai cara ku sendri untuk menentangnya."
"Jangan melakukan hal bodoh anakku, ibu mohon padamu turuti saja ayahandamu."
Ibunda terlihat sangat khawatir, tapi aku tidak perduli, aku pergi dari situ tanpa berkata apa pun.
Aku akan mencari cara sebelum hari pernikahan tiba dan pernikahan ini tidak akan pernah terjadi, satu-satunya yang Ingin ku nikahi hanya Xiao Ying.
Tiba-tiba Pelayan pribadi Kaisar datang membawa sekelompok prajurit.
"Maaf Putra Mahkota, kami akan mengantar kamu kembali keruangan mu, Kaisar mengeluarkan perintah agar Putra Mahkota tinggal di ruangan dan tidak di izin kan keluar Istana sampai hari pernikahan tiba.
"Apa maksud kalian."
Aku mencoba melawan, tapi aku tidak bisa mengalahkan begitu banyaknya prajurit yang menangkap ku dan dengan paksa mereka membawaku.
.
.
.
.
2 hari sudah ayahanda mengurung ku, bahkan aku tidak tau apa yang terjadi di luar sana.
Aku di Jaga ketat oleh para prajurit, sehingga aku tidak dapat pergi kemana-mana pun.
Aku pun tidak tau kapan pernikahan itu di laksanakan, sampai aku diam-diam meminta Pelayan pribadi ku untuk mencari tau.
Akhirnya aku mendapat kan infomasi bahwa pernikahan akan di adakan besok.
Aku yang tidak berdaya hampir putus asa. Xiao Ying bahkan tidak tau akan semua ini atau pun dia sudah tau. Bagaimana keadaannya? aku sangat Ingin bertemu dengannya.
Tidak...aku tidak boleh berdiam diri, aku harus keluar dari sini. Tiba-tiba datang seorang berpakaian hitam dengan topeng, entah bagaimana dia bisa masuk ke ruangan ku, padahal di luar sangat banyak prajurit Istana yang menjaga.
Aku terkejut dan tiba-tiba dia berkata,
"Aku bisa membantu mu keluar dari sini malam ini,bahkan aku bisa membantumu keluar dari gerbang ibu kota dan kamu bisa hidup bahagia di luar sana bersama gadis pilihan mu itu."
"Siapa kamu ingin membantuku? bagaimana Aku bisa percaya denganmu."
"Putra Mahkota tidak perlu tau siapa aku, suatu saat kamu akan mengetahuinya. Malam ini aku akan datang membantu mu keluar dari sini, jadi bersiap lah dan ingat lah, resiko dari pelarian ini adalah tahta mu."
Tampaknya orang ini bukan orang biasa. Karena aku tidak punya pilihan maka aku bersedia di bantu olehnya dan dia pun pergi setelah mengatakan rencananya padaku.
Aku memilih melarikan diri daripada tahtaku, kedudukan yang di ingin kan semua orang.
Apa aku bodoh? apa aku akan menyesalinya? entah kenapa saat ini perasaan ingin menjadi Kaisar itu kalah di banding kedinginan ku untuk bersamanya.
.
.
.
.
Aku segera menulis surat dan meminta Pelayan Pribadiku untuk mengantarkannya langsung kepada Xiao Ying. Begitu gelisah, aku menunggu Pelayan ku kembali, aku sangat takut dia tertangkap karena membawa surat ku.
Setelah menunggu begitu lama, akhirnya Pelayan Pribadi ku kembali dia berkata surat itu telah sampai di tangan Xiao Ying. Aku pun sangat lega mendengarnya.
Malam itu pun aku bersiap menunggu orang yang bertopeng itu kembali membantuku keluar, setelah lama aku menunggu dan tidak ada tanda-tanda kedatanganya juga.
Aku hampir putus asa, bisa-bisanya aku percaya pada orang yang bahkan wajahnya pun aku tidak lihat.
Sampai hampir menjelang pagi, tiba-tiba aku mendengar suara dari atas atap ruangan ku, akhirnya dia datang dan membawaku keluar melalui atap ruangan tanpa di ketahui oleh prajurit yang berjaga.
Akhirnya aku bisa keluar dari Istana, selanjutnya Aku harus pergi ketempat yang aku janjikan untuk bertemu Xiao Ying di sana, dia pasti sudah menungguku sangat lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
See Chin Kiat
👍👍
2022-03-25
3