Pancake Untuk Pelayan Lee

* Part Xiao ying

Seperti janji ku dengan Kakak semalam, hari ini pagi-pagi buta aku dan kakak sudah pergi mengunjungi makam ayah dan ibu.

Aku melihat kakak menangis begitu sedihnya, aku mengerti rasanya merindukan, seperti aku pun merindukan papa dan mama, aku pun ikut menangis, apa yang ku tangisi aku pun tidak mengerti, mau tidak mau aku harus menerima semua ini.

Kakak berkata di depan makam ayah dan ibu dia akan menjagaku walau apa pun yang terjadi.

Rasanya sangat terharu melihat kakak begitu menyayangi ku.

Setelah selesai aku dan Kakak pun pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku melihat Jenderal Meng sedang menunggu Kakak. Jadi aku pun Kembali ke kamar ku.

Seperti biasanya tidak ada apa-apa yang bisa kulakukan selain berdiam diri di kamar, aku sangat merasa bosan.

Ini adalah hari ketiga aku disini tapi rasanya sudah seperti 3 tahun. Kerja ku disini hanya makan, tidur dan terkadang keluar jalan jalan bersama Pelayan Lee.

Di sini Pelayan Lee lah yang selalu menemani ku, untung saja ada dia.

Tidak seperti biasanya, hari ini wajah Pelayan Lee terlihat sedih, lalu aku pun bertanya?

‘’Kamu kenapa? Biasanya sangat bersemangat."

Dengan wajah yang agak murung dia menjawab.

‘’Sebenarnya hari ini adalah hari ulang tahun hamba, biasanya Nona akan mengajak hamba ke pasar dan makan semangkuk mie panjang umur."

‘’Oh ya… kenapa kamu tidak bilang dari tadi."

‘’Biasanya Nona juga ingat. Tapi tidak apa karena Nona kan hilang ingatan jadi hamba tidak apa."

Aku tidak tau bagaimana hubungan antara Pelayan Lee dan Xiao Ying, tapi karna sekarang aku lah Nona Xiao Ying, jadi aku akan menjadi versi ku sendiri.

Melihat Pelayan Lee yang sedih, aku jadi tidak tega

aku pun berfikir, biasanya orang ulang tahun setidaknya ada kue, terlintas di kepalaku untuk buatkan dia kue.

‘’Dapur…mau kah kamu temani aku ke dapur?"

‘’Kenapa ke dapur Nona? kalau Nona ingin makan biar hamba ambilkan saja."

‘’Aku tidak ingin makan, aaayoh lah… temani aku kedapur…"

Dengan manjanya aku terus merengek.

Pelayan Lee yang tidak tahan dengan rengekan kan ku itu pun akhirnya menemani ku pergi.

Sampainya di dapur aku pun mulai mencari bahan-bahan untuk membuat kue.

Tapi karna ini jaman kuno aku hanya bisa menggunakan alat seadanya dan juga bahan seadanya.

‘’Nona cari apa? memangnya Nona bisa memasak?"

‘’Kamu lihat saja nanti."

Setelah bahan terkumpul, hanya ada tepung, telur, gula, susu dan juga madu.

Sebenarnya aku ingin membuatkannya kue ulang tahun, tapi berhubung tidak ada mixer atau pengocok, aku terfikir untuk membuat Pancake saja.

Aku pun mulai membuat pancake, ku campurkan semua bahan dan akhirnya Pancake buatan ku pun jadi.

Ku hias dengan cantik lalu ku berikan kepada Pelayan Lee.

Dengan mata berkaca-kaca dia pun mulai mencicipinya, begitu juga pelayan lainnya.

‘’Terimakasih Nona, hamba tidak perna makan ini sebelumnya, ini rasanya sangat enak."

‘’Ini Namanya Pancake, dulu ibu ku selalu membuatkannya untuk ku."

Aku teringat mama selalu membuatkan ku saat aku masih kecil, aku masih ingat aku berkata aku ingin menjadi seorang baker saat sudah besar nanti.

Pelayan Lee merasa bingung dengan perkataan ku dan bahkan dia susah untuk mengucapkan kata Pancake.

‘’Pann...cake?"

Lalu aku hanya tertawa.

‘’Sudah lah kamu makan saja, apa pun ini namanya yang penting kamu merasa gembira."

Pelayan Lee menganggukkan kepala dengan wajah yang sangat gembira.

Itu lah pertama kali aku membuat kue setelah 3 hari aku di sini, melihat semua Pelayan menyukai kue buatan ku aku merasa berguna setelah 3 hari ini aku hanya makan tidur dan main.

Tidak lupa ku buatkan untuk kakak dan Jenderal Meng.

Ku antar sendiri kepada kakak yang sedang Bersama dengan Jenderal Meng di markas prajurit.

‘’Kakak, aku membawakan kamu kue, aku membuatnya sendiri."

‘’Apa ini? kapan kamu membuatnya?"

Kakak bertanya Sambil membuka kotak kue.

Jenderal Meng pun penasaran dan bertanya.

‘’Benda apa itu?"

Aku pun menjawab

‘’Ini namanya Pancake."

‘’Pann...cake?"

Sama seperti Pelayan Lee Jenderal Meng tidak bisa menyebutkannya dengan benar dan aku hanya bisa menahan tawa dalam hati.

Kakak dan Jenderal Meng terlihat bingung.

Lalu Jenderal Meng berkata

‘’Aku tidak perna mendengar nama ini sebelumnya."

‘’Ini sangat susah untuk di jelaskan sebut saja ini kue, kalian cobalah makan, ini terbuat dari tepung, gula, susu dan madu."

Lalu Kakak dan Jenderal Meng mencicipinya, ya pastinya saja mereka sangat menyukainya.

‘’Ini rasanya enak dan manis." Kata kakak

Jenderal Meng pun sependapat dengan Kakak, aku sangat gembira melihat mereka menyukainya.

Kakak bertanya.

‘’Bagaimana kamu bisa membuatnya?"

Karna susah untuk menjelaskannya atau jika aku menjelaskanya pun mereka tidak akan mengerti Dengan polos aku menjawab.

‘’Ini karena aku lupa akan ulang tahun Pelayan Lee dia merasa sedih, jadi aku pergi ke dapur melihat ada apa yang bisa ku buat."

Lalu Jenderal Meng memotong penjelasan ku.

‘’Jadi kamu pergi ke dapur dan menemukan tepung, gula, susu dan madu? Ha ha ha ha..."

Kakak dan Jenderal Meng tertawa gembira dan aku pun tertawa juga.

Di tengah kebahagian itu, ada rasa hangatnya kekeluargaan, sepertinya aku akan mulai betah di sini.

Ya kalau bisa kembali ke jaman modern pastinya aku ingin Kembali ke dunia ku.

‘’Kakak saya punya permintaan, bolehkah saya sering ke dapur? saya merasa sangat bosan, setiap hari tidak ada yang bisa aku lakukan."

‘’Tentu boleh, jika kamu memang menyukainya, hanya kamu harus ingat jangan terlalu lelah dan jangan membuat kakak khawatir."

Dengan wajah yang sangat gembira aku menjawab.

‘’Terimakasih…kakak...Terimakasih Jenderal Meng…"

Gembiranya saya mendapat izin dari Kakak.

Melihat aku yang begitu gembira Kakak dan Jenderal Meng pun tertawa gembira.

Karna hari sudah sore aku pun berpamitan untuk kembali ke ruangan ku, tidak terasa membuat kue tadi menghabiskan waktu ku setengah hari, itu lebih baik dari pada aku berdiam diri di kamar.

Saat hendak berpamitan, Jenderal Yu pun masuk, Jenderal Meng lah yang memanggilnya datang karena ada hal yang ingin di diskusikan.

‘’Jenderal Yu, silakan duduk dan cobalah makan, ini kue yang di buat Nona Xiao Ying."

Karna Jenderal Meng yang menyuruhnya maka dia pun duduk dan mencicipinya.

Setelah itu dia pun tidak berkomentar apa pun, dia malah mengalihkan kan pembicaraan ke topik hal yang akan di diskusikan dengan Jenderal Meng.

Melihat mereka yang sibuk maka aku pun berpamitan dan pergi.

Sambil berjalan aku pun berfikir

Haizzz… kenapa ada orang bersikap begitu dingin dengan ku, dia langsung tidak memandang ku, sepertinya kejadian tadi malam pun tidak perna terjadi, apa kesalahan Nona ini sebelumnya? atau dia yang aneh?

Hufffff... biarkan saja lah, lagian aku jarang bertemu dia.

Kalau di banding dengan Putra Mahkota......

Hmmm kenapa aku senang ya kalau ingat dia.

Terpopuler

Comments

See Chin Kiat

See Chin Kiat

👍👍👍

2022-03-18

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!