Awal Pengkhianatan

Aku dan Ryan sudah satu bulan tidak bertemu karna dia keluar kota untuk mengurus pekerjaannya dan hari ini adalah hari Sabtu, kebetulan adalah hari raya perayaan makan kue bulan.

Hari ini juga Ryan pulang dari luar kota, aku sudah kangen sama dia dan tidak sabar ingin bertemu.

Aku dan Ryan adalah keturunan cina jadi kita sekeluarga akan merayakan Festival makan kue bulan dengan kumpul bersama keluarga terlebih dahulu masing-masing.

Akhirnya kita pun janjian untuk bertemu dan makan malam bersama jam 7 malam.

Ryan bilang dia akan datang menjemput ku.

Sebenarnya hari ini Tina menelpon ku, dia ajak bertemu nanti malam, dia bilang ada hal penting yang ingin dia sampaikan, tapi aku bilang aku ada janjian dengan Ryan, jadi pertemuan itu di tunda besok malam.

Fikir ku dalam hati...

Ermmm... kira-kira apa yang ingin dia sampaikan ya? jangan-jangan dia mau kenalin pacarnya.

Tidak terasa waktu sudah menunjuk kearah jam makan malam, aku sudah siap dandan dan tak sabar untuk bertemu dengannya, sudah satu bulan kita tidak bertemu, siapa sih yang gak kangen kalau satu bulan gak ketemu sama orang yang sangat kamu cintai.

Tapi kenapa tak kunjung datang juga, tidak biasanya dia akan terlambat seperti ini.

‘’Ryan belum datang?" tanya mama.

‘’Ya ma aku telpon gak di jawab ni."

‘’Mungkin macet di jalan, orang lagi bawa mobil jangan di telponin terus ya...nanti dia gak fokus, tunggu bentar lagi juga datang...sudah janjian kan?"

‘’Ya ma."

Jawabku yang sudah agak kesal menunggu.

Aku masih terus menunggu dan menunggu seperti orang bodoh, sesekali mama selalu datang tanya dan tak terasa waktu sudah menunjuk ke jam 8 malam.

Orang yang ku tunggu dari tadi tak juga datang padahal kita sudah janjian jam 7 malam, dia sudah terlambat 1 jam dan tiada apa-apa kabar, telpon pun gak di jawab. Karna aku khawatir jadi aku telpon kerumahnya dan mamanya yang menjawab telpon.

‘’Hello…tante, ini Vanie...Ryannya ada?"

‘’Oh...Vanie, Ryan gak ada, tadi pukul 5 sore dia sudah keluar."

‘’Ryan ada bilang pergi kemana gak tante?"

‘’Gak ada, tadi tante liat dia buru-buru keluar, atau kamu coba telpon kehpnya aja."

‘’Sudah aku telponin tante tapi gak di jawab."

‘’Mang kenapa Vanie, kalian berantem ya?"

‘’Gak kok tante, kita udah janjian mau makan malam, tapi sampai sekarang Ryan belum datang."

‘’Aduh ni anak udah janjian kok malah gitu gak kasih kabar, kasian kamu tungguin."

‘’Udah tante gak apa, nanti kalau Ryan sudah pulang bilangin aku cari dia ya."

‘’Ok, nanti tante bilangin sama dia."

‘’Makasih tante."

Lalu ku tutup telepon.

Sebenarnya tidak biasanya Ryan terlambat dan tidak memberi apa-apa kabar seperti ini, biasanya dia selalu tepat waktu. Walaupun aku khawatir, tapi apa yang bisa aku lakukan? selain hanya bisa menunggu dan mendengar penjelasannya nanti.

Aku harus berfikir positif, harap saja tidak ada terjadi apa-apa dengannya, walaupun aku tau dia tidak datang, tapi dalam hati masih terus tunggu.

Setelah tunggu begitu lama dengan di temani perut ku yang mulai terasa lapar akhirnya aku pun menyerah untuk menunggunya.

Aku keluarkan mobil dari garasi dan ku putuskan untuk keluar sendiri untuk mencari makanan.

Sampai lah aku di depan Restoran nasi goreng favorite ku. Aku pun parkir mobil dan belum sempatnya aku matikan mesin dan turun dari mobil aku melihat Ryan bersama dengan seorang perempuan yang sangat aku kenal, mereka keluar dari Hotel yang bersebelahan dengan Restoran.

Mereka terlihat mesra dan bergandengan tangan.

Hati ku hancur tapi aku mencoba untuk berfikir Positif.

Aku turun dari mobil dan aku hampiri mereka.

Mereka berdua terkejut saat melihat aku dan dengan sangat cepat Ryan segera melepaskan tangan sahabatku yang di gandeng mesra sejak tadi.

Aku mencoba untuk tetap bersikap tenang.

‘’Kamu gak lupa kita ada janjian?

kenapa kamu gak kasih kabar kalau gak bisa datang?

kenapa juga Kamu bisa bersama dengan Tina?

kenapa kalian tega?"

Dengan nada pelan aku bertanya

Mereka diam tanpa menjawab pertanyaan ku dengan wajah yang masih bingung Ryan menjawab.

‘’Maafin aku."

Hanya itulah jawaban yang keluar dari mulutnya.

Sedangkan sahabatku Tina masih diam dan menundukkan kepalanya.

Kata maaf itu adalah penjelasan yang Sudah tidak perlu aku tanya lagi.

Hancur sehancur hancurnya, kecewa, sedih, marah.

Apa lagi yang bisa aku lakukan selain hanya menangis.

Tina yang melihat aku mulai menangis langsung datang memeluk aku dan meminta maaf.

Tapi aku sudah terlanjur merasa jijik dengannya.

"Vanie, Aku bisa jelasin semuanya."

"Apa lagi yang ingin kalian jelaskan? semua Sudah tampak jelas di depan mataku.

Kamu itu sahabat aku, bahkan aku sudah menganggap kamu seperti saudaraku sendiri."

"Maafin aku...a...ku tidak bermaksud buat begini."

Tina pun mulai menangis dan terus meminta maaf.

Lalu aku bertanya kepada Tina.

"Apa ini hal penting yang ingin kamu sampai kan?

tolong kalian beritahu aku bagaimana cara aku untuk terima semua ini? apa salahku pada kalian?"

Belum sempat mereka menjawab semua pertanyaan ku, aku pun melangkahkan kaki pergi dari situ meninggalkan mereka.

Aku mencoba untuk menenangkan diri, walaupun sepanjang jalan Ryan dan Tina terus menelpon.

Apa lagi yang mereka inginkan?

Aku tidak tahu berapa lama sudah mereka melakukan ini padaku.

Dalam hati aku terus bertanya pada diriku sendiri?

apa salahku? kenapa mereka begitu tega? pacar dan sahabat ku berbuat begitu padaku. Terlebih lagi mereka keluar dari Hotel, apa yang mereka lakukan?

aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya.

Aku tidak perna mencintai seseorang sampai seperti ini, aku mencintai Ryan melebihi aku mencintai diriku sendiri, aku menyayangi sahabatku seperti saudaraku sendiri.

Pada akhirnya aku pun tidak menyangka aku akan terluka seperti ini dan aku di khianati oleh pacar dan sahabatku sendiri.

Apa salahku? Apa salahku? kenapa begitu tega?

Apa yang harus aku lakukan sekarang? dadaku sesak, air mataku tidak dapat berhenti mengalir.

Ya Tuhan tolong aku, ini rasanya sakit sekali.

Aku tidak bisa terima semua ini, bagaimana aku harus mencoba menerimanya?

Rasa sedih ini membuat aku tidak sadar lagi seberapa jauh sudah aku telah membawa mobilku.

Dengan kecepatan tinggi aku tidak dapat mengawalnya lagi.

Di jalan yang begitu gelap, ku lihat lampu sebuah mobil lain melaju dari arah depan dan aku sadar saat itu juga aku tak dapat menghentikan mobilku lagi, lalu aku pasrah saja dan ku pejamkan mata.

Semuanya gelap...

Terpopuler

Comments

Joanita Permata Sari

Joanita Permata Sari

sahabat macam apa ituu..anjirrrr gw bunuh dah pnya shbt model bgtuuu

2022-03-15

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!