Aku bersendirian di kamar sambil tersenyum seperti orang gila, mengingat semua tentang Putra Mahkota. Sepertinya malam ini aku akan mimpi indah dan bukan lagi mimpi buruk.
Tak sabar juga aku ingin menunggu besok, tak sabar untuk bertemu dengannya lagi.
Ya… malam ini aku pun tidur dengan wajah tersenyum.
* Part Putra Mahkota.
Pesta akan selesai, ayahanda pun akan pergi beristirahat. Untungnya ayahanda tidak mencari ku selama aku keluar tadi.
Tapi ibunda ku sepertinya tau aku keluar, dia pun tidak bertanya apa-apa.
Begitu juga kakak Xiao Ying dan juga Jenderal Meng yang tidak mencurigai ku.
Malam semakin larut, mungkin Xiao Ying sudah tidur saat ini…aku yang merasa bosan pun pergi mencari Jenderal Yu untuk minum beberapa gelas.
Sambil minum kita pun mengobrol.
Hati ku yang merasa bahagia malam itu pun bertanya kepada Jenderal Yu.
‘’Apa kamu pernah menyukai seseorang?’’
Lalu Jenderal Yu, tersenyum dan berkata.
‘’Saya hanya menyukai diriku sendiri.’’
‘’Ternyata hatimu lebih dingin dari pada gunung es.’’
Lalu Jenderal Yu mengganti topik.
‘’Bagaimana keadaan di perbatasan bagian barat?’’
‘’Semakin hari semakin buruk jika ayahanda tidak melantik seorang pemimpin di sana, ini sudah 10 tahun berlalu, ayahanda masih mempercayai ramalan itu, sedangkan rakyat di sana kelaparan, sampai menyerang markas prajurit hanya untuk mendapatkan makanan, bahkan lebih tragis lagi anak-anak dan wanita pun ikut merampok.’’
‘’Cepat atau lambat Kaisar pun harus mengurusnya.’’
‘’Tapi ayahanda selalu menghindar dan marah jika saya atau pun Jenderal Meng berusaha membicarakan hal ini, bahkan para Menteri pun takut untuk mendukung.’’
‘’Tampaknya hanya bisa menunggu Yang mulia naik tahta barulah rakyat di sana bisa di selamatkan.
Tapi apa anda akan menyelamatkan mereka jika anda menjadi Kaisar nanti.’’
‘’Inilah yang selalu ayahanda khawatirkan dariku, saya pun tidak tahu harus bagaimana.
Hanya bisa berharap Tuhan membantuku dan juga rakyat di sana. Oh ya bagaimana dengan penyelidikan kasus percobaan pembunuhan terhadap pangeran?’’
‘’Saya sudah menyelidikinya tapi tidak ada hasil karena tidak ada jejak apa pun, mereka sangat pandai menutupinya. Setiap kali tertangkap pasti mereka bunuh diri, bahkan 3 orang yang tertangkap di ruang buku itu hari pun tidak mengatakan apapun walau di siksa dan mereka lebih memilih bunuh diri.’’
‘’Haizzzz…akhir-akhir ini banyak teror, sampai membuat ku susah untuk tidur tenang. Oh ya, saya tidak ingin marah padamu melihat kita sudah bersahabat dari kecil, tapi saya hanya ingin tahu apa alasan kamu bersikap begitu pada Xiao Ying? Dia berkata padaku kalau dia sangat membutuhkan alat itu.’’
‘’Haizzzz…tampaknya ini sudah sangat larut, Yang mulia sebaiknya kembali beristirahat saya juga sudah sangat Lelah.’’
Ada apa dengan dia, tanpa menjawab pertanyaan ku dia pun berpamitan pergi.
* Part Jenderal Yu
Akhirnya pesta ulang tahun Kaisar selesai, malam juga semakin larut, ku pandangi langit yang di terangi bulan dan aku teringat akan dia lagi.
Hatiku merasa sakit setiap kali mengingatnya.
Putra Mahkota mengajak ku bertemu dan minum beberapa gelas dengannya, sambil kita mengobrol.
Aku percaya dia akan menjadi Kaisar yang baik dan bijaksana, aku juga berharap dia bisa menolong rakyat di bagian barat.
Sudah ku duga juga dia akan bertanya alasan kenapa aku bersikap begitu dingin pada Xiao Ying.
Aku tidak dapat menjawabnya, hanya bisa menghindar.
Lalu aku pergi meninggalkan Putra Mahkota, ku tunggangi kudaku dengan laju dan aku berfikir akan pertanyaan Putra Mahkota tadi.
Apa aku pernah menyukai seseorang, hatiku menjawab, ya… aku menyukainya sangat menyukainya sampai hati ku begitu sakit.
Aku tau Xiao Ying dan Putra Mahkota saling menyukai, aku pun tau tadi Putra Mahkota membawanya pergi,tapi apa yang bisa ku lakukan?
dia terlihat bahagia bersama Putra Mahkota.
Sampailah aku di rumah, aku melihat Jenderal Meng duduk sendiri sambil minum, aku pun menghampirinya dan menemaninya minum beberapa gelas.
Aku pun duduk dan bertanya.
‘’Apa yang mengganggu pikiran sampai membuat anda tidak bisa tidur?’’
‘’Saat saya sedang berpatroli di markas prajurit bagian barat, saya melihat seorang perempuan masuk untuk mencuri makanan, saya pun berpura-pura tidak melihatnya agar dia bisa mengambil makanan itu, tiba-tiba seorang prajurit mengetahuinya dan langsung membunuhnya ditempat, lalu datang seorang anak perempuan berumur sekitar 6 tahun menghampiriku dan menangis, dia bertanya apa saya melihat ibunya? dia berkata padaku kalau adiknya yang masih bayi menangis kelaparan.
Belum sempat saya menjawabnya, di pun berlari ketakutan melihat salah satu prajurit dan mati terpanah oleh panah prajurit ku .’’
Aku yang mendengar cerita itu, bisa mengerti akan perasaan itu, rasa sedih yang di rasakan seorang Jenderal karena tidak dapat berbuat apa pun.
‘’Ini bukan lah salah anda atau salah para prajurit itu, ini adalah takdir mereka dan saya berharap Putra Mahkota dapat mengubah keadaan ini kelak.’’
Lalu Jenderal Meng mengingat kan ku akan masa kecilku dan dia pun berkata.
‘’Saat kamu berumur 10 tahun, saya berusaha menyembunyikan kamu sampai saat ini, saya merasa bersalah padamu, karena kamu harus hidup untuk menyaksikan penderitaan mereka.’’
Aku pun hanya diam dan tak ingin melanjutkan topik itu, ini mengingatkan ku pada keluarga ku.
Lalu tiba-tiba Jenderal Meng pun mengganti topik.
‘’Apa kamu menyukai adik ipar saya Xiao Ying?’’
Aku terkejut mendengar pertanyaan itu dan hanya diam memandangi Jenderal Meng.
‘’Kamu tidak perlu heran begitu, saya dan istriku tahu semuanya. Kejar lah dia jika kamu menyukainya, saya percaya padamu.’’
‘’Tapi sepertinya dia lebih menyukai Putra Mahkota, Xiao Ying mungkin sudah sangat membenci aku karena kesalahanku.’’
Sambil Jenderal Meng berdiri dia berkata
‘’Percayalah, jika hati kamu tulus maka kamu juga akan mendapatkan balasan yang tulus.’’
Lalu Jenderal Meng pergi.
Aku pun kembali ke ruangan ku, sambil ku ingat apa yang Jenderal Meng katakan, ku pandangi tusuk konde Xiao Ying yang ku temukan itu hari, aku pun teringat akan benda yang ku hancurkan hari itu.
Lalu ku putuskan untuk membuatkan yang baru untuknya.
Aku seperti mendapat semangat dan aku akan menebus kesalahan ku padanya.
Ya…semangat ini membuat ku tersenyum, hati yang tadinya sakit pun merasa baikan.
Terimakasih Jenderal Meng dan Nona besar, percaya padaku, aku akan menjaganya dan menyayanginya seperti aku menyayangi diriku.
.
.
.
.
Pagi ini aku membawa gambar itu ke tukang besi dan aku menyuruh tukang besi membuatnya dengan cepat, tapi tukang besi menjawab, dia masih banyak pesanan yang harus di buat jadi mungkin akan memakan waktu 1 atau 2 hari.
Lalu tidak apa aku bisa menunggunya, paling penting benda itu jadi dan aku bisa memberikan padanya.
* Part tukang besi
Benda apa ini? aku sudah mendapat 2 pesanan yang sama untuk buat benda ini.
Haizzz… kalau begitu baiklah aku akan membuatnya secara bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
See Chin Kiat
Haha Dua cinta satu ❤️
2022-03-24
2