Meninggalkan Rumah

Malam tiba, purnama memancarkan keindahannya menyinari seluruh kota jantapia.

Oh ya, hal yang pembaca perlu ketahui bahwa kota jantapia sampai saat ini belum juga dapat dikuasai oleh salah satu dari ke empat kerajaan.

 

Karena kota jantapia sudah menjadi sarang para pembunuh bayaran, serta pusat organisasi pembunuh bayaran yang bernama organisasi bayangan.

 

Ketua organisasi ini dijuluki sebagai si pembunuh tanpa tulang. Tidak lain adalah mantan tangan kanan organisasi bayangan.

 

Gin baru saja sadar. Akibat tenaga dalamnya habis tersedot pedang.

 

Mata Gin fokus pada pedang yang terdapat digenggamannya, dia terkaget karena pedang tersebut telah memiliki sarung dan tepat di atas pegangan pedang pada sarungnya terdapat pahatan yang terukir indah.

Pahatan yang bertuliskan, “Pedang Kehidupan.”

 

“Apakah sarung pedang ini terbentuk dari tenaga dalamku?”

 

Gin merebahkan tubuhnya sambil menikmati indahnya purnama dimalam hari. Angin malam usil padanya, Gin merasa kedinginan.

 

Irama nada muncul dari dahan pohon yang saling bertabrakan. Gin hanyut dalam hayalan-hayalan akan dunia luar, dia tak pernah menyangka akhirnya dapat melihat dunia luar yang belum pernah didatanginya.

 

Akibat angin malam yang begitu dingin, Gin terlelap tanpa sadar. Dia tertidur di depan gubuk reotnya.

 

Ke esokan paginya, Gin bersiap-siap untuk berpetualang. Dia hanya membawa beberapa ribu koin emas, sesuai dari arahan Merume.

 

Gin juga membawa gulungan berpitakan emas yang dia apitkan dipinggangnya serta pedang bayangan dipunggungnya. Akhirnya Gin bergerak menuju arah selatan.

***

Seorang remaja tampan muncul di depan sebuah desa. Desa yang bernama desa Doso.

Remaja ini tidak lain adalah Gin. Saat Gin memasuki desa, ada hal yang mengejutkannya, dia melihat beberapa penduduk desa sedang duduk di depan rumahnya.

Oh ya. Pembaca perlu tau bahwa rumah para penduduk setempat hanya berdindingkan anyaman bambu..

“Ini!!!” karena penasaran dengan yang terjadi pada penduduk desa.

Akhirnya, Gin menghampiri salah satu penduduk yang sedang duduk lemas di depan rumahnya tubuhnya juga kurus kering bagai tak pernah menyentuh makanan.

 

Saat Gin tiba hadapan, “Nak, to...lo..ng apa...kah ka..mu me..mi...li..ki ma..ka..nan?” ucap pria paruh baya yang merupakan penduduk desa.

 

Mendengar itu, Gin mengeluarkan sisa bekalnya untuk di bagi-bagikan kepada seluruh penduduk yang tergeletak didepan rumahnya.

 

Namun tidak seluruh penduduk mendapatkan makanan dari Gin, sebab makanan yang diberikannya juga terbatas. Serta Gin hanya mendahulukan penduduk yang sudah lanjut usia serta anak kecil.

Rupanya sebagian penduduk lainnya terpapar penyakit aneh. Dan harus beristirahat dirumah, penduduk lainnya telah mengungsi dikota terdekat.

Melihat para penduduk makan dengan lahap membuat Gin tersenyum tanpa sadar.

 

Saat semua penduduk telah memiliki tenaga, “Sebenarnya apa yang terjadi dengan desa ini paman?”

 

“Beberapa bulan yang lalu muncul beberapa orang bandit, dan memaksa para penduduk untuk membayar uang setiap bulannya...”

 

Pria paruh baya yang tidak lain adalah kepala desa menjelaskan bahwa sebelum muncul para bandit desa doso terbilang makmur akan hasil pertanian.

 

Tapi, sejak kemunculan para bandit memaksa para penduduk untuk menyerahkan seratus keping perak hasil panen.

 

Awal para penduduk bisa memenuhi permintaan bandit. Tapi, bulan kedua penduduk mengalami gagal panen.

 

Bulan ketiga, lagi-lagi penduduk mengalami kerugian karena entah mengapa panen saat itu juga gagal.

Hal ini mulai meresahkan seluruh penduduk karena desa doso telah kekurangan pangan selama dua bulan, akibatnya seluruh penduduk kehabisan modal untuk menanam kembali. Kelaparan sudah mulai melanda desa.

Gagalnya panen bulan ketiga membuat murka para bandit dan mengambil seratus meter lahan pertanian warga, lahan tersebut akan di jual dengan harga murah nantinya.

 

Mendengar penjelasan kepala desa membuat batin Gin tersentak dan bergumam dalam hati, “Para bandit ini tidak berperikemanusiaan.”

 

“Kira-kira, berapa hari lagi para bandit datang lagi?”

 

“Kalau tidak salah hari ini tepat saat matahari berada di ubun-ubun, dilihat dari posisi matahari sekarang ini, berarti beberapa saat lagi.”

 

Tak lama kemudian, muncul sekitar dua puluh orang bandit ingin mengambil jatah bulanan.

 

Melihat para bandit kepala desa terbirit-birit menghampiri ketua para bandit dan memohon mengembalikan lahan pertanian. Warga yang mereka kuasai.

 

Semua usaha kepala desa sia-sia bukannya iba, ketua bandit malah mengangkat leher kepala desa. “Apa kalian ingin meminta waktu dan tak ingin memberikan kami lahan pertanian? Hahaha...”

 

Ketua bandit ingin mematahkan leher kepala desa, tapi seorang remaja menghalanginya dengan pukulan yang mengenai perut membuatnya terpental menabrak anak buahnya dan memuntahkan banyak darah.

 

“Siapa yang berani-beraninya memukuliku?” saat ketua bandit telah membersihkan sisa-sisa darah di mulutnya.

Remaja yang memukuli ketua bandit tidak lain adalah Gin. Saat mendengar teriakan ketua bandit Gin mengangkat tangan.

 

“Seorang bocah mampu memukulku sampai terpental seperti ini dan mengeluarkan darah yang begitu banyak?”

 

“Apakah ini lelucon?” gumam ketua bandit dalam hati.

 

Karena kesal dihajar oleh seorang remaja, ketua bandit memerintahkan seluruh anak buahnya untuk menghabisi seluruh penduduk.

Gin dikelilingi oleh sembilan belas orang bandit yang siap membunuhnya.

Bukannya ketakutan Gin malah tersenyum. “Penghuni hutan bagian terlarang jauh lebih menakutkan dari pada kalian.”

Gin bergerak dengan kecepatan yang tak dapat di ikuti oleh mata para bandit, Gin menumbangkan satu-persatu bandit yang mengelilinginya, hingga menyisakan lima orang saja.”

 

Serangan Gin benar-benar lembut tapi menyimpan tenaga yang kuat di kepalan tangannya yang hanya membuat, orang yang menerima serangan Gin hanya pingsan.

 

“Kalian ini bandit apa sekumpulan badut sih? Kok lemah sekali, melawan seorang remaja saja tidak mampu.” Ejek Gin.

“Dasar tidak berguna!!!” bentak ketua bandit.

 

“Bocah ini, rupanya seorang pendekar,” gumam ketua bandit dalam hati saat melihat pedang yang terdapat pada punggung Gin.

 

“Tersisa enam ekor badut ternyata, hahaha.” Ejek Gin sambil menaruh tangannya pada kepala menyerupai kuping gajah.

 

Mendengar ejekan Gin, membuat kuping ketua bandit panas dan menyuruh anak buahnya untuk menyerang Gin bersama dengan dirinya.

 

Saat pedang para bandit sedikit lagi menyentuh Gin. Tiba-tiba Gin menghilang dari hadapan mereka.

 

Para bandit menoleh ke segala arah untuk mencari Gin, tetapi tak menemukannya. “Sedang mencariku?”

Ke enam orang bandit menoleh ke arah sumber suara. Saat mata mereka tertuju pada rumah didekat mereka, mereka melihat Gin melambaikan tangan sembari tersenyum mengejek.

 

“Kalian benar-benar membosankan.”

Perbuatan Gin membuat para bandit sangat murka dan ingin mencabik-cabik tubuhnya.

 

Gin turun dari genteng rumah salah satu penduduk dan menyerang para bandit dengan menggunakan pukulannya, dalam hitungan detik seluruh bandit termasuk pemimpinnya pingsan.

 

Saat para bandit sadar tubuh mereka telah terikat dan mulut mereka di sumpal memakai kain lap yang amat busuk.

“Mau kita apakan mereka, paman.”

“kita bunuh saja mereka,” ucap kepala desa Doso.

“Jika kita membunuh mereka, maka apa bedanya kita dengan para badut ini, Paman?”

“Kamu benar. Oh ya mereka bisa di bawa ke kota yang tidak jauh dari sini untuk di penjara.”

 

Gin menawarkan untuk membawa para bandit ke kota untuk di adili dan di terima baik oleh kepala desa karena menurutnya, jika Gin yang membawa mereka ke kota. Mereka tidak akan mencoba untuk melarikan diri.

“Oh ya, untuk mengembalikan perekonomian desa ini kira-kira perlu beberapa keping emas?”

“Hmm sepertinya sepuluh keping sudah cukup.” Setelah mendengar pernyataan kepala desa akhirnya Gin menyerahkan katung kulit yang berisikan seratus keping emas.

“Ini!!!” setelah kepala desa doso membuka kantung yang di berikan Gin membuatnya kaget, sebab jumlah keping emas yang dipegangnya saat ini belum pernah dimilikinya sebelumnya.

Jangankan memiliki, membayangkannya saja tidak pernah.

Melihat ekspresi kepala desa, “Apakah keping emas yang saya berikan kurang?”

“Tidak kurang, bahkan lebih,” ucap kepala desa sambil mengembalikan kantong uang yang diberikan Gin kepadanya.

 

“Tidak perlu sungkan paman, lagian itu bukan untuk paman, kok. Tetapi untuk membangun desa ini.”

 

Setelah itu Gin meninggalkan desa menggunakan kereta kuda dan ditemani oleh seorang pemuda yang diperintahkan oleh kepala desa mengantar Gin membawa para bandit ke kota Flora.

Terpopuler

Comments

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2023-04-05

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2023-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Penghianatan
2 Latihan
3 Kekuatan Terpendam
4 Hutan Terlarang
5 Pedang dan Gulungan Kosong
6 Meninggalkan Rumah
7 Teman Perjalanan
8 Keracunan
9 Keganasan Monster Level Enam
10 Kehebatan Pedang Bayangan
11 Wici
12 Serigala Utara
13 Poo
14 Pria Tua
15 Calon Guru?
16 Pelelangan
17 Pulih
18 Si Bocah Api
19 Pasar Gelap
20 Duel
21 Sekali Serang
22 Perempuan itu Menyeramkan
23 Kabur
24 Gin adalah Monster
25 Menjadi Tamu
26 Serangan
27 Lawan yang Kuat
28 Perasaan yang Aneh
29 Ketua Klan Kadai Liq Vs Pemimpin Organisasi Rakon
30 Nasihat Bibi Merume
31 Menanti Keajaiban
32 Kematian Pemimpin Organisasi Rakon
33 Kemenangan yang Kalah
34 Di Bawah Rembulan
35 Si Tombak Putih
36 Pergerakan
37 Budaya Pertemuan
38 Petarung Hebat
39 Desa Batu
40 Si Bodoh
41 Bimbang
42 Kelemahan
43 Perbaikan
44 Sadar
45 Pria Bertunik Hijau
46 Pria Bertunik Hijau 2
47 Kota Ga
48 Asap Abadi
49 Mendadak Gembel
50 Petarung dari Kerajaan Gobo
51 Monster Berwujud Manusia
52 Jatuh Miskin
53 Sepanjang Jalan
54 Tua Bangka
55 Mie dan Kedai
56 Fij
57 Kekacauan di Penjara Raksasa
58 Kesenangan di Atas Penderitaan
59 Ibukota
60 Tiga Komandan
61 Kemarahan Bulan
62 Kubah Raksasa
63 Berevolusi
64 Terlalu Kuat
65 Bubarnya Pengawal Anwai
66 Berjalan-Jalan
67 Keanehan
68 Iblis Kecil
69 Hilangnya Peserta Turnamen
70 Hari yang Menyebalkan
71 Terbunuh?
72 Menyamar
73 Pajak yang Mencekik Rakyat
74 Misteri Si Jubah Hitam
75 Hampir Berhasil
76 Hampir
77 Kebenaran
78 Mulainya Turnamen
79 Komandan Perang Berzirah Baja
80 Group A
81 Si Bocah Mungil dan Si Bocah Raksasa
82 Metode Sesat
83 Siapa?
84 Tragis
85 Sedikit Lagi Selesai
86 Kekuatan yang Tidak Terduga
87 Jalan Rahasia
88 Elang
89 Istana
90 Janji!
91 Malas
92 Si Tua Obat
93 Sumur Latihan
94 Pertandingan Yan
95 Cambuk Arena
96 Hancur
97 Penghianatan?
98 Babak Enam Belas Besar
99 Bikin Malu
100 Biang
101 Kekacauan
102 Ada Apa?
103 Kejam
104 Musuh Bersama
105 Munculnya yang Tidak Diharapkan
106 Melindungi
107 Terpojok
108 Tetua Klan yang Merepotkan
109 Rencana yang Berhasil
110 Korban Berjatuhan
111 Hampir Pindah Alam
112 Pertarungan di Pinggiran Ibukota
113 Ledakan
114 Dua Lawan Satu
115 Peserta Turnamen yang Tersisa
116 Keadaan Berbalik
117 Menyebalkan
118 Perempuan yang Merepotkan
119 Menolak dengan Tegas
120 Perkara Luka di Pipi
121 Lolos
122 Kehilangan Akal Sehat
123 Akhir dari Pertempuran
124 Gejolak Dunia
125 Menghadap
126 Lupa
127 Berpisah itu Menyakitkan
128 Setelah Kepahitan
129 Raddas Vs Loru
130 Kemunculan Raja Kerajaan Daun
131 Gin lagi!
132 Bulan Vs Fionix
133 Akhir dari Segala Permasalahan
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Penghianatan
2
Latihan
3
Kekuatan Terpendam
4
Hutan Terlarang
5
Pedang dan Gulungan Kosong
6
Meninggalkan Rumah
7
Teman Perjalanan
8
Keracunan
9
Keganasan Monster Level Enam
10
Kehebatan Pedang Bayangan
11
Wici
12
Serigala Utara
13
Poo
14
Pria Tua
15
Calon Guru?
16
Pelelangan
17
Pulih
18
Si Bocah Api
19
Pasar Gelap
20
Duel
21
Sekali Serang
22
Perempuan itu Menyeramkan
23
Kabur
24
Gin adalah Monster
25
Menjadi Tamu
26
Serangan
27
Lawan yang Kuat
28
Perasaan yang Aneh
29
Ketua Klan Kadai Liq Vs Pemimpin Organisasi Rakon
30
Nasihat Bibi Merume
31
Menanti Keajaiban
32
Kematian Pemimpin Organisasi Rakon
33
Kemenangan yang Kalah
34
Di Bawah Rembulan
35
Si Tombak Putih
36
Pergerakan
37
Budaya Pertemuan
38
Petarung Hebat
39
Desa Batu
40
Si Bodoh
41
Bimbang
42
Kelemahan
43
Perbaikan
44
Sadar
45
Pria Bertunik Hijau
46
Pria Bertunik Hijau 2
47
Kota Ga
48
Asap Abadi
49
Mendadak Gembel
50
Petarung dari Kerajaan Gobo
51
Monster Berwujud Manusia
52
Jatuh Miskin
53
Sepanjang Jalan
54
Tua Bangka
55
Mie dan Kedai
56
Fij
57
Kekacauan di Penjara Raksasa
58
Kesenangan di Atas Penderitaan
59
Ibukota
60
Tiga Komandan
61
Kemarahan Bulan
62
Kubah Raksasa
63
Berevolusi
64
Terlalu Kuat
65
Bubarnya Pengawal Anwai
66
Berjalan-Jalan
67
Keanehan
68
Iblis Kecil
69
Hilangnya Peserta Turnamen
70
Hari yang Menyebalkan
71
Terbunuh?
72
Menyamar
73
Pajak yang Mencekik Rakyat
74
Misteri Si Jubah Hitam
75
Hampir Berhasil
76
Hampir
77
Kebenaran
78
Mulainya Turnamen
79
Komandan Perang Berzirah Baja
80
Group A
81
Si Bocah Mungil dan Si Bocah Raksasa
82
Metode Sesat
83
Siapa?
84
Tragis
85
Sedikit Lagi Selesai
86
Kekuatan yang Tidak Terduga
87
Jalan Rahasia
88
Elang
89
Istana
90
Janji!
91
Malas
92
Si Tua Obat
93
Sumur Latihan
94
Pertandingan Yan
95
Cambuk Arena
96
Hancur
97
Penghianatan?
98
Babak Enam Belas Besar
99
Bikin Malu
100
Biang
101
Kekacauan
102
Ada Apa?
103
Kejam
104
Musuh Bersama
105
Munculnya yang Tidak Diharapkan
106
Melindungi
107
Terpojok
108
Tetua Klan yang Merepotkan
109
Rencana yang Berhasil
110
Korban Berjatuhan
111
Hampir Pindah Alam
112
Pertarungan di Pinggiran Ibukota
113
Ledakan
114
Dua Lawan Satu
115
Peserta Turnamen yang Tersisa
116
Keadaan Berbalik
117
Menyebalkan
118
Perempuan yang Merepotkan
119
Menolak dengan Tegas
120
Perkara Luka di Pipi
121
Lolos
122
Kehilangan Akal Sehat
123
Akhir dari Pertempuran
124
Gejolak Dunia
125
Menghadap
126
Lupa
127
Berpisah itu Menyakitkan
128
Setelah Kepahitan
129
Raddas Vs Loru
130
Kemunculan Raja Kerajaan Daun
131
Gin lagi!
132
Bulan Vs Fionix
133
Akhir dari Segala Permasalahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!