Membalas Kiano

"Apa yang kamu makan?" tanya Kiano dengan ekspresi anehnya melihat bekal yang dikeluarkan Glen dari paper bagnya.

Kiano sedang melakukan kerjasama dengan perusahaan Glen yang akan membangun sebuah resort di kota ini.

Kota tempat Aruna berada. Tapi Kiano ngga tau Aruna menjadi dokter di rumah sakit mana.

Sejak bertemu dengan Aruna, terbersit sedikit rasa rindu dalam hatinya. Begitu menjejakkan kakinya di bandara, perasaaan aneh menyelimuti dirinya.

"Aku terpaksa," keluh Glen sambil menatap malas kentang rebus yang sudah dihancurkan dengan tumisan cincangan daging yang bertaburkan potongan daun seledri.

"Gue ngga ngerti," tukas Kiano sambil mengerutkan alisnya.

Glen menarik nafas panjang.

"Asam lambungku sempat parah dua minggu yang lalu. Aku berobat ke dokter yang direkomendasikan temanku. Ternyata dokternya Aruna."

DEG

Kiano menunggu kelanjutan omongan Glen dengan dada berdebar.

"Sama Aruna, gue disuruh mengkonsumsi makanan lunak begini. Awalnya gue tolak dan ngga gue ikuti sarannya. Tapi kata teman gue, ngga ada salahnya di coba. Ternyata ada kurangnya juga setelah gue coba beberapa hari yang lalu," jelas Glen kemudian mulai memasukkan sesendok kentang dan cincangan daging itu ke dalam mulutnya.

"Asam lambung Lo berkurang?" Kiano menatap Glen ngga percaya. Dia tau separah apa penyakit sahabatnya itu. Dirinya juga begitu. Mereka kalo dapat proyek, kerja ngga kenal waktu. Rokok dan alkohol adalah teman terbaik mereka dalam bekerja. Tapi akhirnya lambung mereka minta diperhatikan juga. Gila kerja ditambah alkohol dan ngga teratur makan. Kiano juga sudah sering merasa begitu. Bukan sakit mag biasa lagi tapi gerd atau asam lambung yang mereka alami sekarang.

Glen menganggukkan kepalanya.

"Lima hari ini gue ikuti sarannya. Ternyata lumayan juga. Asam lambung gue agak berkurang," terang Glen kemudian.

"Makan seperti ini?" tanya Kiano sambil menggelemgkan kepalanya.

"Iya. Aku juga udah ngga minum alkohol lagi. Tapi eneg juga," terang Glen sedikit memgeluh.

Keanu terdiam. Dia sedang menimbang, apakah dia juga akan menemui Aruna. Alasan saja untuk berobat.

"Awalmya dia menolak. Rupanya dia masih marah karena kita menjadikannya taruhan."

Kiano mendongak menatap Glen datar.

Semuanya gara gara taruhan sialan itu, batinnya gedek penuh sesal.

Kiano seperti mendapat karma, sekian lamanya berpisah, tapi Aruna masih tetap menggganggu pikirannya.

Dia juga bukan orang suci. Kiano sama brengseknya dengan Glen. Tapi tiap dia menyalurkan kebutuhan se*x nya dengan para perempuan seksi, dia selalu membayangkan Aruna. Tapi yang gilanya, Aruna yang dibayangkan adalah Aruna yang baru ditemuinya waktu reuni. Aruna tanpa kaca mata, ramping dengan ramhut lurus bergelombang. Dia benar benar sudah gila. Aruna dalam bayangannya ternyata nyata.

"Aku sudah bilang kalo kamu ngga menerima hasil taruhan," tambah Glen sambil menatap Kiano penuh selidik.

"Mungkin sekarang saatnya kamu minta maaf pada Aruna. Coba aja temui dia. Aku sudah meminta maaf padanya." Glen ngga henti hentinya berbicara, bahkan berani menyuruh Kiano menemui Aruna.

Kiano ngga menjawab. Seakan membenarkan kata kata Glen. Dia juga harus meminta maaf pada gadis itu. Walau sudah sangat terlambat.

*

*

*

Aruna menatap Kiano dengan tatapan datar. Dia berusaha menutupi jantungnya yang berlompatan dengan riuh.

Kiano yang ditemuinya di reuni dan saat ini, sungguh sangat tampan. Karena ketampanannyalah Aruna dengan bodoh memberikan hatinya.

Tapi sekarang, NO! Rasa suka dalan hatinya sudah menjadi benci. Benci sebenci bencinya.

Keduanya masih terdiam tanpa kata.

"Pasienku masih banyak di luar. Kamu ada apa ke sini?" Aruna berusaha mempertahankan sikap dingin dan ngga pedulinya.

"Konsultasi." Kiano menatap Aruna lekat dan tajam.

Aruna mendongakkan wajahnya yang sedari tadi menunduk, serius membaca berkas di depannya.

Jantungnya berdebar ketika dua netranya ditatap tajam dan lekat oleh sepasang netra elang milik Kiano.

Benci, aku harus tetap benci, batin Aruna memprovokasi.

"Aku juga sakit asam lambung seperti Glen," kata Kiano setelah cukup lama berusaha mengintimidasi Aruna. Dalam hati Kiano tersenyum melihat Aruna yang menjadi resah.

"Cari dokter lain saja," tepis Aruna kembali menundukkan kepalanya.

"Selain itu pinggangku juga sering sakit," tambah Kiano ngga peduli.

"Aku akan merekomendasikan dokter lain," sahut Aruna tetap menolak. Cukup dia berurusan dengan Glen dan Monika. Ngga dengan Kiano. Hatinya gampang lumer.

"Aku sudah di sini. Jangan buang waktu pasien pasienmu," kata Kiano dingin.

Niatnya untuk minta maaf terlupakan melihat sikap menyebalkan Aninda.

Aruna menghela nafas.

"Suster Uci, bawa tuan Kiano ke lab. Uji urin dan darahnya."

"Siap dokter. Ayo tuan tampan," ucap suster Uci genit. Dari tadi dia mengamati interaksi aneh keduanya. Benaknya mulai menarik dugaan kalo ada hubungan spesial antara keduanya.

Tapi mengingat dokter Aruna sudah punya pacar, dia meragukan kembali dugaannya kalo mereka pasangan yang sedang bertengkar.

Suster Uci makin mengagumi dokter Aruna. Pria pria tanpan dan berkarir bagus selalu ditolaknya. Seperti apa ya pacarnya.

Ngga nyampe setengah jam, Aruna sudah membaca hasil lab.

"Berbaringlah," kata Aruna begitu Kiano selesai dari lab.

Kiano menurut tanpa kata. Entah apa yang disuntikkan Aruna, Kiano pun terlelap.

Sesaat hati Aruna bergetar memandang wajah tampan yang sedang tertidur karena suntik bius yang baru saja dilakukannya.

Ingin rasanya Aruna mencoret coret wajah tampan yang sudah membuatnya jatuh cinta sekaligus sakit hati dengan spidol permanen. Dan menguploadnya ke semua sosial media. Biar laki laki sok kegantengan ini malu seumur hidup.

Aruna pun berdehem, membuang pikiran anehnya. Menetralkan lagi emosinya. Dia dokter dan harus profesional. Apalagi ada suster Uci yang mengamatinya. Dia pun memasukkan selang lunak yang sudah dilengkapi dengan kamera kecil ke dalam mulut Kiano menyusuri kerongkongan dan terus tambah ke dalam sambil mengamatinya di komputer. Aruna melakukan endoskopi pada Kiano.

Setelah beberapa jam kemudian Kiano membuka mata karena pengaruh biusnya udah hilang. Dia melihat Aruna yang masih sibuk dengan komputernya.

Kiano mendudukkan dirinya sebentar untuk menormalkan tubuhnya yang terasa lemah dan kepalanya agak pusing.

Apa Aruna sudah meracuninya, duganya dalam hati. Apalagi dia sempat ngga sadarkan diri.

"Kalo pusing, kamu bisa tiduran," kata Aruna tanpa melihatnya.

Kiano ngga menjawab. Matanya melihat seorang ibu ibu keluar dari lab.

"Silakan bu," ucap Aruna ramah.

"Terimakasih, dokter," balas sang ibu ngga kalah ramahnya.

Aruna terdiam sebentar sambil membaca hasil lab.

"Kolesterol ibu agak tinggi. Begitu juga dengan gula darah. Saya harap ibu bisa lebih mengontrol makanan dan emosi," jelas Aruna lembut.

Kiano sampai ngga percaya mendengar nada lembut itu bisa keluar dari bibir Aruna. Sedari tadi dengannya, Aruna sangat ketus dan datar.

"Baik, dokter," ucap sang ibu sambil melebarkan senyumnya.

Kemudian suster Uci mengantarkan ibu itu keluar. Sekarang tinggal Aruna bersama Kiano.

Perlahan Kiano melangkahkan kakinya mendekati Aruna dan duduk di depannya.

"Apa aku pingsan sangat lama?"

"Tadi pasien ketiga," jawab Aruna datar.

Gila, lama juga, umpat Kiano dalam hati. Netranya kini fokus ke arah Aruna yang sama sekali ngga mau menatapnya.

"Lambung bermasalah, ginjal juga dan gula darah cukup tinggi," analisa Aruna.

"Kamu bisa membawanya ke doktermu," lanjutnya lagi sambil menyerahkan hasil pemeriksaan Kiano.

"Mulai sekarang kamu dokterku," tegas Kiano ngga mau di tolak.

"Aku ngga mau disalahkan menangani pasien yang umurnya ngga akan lama," pungkas Aruna kejam.

DEG

Kiano menatap Aruna jengkel.

Seenaknya saja mengatainya cepat mati

"Apa maksudmu?" tanya Kiano berusaha tetap tenang, walau kata kata Aruna sangat mengganggunya dan membuatnya gusar.

"Lambungmu udah penuh luka dan ginjalmu mengalami infeksi cukup berat. Setahun lagi kamu bisa koma atau the end jika terus mengkonsumsi alkohol setiap jam," jelas Aruna judes.

Rasakan, batinnya memaki senang ketika melihat perubahan di wajah Kiano. Walau cuma sebentar.

"Kenapa penjelasanmu tidak selembut seperti dengan ibu ibu tadi. Aku ini pasienmu juga," sergah Kiano kesal.

"Untuk apa," ucap Aruna tetap judes.

"Oke, aku tau, kesalahanku ngga termaafkan," kata Kiano menjeda karena perawat Uci membuka pintu dan mendekati mereka.

"Ada apa?" tanya Aruna agak kesal karena tau susternya ini siap menguping secara terang terangan.

"Dok dokter butuh sesuatu?" tanya suster Uci gugup. Saat ini suster Uci dapat merasakan suasana hati Aruna cukup buruk.

Aruna hanya berdehem, untuk mengurangi ketegangan dalam dirinya.

"Anda harus mengkonsumsi air putih delapan gelas besar perhari. Tidak makan pedas dan asam. Juga alkohol. Komsumsi makanan yang diblender, untuk memudahkan lambung anda mencernanya," jelas Aruna panjang lebar dengan intonasi yang datar.

"Baiklah. Adakah obat yang harus aku konsumsi?" tanya Kiano lega, akhirnya Aruna bisa menghilangkan nada judesnya.

"Obat obat anda masih bisa dikonsumsi," kata Aruna setelah memeriksa daftar obat yang diserahkan Kiano.

"Oke. Sebagai tanda terimakasih, aku ingin mengajakmu makan siang. Sekarang udah waktunya istirahat, kan," kata Kiano tenang.

Mereka harus bicara. Terlebih dirinya. Dia ingin meminta maaf, tapi ngga di ruang penuh bau obat dan antiseptik ini.

Suster Uci ternganga. Ngga nyangka pasien yang sangat tanpan ini menawarkan makan siang pada dokter Aruna.

Pasti ditolak, tebaknya yakin. Suster Uci udah sering mendengar hal hal ini dari para pasien lawan jenis dokter Aruna.

"Saya udah ada janji."

Benerkan, ditolak.

"Oke, kalo besok gimana?" tawar Kiano pantang menyerah.

"Saya tetap ngga bisa," tolak Aruna lagi.

Ngga akan dia beri kesempatan Kiano untuk mematahkan hatinya lagi.

Kiano menghela nafas. Agak kecewa.

"Selama dua minggu aku di sini. Semoga kita bisa punya satu kesempatan untuk makan berdua," kata Kiano sambil bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya keluar dari ruang Aruna.

Aruna ngga menjawab juga ngga melihat kepergian Kiano. Walaupun dia ingin menatap punggung laki laki yang masih selalu ada di hatinya. Tapi Aruna benar benar menahannya. Cukup sekali dia merasakan sakit dan hancurnya akibat patah hati.

Terpopuler

Comments

aca

aca

males kisno tukang celup g rela ma aluna yg perawan dpet second

2024-05-16

2

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

yrusssbar

2024-04-02

1

Arsen Arsenio

Arsen Arsenio

ini yg paling q gk suka tiap baca novel lakinya udah bekas tp cewek nya masih orisinil...q tau dunia nyata pun jarang ada yg masih suci juga begitu pun cewek nya...tp kan ini novel

2024-02-04

3

lihat semua
Episodes
1 Tentang Aruna
2 Menjadi Objek Taruhan
3 Ketahuan
4 Ingin Kurus
5 Berusaha Move On
6 Trauma Aruna
7 Reuni SMA
8 Sakit Hati yang belum Hilang
9 Untung jadi Dokter
10 Membalas Kiano
11 Pengakuan Kiano
12 Lanjut Reuni
13 Tetap Menolak
14 Penyesalan Kiano
15 Saat Saat Menegangkan
16 Kiano patah hati
17 Kiano sudah menyerah
18 Balasan Kiano
19 Rasa yang belum hilang
20 Kakek Kiano yang rewel
21 Membingungkan
22 Galau
23 Masih Galau
24 SHOCK
25 Ancaman Kiano
26 Laki laki high quality
27 Kondisi Kiano
28 Hati Aruna yang resah
29 Kekesalan Aruna
30 Masih bersama Kiano
31 Rencana yang Berhasil
32 Sikap Manis Kiano
33 Masih saja Cemburu
34 Masih Cemburu
35 Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36 Dilema Aruna
37 Kebimbangan Aruna
38 Kembali Mesra
39 Penyesalan Aruna
40 Terlalu Berprasangka
41 Pingsan
42 Laki laki Mengerikan
43 Menuju Hari H
44 Dua Sahabat
45 Hari Patah Hati
46 SAH
47 Uhuk Uhuk Uhuk
48 Misi
49 Yang Pertama
50 Tendangan Super
51 Malu
52 Tiada Henti
53 Pasangan Baru
54 Jadi Bucin
55 Kembali Beraktivitas
56 Obrolan Receh
57 Curhat
58 Belum Jodoh
59 Si Dingin yang Romantis
60 Istri Kiano Artha Mahendra.
61 Menyelidiki Aruna
62 Menggoda Aruna
63 Aksi Cllaudia
64 Masih Baik Baik Saja
65 Diperhatikan Januar
66 Trauma
67 Tensi Rendah
68 Sulit Jujur
69 Takut Kehilangan
70 Kebahagiaan Suster Uci
71 Mencari Tersangka
72 Reno Yang Mundur
73 Akhirnya Curiga
74 Pertemuan Yang Menyebalkan
75 Bukti?
76 Panas
77 Dihajar
78 Tamara Dalam Bahaya
79 Antisipasi
80 Mencari Alva
81 Menolong Alva
82 Interogasi
83 Eksekusi
84 Rumit
85 Bertemu Tamara
86 Apesnya Tamara
87 Menunggu Keputusan Tamara
88 Hasil Yang Ngga Di harapkan
89 OTW nikah
90 Menyalahkan
91 Nasib Malang Alva
92 Cemas Yang Berlebihan
93 Hati Yang Cukup Menegangkan
94 Rencana Jahat
95 Terlambat?
96 Memulai pengeroyokan
97 Babak Belur
98 Bantuan Yang Berdatangan
99 Masih Misi Penyelamatan
100 Misi Selesai
101 Berita Bahagia
102 Kekesalan Meti
103 Meti dan Tingkahnya
104 Tamara dan Keluarganya
105 Duka Melvin
106 Perasaan Yang Sebenarnya
107 Menipu Meti
108 Masalah Regan
109 Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110 Pesta Regan
111 Rencana Regan
112 Reaksi Alva
113 Sadar Sudah Dibully
114 Tamara dan Alva Kabur
115 Udah
116 Tentang Arga
117 Syukuran Kiano Aruna
118 Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119 Sedikit Nakal
120 Luka Hati
121 Sedikit Rasa
122 Lima Persen
123 Malas Nikah
124 Kencan
125 Laki laki Kurang Ajar
126 Tamara dan Perasaannya
127 Gagal Nikung
128 Saling Curhat
129 Kesalnya Qonita
130 Menaklukan dosen nakal
131 Kepribadian Ganda
132 Obrolan Sugar Baby
133 Pertolongan.ngga terduga
134 Kentang
135 Tingkah Menyebalkan Arga
136 Kekesalan Reno yang belum hilang
137 Glen yang Memukau
138 Glen yang masih Marah
139 Ganti Alva yang ngamuk
140 Marah
141 Kita Sama?
142 Calon Suami Tamara
143 Fitting baju pengantin
144 Pencuri yang jadi Pengemis
145 Jodo, Pertemua, sudah diatur
146 Jodoh?
147 Cerita Qonita
148 Blank Memory
149 Lega
150 Move on?
151 Inginnya Reno
152 Tangis Rain
153 Reno yang Kejam
154 Menyesal?
155 Sedikit Hiburan
156 Kumpul Lagi
157 Masih di kafe
158 Sedikit Tentang Reno
159 Hari Yang Berganti
160 Cerita Regan
161 Sesak
162 Glen Mulai Curiga
163 Dinda yang galau
164 Menggoda Dinda
165 Kekesalan Alva
166 Tamara dan teman temannya
167 Mengerjai Alva
168 Undangan Nikah
169 Reno yang Cemburu?
170 Preewed Arga
171 Beda Situasi
172 Pilihan Jodoh
173 Reno yang SHOCK
174 Panas
175 Harusnya Aku
176 Menjaga Jodoh Orang Lain
177 Akhir Pesta Alva
178 Ada apa dengan Glen?
179 SHOCK
180 Keputusan Meti
181 Ulah Reno
182 Ngga Tenang
183 Dubai
184 Dugaan yang Salah
185 Penyelesaian
186 Keputusan Reno
187 Serius sama Bocil
188 Diperkenalkan sebagai Pacar
189 Debat Mami dan Glen
190 Hukuman Glen
191 Reno yang Viral
192 Melamar Dinda
193 Melamar Dinda. Part 2
194 Melamar Dinda part 3
195 Tentang lamaran Regan
196 Konspirasi?
197 Membebaskan Riko
198 Fatal
199 Yang Terjadi
200 Sudah Lebih Baik
201 Nikah di Rumah Sakit
202 Jadi Pengintip
203 Uang Tutup Mulut
204 Tanu yang ngga diundang
205 Antisipasi Reno
206 Misi Reno
207 Dua Bucin
208 Nagih oleh oleh
209 Sang penakluk
210 Masa lalu Alva
211 Dunia yang terbalik
212 Bye, istri
213 Salah Pilih Lawan
214 Alva dan Tamara
215 Arga dan Perjuangannya
216 Masih Perjuangan Arga
217 Glen si kucing garong
218 Ke GAP
219 Harapan
220 Akhirnya Arga Menikah
221 Aisha dan Melvin
222 Announce
223 Announce
224 part spesial
225 cosplay
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Tentang Aruna
2
Menjadi Objek Taruhan
3
Ketahuan
4
Ingin Kurus
5
Berusaha Move On
6
Trauma Aruna
7
Reuni SMA
8
Sakit Hati yang belum Hilang
9
Untung jadi Dokter
10
Membalas Kiano
11
Pengakuan Kiano
12
Lanjut Reuni
13
Tetap Menolak
14
Penyesalan Kiano
15
Saat Saat Menegangkan
16
Kiano patah hati
17
Kiano sudah menyerah
18
Balasan Kiano
19
Rasa yang belum hilang
20
Kakek Kiano yang rewel
21
Membingungkan
22
Galau
23
Masih Galau
24
SHOCK
25
Ancaman Kiano
26
Laki laki high quality
27
Kondisi Kiano
28
Hati Aruna yang resah
29
Kekesalan Aruna
30
Masih bersama Kiano
31
Rencana yang Berhasil
32
Sikap Manis Kiano
33
Masih saja Cemburu
34
Masih Cemburu
35
Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36
Dilema Aruna
37
Kebimbangan Aruna
38
Kembali Mesra
39
Penyesalan Aruna
40
Terlalu Berprasangka
41
Pingsan
42
Laki laki Mengerikan
43
Menuju Hari H
44
Dua Sahabat
45
Hari Patah Hati
46
SAH
47
Uhuk Uhuk Uhuk
48
Misi
49
Yang Pertama
50
Tendangan Super
51
Malu
52
Tiada Henti
53
Pasangan Baru
54
Jadi Bucin
55
Kembali Beraktivitas
56
Obrolan Receh
57
Curhat
58
Belum Jodoh
59
Si Dingin yang Romantis
60
Istri Kiano Artha Mahendra.
61
Menyelidiki Aruna
62
Menggoda Aruna
63
Aksi Cllaudia
64
Masih Baik Baik Saja
65
Diperhatikan Januar
66
Trauma
67
Tensi Rendah
68
Sulit Jujur
69
Takut Kehilangan
70
Kebahagiaan Suster Uci
71
Mencari Tersangka
72
Reno Yang Mundur
73
Akhirnya Curiga
74
Pertemuan Yang Menyebalkan
75
Bukti?
76
Panas
77
Dihajar
78
Tamara Dalam Bahaya
79
Antisipasi
80
Mencari Alva
81
Menolong Alva
82
Interogasi
83
Eksekusi
84
Rumit
85
Bertemu Tamara
86
Apesnya Tamara
87
Menunggu Keputusan Tamara
88
Hasil Yang Ngga Di harapkan
89
OTW nikah
90
Menyalahkan
91
Nasib Malang Alva
92
Cemas Yang Berlebihan
93
Hati Yang Cukup Menegangkan
94
Rencana Jahat
95
Terlambat?
96
Memulai pengeroyokan
97
Babak Belur
98
Bantuan Yang Berdatangan
99
Masih Misi Penyelamatan
100
Misi Selesai
101
Berita Bahagia
102
Kekesalan Meti
103
Meti dan Tingkahnya
104
Tamara dan Keluarganya
105
Duka Melvin
106
Perasaan Yang Sebenarnya
107
Menipu Meti
108
Masalah Regan
109
Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110
Pesta Regan
111
Rencana Regan
112
Reaksi Alva
113
Sadar Sudah Dibully
114
Tamara dan Alva Kabur
115
Udah
116
Tentang Arga
117
Syukuran Kiano Aruna
118
Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119
Sedikit Nakal
120
Luka Hati
121
Sedikit Rasa
122
Lima Persen
123
Malas Nikah
124
Kencan
125
Laki laki Kurang Ajar
126
Tamara dan Perasaannya
127
Gagal Nikung
128
Saling Curhat
129
Kesalnya Qonita
130
Menaklukan dosen nakal
131
Kepribadian Ganda
132
Obrolan Sugar Baby
133
Pertolongan.ngga terduga
134
Kentang
135
Tingkah Menyebalkan Arga
136
Kekesalan Reno yang belum hilang
137
Glen yang Memukau
138
Glen yang masih Marah
139
Ganti Alva yang ngamuk
140
Marah
141
Kita Sama?
142
Calon Suami Tamara
143
Fitting baju pengantin
144
Pencuri yang jadi Pengemis
145
Jodo, Pertemua, sudah diatur
146
Jodoh?
147
Cerita Qonita
148
Blank Memory
149
Lega
150
Move on?
151
Inginnya Reno
152
Tangis Rain
153
Reno yang Kejam
154
Menyesal?
155
Sedikit Hiburan
156
Kumpul Lagi
157
Masih di kafe
158
Sedikit Tentang Reno
159
Hari Yang Berganti
160
Cerita Regan
161
Sesak
162
Glen Mulai Curiga
163
Dinda yang galau
164
Menggoda Dinda
165
Kekesalan Alva
166
Tamara dan teman temannya
167
Mengerjai Alva
168
Undangan Nikah
169
Reno yang Cemburu?
170
Preewed Arga
171
Beda Situasi
172
Pilihan Jodoh
173
Reno yang SHOCK
174
Panas
175
Harusnya Aku
176
Menjaga Jodoh Orang Lain
177
Akhir Pesta Alva
178
Ada apa dengan Glen?
179
SHOCK
180
Keputusan Meti
181
Ulah Reno
182
Ngga Tenang
183
Dubai
184
Dugaan yang Salah
185
Penyelesaian
186
Keputusan Reno
187
Serius sama Bocil
188
Diperkenalkan sebagai Pacar
189
Debat Mami dan Glen
190
Hukuman Glen
191
Reno yang Viral
192
Melamar Dinda
193
Melamar Dinda. Part 2
194
Melamar Dinda part 3
195
Tentang lamaran Regan
196
Konspirasi?
197
Membebaskan Riko
198
Fatal
199
Yang Terjadi
200
Sudah Lebih Baik
201
Nikah di Rumah Sakit
202
Jadi Pengintip
203
Uang Tutup Mulut
204
Tanu yang ngga diundang
205
Antisipasi Reno
206
Misi Reno
207
Dua Bucin
208
Nagih oleh oleh
209
Sang penakluk
210
Masa lalu Alva
211
Dunia yang terbalik
212
Bye, istri
213
Salah Pilih Lawan
214
Alva dan Tamara
215
Arga dan Perjuangannya
216
Masih Perjuangan Arga
217
Glen si kucing garong
218
Ke GAP
219
Harapan
220
Akhirnya Arga Menikah
221
Aisha dan Melvin
222
Announce
223
Announce
224
part spesial
225
cosplay

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!