Kakek Kiano yang rewel

"ini kamarnya?" tanya Aruna sambil menghentikan langkah kakinya ketika melihat suster Ria juga berhenti di depan sebuah kamar rawat inap yang full ekslusif.

"Bukan kakek abal abal ni, dokter." Suster Uci memamerkan cengiran lebarnya.

"Memang bukan. Makanya si kakek banyak baanget permintaannya," timpal suster Ria menanggaapi dengan tawa pelan.

Pantaslah, Aruna juga membatin. Bukan pasien sembarangan menginap di kamar ini.

"Saya ngga ikut masuk ya, dokter," tolak suster Ria langsung.

"Kenapa? Ayolah buat nemenin aku," bujuk suster Uci. Dia merasa ciut juga nyalinya setelah mendengar celoteh temannya itu tentang si kakek. Suster Uci sudah bisa membayangkan betapa judes dan galaknya si kakek. Apalagi beliau sangat kaya raya. Pantas perlakuannya sangat semena mena, suster Uci mengomelinya dalam hati.

"Enggak. Aku ngga kuat, takutnya malah ngumpatin si kakek. Jatuhnya, kan dosa." Suster Ria memberikan alibinya agar ngga dipaksa.

"Iya, ngga apa apa," potong Aruna ketija melihat mulut suster Uci yang mau membalas ucapan suster Ria.

Mau sampai kapan mereka di depan pintu gara gara perdebatan ngga penting, kesal Aruna dalam hati.

"Oke, dokter. Makasih ya. Dokter selalu baik," pujinya langsung membalikkan badan dan menjauh dengan cepat sebelum mendengar lanjutan omongan suster Uci yang bawel.

"Dasar," gumam suster Uci kesal.

Aruna hanya memggelengkan kepala dan segera mendorong handle pintu ke dalam.

"Permisi," sapa Aruna begitu memasuki kamar ekskusif yang sangat luas dan mewah itu. Keluarganya ternyata cukup rame juga menemani sang kakek. Ada enam orang termasuk dokter Burhan, Aruna menghitung dalam hati.

Tapi Aruna rasanya mengenal seorang wanita paruh baya yang masih cantik, yang berdiri ngga jauh dari si kakek. Sayangnya dia lupa dan ngga bisa mengingatnya.

Artha Mahendra menatap gadis di depannya lekat. Sesuai dengan foto yang diberikan Aries. Bahkan dokter ini lebih cantik aslinya. Ternyata efek kamera cangggih pun tetap gagal menampilkan secara sempurna sosoknya.

"Dokter Aruna, ayo kemari," panggil dokter Burhan, adik dari pemilik rumah sakit. Omnya dokter Farel.

Aruna mengangguk pada orang orang yang menemani sang kakek sambil menghampiri dokter Burhan.

Seoramg wanita tua yang seusia dengan sang kakek, mungkin istrinya tersenyum ramah padanya. Sedangkan sang kakek meliriknya meremehkan.

"Burhan, kau jangan sembarangan. Anak bawang kau suruh mengobati aku," ucap sang kakek galak.

Orang orang di situ menarik nafas panjang mendengar ucapan sang kakek. Padahal dua dokter sebelumnya, berusia lebih tua dari gadis jelita ini sudah ditolaknya mentah mentah.

Tanpa sadar Aruna melegkungkan garis senyumnya. Dia ngga tersinggung dan menganggap wajar perkataan sang kakek. Dia pun kadang masih menerima penolakan semacam itu dari pasien pasiennya.

"Ini dokter terakhir, Om," ucap dokter Burhan dengan senyum lembut di bibirnya. Berusaha membujuk.

"Aku ngga mau jadi korban malprakteknya," ucap sang kakek sarkastik.

Yang lainnya kembali menghela nafas panjang dan berharap dokter terakhir yang sangat cantik ini akan sabar menghadapi sang kakek.

"Maaf, kakek ngga usah khawatir. Saya lulusan terbaik waktu lulus kuliah," ucap Aruna ringan tanpa bermaksud sombong. Hanya untuk membuat sang kakek mempercayainya.

Dokter Burhan tersenyum sekilas sambil melirik Aruna

Sang kakek terdiam mendengarnya. Tapi matanya menatap Aruna dengan sorot menyelidik.

Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Aruna menghampiri sang kakek, melangkah tenang. Suster Uci yang udah siap menyemburkan segala umpatan terpaksa menahan rasa kesalnya mati matian pada si kakek sombong ini. Hanya karena etika kesopanan. Menghormati yang lebih tua.

Suasana menjadi hening. Mereka yang berada di situ menatap dokter cantik itu kagum dan tersenyum. Sang kakek dibuat ngga berkutik.

"Suster, tolong cek tensi darah kakek ya," pinta Aruna sambil menoleh pada suster Uci.

Suster Uci dengan sigap melaksanakannya. Tanpa menunggu reaksi sang kakek yang masih terdiam, seolah membiarkan saja apa yang akan dilakukan oleh perawat yang diperintahkan dokter itu.

"Masih cukup tinggi. Kakek masih harus menggunakan infus ya," ucap Aruna setelah memperhatikan alat tensi.

"Terimakasih ya, nak," ucap istri kakek Suryo Anggoro lembut.

"Sama sama, nek," balas Aruna ramah membuat si nenek tersenyum mendengarnya.

Kakek Suryo Anggoro hanya mengangguk sambil terus menatap Aruna. Seakan ingin memastikan apa benar ucapannya bahwa dia lulusan terbaik di kampusnya.

"Ini laporan tes darahnya, dokter Aruna," ucap dokter Burhan sambil menyerahkan map yang dipegangnya sejak tadi. Map dari dua dokter sebelumnya.

Dokter Burhan cukup merasa lega karena kata kata Aruna berhasil menaklukan teman papanya yang memang rewel kalo berada di rumah sakit.

"Oiya, dokter," sambut Aruna sambil mengecek laporan itu.

Cukup parah, batin Aruna saat membaca laporan kesehatan sang kakek. Apalagi beliau sempat masuk di ICU.

Artha Mahendra tersenyum miring. Pantas Kiano sampai melakukan hal hal di luar kewajarannya. Dokter ini memang luar biasa. Melihat mertuanya yang suka berkata pedas itu sampai terdiam, sang dokter perlu dikasih jempol.

"Lho, nak, kamu yang di pesta, kan?" sapa mami Kiano setelah cukup lama memperhatikan Aruna.

Aruna menoleh dan tersenyum. Ternyata wanita paruh baya cantik yang ngga sengaja ditabraknya.

"Iya, tante," sahut Aruna ramah.

"Kamu dokter ternyata," kekeh mami Kiano sambil menghampirinya.

"Makasih ya, ternyata papi saya mau nurut sama kamu," katanya berbisik membuat Aruna mengangguk dan tersenyum menahan geli.

"Kamu kenal honey?" tanya papi Kiano heran. Sementara yang lain menatap penuh minat pada Aruna, termasuk sang kakek.

"Ngga sengaja melihatnya di pesta Athar," jelas mami membuat lainnya tambah berminat.

"Wajarlah. Dokter Aruna adik istrinya Athar," timbrung dokter Burhan membuat mereka pun mengangguk anggukkan kepalanya.

Artha Mahendra-papi Kiano mulai tersenyum. Dia cukup mengenal.dengan keluarga istri dari anak temannya, Athar. Boleh juga pilihan Kiano, batinnya. Karena bisnis pertambangannya cukup sering membuatnya berkomunukasi dengan papa Aruna di perusahaannya.

"Kamu adiknya Almira?" senyum sang nenek melebar.

Aruna mengangguk dengan heran. Kok bisa tau, batinnya.

"Ngga nyangka kamu jadi dokter. Kakak kamu ambasador di hotel kami," sambung nenek Kiano dengan raut senang.

"Jadi kamu, adik yang selalu dibanggakan Almira," ucap kakek Kiano setelah terdiam cukup lama.

Dokter Aruna hanya tersenyum.

Kakaknya cukup dekat juga dengan keluarga si kakek, batinnya lagi

"Oke Burhan. Om mau dia jadi dokter pribadi, Om," sambung sang kakek tegas.

Ap-pa? Berhasil? Suster Uci menatap dokter Aruna dengan mimik lega.

"Oke Om," kekeh dokter Burhan membuat yang lainnya tertawa.

"Adiknya Almira, setiap aku membutuhkanmu, kamu harus datang," titah sang kakek galak.

Saat Aruna mau membantah, dokter Burhan memberikan kode kedipan matamya.

"Siap, Om. Tapi ngga bisa mendadak.juga Om. Paling jam istirahat, dokter Aruna senggang," terang dokter Burhan membuat Aruna lega.

"Aku akan bayar lebih," kata sang kakek sombong.

"Aruna punya banyak pasien, Om. Dia cukup terkenal," ucap dokter Burhan berusaha membujuk.

"Bahkan Om Wira mau menunggu antriannya selesai kalo mau memanggil Aruna ke rumahnya," tambah dokter Burhan lagi.

"Wira? Hebat juga ternyata kamu," puji si kakek spontan. Tentu dia mengenal Wira, teman yang sama keras kepalanya dengan dirinya.

"Oke, aku akan memanggilmu kalo malam saja," putus si kakek sepihak membuat yang lain tertawa pelan.

"Baiklah, kek," balas Aruna sopan sekaligus bersyukur.

Asal jangan terlalu malam ya kek, saya mau tidur, tambahnya dalam hati.

"Kata Almira kamu belum punya pacar. Aku akan kenalkan cucu bodohku padamu."

Kembali mereka tertawa, terutama Artha Mahendra dan istrinya. Cucu bodoh itu adalah panggilan kesayangan anak lelaki mereka, Kiano.

Aruna hanya tersenyum. Sudah sering dia mendapatkan penawaran semacam itu dari para.pasiennya.

"Boleh juga. Saya rasa Aruna setuju," jawab dokter Burhan lagi lagi memberikannya kode kedipan mata ketika Aruna mau menolaknya.

"Diammu aku anggap setuju," seru si kakek antusias membuat Aruna menghela nafas sambil melirik dokter Burhan yag ikut tertawa bersama yang lain.

Dokter harus tanggung jawab, Aruna membatin kesal.

Aruna kurang suka dijodoh jodohkan.

Terpopuler

Comments

liberty

liberty

kakek emang bener..cucumu mmg bodoh 🤣

2024-05-22

2

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusdabar

2024-04-03

1

evelyn

evelyn

jodoh dari masa lalu kamu datang Aruna😄😄😄😄😄😄

2024-02-13

2

lihat semua
Episodes
1 Tentang Aruna
2 Menjadi Objek Taruhan
3 Ketahuan
4 Ingin Kurus
5 Berusaha Move On
6 Trauma Aruna
7 Reuni SMA
8 Sakit Hati yang belum Hilang
9 Untung jadi Dokter
10 Membalas Kiano
11 Pengakuan Kiano
12 Lanjut Reuni
13 Tetap Menolak
14 Penyesalan Kiano
15 Saat Saat Menegangkan
16 Kiano patah hati
17 Kiano sudah menyerah
18 Balasan Kiano
19 Rasa yang belum hilang
20 Kakek Kiano yang rewel
21 Membingungkan
22 Galau
23 Masih Galau
24 SHOCK
25 Ancaman Kiano
26 Laki laki high quality
27 Kondisi Kiano
28 Hati Aruna yang resah
29 Kekesalan Aruna
30 Masih bersama Kiano
31 Rencana yang Berhasil
32 Sikap Manis Kiano
33 Masih saja Cemburu
34 Masih Cemburu
35 Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36 Dilema Aruna
37 Kebimbangan Aruna
38 Kembali Mesra
39 Penyesalan Aruna
40 Terlalu Berprasangka
41 Pingsan
42 Laki laki Mengerikan
43 Menuju Hari H
44 Dua Sahabat
45 Hari Patah Hati
46 SAH
47 Uhuk Uhuk Uhuk
48 Misi
49 Yang Pertama
50 Tendangan Super
51 Malu
52 Tiada Henti
53 Pasangan Baru
54 Jadi Bucin
55 Kembali Beraktivitas
56 Obrolan Receh
57 Curhat
58 Belum Jodoh
59 Si Dingin yang Romantis
60 Istri Kiano Artha Mahendra.
61 Menyelidiki Aruna
62 Menggoda Aruna
63 Aksi Cllaudia
64 Masih Baik Baik Saja
65 Diperhatikan Januar
66 Trauma
67 Tensi Rendah
68 Sulit Jujur
69 Takut Kehilangan
70 Kebahagiaan Suster Uci
71 Mencari Tersangka
72 Reno Yang Mundur
73 Akhirnya Curiga
74 Pertemuan Yang Menyebalkan
75 Bukti?
76 Panas
77 Dihajar
78 Tamara Dalam Bahaya
79 Antisipasi
80 Mencari Alva
81 Menolong Alva
82 Interogasi
83 Eksekusi
84 Rumit
85 Bertemu Tamara
86 Apesnya Tamara
87 Menunggu Keputusan Tamara
88 Hasil Yang Ngga Di harapkan
89 OTW nikah
90 Menyalahkan
91 Nasib Malang Alva
92 Cemas Yang Berlebihan
93 Hati Yang Cukup Menegangkan
94 Rencana Jahat
95 Terlambat?
96 Memulai pengeroyokan
97 Babak Belur
98 Bantuan Yang Berdatangan
99 Masih Misi Penyelamatan
100 Misi Selesai
101 Berita Bahagia
102 Kekesalan Meti
103 Meti dan Tingkahnya
104 Tamara dan Keluarganya
105 Duka Melvin
106 Perasaan Yang Sebenarnya
107 Menipu Meti
108 Masalah Regan
109 Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110 Pesta Regan
111 Rencana Regan
112 Reaksi Alva
113 Sadar Sudah Dibully
114 Tamara dan Alva Kabur
115 Udah
116 Tentang Arga
117 Syukuran Kiano Aruna
118 Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119 Sedikit Nakal
120 Luka Hati
121 Sedikit Rasa
122 Lima Persen
123 Malas Nikah
124 Kencan
125 Laki laki Kurang Ajar
126 Tamara dan Perasaannya
127 Gagal Nikung
128 Saling Curhat
129 Kesalnya Qonita
130 Menaklukan dosen nakal
131 Kepribadian Ganda
132 Obrolan Sugar Baby
133 Pertolongan.ngga terduga
134 Kentang
135 Tingkah Menyebalkan Arga
136 Kekesalan Reno yang belum hilang
137 Glen yang Memukau
138 Glen yang masih Marah
139 Ganti Alva yang ngamuk
140 Marah
141 Kita Sama?
142 Calon Suami Tamara
143 Fitting baju pengantin
144 Pencuri yang jadi Pengemis
145 Jodo, Pertemua, sudah diatur
146 Jodoh?
147 Cerita Qonita
148 Blank Memory
149 Lega
150 Move on?
151 Inginnya Reno
152 Tangis Rain
153 Reno yang Kejam
154 Menyesal?
155 Sedikit Hiburan
156 Kumpul Lagi
157 Masih di kafe
158 Sedikit Tentang Reno
159 Hari Yang Berganti
160 Cerita Regan
161 Sesak
162 Glen Mulai Curiga
163 Dinda yang galau
164 Menggoda Dinda
165 Kekesalan Alva
166 Tamara dan teman temannya
167 Mengerjai Alva
168 Undangan Nikah
169 Reno yang Cemburu?
170 Preewed Arga
171 Beda Situasi
172 Pilihan Jodoh
173 Reno yang SHOCK
174 Panas
175 Harusnya Aku
176 Menjaga Jodoh Orang Lain
177 Akhir Pesta Alva
178 Ada apa dengan Glen?
179 SHOCK
180 Keputusan Meti
181 Ulah Reno
182 Ngga Tenang
183 Dubai
184 Dugaan yang Salah
185 Penyelesaian
186 Keputusan Reno
187 Serius sama Bocil
188 Diperkenalkan sebagai Pacar
189 Debat Mami dan Glen
190 Hukuman Glen
191 Reno yang Viral
192 Melamar Dinda
193 Melamar Dinda. Part 2
194 Melamar Dinda part 3
195 Tentang lamaran Regan
196 Konspirasi?
197 Membebaskan Riko
198 Fatal
199 Yang Terjadi
200 Sudah Lebih Baik
201 Nikah di Rumah Sakit
202 Jadi Pengintip
203 Uang Tutup Mulut
204 Tanu yang ngga diundang
205 Antisipasi Reno
206 Misi Reno
207 Dua Bucin
208 Nagih oleh oleh
209 Sang penakluk
210 Masa lalu Alva
211 Dunia yang terbalik
212 Bye, istri
213 Salah Pilih Lawan
214 Alva dan Tamara
215 Arga dan Perjuangannya
216 Masih Perjuangan Arga
217 Glen si kucing garong
218 Ke GAP
219 Harapan
220 Akhirnya Arga Menikah
221 Aisha dan Melvin
222 Announce
223 Announce
224 part spesial
225 cosplay
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Tentang Aruna
2
Menjadi Objek Taruhan
3
Ketahuan
4
Ingin Kurus
5
Berusaha Move On
6
Trauma Aruna
7
Reuni SMA
8
Sakit Hati yang belum Hilang
9
Untung jadi Dokter
10
Membalas Kiano
11
Pengakuan Kiano
12
Lanjut Reuni
13
Tetap Menolak
14
Penyesalan Kiano
15
Saat Saat Menegangkan
16
Kiano patah hati
17
Kiano sudah menyerah
18
Balasan Kiano
19
Rasa yang belum hilang
20
Kakek Kiano yang rewel
21
Membingungkan
22
Galau
23
Masih Galau
24
SHOCK
25
Ancaman Kiano
26
Laki laki high quality
27
Kondisi Kiano
28
Hati Aruna yang resah
29
Kekesalan Aruna
30
Masih bersama Kiano
31
Rencana yang Berhasil
32
Sikap Manis Kiano
33
Masih saja Cemburu
34
Masih Cemburu
35
Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36
Dilema Aruna
37
Kebimbangan Aruna
38
Kembali Mesra
39
Penyesalan Aruna
40
Terlalu Berprasangka
41
Pingsan
42
Laki laki Mengerikan
43
Menuju Hari H
44
Dua Sahabat
45
Hari Patah Hati
46
SAH
47
Uhuk Uhuk Uhuk
48
Misi
49
Yang Pertama
50
Tendangan Super
51
Malu
52
Tiada Henti
53
Pasangan Baru
54
Jadi Bucin
55
Kembali Beraktivitas
56
Obrolan Receh
57
Curhat
58
Belum Jodoh
59
Si Dingin yang Romantis
60
Istri Kiano Artha Mahendra.
61
Menyelidiki Aruna
62
Menggoda Aruna
63
Aksi Cllaudia
64
Masih Baik Baik Saja
65
Diperhatikan Januar
66
Trauma
67
Tensi Rendah
68
Sulit Jujur
69
Takut Kehilangan
70
Kebahagiaan Suster Uci
71
Mencari Tersangka
72
Reno Yang Mundur
73
Akhirnya Curiga
74
Pertemuan Yang Menyebalkan
75
Bukti?
76
Panas
77
Dihajar
78
Tamara Dalam Bahaya
79
Antisipasi
80
Mencari Alva
81
Menolong Alva
82
Interogasi
83
Eksekusi
84
Rumit
85
Bertemu Tamara
86
Apesnya Tamara
87
Menunggu Keputusan Tamara
88
Hasil Yang Ngga Di harapkan
89
OTW nikah
90
Menyalahkan
91
Nasib Malang Alva
92
Cemas Yang Berlebihan
93
Hati Yang Cukup Menegangkan
94
Rencana Jahat
95
Terlambat?
96
Memulai pengeroyokan
97
Babak Belur
98
Bantuan Yang Berdatangan
99
Masih Misi Penyelamatan
100
Misi Selesai
101
Berita Bahagia
102
Kekesalan Meti
103
Meti dan Tingkahnya
104
Tamara dan Keluarganya
105
Duka Melvin
106
Perasaan Yang Sebenarnya
107
Menipu Meti
108
Masalah Regan
109
Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110
Pesta Regan
111
Rencana Regan
112
Reaksi Alva
113
Sadar Sudah Dibully
114
Tamara dan Alva Kabur
115
Udah
116
Tentang Arga
117
Syukuran Kiano Aruna
118
Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119
Sedikit Nakal
120
Luka Hati
121
Sedikit Rasa
122
Lima Persen
123
Malas Nikah
124
Kencan
125
Laki laki Kurang Ajar
126
Tamara dan Perasaannya
127
Gagal Nikung
128
Saling Curhat
129
Kesalnya Qonita
130
Menaklukan dosen nakal
131
Kepribadian Ganda
132
Obrolan Sugar Baby
133
Pertolongan.ngga terduga
134
Kentang
135
Tingkah Menyebalkan Arga
136
Kekesalan Reno yang belum hilang
137
Glen yang Memukau
138
Glen yang masih Marah
139
Ganti Alva yang ngamuk
140
Marah
141
Kita Sama?
142
Calon Suami Tamara
143
Fitting baju pengantin
144
Pencuri yang jadi Pengemis
145
Jodo, Pertemua, sudah diatur
146
Jodoh?
147
Cerita Qonita
148
Blank Memory
149
Lega
150
Move on?
151
Inginnya Reno
152
Tangis Rain
153
Reno yang Kejam
154
Menyesal?
155
Sedikit Hiburan
156
Kumpul Lagi
157
Masih di kafe
158
Sedikit Tentang Reno
159
Hari Yang Berganti
160
Cerita Regan
161
Sesak
162
Glen Mulai Curiga
163
Dinda yang galau
164
Menggoda Dinda
165
Kekesalan Alva
166
Tamara dan teman temannya
167
Mengerjai Alva
168
Undangan Nikah
169
Reno yang Cemburu?
170
Preewed Arga
171
Beda Situasi
172
Pilihan Jodoh
173
Reno yang SHOCK
174
Panas
175
Harusnya Aku
176
Menjaga Jodoh Orang Lain
177
Akhir Pesta Alva
178
Ada apa dengan Glen?
179
SHOCK
180
Keputusan Meti
181
Ulah Reno
182
Ngga Tenang
183
Dubai
184
Dugaan yang Salah
185
Penyelesaian
186
Keputusan Reno
187
Serius sama Bocil
188
Diperkenalkan sebagai Pacar
189
Debat Mami dan Glen
190
Hukuman Glen
191
Reno yang Viral
192
Melamar Dinda
193
Melamar Dinda. Part 2
194
Melamar Dinda part 3
195
Tentang lamaran Regan
196
Konspirasi?
197
Membebaskan Riko
198
Fatal
199
Yang Terjadi
200
Sudah Lebih Baik
201
Nikah di Rumah Sakit
202
Jadi Pengintip
203
Uang Tutup Mulut
204
Tanu yang ngga diundang
205
Antisipasi Reno
206
Misi Reno
207
Dua Bucin
208
Nagih oleh oleh
209
Sang penakluk
210
Masa lalu Alva
211
Dunia yang terbalik
212
Bye, istri
213
Salah Pilih Lawan
214
Alva dan Tamara
215
Arga dan Perjuangannya
216
Masih Perjuangan Arga
217
Glen si kucing garong
218
Ke GAP
219
Harapan
220
Akhirnya Arga Menikah
221
Aisha dan Melvin
222
Announce
223
Announce
224
part spesial
225
cosplay

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!