Ketahuan

Tamara hari ini ngga masuk sekolah. Katanya ada pertandingan karate yang harus diikuti anggota clubnya.

Sejak peristiwa kemaren, banyak cewe cewe memandangnya aneh. Padahal apa salahnya Kiano menolongnya. Dari pada mereka yang hanya diam saja melihat kejahatan. Batin Aruna mengomel tiada henti. Dia risih mendapat pandangan pandangan seperti itu.

Bukannya Aruna ngga mau bergaul, tapi dia terlalu pendiam. Hanya Tamara yang selaku aktif dengannya. Karena itu mereka jadi sahabat dari kelas sepuluh hingga sekarang, kelas dua belas.

Aruna menyibukkan dirinya dengan buku latihan soalnya. Dia harus berhasil masuk fakultas kedokteran. Walaupun sudah ada jaminan dia di terima, tapi kalo nilainya turun, kesempatan lolos di snmptn bisa gagal. Apalagi yang mau menjadi dokter di snmptn tentu sangat banyak sekali. Kalah koma sekian saja dia bisa gagal.

Bukan orang tuanya ngga sanggup nguliahin dia di universitas swasta, tapi ada kebanggaan tersendiri bisa masuk universitas negeri. Dan dia sudah memendam harapan itu sejak awal masuk SMA.

Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Dengan malas Aruna menggerakkan tubuhnya meninggalkan kelas..Tentu saja dia menunggu sampai teman temannya keluar kelas. Dia malas berdesak desakan dengan tubuhnya yang cukup besar ini.

Tapi begitu dia keluar dari kelasnya, Monika dan dua dayang dayangnya sudah memghadangnya. Sepertinya Monika masih dendam dengan kejadian kemarin.

Aruna sendiri sampai memimpikan Kiano tadi malam, membuat bibirnya selalu tersenyum sampai pagi. Kiano memang tampan, andai saja dia bisa punya kekasih seperti Kiano, dia akan menguruskan badannya agar Kiano ngga malu kalo jalan bersamanya. Aruna begitu menyukai Kiano.

"Heh, gendut. Beraninya Lo merayu calon pacar gue," sarkas Monika dengan nada geram. Citra dan Mega pun menatapnya merendahkan.

"Aku ngga ngerayu siapa siapa," tukas Aruna membela diri. Dia ngga merasa merayu, dia hanya mengucapkan terima kasih.

"Dasar gendut, kepedean banget," hina Citra sambil bertolak pinggamg.

Aruna melirik sekitar kelasnya yang sudah sepi. Tadi mereka ada pelajaran tambahan. Aruna merasa kali ini Monika dan teman temannya akan membullynya secara fisik lagi, seperti kejadian kemarin di kantin.

Selama tiga tahun ini, Aruna memang selalu diejek Monika dan teman temannya karena tubuh besarnya. Beruntung teman teman yang lainnya ngga. Mungkin segan karena Aruna anak kesayangan guru guru, ditambah kepintaran otaknya.

Tapi teman temannya hanya membiarkannya jika Monika cs membullynya. Kecuali Tamara yang selalu membelanya habis habisan.

Sekarang Tamara ngga ada, Aruna hanya sendiri. Kali ini dia ngga boleh terlihat lemah. Dia harus bisa melawan Monika dan teman temannya. Tapi apa bisa? Batin Aruna ngga yakin.

BUKK!

Aruna terdorong ke tembok kelas ketika Monila dan dua temannya mendorongnya samgat keras.

Rasanya sakit pada kedua bahunya. Sial, Aruna ngga boleh nangis, dia ngga boleh terlihat lemah.

"Guru guru kesayangan kamu udah pada pulang. Temanmu yang sok itu juga ngga ada," kata Monika penuh dengan nada intimidasi.

"Kita apain enaknya ya nih si gendut?" tanya Citra sambil meminta saran pada Monika dan Mega. Tapi di wajahnya udah terbaca serangkaian rencana jahatnya.

"Ini rambut kenapa bisa mekar gini," tukas Mega sambil menarik kunciran rambutnya.

"Aduuh," ringis Aruna saat kepalanya ditarik paksa ke arah Mega.

"Mana gunting, dibabat aja. Biar besok ngga bisa dikuncir lagi," ujar Citra menakut nakuti

"Iya, tadi aku bawa gunting," kata Mega sambil mengeluarkan gunting ukuran sedangnya.

Gila, mereka keterlaluan, batin Aruna ngga percaya melihat kelakuan tiga temannya.

"Jangan gerak. Kita ngga jamin loh kalo kena kulit kamu," ancam Monika sambil mengerling pada Citra dan Mega yang langsung ngerti dan menekan bahu Aruna ke dinding.

Aruna menetap ngeri pada gunting yang dipegang Monika di dekat wajahnya.

"Jangan maen maen sama gunting," kata Aruna berusaha menggertak.

Ketiganya malah tertawa.

"Ngga takut dia," kekeh Monika mengejek.

"Udah, langsung babat aja rambutnya," provokasi Mega.

"Kayak hutan ya. Tapi yang ini masih di sisa in," tawa Citra kesenangan melihat wajah takut Aruna.

"Sekarang ya," kata Monika sambil menarik kunciran rambut Aruna lebih keras lagi ke arahnya.

Dengan nekat Aruna menginjakkan kakinya pada Monika dengan sekuat tenaga yang dia punya, membuat gadis itu terpekik dan terhuyung ke belakang.

Citra dan Mega yang melihatnya terkejut, dan berteriak marah melihat apa yang telah dilakukan Aruna.

Aruna ngga peduli. Tanpa membuang kesempatan, dia pun mendorong tubuh Citra dan Mega sampai keduanya pun jatuh hingga menimpa Monika yang masih terduduk di lantai. Ketiganya pun bertindihan sambil mengeluarkan berbagai umpatan.

Aruna pun berlari sekencang kencangnya sambil mendekap tasnya.

"ARUNAAAA!" teriak mereka bertiga kompak marah. Ketiganya pun cepat berdiri dan mengejar Aruna dengan sangat kencang.

Baru kali ini Aruna menyesali bobot tubuhnya yang besar dan terasa berat dibawa kakinya ketika lari.

Aruna semakin lelah dan takut karena jarak mereka semakin dekat. Dia butuh pertolongan Tamara, atau kakaknya atau mama dan papanya. Dia sangat membutuhkannya sekarang. Monika dan teman temannya pasti akan tambah marah padanya dan ngga tau lagi apa yang akan dilakukan mereka padanya.

BUGGHH!

Aruna kaget karena menubruk sesuatu dan hampir jatuh kalo saja tidak ada yang mendekapnya.

HAAAHH

Aruna ngga mendengar suara langkah kaki yang mengejarnya. Suasana terasa hening.

Ketika Aruna menoleh ke belakang, dia kaget melihat ketiga temannya yang berdiri seperti patung dengan wajah pucat seperti habis melihat setan.

Aruna pun memutar kepalanya dan menatap orang yang sudah mendekapnya erat.

Jantung Aruna rasanya hampir copot. Dia pun hampir pingsan. Lagi lagi Kiano yang menolongnya. Tapi kini kapten basket yang digilai Monika sedang memeluknya erat

"Monika, kamu apa apan, sih," ketus Regan ketika melihat gunting di tangan gadis cantik itu.

Reflek Monika melepaskan gunting di tangannya.

Dia masih benar benar terkejut sampai ngga bisa berucap apapun. Begitu juga kedua temannya. Mereka ketangkap basah oleh Kiano dan Regan.

Padahal tadi hampir saja mereka berhasil menangkap Aruna. Saat Aruna berbelok dan jarak semakin dekat, mereka sama menghentikan langkah. Gadis gendut itu menabrak Kiano dan Kiano memeluknya. Memeluknya. Hati Monika sampai mencatatnya dua kali saking kesalnya.

Kiano pasti tambah sulit digapainya. Semua gara gara Aruna gendut itu.

"Kalo lagi lagi kalian ganggu dia, aku sendiri yang akan melaporkan ke kepsek," ancam Kiano dingin.

"I iya. Jangan dilaporkan," pinta Monika ketakutan. Tanpa menunggu reaksi kedua temannya, Monika berlari meninggalkan mereka dengan perasaan takut dan terluka.

"Monika," panggil Citra dan Mega yang juga berlari menyusul Monika.

"Bi bisa dilepaskan," Aruna mengeluarkan suaranya dengan susah payah. Dia mendadak menjadi gagap.

Dengan tenang Kiano melepaskan pelukannya.

"Kamu ngga apa apa?" tanya Kiano sambil menatap lekat sepasang mata yang dilapisi kaca mata tebalnya.

"I iya, nggak pa pa," jawab Aruna sambil mendekap tasnya. Matanya pun balas memandang Kiano. Hatinya sungguh ngga percaya bisa dipeluk Kiano. Sekarang mereka malah sangat dekat.

"Syukurlah." Kiano masih terus menatap Aruna.

Sebenarnya dia cantik juga. Eh, gue kenapa, sih, ralat Kiano dalam hati.

"Te terima kasih. Aku mau pulang dulu," pamit Aruna sambil merutuki mulutnya yang jadi gagap.

Kiano melirik Regan yang menyenggol bahunya. Dia tau kode itu. Kiano pun menghela nafas. Ngga tega juga dia mewujudkan keinginan teman temannya.

"Aku antar kamu pulang. Gimana kalo kamu jadi pacar aku. Biar ngga diganggu sama Monika dan teman temannya."

Kata kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Regan sampai ternganga, kenapa harus cepat cepat, padahal tenggat waktunya dua minggu. Tadi dia memberi kode agar Kiano mengantar Aruna pulang sebagai langkah awal. Bukan menembaknya.

Aruna terperangah. Antara kaget, ngga percaya dan senang. Apa telinganya ngga salah mendengar? Dan jantungnya pun berdegup semakin kencang.

Kiano pun terkejut mendengar ucapannya sendiri. Kepalang basah. Kiano ingin cepat cepat mengakhiri taruhan ini. Kalo di tolak ya sudah. Kalo di terima, besok besok akan segera dia putuskan. Yang penting Glen akan mencuci motornya selama sebulan dan dia menerima cash lima puluh juta.

Kiano memegang kedua bahu Aruna lembut. Mata Kiano menatap dalam.

"Kamu mau jadi pacarku?" tanyanya perlahan. Aura kegantengannya dia keluarkan maksimal demi taruhan gila ini.

"Tapi .... aku pasti bukan tipe kamu," ucap Aruna ragu. Tapi jantungnya semakin berdebar mendapatkan perlakuan istimewa dari Kiano.

"Tipeku udah ganti," jawab Kiano asal.

Aruna terdiam. Walaupun hatinya melompat lompat kegirangan, tapi logikanya meragukan akan ketulusan Kiano.

"Gimana? Mau jadi pacarku?" tanya Kiano mengulang sekali lagi.

Gila, biasanya cewe cewe yang mengharap jadi pacarnya. Sekarang dia malah menunggu dengan cemas kata 'iya' dari cewe yang jauh dari levelnya.

"Ya, aku mau," jawab Aruna malu malu.

Regan menggelengkan kepalanya kagum dan mengacungkan jempolnya pada Kiano sambil menjauh.

Dia segera mengirimkan pesan pada ketiga temannya.

Siapkan uangnya. Kiano sudah diterima jadi pacar si juara olimpiade itu.

*

*

*

Malamnya Aruna ngga bisa tidur. Bibirnya terus saja tersenyum. Jantungnya masih berdebar mengingat kejadian di sekolah. Sekaramg dia adalah pacar Kiano. Pacar Kiano.

Kata kata itu terus bergema dalam hatinya. Akhirnya Aruna tertidur juga sambil memeluk gulingnya sambil membayangkan hangatnya dekapan Kiano tadi padanya.

Pagi ini, dengan wajah ceria Aruna menghampiri taman belakang sekolah. Kemarin sore mererka sudah janjian akan sarapan bersama. Aruna berjanji akan membawakan sandwich karena menolak ajakan Kiano yang akan mengantarnya pulang. Dia khusus membuatkannya untuk Kiano.

Aruna menghentikan langkahnya ketika mendengat suara tawa beberapa orang.

Bukannya masih terlalu pagi. Kenapa terdengar ramai sekali.

Aruna pun menyandarkan tubuhnya di balik tembok dan heran melihat Kiano bersama teman temannya.

"Ngaapain kalian ke sini?" tanya Kiano kurang suka.

"Jangan marah bro. Kita mau mastiin si gendut datang," kekeh Glen diikuti Alva dan Reno.

DEG

Perasaan Aruna memdadak ngga enak.

"Hebat Lo. Kaget gue dapat pesan dari Regan. Cair uang Lo," ucap Glen lagi dan tertawa lagi.

Uang? Hati Aruna tambah ngga enak.

"Kita salah ngitung. Bukan lima puluh juta. Tapi enam puluh juta. Gue iklas jadi babu nyuciin motor Lo selama sebulan. Lo memang hebat," puji Glen panjang lebar setelah tawanya mereda.

Kiano ngga menjawab apa apa.

"Kapan Lo mau putusin dia. Ngga perlu lama lama. Yang penting Lo udah menang taruhannya," tambah Glen lagi.

"Secepatnya," jawab Kiano ringan.

Kembali ketiga temannya tertawa tergelak gelak tanpa menyadari ada hati yang berdarah.

Aruna memejamkan matanya.

Bodoh! Dia beneran bodoh. Ngga mungkin ngga ada apa apa Kiano mau manjadi pacarnya. Jangan jangan Monika dan teman temannya kemaren hanya setingannya saja untuk memuluskan rencananya.

Aruna membalikkan tubuhnya dan akan berjalan ke kelas dengan lunglai. Dia terkejut melihat Regan berdiri di depannya dan menatapnya ......

Kasihan?

Tanpa mempedulikan Regan, Aruna berjalan pergi dengan mata yang sudah berubah menjadi telaga.

Dia memang pantas mendapat tatapan kasihan. Dia bodoh menganggap Kiano tulus padanya.

Aruna menghapus air matanya yang mengalir. Memang ngga ada cowo cowo yang tulus karena fisiknya. Kakaknya benar. Seandainya dia menurut, pasti kejadian ini ngga akan terjadi.

Seleksi SNMPTN ngga lama lagi. Dia harus secepatnya move on dari si brengksek Kiano. Dia harus fokus dengan cita citanya menjadi dokter. Seandainya ada dokter spesialis mengobati luka di hatinya, pasti akan di pilihnya jurusan itu.

Hatinya perlu dibersihan dengan antibiotik biar jauh dari bakteri Kiano. Di obati dan di perban agar darahnya berhenti mengalir.

Aruna benar benar patah hati.

Terpopuler

Comments

liberty

liberty

OMG...matamu luar biasa Kiano...di saat orang laen melihat gadis gendut & kacamata tebal...kamu bilang cantik....hmmm ini yg bikin kamu asam lambung gak sembuh² kah...udah nyakitin Aruna tapi udah ada rasa suka 👻

2024-05-21

2

Yustika PAMBUDI

Yustika PAMBUDI

ceritanya bagus Thor,, tapi tulisan/kata ngga jadi malah mengganggu coba diganti dengan kata baku "tidak".

2024-05-25

1

liberty

liberty

jujur gak nih ato dari lubuk hati yg terdalam😅

2024-05-21

1

lihat semua
Episodes
1 Tentang Aruna
2 Menjadi Objek Taruhan
3 Ketahuan
4 Ingin Kurus
5 Berusaha Move On
6 Trauma Aruna
7 Reuni SMA
8 Sakit Hati yang belum Hilang
9 Untung jadi Dokter
10 Membalas Kiano
11 Pengakuan Kiano
12 Lanjut Reuni
13 Tetap Menolak
14 Penyesalan Kiano
15 Saat Saat Menegangkan
16 Kiano patah hati
17 Kiano sudah menyerah
18 Balasan Kiano
19 Rasa yang belum hilang
20 Kakek Kiano yang rewel
21 Membingungkan
22 Galau
23 Masih Galau
24 SHOCK
25 Ancaman Kiano
26 Laki laki high quality
27 Kondisi Kiano
28 Hati Aruna yang resah
29 Kekesalan Aruna
30 Masih bersama Kiano
31 Rencana yang Berhasil
32 Sikap Manis Kiano
33 Masih saja Cemburu
34 Masih Cemburu
35 Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36 Dilema Aruna
37 Kebimbangan Aruna
38 Kembali Mesra
39 Penyesalan Aruna
40 Terlalu Berprasangka
41 Pingsan
42 Laki laki Mengerikan
43 Menuju Hari H
44 Dua Sahabat
45 Hari Patah Hati
46 SAH
47 Uhuk Uhuk Uhuk
48 Misi
49 Yang Pertama
50 Tendangan Super
51 Malu
52 Tiada Henti
53 Pasangan Baru
54 Jadi Bucin
55 Kembali Beraktivitas
56 Obrolan Receh
57 Curhat
58 Belum Jodoh
59 Si Dingin yang Romantis
60 Istri Kiano Artha Mahendra.
61 Menyelidiki Aruna
62 Menggoda Aruna
63 Aksi Cllaudia
64 Masih Baik Baik Saja
65 Diperhatikan Januar
66 Trauma
67 Tensi Rendah
68 Sulit Jujur
69 Takut Kehilangan
70 Kebahagiaan Suster Uci
71 Mencari Tersangka
72 Reno Yang Mundur
73 Akhirnya Curiga
74 Pertemuan Yang Menyebalkan
75 Bukti?
76 Panas
77 Dihajar
78 Tamara Dalam Bahaya
79 Antisipasi
80 Mencari Alva
81 Menolong Alva
82 Interogasi
83 Eksekusi
84 Rumit
85 Bertemu Tamara
86 Apesnya Tamara
87 Menunggu Keputusan Tamara
88 Hasil Yang Ngga Di harapkan
89 OTW nikah
90 Menyalahkan
91 Nasib Malang Alva
92 Cemas Yang Berlebihan
93 Hati Yang Cukup Menegangkan
94 Rencana Jahat
95 Terlambat?
96 Memulai pengeroyokan
97 Babak Belur
98 Bantuan Yang Berdatangan
99 Masih Misi Penyelamatan
100 Misi Selesai
101 Berita Bahagia
102 Kekesalan Meti
103 Meti dan Tingkahnya
104 Tamara dan Keluarganya
105 Duka Melvin
106 Perasaan Yang Sebenarnya
107 Menipu Meti
108 Masalah Regan
109 Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110 Pesta Regan
111 Rencana Regan
112 Reaksi Alva
113 Sadar Sudah Dibully
114 Tamara dan Alva Kabur
115 Udah
116 Tentang Arga
117 Syukuran Kiano Aruna
118 Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119 Sedikit Nakal
120 Luka Hati
121 Sedikit Rasa
122 Lima Persen
123 Malas Nikah
124 Kencan
125 Laki laki Kurang Ajar
126 Tamara dan Perasaannya
127 Gagal Nikung
128 Saling Curhat
129 Kesalnya Qonita
130 Menaklukan dosen nakal
131 Kepribadian Ganda
132 Obrolan Sugar Baby
133 Pertolongan.ngga terduga
134 Kentang
135 Tingkah Menyebalkan Arga
136 Kekesalan Reno yang belum hilang
137 Glen yang Memukau
138 Glen yang masih Marah
139 Ganti Alva yang ngamuk
140 Marah
141 Kita Sama?
142 Calon Suami Tamara
143 Fitting baju pengantin
144 Pencuri yang jadi Pengemis
145 Jodo, Pertemua, sudah diatur
146 Jodoh?
147 Cerita Qonita
148 Blank Memory
149 Lega
150 Move on?
151 Inginnya Reno
152 Tangis Rain
153 Reno yang Kejam
154 Menyesal?
155 Sedikit Hiburan
156 Kumpul Lagi
157 Masih di kafe
158 Sedikit Tentang Reno
159 Hari Yang Berganti
160 Cerita Regan
161 Sesak
162 Glen Mulai Curiga
163 Dinda yang galau
164 Menggoda Dinda
165 Kekesalan Alva
166 Tamara dan teman temannya
167 Mengerjai Alva
168 Undangan Nikah
169 Reno yang Cemburu?
170 Preewed Arga
171 Beda Situasi
172 Pilihan Jodoh
173 Reno yang SHOCK
174 Panas
175 Harusnya Aku
176 Menjaga Jodoh Orang Lain
177 Akhir Pesta Alva
178 Ada apa dengan Glen?
179 SHOCK
180 Keputusan Meti
181 Ulah Reno
182 Ngga Tenang
183 Dubai
184 Dugaan yang Salah
185 Penyelesaian
186 Keputusan Reno
187 Serius sama Bocil
188 Diperkenalkan sebagai Pacar
189 Debat Mami dan Glen
190 Hukuman Glen
191 Reno yang Viral
192 Melamar Dinda
193 Melamar Dinda. Part 2
194 Melamar Dinda part 3
195 Tentang lamaran Regan
196 Konspirasi?
197 Membebaskan Riko
198 Fatal
199 Yang Terjadi
200 Sudah Lebih Baik
201 Nikah di Rumah Sakit
202 Jadi Pengintip
203 Uang Tutup Mulut
204 Tanu yang ngga diundang
205 Antisipasi Reno
206 Misi Reno
207 Dua Bucin
208 Nagih oleh oleh
209 Sang penakluk
210 Masa lalu Alva
211 Dunia yang terbalik
212 Bye, istri
213 Salah Pilih Lawan
214 Alva dan Tamara
215 Arga dan Perjuangannya
216 Masih Perjuangan Arga
217 Glen si kucing garong
218 Ke GAP
219 Harapan
220 Akhirnya Arga Menikah
221 Aisha dan Melvin
222 Announce
223 Announce
224 part spesial
225 cosplay
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Tentang Aruna
2
Menjadi Objek Taruhan
3
Ketahuan
4
Ingin Kurus
5
Berusaha Move On
6
Trauma Aruna
7
Reuni SMA
8
Sakit Hati yang belum Hilang
9
Untung jadi Dokter
10
Membalas Kiano
11
Pengakuan Kiano
12
Lanjut Reuni
13
Tetap Menolak
14
Penyesalan Kiano
15
Saat Saat Menegangkan
16
Kiano patah hati
17
Kiano sudah menyerah
18
Balasan Kiano
19
Rasa yang belum hilang
20
Kakek Kiano yang rewel
21
Membingungkan
22
Galau
23
Masih Galau
24
SHOCK
25
Ancaman Kiano
26
Laki laki high quality
27
Kondisi Kiano
28
Hati Aruna yang resah
29
Kekesalan Aruna
30
Masih bersama Kiano
31
Rencana yang Berhasil
32
Sikap Manis Kiano
33
Masih saja Cemburu
34
Masih Cemburu
35
Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36
Dilema Aruna
37
Kebimbangan Aruna
38
Kembali Mesra
39
Penyesalan Aruna
40
Terlalu Berprasangka
41
Pingsan
42
Laki laki Mengerikan
43
Menuju Hari H
44
Dua Sahabat
45
Hari Patah Hati
46
SAH
47
Uhuk Uhuk Uhuk
48
Misi
49
Yang Pertama
50
Tendangan Super
51
Malu
52
Tiada Henti
53
Pasangan Baru
54
Jadi Bucin
55
Kembali Beraktivitas
56
Obrolan Receh
57
Curhat
58
Belum Jodoh
59
Si Dingin yang Romantis
60
Istri Kiano Artha Mahendra.
61
Menyelidiki Aruna
62
Menggoda Aruna
63
Aksi Cllaudia
64
Masih Baik Baik Saja
65
Diperhatikan Januar
66
Trauma
67
Tensi Rendah
68
Sulit Jujur
69
Takut Kehilangan
70
Kebahagiaan Suster Uci
71
Mencari Tersangka
72
Reno Yang Mundur
73
Akhirnya Curiga
74
Pertemuan Yang Menyebalkan
75
Bukti?
76
Panas
77
Dihajar
78
Tamara Dalam Bahaya
79
Antisipasi
80
Mencari Alva
81
Menolong Alva
82
Interogasi
83
Eksekusi
84
Rumit
85
Bertemu Tamara
86
Apesnya Tamara
87
Menunggu Keputusan Tamara
88
Hasil Yang Ngga Di harapkan
89
OTW nikah
90
Menyalahkan
91
Nasib Malang Alva
92
Cemas Yang Berlebihan
93
Hati Yang Cukup Menegangkan
94
Rencana Jahat
95
Terlambat?
96
Memulai pengeroyokan
97
Babak Belur
98
Bantuan Yang Berdatangan
99
Masih Misi Penyelamatan
100
Misi Selesai
101
Berita Bahagia
102
Kekesalan Meti
103
Meti dan Tingkahnya
104
Tamara dan Keluarganya
105
Duka Melvin
106
Perasaan Yang Sebenarnya
107
Menipu Meti
108
Masalah Regan
109
Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110
Pesta Regan
111
Rencana Regan
112
Reaksi Alva
113
Sadar Sudah Dibully
114
Tamara dan Alva Kabur
115
Udah
116
Tentang Arga
117
Syukuran Kiano Aruna
118
Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119
Sedikit Nakal
120
Luka Hati
121
Sedikit Rasa
122
Lima Persen
123
Malas Nikah
124
Kencan
125
Laki laki Kurang Ajar
126
Tamara dan Perasaannya
127
Gagal Nikung
128
Saling Curhat
129
Kesalnya Qonita
130
Menaklukan dosen nakal
131
Kepribadian Ganda
132
Obrolan Sugar Baby
133
Pertolongan.ngga terduga
134
Kentang
135
Tingkah Menyebalkan Arga
136
Kekesalan Reno yang belum hilang
137
Glen yang Memukau
138
Glen yang masih Marah
139
Ganti Alva yang ngamuk
140
Marah
141
Kita Sama?
142
Calon Suami Tamara
143
Fitting baju pengantin
144
Pencuri yang jadi Pengemis
145
Jodo, Pertemua, sudah diatur
146
Jodoh?
147
Cerita Qonita
148
Blank Memory
149
Lega
150
Move on?
151
Inginnya Reno
152
Tangis Rain
153
Reno yang Kejam
154
Menyesal?
155
Sedikit Hiburan
156
Kumpul Lagi
157
Masih di kafe
158
Sedikit Tentang Reno
159
Hari Yang Berganti
160
Cerita Regan
161
Sesak
162
Glen Mulai Curiga
163
Dinda yang galau
164
Menggoda Dinda
165
Kekesalan Alva
166
Tamara dan teman temannya
167
Mengerjai Alva
168
Undangan Nikah
169
Reno yang Cemburu?
170
Preewed Arga
171
Beda Situasi
172
Pilihan Jodoh
173
Reno yang SHOCK
174
Panas
175
Harusnya Aku
176
Menjaga Jodoh Orang Lain
177
Akhir Pesta Alva
178
Ada apa dengan Glen?
179
SHOCK
180
Keputusan Meti
181
Ulah Reno
182
Ngga Tenang
183
Dubai
184
Dugaan yang Salah
185
Penyelesaian
186
Keputusan Reno
187
Serius sama Bocil
188
Diperkenalkan sebagai Pacar
189
Debat Mami dan Glen
190
Hukuman Glen
191
Reno yang Viral
192
Melamar Dinda
193
Melamar Dinda. Part 2
194
Melamar Dinda part 3
195
Tentang lamaran Regan
196
Konspirasi?
197
Membebaskan Riko
198
Fatal
199
Yang Terjadi
200
Sudah Lebih Baik
201
Nikah di Rumah Sakit
202
Jadi Pengintip
203
Uang Tutup Mulut
204
Tanu yang ngga diundang
205
Antisipasi Reno
206
Misi Reno
207
Dua Bucin
208
Nagih oleh oleh
209
Sang penakluk
210
Masa lalu Alva
211
Dunia yang terbalik
212
Bye, istri
213
Salah Pilih Lawan
214
Alva dan Tamara
215
Arga dan Perjuangannya
216
Masih Perjuangan Arga
217
Glen si kucing garong
218
Ke GAP
219
Harapan
220
Akhirnya Arga Menikah
221
Aisha dan Melvin
222
Announce
223
Announce
224
part spesial
225
cosplay

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!