Sakit Hati yang belum Hilang

"Eh, Lo Aruna, si gendut itu," seru Monika dengan suaranya yang cukup keras membuat perhatian orang orang di situ sempat teralihkan.

Aruna menahan bahu Tamara yang sudah akan berdiri, siap menghajar Monika.

Udah lama ngga bertemu, mulutmu tetep bodoh ya, maki Tamara marah dalam hati.

Dia tau Aruna menahannya agar ngga menimbulkan keributan. Tapi Tamara ngga terima dengan apa yang dikatakan Tamara.

"Lo lumayan juga kalo kurus ya. Kenapa ngga dari dulu aja," kekeh Citra menyindir membuat Monika dan Mega, cs nya sejak SMA juga ikut tertawa mengejek.

"Pergi ngga Lo!" usir Tamara galak. Dia mulai risih karena beberapa teman mulai memperhatikan pertengkaran mereka.

"Lo ngusir?" tantang Monika makin menjadi membuat hati Tamara tambah panas.

Tamara sadar, inilah penyebabnya Aruna enggan datang ke acara reuni dan menolak keras dimasukin ke grup angkatan.

"Ya!" tegas Tamara galak. Dia sudah berdiri berhadapan dengan Monika dan cs abadinya.

Monika hampir saja menyemburkan sumpah serapahnya jika saja Monika ngga mendengar suara kesal Kiano. Pujaan hatinya sejak dulu.

"Kalian kenapa?"

Sejenak Aruna bersitatap dengan Kiano. Aruna tidak bisa membohongi hatinya. Perasaan sukanya masih ada walau tertutup rasa bencinya. Ada percikan rindu ketika dia menatap Kiano yang semakin tampan dan bertambah dewasa setelah tujuh tahun ngga pernah berjumpa.

"Eh, Kiano, ngga apa apa," ucap Monika gugup. Dia juga terkesima dengan Kiano yang semakin tampan.

"Tolong jangan bertengkar," ucapnya kemudian mengalihkan pandangannya pada Tamara dan Monika.

"Sorry. Bukan kita yang mulai," kata Tamara sambil melirik Monika sebal.

Monika melototkan matanya kesal pada Tamara.

"Meja kamu bukan di sini, kan, Monika?" tukas Regan yang juga sudah berada di samping Kiano.

"I... iya. Aku pergi," pamit Monika sambil menjauh bersama Citra dan Mega.

Tanpa kata Kiano melangkah pergi juga meninggalkan Aruna dan Tamara. Regan tersenyum sekilas pada keduanya sebelum pergi.

"Kiano sama Regan aneh," kata Tamara sambil menggelengkan kepala dan kembali duduk.

Aruna menatap dongkol pada punggung Kiano.

Kamu hutang maaf sama aku, batin Aruna masih kesal.

"Dulu Kiano juga pernah nolongin kamu, kan?" usik Tamara masih melihat kepergian keduanya.

Aruna ngga menjawab. Dia malah membaca pesan di hpnya yang baru saja masuk

Dokter Farel

Gimana reuninya? Ketemu mantan?🏃‍♂️🏃‍♂️

Aruna hanya tersenyum sekilas sebelum menyimpan hpnya ke dalam tas. Tadi dia bermaksud menanyakan tentang operasi cesar pasiennya. Soalnya pasiennya mempunyai keluhan darah tinggi. Itu sangat berbahaya terutama bagi ibu hamil yang akan melahirkan.Tapi sepertinya lancar. Aruna menduga begitu karena dokter Farel ngga mengeluh padanya.

Baru saja Aruna akan menutup tasnya, hpnya bergetar lagi.

Dokter Farel menelponnya.Tamara menatapnya penuh selidik

"Siapa?" tanyanya pelan.

"Dokter Farel," jawab Aruna lirih kemudian mengangkat telponnya.

"Pesan saya kok ngga dijawab?" tanya sang dokter kemudian tertawa.

Aruna ngga sadar menghembuskan nafas kesal di dekat hpnya membuat dokter Farel makin tergelak mendengarnya.

"Saya tutup loh dokter," ancam Aruna sebal.

"Oke oke, ngga nanya mantan. Tapi nanya pacar kamu aja," tahannya dengan tawa yang berderai derai.

"Baik baik aja," tukas Aruna malas.

Tamara menatapnya denan wajah jahilnya. Dia sudah pernah melihat dokter Farel walau belum sempat berkenalan. Tampan, pujinya waktu itu pada Aruna. Tapi kata Aruna, pacarnya banyak, membuat Tamara hanya tertawa waktu itu.

Jaman gini kalo laki laki tampan, sukses, kaya raya pasti hobi maen perempuan. Susah mencari yang setia. Apalagi seorang dokter, anak tunggal pemilik rumah sakit lagi. Pasti banyak perawat, bidan, sesama dokter bahkan pasien yang bisa dikencaninya.

Tamara pun sama seperti Aruna, belum punya pacar. Hanya saja sekarang ini orang tuanya sudah ribut agar dia cepat nikah karena umurnya yang sudah mendekati dua puluh lima tahun.

"Di video dong. Saya mau lihat. Lebih tampan mana sama saya," ucap sang dokter dengan penuh percaya diri.

Aruna jadi tersenyum.

"Pasien tadi gimana, dokter?" Aruna mengalihlkan ttopik pembicaraan

"Alhamdulillah lancar. Babynya lucu banget, rambutnya hitam dan tebal," cerita dokter Farel dengan perasaan senang.

"Syukurlah," balas Aruna lega.

"Ibu dan babynya kirim salam ke kamu. Katanya kapan kita nikah," canda dokter Farel kemudian tergelak lagi.

Aruna tertawa mendengarnya.

Dokter tukang tipu. Pasti dia nambahin narasi sendiri, batin Aruna tertawa.

"Cepat pulang. Ngga ada yang bantuin aku observasi pasien," katanya bak perintah.

"Iya, besok juga pulang," balas Aruna patuh.

"jangan bohong."

"Nggak, dokter. Udah ya dokter, ngga enak sama pacar saya," katanya sambil melitrik Tamara yang menahan tawanya.

"Iya iya. Selamat berpacaran," tandas sang dokter kemudian menutup telponnya.

"Jeruk makan jeruk dong," sembur Tamara kemudian terkekeh bersama Aruna.

Tanpa keduanya sadari, Kiano dari tadi memperhatikan gerak gerik Aruna saat dia sedang menelpon.

Kamu telpon siapa? Pacar kamu ya, batin Kiano ngga tenang.

Setelah taruhan mereka diketahui Aruna, gadis itu menghindarinya tanpa sepatah kata pun. Seakan akan ngga ada apa pun yang pernah terjadi diantara mereka.

Padahal Kiano ingin Aruna memakinya bahkan menamparnya. Tapi ngga juga dilakukannya. Aruna malah menganggapnya ngga ada. Ngga mempedulikannya sama sekali. Membuat harga diri Kiano seperti dihempaskan, ngga berharga.

Bukannya Kiano ngga mau meminta maaf, tapi sikap Aruna membuatnya mati kutu. Akhirnya Kiano membiarkannya saja, sampai mereka akhirnya lulus dan berpisah. Aruna pun menganggapnya begitu, sebagai orang asing yang ngga pernah saling mengenal.

*

*

*

Glen menunggu di ruang tunggu rumah sakit. Dokter spesialis penyakit dalam yang cukup terkenal. Mumpung ada proyek di salah satu metropolitan ini. Sesuai rekomendasi temannya, dia pun berada di sini dengan nomer urut yang ngga akan lama lagi dipanggil.

Hanya satu yang mengganggu pikirannya, nama dokter itu dokter Aruna. Glen lupa menanyakan di rumah sakit mana Aruna temannya itu bekerja sekarang.

Tapi informasi tentang Aruna memang sulit di dapat. Ngga ada yang tau nomer hpnya selain Tamara, teman dekatnya. Dan pasti ngga akan diberikan Tamara pada siapapun.

"Pak Glen, silakan masuk," panggil suster Uci membuat Glen membuang pikiran ngga pentingnya dan bergegas masuk.

Kaki Glen lemas saat beradu tatap dengan Aruna.

"Aruna," ucapnya ngga percaya.

Aruna menatapnya malas.

"Suster, ngga ada pasien yang lain?" dengus Aruna sedikit kesal. Kata kata Glen dulu membuat hatinya masih diliputi hawa marah.

"Tapi ini juga pasien, dokter," cetus suster Uci heran.

Glen terdiam mendengar penolakan Aruna. Masih ngga nyangka kalo Aruna dokter yamg direkomendasikan temannya.

"Sakit apa?' tanya Aruna agak judes.

Glen menatap suster Uci yang sudah berada di luar dan menutup pintu sebelum menjawab.

"Aku benar benar minta maaf. Kiano ngga salah. Aku yang mengajaknya. Kiano bahkan mengembalikan uang taruhan kita," ucap Glen dengan mimik muka bersalah.

Dia juga berharap Aruna mau mengobatinya. Secara Aruna dulu waktu SMA sangat pintar. Tentu diagnosanya sangat bisa dipercaya.

"Bukan urusan saya. Lebih baik kamu mencari dokter lain?" Aruna tetap judes walau hatinya berdesir hangat mendengar kata kata Glen.

Sudah terlambat.

"Tolong jangan tolak aku. Kata temanku kamu dokter yang hebat," pinta Glen memelas.

"Masih banyak dokter di rumah sakit ini," pungkas Aruna tetap menolak.

Glen terdiam. Perutnya mulai terasa sakit hingga terasa panas di dadanya. Satu tangannya memegang dadanya. Kening Aruna brrkerut melihat Glen sedang menahan sakit.

"Aku menderita asam lambung akut. Aku sudah berobat ke mana mana, tapi belum juga bisa sembuh," keluhnya jujur.

Satu pikiran jahat muncul di kepalanya.

"Apa kamu menderita kanker lambung. Tanda tandanya mirip," kata Aruna menakuti.

Sepertinya berhasil karema wajah Glen berubah pias.

"Kalo terkena kanker, umur seseorang ngga akan lama lagi."

Glen terduduk ke lantai.

Tidak. Dia belum mau mati muda.

"Yah, kalo itu beneran kanker lambung. Bisa juga kanker hati. Karena tanda tanda mereka hampir sama," sambung Aruna puas karena telah membuat Glen ketakutan.

Apa bedanya? Sama sama kanker juga, kan? batin Glen kesal tambah semakin kalut.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanya Glen dengan wajah pias dan keringat dingin mulai mengalir.

YESS! sorak Aruna dalam hati.

"Kamu bisa meminta maaf pada orang orang yang pernah kamu sakiti. Pengobatan akan lebih mudah dilakukan jika hatimu sudah bersih," tandas Aruna tajam.

"Baiklah. Tapi kamu bisa jadi dokterku, kan?" pinta Glen penuh harap.

"Bisa."

"Baiklah. Aku pergi dulu. Besok aku akan kembali ke sini."

"Aku tunggu," pungkas Aruna datar membuat Glen terpaksa menurutinya. Perasaan takut masih mendominasi pikirannya.

Terpopuler

Comments

liberty

liberty

udah terlanjur terjadi ya tetep salah dong...kan udah mengiyakan 😌

2024-05-22

1

liberty

liberty

kalo gak ada Kiano...gue dukung loe Dok 😆

2024-05-21

1

liberty

liberty

prettttttt manisnya mulutmu dok 😅🤣

2024-05-21

1

lihat semua
Episodes
1 Tentang Aruna
2 Menjadi Objek Taruhan
3 Ketahuan
4 Ingin Kurus
5 Berusaha Move On
6 Trauma Aruna
7 Reuni SMA
8 Sakit Hati yang belum Hilang
9 Untung jadi Dokter
10 Membalas Kiano
11 Pengakuan Kiano
12 Lanjut Reuni
13 Tetap Menolak
14 Penyesalan Kiano
15 Saat Saat Menegangkan
16 Kiano patah hati
17 Kiano sudah menyerah
18 Balasan Kiano
19 Rasa yang belum hilang
20 Kakek Kiano yang rewel
21 Membingungkan
22 Galau
23 Masih Galau
24 SHOCK
25 Ancaman Kiano
26 Laki laki high quality
27 Kondisi Kiano
28 Hati Aruna yang resah
29 Kekesalan Aruna
30 Masih bersama Kiano
31 Rencana yang Berhasil
32 Sikap Manis Kiano
33 Masih saja Cemburu
34 Masih Cemburu
35 Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36 Dilema Aruna
37 Kebimbangan Aruna
38 Kembali Mesra
39 Penyesalan Aruna
40 Terlalu Berprasangka
41 Pingsan
42 Laki laki Mengerikan
43 Menuju Hari H
44 Dua Sahabat
45 Hari Patah Hati
46 SAH
47 Uhuk Uhuk Uhuk
48 Misi
49 Yang Pertama
50 Tendangan Super
51 Malu
52 Tiada Henti
53 Pasangan Baru
54 Jadi Bucin
55 Kembali Beraktivitas
56 Obrolan Receh
57 Curhat
58 Belum Jodoh
59 Si Dingin yang Romantis
60 Istri Kiano Artha Mahendra.
61 Menyelidiki Aruna
62 Menggoda Aruna
63 Aksi Cllaudia
64 Masih Baik Baik Saja
65 Diperhatikan Januar
66 Trauma
67 Tensi Rendah
68 Sulit Jujur
69 Takut Kehilangan
70 Kebahagiaan Suster Uci
71 Mencari Tersangka
72 Reno Yang Mundur
73 Akhirnya Curiga
74 Pertemuan Yang Menyebalkan
75 Bukti?
76 Panas
77 Dihajar
78 Tamara Dalam Bahaya
79 Antisipasi
80 Mencari Alva
81 Menolong Alva
82 Interogasi
83 Eksekusi
84 Rumit
85 Bertemu Tamara
86 Apesnya Tamara
87 Menunggu Keputusan Tamara
88 Hasil Yang Ngga Di harapkan
89 OTW nikah
90 Menyalahkan
91 Nasib Malang Alva
92 Cemas Yang Berlebihan
93 Hati Yang Cukup Menegangkan
94 Rencana Jahat
95 Terlambat?
96 Memulai pengeroyokan
97 Babak Belur
98 Bantuan Yang Berdatangan
99 Masih Misi Penyelamatan
100 Misi Selesai
101 Berita Bahagia
102 Kekesalan Meti
103 Meti dan Tingkahnya
104 Tamara dan Keluarganya
105 Duka Melvin
106 Perasaan Yang Sebenarnya
107 Menipu Meti
108 Masalah Regan
109 Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110 Pesta Regan
111 Rencana Regan
112 Reaksi Alva
113 Sadar Sudah Dibully
114 Tamara dan Alva Kabur
115 Udah
116 Tentang Arga
117 Syukuran Kiano Aruna
118 Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119 Sedikit Nakal
120 Luka Hati
121 Sedikit Rasa
122 Lima Persen
123 Malas Nikah
124 Kencan
125 Laki laki Kurang Ajar
126 Tamara dan Perasaannya
127 Gagal Nikung
128 Saling Curhat
129 Kesalnya Qonita
130 Menaklukan dosen nakal
131 Kepribadian Ganda
132 Obrolan Sugar Baby
133 Pertolongan.ngga terduga
134 Kentang
135 Tingkah Menyebalkan Arga
136 Kekesalan Reno yang belum hilang
137 Glen yang Memukau
138 Glen yang masih Marah
139 Ganti Alva yang ngamuk
140 Marah
141 Kita Sama?
142 Calon Suami Tamara
143 Fitting baju pengantin
144 Pencuri yang jadi Pengemis
145 Jodo, Pertemua, sudah diatur
146 Jodoh?
147 Cerita Qonita
148 Blank Memory
149 Lega
150 Move on?
151 Inginnya Reno
152 Tangis Rain
153 Reno yang Kejam
154 Menyesal?
155 Sedikit Hiburan
156 Kumpul Lagi
157 Masih di kafe
158 Sedikit Tentang Reno
159 Hari Yang Berganti
160 Cerita Regan
161 Sesak
162 Glen Mulai Curiga
163 Dinda yang galau
164 Menggoda Dinda
165 Kekesalan Alva
166 Tamara dan teman temannya
167 Mengerjai Alva
168 Undangan Nikah
169 Reno yang Cemburu?
170 Preewed Arga
171 Beda Situasi
172 Pilihan Jodoh
173 Reno yang SHOCK
174 Panas
175 Harusnya Aku
176 Menjaga Jodoh Orang Lain
177 Akhir Pesta Alva
178 Ada apa dengan Glen?
179 SHOCK
180 Keputusan Meti
181 Ulah Reno
182 Ngga Tenang
183 Dubai
184 Dugaan yang Salah
185 Penyelesaian
186 Keputusan Reno
187 Serius sama Bocil
188 Diperkenalkan sebagai Pacar
189 Debat Mami dan Glen
190 Hukuman Glen
191 Reno yang Viral
192 Melamar Dinda
193 Melamar Dinda. Part 2
194 Melamar Dinda part 3
195 Tentang lamaran Regan
196 Konspirasi?
197 Membebaskan Riko
198 Fatal
199 Yang Terjadi
200 Sudah Lebih Baik
201 Nikah di Rumah Sakit
202 Jadi Pengintip
203 Uang Tutup Mulut
204 Tanu yang ngga diundang
205 Antisipasi Reno
206 Misi Reno
207 Dua Bucin
208 Nagih oleh oleh
209 Sang penakluk
210 Masa lalu Alva
211 Dunia yang terbalik
212 Bye, istri
213 Salah Pilih Lawan
214 Alva dan Tamara
215 Arga dan Perjuangannya
216 Masih Perjuangan Arga
217 Glen si kucing garong
218 Ke GAP
219 Harapan
220 Akhirnya Arga Menikah
221 Aisha dan Melvin
222 Announce
223 Announce
224 part spesial
225 cosplay
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Tentang Aruna
2
Menjadi Objek Taruhan
3
Ketahuan
4
Ingin Kurus
5
Berusaha Move On
6
Trauma Aruna
7
Reuni SMA
8
Sakit Hati yang belum Hilang
9
Untung jadi Dokter
10
Membalas Kiano
11
Pengakuan Kiano
12
Lanjut Reuni
13
Tetap Menolak
14
Penyesalan Kiano
15
Saat Saat Menegangkan
16
Kiano patah hati
17
Kiano sudah menyerah
18
Balasan Kiano
19
Rasa yang belum hilang
20
Kakek Kiano yang rewel
21
Membingungkan
22
Galau
23
Masih Galau
24
SHOCK
25
Ancaman Kiano
26
Laki laki high quality
27
Kondisi Kiano
28
Hati Aruna yang resah
29
Kekesalan Aruna
30
Masih bersama Kiano
31
Rencana yang Berhasil
32
Sikap Manis Kiano
33
Masih saja Cemburu
34
Masih Cemburu
35
Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36
Dilema Aruna
37
Kebimbangan Aruna
38
Kembali Mesra
39
Penyesalan Aruna
40
Terlalu Berprasangka
41
Pingsan
42
Laki laki Mengerikan
43
Menuju Hari H
44
Dua Sahabat
45
Hari Patah Hati
46
SAH
47
Uhuk Uhuk Uhuk
48
Misi
49
Yang Pertama
50
Tendangan Super
51
Malu
52
Tiada Henti
53
Pasangan Baru
54
Jadi Bucin
55
Kembali Beraktivitas
56
Obrolan Receh
57
Curhat
58
Belum Jodoh
59
Si Dingin yang Romantis
60
Istri Kiano Artha Mahendra.
61
Menyelidiki Aruna
62
Menggoda Aruna
63
Aksi Cllaudia
64
Masih Baik Baik Saja
65
Diperhatikan Januar
66
Trauma
67
Tensi Rendah
68
Sulit Jujur
69
Takut Kehilangan
70
Kebahagiaan Suster Uci
71
Mencari Tersangka
72
Reno Yang Mundur
73
Akhirnya Curiga
74
Pertemuan Yang Menyebalkan
75
Bukti?
76
Panas
77
Dihajar
78
Tamara Dalam Bahaya
79
Antisipasi
80
Mencari Alva
81
Menolong Alva
82
Interogasi
83
Eksekusi
84
Rumit
85
Bertemu Tamara
86
Apesnya Tamara
87
Menunggu Keputusan Tamara
88
Hasil Yang Ngga Di harapkan
89
OTW nikah
90
Menyalahkan
91
Nasib Malang Alva
92
Cemas Yang Berlebihan
93
Hati Yang Cukup Menegangkan
94
Rencana Jahat
95
Terlambat?
96
Memulai pengeroyokan
97
Babak Belur
98
Bantuan Yang Berdatangan
99
Masih Misi Penyelamatan
100
Misi Selesai
101
Berita Bahagia
102
Kekesalan Meti
103
Meti dan Tingkahnya
104
Tamara dan Keluarganya
105
Duka Melvin
106
Perasaan Yang Sebenarnya
107
Menipu Meti
108
Masalah Regan
109
Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110
Pesta Regan
111
Rencana Regan
112
Reaksi Alva
113
Sadar Sudah Dibully
114
Tamara dan Alva Kabur
115
Udah
116
Tentang Arga
117
Syukuran Kiano Aruna
118
Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119
Sedikit Nakal
120
Luka Hati
121
Sedikit Rasa
122
Lima Persen
123
Malas Nikah
124
Kencan
125
Laki laki Kurang Ajar
126
Tamara dan Perasaannya
127
Gagal Nikung
128
Saling Curhat
129
Kesalnya Qonita
130
Menaklukan dosen nakal
131
Kepribadian Ganda
132
Obrolan Sugar Baby
133
Pertolongan.ngga terduga
134
Kentang
135
Tingkah Menyebalkan Arga
136
Kekesalan Reno yang belum hilang
137
Glen yang Memukau
138
Glen yang masih Marah
139
Ganti Alva yang ngamuk
140
Marah
141
Kita Sama?
142
Calon Suami Tamara
143
Fitting baju pengantin
144
Pencuri yang jadi Pengemis
145
Jodo, Pertemua, sudah diatur
146
Jodoh?
147
Cerita Qonita
148
Blank Memory
149
Lega
150
Move on?
151
Inginnya Reno
152
Tangis Rain
153
Reno yang Kejam
154
Menyesal?
155
Sedikit Hiburan
156
Kumpul Lagi
157
Masih di kafe
158
Sedikit Tentang Reno
159
Hari Yang Berganti
160
Cerita Regan
161
Sesak
162
Glen Mulai Curiga
163
Dinda yang galau
164
Menggoda Dinda
165
Kekesalan Alva
166
Tamara dan teman temannya
167
Mengerjai Alva
168
Undangan Nikah
169
Reno yang Cemburu?
170
Preewed Arga
171
Beda Situasi
172
Pilihan Jodoh
173
Reno yang SHOCK
174
Panas
175
Harusnya Aku
176
Menjaga Jodoh Orang Lain
177
Akhir Pesta Alva
178
Ada apa dengan Glen?
179
SHOCK
180
Keputusan Meti
181
Ulah Reno
182
Ngga Tenang
183
Dubai
184
Dugaan yang Salah
185
Penyelesaian
186
Keputusan Reno
187
Serius sama Bocil
188
Diperkenalkan sebagai Pacar
189
Debat Mami dan Glen
190
Hukuman Glen
191
Reno yang Viral
192
Melamar Dinda
193
Melamar Dinda. Part 2
194
Melamar Dinda part 3
195
Tentang lamaran Regan
196
Konspirasi?
197
Membebaskan Riko
198
Fatal
199
Yang Terjadi
200
Sudah Lebih Baik
201
Nikah di Rumah Sakit
202
Jadi Pengintip
203
Uang Tutup Mulut
204
Tanu yang ngga diundang
205
Antisipasi Reno
206
Misi Reno
207
Dua Bucin
208
Nagih oleh oleh
209
Sang penakluk
210
Masa lalu Alva
211
Dunia yang terbalik
212
Bye, istri
213
Salah Pilih Lawan
214
Alva dan Tamara
215
Arga dan Perjuangannya
216
Masih Perjuangan Arga
217
Glen si kucing garong
218
Ke GAP
219
Harapan
220
Akhirnya Arga Menikah
221
Aisha dan Melvin
222
Announce
223
Announce
224
part spesial
225
cosplay

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!