"Reuni?" desah Aruna kaget.
"Iya. Kamu datang, ya. Kita pergi bareng," kata Tamara saat menelponnya malam ini.
Aruna baru saja membaringkan tubuhnya karena ikut membantu dokter Gery yang spesialis bedah untuk mengamati kondisi pasiennya yang akan di operasi.
Aruna ikut membantu temannya dalam menganalisa keadaan pasien sebelum keadaan darurat dilakukan. Dan syukurlah operasi pasien dokter Gery berhasil.
"Kamu juga udah lama ngga balik ke sini," omel Tamara kesal membuat Aruna tersenyum.
Sudah hampir tiga bulan dia memang ngga pulang ke kota kelahirannya. Biasanya tiap bulan pulang, walaupun hanya dua hari. Jumat siang berangkat dan minggu sore pulang kembali. Tapi selama tiga bulan ini, Aruna benar benar kelelahan. Jadi keluarganya dan Tamara yang mengunjunginya.
Tamara sudah berdinas sebagai pegawai negeri di kementerian olah raga. Selain karena prestasinya, Tamara juga sangat mencintai olah raga karate.
Tamara pun senang sekarang bisa nge gym bersama Aruna. Dulu waktu mereka.masih SMA, Aruna hanya suka menemaninya latihan, tapi sekarang Aruna juga mau menggerakkan tubuhnya, walau hanya treadmill yang selalu di pilihnya.
"Oke, sabtu depan ya," tanya Aruna memastikan. Dia juga harus melihat jadwalnya.
"Iya. Kamu beneran ngga mau nomermu dimasukin ke grup angkatan kita?" Tamara balik bertanya.
"Biar kamu cepat dapat informasi terbaru," lanjut Tanara membujuk. Tamara masih ngga ngerti kenapa Aruna ngga ingin nomernya dimasukin ke grup angkatan mereka.
"Engga lah. Kan ada kamu juga. Lagian aku jarang lihat hp," katanya beralibi. Aruna ngga ingin terlihat lagi. Apalagi kata Tanara di grup angkatan mereka ada Kiano yang sekarang jadi ketuanya. Tambah membuatnya alergi.
"Iya, kalo kamu berubah pikiran, kasih tau aku. Nanti aku masukin ke.grup ya," kata Tamara ngga nyerah sebelum menutup sambungan telponnya.
Aruna hanya tersenyum getir. Dia beruntung karena Tamara ngga memaksanya. Hanya Tamara yang tau nomer hpnya.
*
*
*
"Kamu mau ijin jumat besok?" tanya dokter Farel agak keberatan.
"Saya ijinnya setelah jumaatan, dokter. Paginya saya akan observasi pasien dokter dulu. Tapi saya ngga bisa ikut ke ruang operasi," jelas Aruna panjang lebar.
"Yaaah," kata dokter Farel dengan wajah kecewa yang dibuat buat untuk menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya. Dia memang sedikit kecewa.
"Kan masih ada dokter Lana sama dokter Johan, dok," dokter Aruna terkikik.
"Lebih betah sama kamu," canda dokter Farel ikut tergelak.
Aruna tetap tertawa menanggapinya. Dokter pemain wanita gini, kalo ditanggapi bisa ngga sembuh sembuh ntar hatinya. Di php in sampai melayang tinggi, terus dihempaskan sampai ke kerak bumi.
Sakit banget pasti, batin Aruna.
"Ada acara apa?" tanya dokter Farel kepo. Saat ini Aruna sedang membantunya menganalisa riwayat penyakit pasiennya yang akan operasi caesar besok.
"Reuni SMA."
"Ketemu mantan, dong," pancing dokter Farel sambil melirik penuh selidik.
Aruna hanya tersenyum tanpa menjawab. Dia terus membaca dengan serius file pasien dokter Farel.
"Pacar kamu juga sama SMA nya?" tanya dokter Farel agak ngga acuh. Dia baru saja menyesap kopinya sambil terus menatap wajah cantik Aruna.
"Rahasia," tepis Aruna menghindar membuat senyum miring terbit di wajah dokter tampan itu.
Selalu begitu Aruna membentengi dirinya. Entah benar apa engga kalo dokter Aruna punya pacar. Semua teman seprofesinya banyak yang meragukannya.
Dokter Gery pernah mengatakan kalo malam minggu, dokter Aruna menghabiskan waktu di apartemennya. Kecuali kalo keluarganya datang. Ada satu laki laki tampan yang sempat membuat para tenaga medis itu patah hati. Tapi ternyata itu calon iparnya dokter Aruna.
Tanpa setau Aruna, mereka yang pernah ditolaknya atau yang belum mengungkapkan isi hatinya, menyelidiki kegiatannya. Dan dugaan kalo dokter Aruna berdusta kalo sudah punya pacar sudah bersarang di kepala mereka.
"Sesekali kenalin, dong, pacar kamu," tantang dokter Farel sambil terus menatap Aruna.
"Seperti dokter?" Aruna dengan manis meng kick balik kata kata dokter Farel membuat laki laki tampan itu tergelak
"Iya."
"Ngga ah. Nanti aja kalo udah nikah, saya kasih undangan," pungkas Aruna manis. Padahal dalam hati ngenes banget.
Nikah sama siapa? Sama botol infus?
Dokter Farel terus tergelak. Dia akui gadis di depannya sangat tangguh menjaga hatinya.
Pernah patah hati ya, dokter, batinnya mengejek.
Setaunya hanya orang orang yang pernah gagal dalam percintaan yang akan bersikap seperti dokter Aruna. Seperti memberi harapan dengan lawan jenis, padahal engga. Hanya sekadar baik saja. Tapi malah menutup hatinya rapat rapat.
"Saya juga mau lah reuni SMA. Kangen juga sama teman teman. Terutama yang perempuan," canda dokter Farel kemudian tergelak lagi.
Aruna hanya menggelengkan kepalanya dengan senyum yang menampakkan deretan gigi putihya.
Kasian juga orang tua dokter Farel yang ngarapin cucu dari anak satu satunya ini, batinnya.
Tapi kemudian Aruna bersyukur, karena kakaknya sebentar lagi akan menikah. Jadi dia ngga akan dipaksa untuk cepat cepat menikah.
*
*
*
Almira dengan sibuk mendandani adiknya yang akan pergi ke reuni di salah satu hotel mewah bintang lima.
"Kakak udah siapin bajunya. Bagus kan," ucap Almira girang sambil memamerkan dress brokat yang terlihat mewah. Dress lengan panjang yang memamerkan bahu putihya, dan panjangnya selutut.
"Pake yang biasa aja, kak," kata Aruna agak malas. Kalo untuk acara di rumah sakit, okelah. Tapi ini untuk menemui para pembully nya, ogah. Kalo bisa memilih, Aruna akan lebih suka pake jas ujan.
"Ini cantik, adikku sayang," rayu Almira bersemangat. Dan tanpa mempedulikan keengganan adiknya, Almira tetap semangat mendandaninya.
Adiknya semakin cantik sekarang. Tapi kenapa Aruna masih belum punya pacar. Hal itu yang selalu mengganggu pikirannya. Bahkan Almira dan Attar menawarkan akan mengenalkan seseorang padanya, tapi selalu ditolaknya.
"Kamu kellihatan ngga suka ke acara reuni?" tanya Almira sambil memakaikan eyeshadow dengan warna lembut di kelopak mata Aruna.
"Suka kok, kak," bohongnya.
Almira tersenyum. Dia tau
adiknya merasa ngga nyaman.
"Tenanglah. Ada Tamara," kata Almira menenangkan.
Aruna hanya menganggukkan kepalanya.
"Lihat, kamu cantik banget," puji Almira sambil memutar tubuh adiknya ke depan kaca riasnya.
Aruna tersenyum manis. Kakaknya menang sangat pintar mendandaninya. Dia terlihat sangat cantik dan elegant.
"Pasti teman teman laki laki kamu dulu akan terpesona lihat kamu," kata kakaknya dengan wajah sumringah.
"Anak mama cantik banget," puji mamanya yang sudah masuk ke dalam kamar kakaknya dan menatapnya kagum.
Aruna hanya tersenyum.
"Tamara udah nungguin kamu," kata mama sambil menggandeng tangannya.
"Hati hati dapat pacar, dek," canda Almira yang hanya ditanggapi dengan senyum tipis Aruna.
"Arunaaa," jerit Tamara senang melihat sahabatnya. Aruna pun tersenyum lebar.
Tanara yang biasa berpenampilan tomboy, kini mengenakan dress selutut seperti dirinya. Cantik.
"Wah, kalian manglingi banget," puji Almira terkekeh.
Tamara dan Aruna juga ikut tertawa bersama mamanya.
"Kita pergi dulu, ya, kak, tante," pamit Tamara sambil masuk ke dalam mobilnya. Dia yang akan menyetir.
"Sudah rame," kata Tamara ketika mereka mulai memasuki ballroom hotel. Hotelnya benar benar megah dan mewah sekali. Juga sangat nyaman.
"Kalo kamu ngga datang, aku bisa jadi nyamuk," kekeh Tamara. Aruna juga ikut tertawa.
Bener juga, batin Aruna setuju.
Dalam banyaknya teman teman SMA mereka yang datang, Aruna sudah tidak begitu mengingat lagi mereka satu persatu. Dia memang menutup diri dari teman teman SMA nya. Bahkan sosial media juga Aruna ngga punya. Setiap ditanya Tamara alasannya, Aruna selalu mengatakan kalo dia sibuk, dan ngga sempat bermain hp.
Ngga jauh dari tempat mereka berada, Kiano cs menatap Aruna dan Tamara ngga berkedip.
"Sumpah itu Aruna sama Tamara?" tanya Glen ngga percaya.
"Iya, tadi Sofia sudah konfirmasi. Sofia dan Edwin kaget waktu tau itu mereka," tandas Reno meyakinkan.
"Memang mirip mereka. Hanya Aruna, kan, gendut," ngeyel Glen ngga percaya.
"Kata Reyhan yang satu kampus dengan Aruna, selama kuliah dia semakin kurus," jelas Arga.
"Jangan bilang karena dia patah hati sama Lo makanya jadi kurus," kekeh Alva diikuti Glen.
"Nggak lah. Gue rasa kuliah di kedokteran sama spesialis yang diselesaikannya dengan sangat cepat jadi alasannya. Susah bro," bela Regan. Dia masih merasa bersalah karena menyebabkan Aruna menangis
Regan melirik Kiano yang masih fokus menatap Aruna.
"Selama kuliah, dia jadi idola di kampus. Tapi belum punya pacar. Reyhan aja ditolak," tutur Arga lagi.
"Masih ngarepin Lo, Kiano. Fix, yakin gue," sambar Glen super yakin.
"Babang Kiano juga masih single," canda Reno terkekeh.
"Si babang, uhuuy," kekeh Alva.
Kiano ngga bereaksi apa apa. Demikian juga Regan. Arga hanya melirik ketiga temannya yang masih tertawa dengan kesal.
"Kita bertaruh. Kalo Lo bisa dapatin Aruna yang udah cantik dan seksi itu, mobil ferari gue buat lo," seru Glen penuh semangat.
"Gue setuju, gue tambahin bmw gue," lanjut Alva sambil menaruh kunci mobilnya di atas meja yang sudah terdapat kunci mobil Glen.
"Gue ikut. Gue penasaran," tambah Reno juga meletakkan kunci motor harleynya.
Regan dan Arga saling tatap. Keduanya jelas ngga setuju. Tapi mereka menunggu komen dari Kiano. Jika Kiano setuju, terpaksa mereka ikut mempertaruhkan mobil kesayangan mereka juga. Walau dengan sangat berat hati.
"Kalian apa apaan, sih," tolak Kiano sambil terus menatap Aruna.
"Ngga ada taruhan taruhan. Gue udah cukup ngerasa salah dulu sama Aruna," kata Kiano sambil pergi meninggalkan teman temannya.
Regan dan Arga tersenyum lebar. Senang mendengar penolakan Kiano. Sedangkan Glen, Alva dan Reno menatap Kiano kesal.
"Kenapa anak itu sekarang ngga asyik lagi," omel Glen sambil memgambil kembali kunci mobilnya. Begitu juga Alva dan Reno.
"Padahal seru, kan," tukas Alva juga kecewa.
Baru ada satu perempuan yang akan mereka pertaruhkan dengan sangat luar biasa mahal. Taruhan ini sangat mewah dan eksklusif.
Reno hanya mengusap wajahnya ngga ngerti dengan sikap Kiano yang menurutnya sangat aneh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Alanna Th
Aq ga suka reunian; emang sjk dulu ga suka kumpul"
2024-08-09
3
Ardiva Diva
cantik
2024-06-19
3
Erni Nofiyanti
astaga
2024-05-28
1