Saat Saat Menegangkan

"Si Kiano ngasih kamu bunga, coklat sama tiket nonton?" Kemudian terdengar suara tawa keras dari Tamara. Aruna sampai menjauhkan hpnya karena suara tawa itu sangat mengganggu indra pendengarannya.

Ngga disangka Tamara begitu heboh menanggapi ceritanya, tentang apa saja yang telah diberikan Kiano padanya.

"Dia betul betul jatuh se jatuh jatuhnya padamu, ya," kekeh Tamara lagi. Hatinya sangat geli sampai sulit untuk berhenti tertawa.

Antara geram dan puas. Akhirnya sahabatnya bisa juga menaklukkan seorang Kiano yang terkenal dingin dan angkuh.

Hatinya tetap ada tersisa rasa marah dan benci terhadap Kiano dan genknya. Bisa bisanya menjadikan Aruna sebagai taruhan. Kalo Aruna cerita sejak awal, Tamara pasti akan membawa teman teman karatenya untuk menghajar Kiano dan genknya sampai babak belur.

"Saatnya kamu membalas Aruna. Tapi tunggu dulu, kamu udah ngga suka lagi, kan, sama Kiano?" tanya Tamara ragu. Dia ingin memastikan hati Aruna. Harusnya rasa suka Aruna sudah hilang, kan, berganti dengan rasa benci dan sakit hati.

"Ya enggaklah," sangkal Aruna cepat. Dia ngga mungkin mengakui pada sahabatnya, kalo masih tetap menyukai laki laki yang sudah membuang perasaan cintanya seperti sampah.

Dulu setiap Aruna berjalan di treadmill untuk membuang lemak tubuhnya, Aruna selalu membayangkan saat saat ini terjadi. Bisa menghempas balik perasaan Kiano sampai Kiano merasakan perasaan yang sehancur hancurnya. Seperti yang dia rasakan dulu. Rasa sakit dan malu karena ditertawakan, dijadikan objek taruhan, masih membekas di hatinya.

"Syukurlah, lega aku dengarnya."

Aruna tersenyum tipis. Hanya Tamara teman dekatnya. Sejak SMA sampai sekarang. Entah kerusuhan apa yang akan dilakukan Tamara, jika dia tau soal taruhan itu sejak dulu.

"Karma itu sedang berjalan mendekat juga ya, Runa," kekeh Tamara lagi. Dia akan selalu mendukung pembalasan yang akan dilakukan Aruna. Harus dibalas.

Aruna hanya tersenyum, dapat merasakan kebahagiaan sahabatnya. Dia sendiri ngga merasa bahagia sedikitpun, hanya sedikit sesak.

"Kamu pacari aja dokter Farel," kata Tamara tiba tiba mengusulkan.

Aruna mengerutkan alisnya.

"Apaan, sih," tolaknya spontan. Ada ada aja. Pacaran sama dokter play boy itu sama aja dengan membodohi diri sendiri. Memang dokter Farel sekarang lagi getol getolnya mengejar dirinya, tapi ngga tau bertahan sampai kapan. Pasti kalo ada yang lebih darinya, model playboy gini akan segera berpaling.

"Buat panas panasin Kiano. Biar dia langsung terjungkal," gelak Tamara sangat senang.

"Dokter Farel bisa jadi saingan yang dianggap Kiano. Tampan, kaya dan dokter spesialis lagi. Pasti Kiano bakal cemburu," kata Tamara berapi api.

Aruna kembali tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat betapa antusiasnya Tamara.

"Lupakan ide anehmu. Aku ngga bakalan pacaran sama dia. Gimana kalo kamu aja. Kalo dokter Farel macam macam, bisa kamu hajar, kan?" Kali ini ganti Aruna yang tertawa sambil membayangkan wajah dokter Farel yang bengkak bengkak akibat dihajar sahabatnya.

"Kalo sama dia, aku bukan pacarnya, Runa, tapi bodyguard nya." Tamara pun ikut tergelak setelah menyelesaikan ucapannya. Aruna pun tambah tergelak mendengarnya.

*

*

*

Operasi cesar berjalan lancar. Rasanya lega. Tadi dokter Farel dibantu Aruna berhasil menurunkan tensi pasien hingga batas normal menjelang detik detik akhir operasi dilakukan. Ibu melahirkan sangat beresiko tinggi jika mengalami hipertensi. Tapi sekarang mereka harus terus mengontrol pasien, takut terjadi preeklampsia pasca melahirkan.

"Bayinya lucu ya, dokter Aruna," puji dokter Farel ketika mereka melihat bayi laki laki dengan rambut ikal hitam di dalam incubator.

"Iya, dokter," ucap Aruna demgan wajah bahagianya menatap sang bayi.

Operasi tadi sangat lama, hampir dua jam. Aruna masih ingat ekspresi suami dan keluarga mereka ketika saat berita istrinya berhasil melahirkan demgan selamat disampaikan.

Suaminya dan keluarga besar mereka sampai sujud syukur saking bahagianya. Aruna sangat terharu dan ikut berbahagia. Karena pasiennya agak sulit disebabkan umurnya yang sudah kepala empat dan memiliki riwayat hipertensi. Ini adalah anak ketiga mereka, karena sebelumnya, enpat tahun yang lalu, istrinya sudah melahirkan anak kembar perempuan. Kini mereka memperoleh yang ketiga laki laki. Sudah sempurna.

"Kalo anak kita ntar mirip aku atau kamu ya, Aruna?" goda dokter Farel dengan seringai tipisnya.

Aruna hanya tertawa menanggapinya. Dokter Farel memang selalu begitu tiap dia membantunya dalam proses persalinan dan melihat bayi bayi yang lucu.

Dokter Farel ikut tertawa. Dia bingung dengan perasaan apa yang dimilikinya untuk Aruna. Setiap perkataan yang keluar dari mulutnya selalu mengalir tanpa dipikirnya dulu. Walau lebih banyak guyonan konyol dan gombal. Tapi rasanya ringan saja dan tawanya pun sering menguar. Ya, Aruna selalu membuatnya merasa nyaman dan hidup itu sangat simple.

"Kita makan dulu ke kantin? Nanti suster Ria akan mengabarkan kalo ada apa apa dengan pasien. Tapi semoga ngga apa apa," ucap dokter Farel sambil melirik jam tangannya.

Sudah dua jam mereka mengawasi pasien.

"Oke, dokter," sambut Aruna karena dia sudah merasakan cukup lapar.

"Ayo," kata dokter Farel saat ingin menggandengnya, tapi dengan halus Aruna menolaknya.

"Saya sudah punya pacar dokter," ucapnya manis.

"Mantan," bantah dokter Farel ngga memaksa dengan senyum mengejeknya.

"Terserah dokter, lah," pungkas Aruna sambil berjalan mendahului dokter Farel yang tertawa mengikuti langkah Aruna.

*

*

*

Kiano sedang menatap dirinya di cermin besar di dalam ruangannya. Dia tersenyum melihat penampilannya sendiri. Kemeja biru dongkernya dan celana bahan berwarna lebih muda. Dia terlihat lebih trendy dan maskulin dengan rambutnya yang hanya di sisir menggunakan tangannya.

Sejak mengikuti pola pengobatan Aruna yang aneh menurutnya, tubuhnya dirasa lebih sehat. Kiano pun teringat Glen yang sekarang mengurangi minum alkohol sesuai saran Aruna. Sahabatnya itu sekarang lebih memilih minum air mineral. Hebat juga Aruna bisa mencairkan isi otak Glen yang membantu. Hanya Aruna yang berhasil membuat Glen dan dirinya(?) yang menggantikan konsumsi alkohol dengan air putih. Terutama Glen yang menganggap alkohol adalah air mineral.

Kiano kembali menatap dirinya di dalam cernin besarnya.

"Ngga mungkin kali ini Aruna menolakku, kan," katanya seolah berbicara dengan pantulan dirinya sendiri di dalam cermin.

Kiano pun tersenyum. Da sudah seperti orang gila, berbicara sendiri karena Aruna. Kiano.sudah bertekat akan memaksa Aruna untuk memaafkan dan menerimanya.

Kiano menatap ke atas meja kecil di samping tempat tidurnya kala mendengar getaran hpnya

Dia pun mengambil hpnya dan membuka pesan yang dikirim asistennya yang dimintanya memgawasi Aruna di rumah sakit.

Wajahnya langsung berubah keras.

Ngapain Aruna masih di rumah sakit, geramnya dalam hati.

Yang membuat dadanya bergetar menahan marah, Aruna ditemani dokter Farel.

Sudah sedekat apa mereka? Sampai malam begini, batinnya cemburu.

Sambil menggenggam hpnya erat erat, Kiano pun pergi meninggalkan apartemennya dengan langkah lebar. Tujuannya jelas, rumah sakit, tempat Aruna yang sedang berdua duan dengan dokter brengsek itu.

*

*

*

Aruna merasakan jantungnya hampir copot ketika pasien yang baru saja melahirkan itu mengalami sesak dan tensinya naik dengan cepat.

Suami dan keluarga pasien sudah mulai menangis. Pasien sempat ngga sadar.

Aruna dan beberapa dokter ahli lainnya membantu dokter Farel sekuat tenaga dan do'a yang tak putus dipanjatkan di dalam hati mereka.

Keringat dingin sudah membasahi kening mereka.

"Jangan mati. Ku mohon, jangan mati," gumam Aruna dengan bibir bergetar sambil melihat montor jantung. Terasa sangat lambat pergerakannya.

"Tenanglah," batin dokter Farel menenangkan.

Pasien dalam keadaan kritis. Detik detik waktu terasa lambat. Obat yang sudah diberikan pun belum maksimal. Yang bisa mereka lakukan hanyalah berdo'a agar pasien selamat dan bisa berkumpul demgan keluarganya kembali. Khususnya dengan bayi yang baru dilahirkan.

Aruna tersentak. Ya, bayinya.

Dengan nekat Aruna mengambil bayi dari dalam incubator yang berada ngga jauh dari ranjang ibunya. Syukurnya pasien meminta bayinya diletakkan ngga jauh darinya.

Bayi itu sehat, hanya untuk menjaga suhu tubuhnya agar stabil maka masih berada dalam incubator.

"Aruna," seru dokter Farel kaget akan tindakan nekatnya.

Begitu juga dokter Nirma dan dokter Gery.

Tapi Aruna ngga peduli. Dia letakkan bayi montok itu menyentuh lengan ibunya yang semakin lemah.

"Lihat lah, apa ibu ngga kasian padanya?" Aruna menahan isaknya. Begitu juga dokter Nirma. Dokter Gery dan dokter Farel pun saling pandang sejenak sebelum memfokuskan tatapan pada layar detak jantung.

Ngga nyampe beberapa menit Aruna menempelkan lengan sang ibu pada kulit bayi merahnya. Detak jantungnya berdetak lebih cepat sedikit walau tetap lemah.

"Berhasil, bicara terus dokter Aruna," seru Dokter Farel sambil memeriksa kondisi pasien kembali.

Suasana terasa semakin tegang dengan jantung seakan mau berlompatan keluar karena sesak dan pengap.

"Ibu, ibu dapat merasakan bayi ibu, kan? Dia merindukanmu," ucap Aruna sambil meneteskan air mata. Aruna pun menempelkan jemari bayi yang lembut itu

Aruna menggesekkan pelan jemari bayi di kulit lengan ibunya.

"Ibu, bayi inu membutuhkanmu," kata Aruna sambil menahan isaknya. Seakan mengerti, bayi itu pun menangis, seolah ngga mau ibunya pergi.

Dokter Nirma yang sudah berusia tiga puluh lima tahun pun terisak. Dia teringat balitanya di rumah yang sering dia tinggalkan karena tugasnya di rumah sakit. Apalagi saat memandang bayi merah ini, yang sedang menangis seakan menahan ibunya pergi.

Dokter Farel dan dokter Gery pun mengusap air mata yang tanpa disadari menetes. Bayi ini begitu kecil. Belum saatnya ditinggalkan. Dia butuh ibunya.

Keadaan yang tegang berubah seketika menjadi keterkejutan yang amat sangat melihat garis lurus pada monitor jantung yang mengeluarkan bunyi kencamg.

Aruna pun reflek mengangkat sang bayi, dan dokter Farel mengambil alat kejut jantung. Lalu melakukan beberapa kali kejutan di dada pasien diiringi tangis kencang sang bayi.

Terpopuler

Comments

Hana Nisa Nisa

Hana Nisa Nisa

😭😭😭😭😭

2024-06-04

1

Lisa Natalia

Lisa Natalia

part mengandung bawang

2024-05-16

2

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehst

2024-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Tentang Aruna
2 Menjadi Objek Taruhan
3 Ketahuan
4 Ingin Kurus
5 Berusaha Move On
6 Trauma Aruna
7 Reuni SMA
8 Sakit Hati yang belum Hilang
9 Untung jadi Dokter
10 Membalas Kiano
11 Pengakuan Kiano
12 Lanjut Reuni
13 Tetap Menolak
14 Penyesalan Kiano
15 Saat Saat Menegangkan
16 Kiano patah hati
17 Kiano sudah menyerah
18 Balasan Kiano
19 Rasa yang belum hilang
20 Kakek Kiano yang rewel
21 Membingungkan
22 Galau
23 Masih Galau
24 SHOCK
25 Ancaman Kiano
26 Laki laki high quality
27 Kondisi Kiano
28 Hati Aruna yang resah
29 Kekesalan Aruna
30 Masih bersama Kiano
31 Rencana yang Berhasil
32 Sikap Manis Kiano
33 Masih saja Cemburu
34 Masih Cemburu
35 Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36 Dilema Aruna
37 Kebimbangan Aruna
38 Kembali Mesra
39 Penyesalan Aruna
40 Terlalu Berprasangka
41 Pingsan
42 Laki laki Mengerikan
43 Menuju Hari H
44 Dua Sahabat
45 Hari Patah Hati
46 SAH
47 Uhuk Uhuk Uhuk
48 Misi
49 Yang Pertama
50 Tendangan Super
51 Malu
52 Tiada Henti
53 Pasangan Baru
54 Jadi Bucin
55 Kembali Beraktivitas
56 Obrolan Receh
57 Curhat
58 Belum Jodoh
59 Si Dingin yang Romantis
60 Istri Kiano Artha Mahendra.
61 Menyelidiki Aruna
62 Menggoda Aruna
63 Aksi Cllaudia
64 Masih Baik Baik Saja
65 Diperhatikan Januar
66 Trauma
67 Tensi Rendah
68 Sulit Jujur
69 Takut Kehilangan
70 Kebahagiaan Suster Uci
71 Mencari Tersangka
72 Reno Yang Mundur
73 Akhirnya Curiga
74 Pertemuan Yang Menyebalkan
75 Bukti?
76 Panas
77 Dihajar
78 Tamara Dalam Bahaya
79 Antisipasi
80 Mencari Alva
81 Menolong Alva
82 Interogasi
83 Eksekusi
84 Rumit
85 Bertemu Tamara
86 Apesnya Tamara
87 Menunggu Keputusan Tamara
88 Hasil Yang Ngga Di harapkan
89 OTW nikah
90 Menyalahkan
91 Nasib Malang Alva
92 Cemas Yang Berlebihan
93 Hati Yang Cukup Menegangkan
94 Rencana Jahat
95 Terlambat?
96 Memulai pengeroyokan
97 Babak Belur
98 Bantuan Yang Berdatangan
99 Masih Misi Penyelamatan
100 Misi Selesai
101 Berita Bahagia
102 Kekesalan Meti
103 Meti dan Tingkahnya
104 Tamara dan Keluarganya
105 Duka Melvin
106 Perasaan Yang Sebenarnya
107 Menipu Meti
108 Masalah Regan
109 Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110 Pesta Regan
111 Rencana Regan
112 Reaksi Alva
113 Sadar Sudah Dibully
114 Tamara dan Alva Kabur
115 Udah
116 Tentang Arga
117 Syukuran Kiano Aruna
118 Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119 Sedikit Nakal
120 Luka Hati
121 Sedikit Rasa
122 Lima Persen
123 Malas Nikah
124 Kencan
125 Laki laki Kurang Ajar
126 Tamara dan Perasaannya
127 Gagal Nikung
128 Saling Curhat
129 Kesalnya Qonita
130 Menaklukan dosen nakal
131 Kepribadian Ganda
132 Obrolan Sugar Baby
133 Pertolongan.ngga terduga
134 Kentang
135 Tingkah Menyebalkan Arga
136 Kekesalan Reno yang belum hilang
137 Glen yang Memukau
138 Glen yang masih Marah
139 Ganti Alva yang ngamuk
140 Marah
141 Kita Sama?
142 Calon Suami Tamara
143 Fitting baju pengantin
144 Pencuri yang jadi Pengemis
145 Jodo, Pertemua, sudah diatur
146 Jodoh?
147 Cerita Qonita
148 Blank Memory
149 Lega
150 Move on?
151 Inginnya Reno
152 Tangis Rain
153 Reno yang Kejam
154 Menyesal?
155 Sedikit Hiburan
156 Kumpul Lagi
157 Masih di kafe
158 Sedikit Tentang Reno
159 Hari Yang Berganti
160 Cerita Regan
161 Sesak
162 Glen Mulai Curiga
163 Dinda yang galau
164 Menggoda Dinda
165 Kekesalan Alva
166 Tamara dan teman temannya
167 Mengerjai Alva
168 Undangan Nikah
169 Reno yang Cemburu?
170 Preewed Arga
171 Beda Situasi
172 Pilihan Jodoh
173 Reno yang SHOCK
174 Panas
175 Harusnya Aku
176 Menjaga Jodoh Orang Lain
177 Akhir Pesta Alva
178 Ada apa dengan Glen?
179 SHOCK
180 Keputusan Meti
181 Ulah Reno
182 Ngga Tenang
183 Dubai
184 Dugaan yang Salah
185 Penyelesaian
186 Keputusan Reno
187 Serius sama Bocil
188 Diperkenalkan sebagai Pacar
189 Debat Mami dan Glen
190 Hukuman Glen
191 Reno yang Viral
192 Melamar Dinda
193 Melamar Dinda. Part 2
194 Melamar Dinda part 3
195 Tentang lamaran Regan
196 Konspirasi?
197 Membebaskan Riko
198 Fatal
199 Yang Terjadi
200 Sudah Lebih Baik
201 Nikah di Rumah Sakit
202 Jadi Pengintip
203 Uang Tutup Mulut
204 Tanu yang ngga diundang
205 Antisipasi Reno
206 Misi Reno
207 Dua Bucin
208 Nagih oleh oleh
209 Sang penakluk
210 Masa lalu Alva
211 Dunia yang terbalik
212 Bye, istri
213 Salah Pilih Lawan
214 Alva dan Tamara
215 Arga dan Perjuangannya
216 Masih Perjuangan Arga
217 Glen si kucing garong
218 Ke GAP
219 Harapan
220 Akhirnya Arga Menikah
221 Aisha dan Melvin
222 Announce
223 Announce
224 part spesial
225 cosplay
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Tentang Aruna
2
Menjadi Objek Taruhan
3
Ketahuan
4
Ingin Kurus
5
Berusaha Move On
6
Trauma Aruna
7
Reuni SMA
8
Sakit Hati yang belum Hilang
9
Untung jadi Dokter
10
Membalas Kiano
11
Pengakuan Kiano
12
Lanjut Reuni
13
Tetap Menolak
14
Penyesalan Kiano
15
Saat Saat Menegangkan
16
Kiano patah hati
17
Kiano sudah menyerah
18
Balasan Kiano
19
Rasa yang belum hilang
20
Kakek Kiano yang rewel
21
Membingungkan
22
Galau
23
Masih Galau
24
SHOCK
25
Ancaman Kiano
26
Laki laki high quality
27
Kondisi Kiano
28
Hati Aruna yang resah
29
Kekesalan Aruna
30
Masih bersama Kiano
31
Rencana yang Berhasil
32
Sikap Manis Kiano
33
Masih saja Cemburu
34
Masih Cemburu
35
Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36
Dilema Aruna
37
Kebimbangan Aruna
38
Kembali Mesra
39
Penyesalan Aruna
40
Terlalu Berprasangka
41
Pingsan
42
Laki laki Mengerikan
43
Menuju Hari H
44
Dua Sahabat
45
Hari Patah Hati
46
SAH
47
Uhuk Uhuk Uhuk
48
Misi
49
Yang Pertama
50
Tendangan Super
51
Malu
52
Tiada Henti
53
Pasangan Baru
54
Jadi Bucin
55
Kembali Beraktivitas
56
Obrolan Receh
57
Curhat
58
Belum Jodoh
59
Si Dingin yang Romantis
60
Istri Kiano Artha Mahendra.
61
Menyelidiki Aruna
62
Menggoda Aruna
63
Aksi Cllaudia
64
Masih Baik Baik Saja
65
Diperhatikan Januar
66
Trauma
67
Tensi Rendah
68
Sulit Jujur
69
Takut Kehilangan
70
Kebahagiaan Suster Uci
71
Mencari Tersangka
72
Reno Yang Mundur
73
Akhirnya Curiga
74
Pertemuan Yang Menyebalkan
75
Bukti?
76
Panas
77
Dihajar
78
Tamara Dalam Bahaya
79
Antisipasi
80
Mencari Alva
81
Menolong Alva
82
Interogasi
83
Eksekusi
84
Rumit
85
Bertemu Tamara
86
Apesnya Tamara
87
Menunggu Keputusan Tamara
88
Hasil Yang Ngga Di harapkan
89
OTW nikah
90
Menyalahkan
91
Nasib Malang Alva
92
Cemas Yang Berlebihan
93
Hati Yang Cukup Menegangkan
94
Rencana Jahat
95
Terlambat?
96
Memulai pengeroyokan
97
Babak Belur
98
Bantuan Yang Berdatangan
99
Masih Misi Penyelamatan
100
Misi Selesai
101
Berita Bahagia
102
Kekesalan Meti
103
Meti dan Tingkahnya
104
Tamara dan Keluarganya
105
Duka Melvin
106
Perasaan Yang Sebenarnya
107
Menipu Meti
108
Masalah Regan
109
Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110
Pesta Regan
111
Rencana Regan
112
Reaksi Alva
113
Sadar Sudah Dibully
114
Tamara dan Alva Kabur
115
Udah
116
Tentang Arga
117
Syukuran Kiano Aruna
118
Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119
Sedikit Nakal
120
Luka Hati
121
Sedikit Rasa
122
Lima Persen
123
Malas Nikah
124
Kencan
125
Laki laki Kurang Ajar
126
Tamara dan Perasaannya
127
Gagal Nikung
128
Saling Curhat
129
Kesalnya Qonita
130
Menaklukan dosen nakal
131
Kepribadian Ganda
132
Obrolan Sugar Baby
133
Pertolongan.ngga terduga
134
Kentang
135
Tingkah Menyebalkan Arga
136
Kekesalan Reno yang belum hilang
137
Glen yang Memukau
138
Glen yang masih Marah
139
Ganti Alva yang ngamuk
140
Marah
141
Kita Sama?
142
Calon Suami Tamara
143
Fitting baju pengantin
144
Pencuri yang jadi Pengemis
145
Jodo, Pertemua, sudah diatur
146
Jodoh?
147
Cerita Qonita
148
Blank Memory
149
Lega
150
Move on?
151
Inginnya Reno
152
Tangis Rain
153
Reno yang Kejam
154
Menyesal?
155
Sedikit Hiburan
156
Kumpul Lagi
157
Masih di kafe
158
Sedikit Tentang Reno
159
Hari Yang Berganti
160
Cerita Regan
161
Sesak
162
Glen Mulai Curiga
163
Dinda yang galau
164
Menggoda Dinda
165
Kekesalan Alva
166
Tamara dan teman temannya
167
Mengerjai Alva
168
Undangan Nikah
169
Reno yang Cemburu?
170
Preewed Arga
171
Beda Situasi
172
Pilihan Jodoh
173
Reno yang SHOCK
174
Panas
175
Harusnya Aku
176
Menjaga Jodoh Orang Lain
177
Akhir Pesta Alva
178
Ada apa dengan Glen?
179
SHOCK
180
Keputusan Meti
181
Ulah Reno
182
Ngga Tenang
183
Dubai
184
Dugaan yang Salah
185
Penyelesaian
186
Keputusan Reno
187
Serius sama Bocil
188
Diperkenalkan sebagai Pacar
189
Debat Mami dan Glen
190
Hukuman Glen
191
Reno yang Viral
192
Melamar Dinda
193
Melamar Dinda. Part 2
194
Melamar Dinda part 3
195
Tentang lamaran Regan
196
Konspirasi?
197
Membebaskan Riko
198
Fatal
199
Yang Terjadi
200
Sudah Lebih Baik
201
Nikah di Rumah Sakit
202
Jadi Pengintip
203
Uang Tutup Mulut
204
Tanu yang ngga diundang
205
Antisipasi Reno
206
Misi Reno
207
Dua Bucin
208
Nagih oleh oleh
209
Sang penakluk
210
Masa lalu Alva
211
Dunia yang terbalik
212
Bye, istri
213
Salah Pilih Lawan
214
Alva dan Tamara
215
Arga dan Perjuangannya
216
Masih Perjuangan Arga
217
Glen si kucing garong
218
Ke GAP
219
Harapan
220
Akhirnya Arga Menikah
221
Aisha dan Melvin
222
Announce
223
Announce
224
part spesial
225
cosplay

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!