Ingin Kurus

"Kamu kenapa? Kok, wajahmu sedih?" tanya Tamara kaget begitu dia memasuki kelas dan mendapati wajah Aruna yang seperti habis menangis.

Aruna tersenyum getir.

"Ngga pa pa kok." Aruna belum bisa menceritakannya pada Tamara. Dia ngga mau Tamara kepikiran. Lagi pula dia malu karena sudah menjadi orang paling bodoh sedunia karena mempercayai Kiano.

"Kamu bawa bekal?" tanya Tamara ketika melihat kotak bekalnya yang ada di atas meja.

Sandwich yang dibuatnya khusus untuk Kiano.

"Iya, kamu mau?" tanya Aruna sambil menyodorkan kotak bekalnya pada Tamara.

"Mau dong. Eh, tapi isinya apa dulu?" tanya Tamara sambil membuka tutup kotak bekal.

Matanya membulat melihat empat potong sandwich yang begitu menggoda.

"Nih, aku dua, kamu dua," katanya sambil menatap Aruna senang.

Aruna balas tersenyum, walau hatinya terasa hambar.

"Aku udah makan. Buat kamu aja," tolaknya berdusta. Padahal dia sama sekali belum sarapan. Tapi anehnya Aruna ngga merasa lapar. Hatinya masih sangat hancur.

Dia pun takut keluar kelas. Tadi Regan juga melihatnya yang hampir menangis. Aruna belum siap bertemu Kiano, apalagi Glen. Dia takut mereka sedang mentertawainya. Mengejeknya yang bodoh.

Ketahuan, kan, kalo ternyata dia menyukai Kiano. Padahal Aruna sudah menyimpannya rapat rapat. Tamara aja ngga tau perasaannya yang sebenarnya pada Kiano.

"Bener kamu sudah makan?' tanya Tamara dengan tatapan ngga percaya.

"Benar. Kamu makan aja. Oiya, selamat ya, kamu hebat. Bisa juara terus," puji Aruna tulus.

"Makasih," kekeh Tamara kemudian mengambil sebuah sandwich dan menggigitnya.

"Enak," puji Tamara setelah menghabiskan sebuah sebuah sandwich.

Aruna tersenyum. Adanya Tamara membuat dia lebih tenang.

Sampai pelajaran terakhir, Kiano ngga juga datang ke kelas Aruna. Aruna juga betah di dalam kelas. Yang Aruna inginkan Kiano meminta maaf padanya. Aruna juga sudah ngga mau jadi pacarnya. Teganya dia menjadikan Aruna sebagai objek taruhannya.

Ketika bel pulang berbunyi, Aruna dan Tamara jalan bersama memyusuri lorong kelas. Aruna hanya menunduk, ngga ingin melirik kelas Kiano di seberang. Aruna sudah nggak ingin mengingat kebodohannya lagi. Cukup sekali dia membuat kesalahan sampai melukai harga dirinya.

*

*

*

Aruna mengamati pencariannya di gugel. Diet buat kurus. Tapi rasanya Aruna ngga bakal sanggup mengikuti pola makannya. Sepertiga dari biasanya. Lagian di rumah pasti akan terjadi kehebohan besar begitu tau Aruna akan menguruskan berat badannya.

Aruna mulai kepikiran kata kata gendut yang diungkap Glen di depan Kiano. Padahal selama hampir tiga tahun Monika menyebutnya gendut, Aruna cuek aja. Ngga penting, karena dia punya prinsip. Tapi sekarang prinsipnya udah mulai sirna.

"Melamun aja," sapa Almira sambil meletakkan sebuah kotak cukup besar yang berisi bola bola coklat di meja di depan Aruna.

Aruna sedang duduk di taman belakang. Mengamati tanaman tanaman yang dirawat mamanya. Tapi pikirannya benar benar kosong.

"Oleh oleh dari Bang Attar buat kamu. Dia abis pulang dari Belanda," tutur Almira lembut.

"Makasih kak, bilangin ke Bang Attar ya."

Godaannya terlalu berat, padahal baru mau mulai diet, batin Aruna mengeluh

Dia sungguh ngga bisa menahan salivanya melihat coklat coklat yang begitu menggoda.

"Oke. Di makan aja, jangan ditahan. Kakak ke kamar dulu," pamitnya sambil mengusap poni adik kesayamgannya.

Aruna menganggukkan kepalanya. Begitu kakaknya sudah menghilang ke kamarnya, Aruna pun mengelus kotak plastik berisi bola bola coklat yang transparan.

"Kenapa kamu datang di saat yang ngga tepat," gumamnya kemudian ngga tahan untuk mengambil satu bola coklat yang ukurannya seperti bola ping pong.

Aruna sampai memejamkan mata, begitu menikmatinya.

"Enak sekali," bisiknya lirih.

Mungkin benar kata orang orang kalo coklat bisa meredakan kemarahan. Nyatanya Aruna hanya memikirkan coklat dan coklat. Lagi dan lagi.

"Jangan lagsung dihabisin," gumamnya mencoba bertahan.

Sedetik

Lima detik

Lima belas detik

"Satu aja, ini yang terakhir," janjinya sambil nyengir. Dia pun mengambil satu lagi. Membuka bungkusnya hati hati, kemudian memggigitnya dengan penuh perasaan.

"Enak banget," gumamnya sambil memgunyah pelan.

"Tahan, Aruna. Tahan," gumamnya mengingatkan begitu coklat sudah abis. Aruna menahan kuat keinginannya untuk mengambil coklat satu lagi. Kenudian dia bangkit menghampiri lemari es.

"Kamu di sini dulu. Nanti aku akan ke sini lagi," gumamnya dengan senyum lebar.

"Kok, ngga diabiskan?" tanya Almira heran. Ngga biasanya adiknya menyimpan coklat di kulkas. Biasanya dia akan membawanya langsung ke kamar dan menghabiskannya.

Reflek Aruna menoleh ke arah datangnya suara. Kakaknya udah siap dengan perlengkapan yoganya.

"Kakak mau yoga dimana?"

"Di rumah Bu RW. Seminggu sekali sekarang ada latihan untuk orang kompleks yang mau ikut," jelas Almira membuat Aruna manggut manggut.

Kakaknya yang cantik seksi gini aja rajin olah raga.

"Kamu mau ikut?" ajak Almira heran karena adiknya hanya diam saja seakan banyak pikiran. Tapi hari ini adiknya memang agak aneh menurutnya.

"Tapi aku belum punya karpet dan bajunya."

Senyum Almira langsung melebar. Ini yang dia tunggu tunggu sejak dulu

"Kakak punya karpetnya. Kalo baju, kamu bisa pake kaos sama celana olah raga aja," saran Almira.

"Oke, kakak tunggu ya," ucap Aruna dengan senyum cerah.

"Iya. Kakak ambil karpet dulu," tukas Almira juga senang dengan perubahan adiknya.

Syukurlah, batinnya.

*

*

*

Rasanya tubuhnya remuk setelah pulang latihan yoga. Lumayan banyak juga anak kompleks yang ikut. Beberapanya surprise melihat kehadiran Aruna, si pembenci olah raga.

"Kamu ikut kakak kamu yoga, ya?" tanya mama dengan senyum sumringah di bibirnya. Tentu saja ini berita bahagia bagi keluarganya. Si bungsu sudah mau memikirkan bobot tubuhnya.

"Iya, ma."

Papa tersenyum mendengarnya. Ngga masalah baginya dengan tubuh besar putri bungsunya. Asal sehat.

Mama pun menyendokkan nasi ke piring Aruna. Mereka akan makan malam bersama. Ketika mama akan menyendokkan lagi nasi ke piring Aruna seperti biasa, tapi Aruna menjauhkan piringnya.

"Kenapa?" tanya Mama dengan kening berkerut.

"Cukup ma, ni kurangi separoh nasinya," tolak Aruna sambil memberikan separuh lagi nasinya pada mamanya.

"Haaah?" Mama, Almira dan papa kaget mendengar dan melihat kelakuan aneh Aruna.

"Nanti kamu lapar. Apa lagi tadi abis yoga, kan?" ucap mama khawatir. Dia memang ingin anaknya 'sedikit' membuang lemaknya, tapi ngga dengan cara yang ekstrim.

"Iya dek. Ngga pa pa makan seperti biasa. Kalo kamu rutin olah raga ngga ada masalah," tambah Almira ikut cemas.

Aruna tetap menggelengkan kepalanya. Badannya masih terasa sakit semua. Apa karena ini baru pertama kali dia olah raga yoga?

"Segini aja dulu, ma, kak Al," tolaknya pelan.

Papa menaruh sepotong paha ayam goreng ke piringnya.

"Jangan ditolak. Kamu butuh protein untuk otak," kata papa membuat Aruna tersenyum lebar.

"Iya pa."

Mama dan Almira masih ingin bertanya tentang keanehan sikap Aruna tapi papa memberi isyarat matanya. Melarang.

"Ayo di makan ma, al, nanti keburu dingin," ucap papa dengan nada agak ditekan, membuat mama dan Almira melanjutkan makannya tanpa bertanya lagi.

*

*

*

"Kamu kenapa? Kok kelihatan lemas?" tanya Tamara cemas ketika melihat wajah Aruna yang agak pucat.

"Kepalaku pusing," kata Aruna jujur. Tadi dia menolak sandwich yang dibuat mamanya. Melihat sandwich membuatnya mengingat jelas apa yang sudah dilakukan Kiano. Aruna hanya meminum dua teguk susu coklatnya saja. Padahal dia masih sangat lapar, apalagi tadi malam dia susah tidur karena menahan lapar.

"Kita ke uks," kata Tamara.cepat tanggap. Dia pun memapah tubuh besar Aruna, berjalan pelan ke arah ruang uks. Saat ini adalah jam istirahat pertama. Ngga jauh dari situ, Kiano cs memperhatikan keduanya.

"Si gendut kenapa?" tanya Glen.

"Kayaknya sakit," komen Alva.

"Bisa sakit juga, ya," kekeh Reno membuat Glen dan Alva tertawa.

"Patah hati kayaknya," lanjut Glen sambil terkekeh.

Regan, Arga dan Kiano ngga berkomentar. Ketiganya hanya memperhatikan kepergian Aruna dan Tamara.

"Gue balikin uang kalian," kata Kiano sambil mengeluarkan hpnya.

"Ngapain. Itu kan hak Lo," prores Glen.

"Gue juga bebasin Lo jadi babu gue," kata Kiano sambil mengetikkan syntak sms banking di hpnya untuk transfer ke rekening teman temannya.

Glen terkejut. Mereka menatap Kiano heran.

"Udah di transfer. Gue pergi dulu," kata Kiano sambil melangkah pergi tanpa menunggu jawaban teman temannya.

"Dia kenapa?" tanya Glen masih memperhatikan punggung Kiano yang sudah menjauh.

Ngga ada yang menjawab.

"Ngga mungkin, kan, dia tertarik sama si gendut," lanjut Glen ngga percaya.

Masa sih?

Regan masih mengingat mata basah yang berkaca kaca itu ketika melewatinya. Dia jadi merasa bersalah. Mungkin Kiano merasakan yang sama juga.

*

*

*

"Kamu ini bisa bisanya sakit karena kurang makan," omel Tamara setelah mendengar informasi dari dokter yang selalu ada di ruang uks.

Aruna hanya diam. Dia ngaku salah. Terlalu memaksakan tubuhnya untuk menerima asupn kalori yang sangat sedikit.

"Ngga usah di dengar kata kata Monika. Pasti gara gara aku ngga masuk kemarin ya, kamu di bully habis habisan. Anak itu memang harus dihajar," omel Tamara berapi api.

Marah banget dia melihat keadaan Aruna pagi ini.

Aruna hanya diam saja mendapat omelan beruntun dari sahabatnya.

"Sekarang habiskan soto ini. Aku ngga mau tau," titah Tamara sambil memberikan mangkok soto yang langsung di terima Aruna.

Tamara bergegas membelikannya soto ayam dan teh hangat begitu dokter menyatakan Aruna lemas karena tubuhnya hanya menerima sangat sedikit asupan makanan.

Kiano bersandar di balik dinding ruang uks. Dia mendengar semua yang dikatakan Tanara. Perasaan bersalah bersarang di hatinya.

Terpopuler

Comments

liberty

liberty

habisin aja sekarang..dietnya besok 😅😁👻

2024-05-21

1

liberty

liberty

ada yg nyesel eaaa😁

2024-05-21

1

liberty

liberty

asam lambung otw 😅👻

2024-05-21

1

lihat semua
Episodes
1 Tentang Aruna
2 Menjadi Objek Taruhan
3 Ketahuan
4 Ingin Kurus
5 Berusaha Move On
6 Trauma Aruna
7 Reuni SMA
8 Sakit Hati yang belum Hilang
9 Untung jadi Dokter
10 Membalas Kiano
11 Pengakuan Kiano
12 Lanjut Reuni
13 Tetap Menolak
14 Penyesalan Kiano
15 Saat Saat Menegangkan
16 Kiano patah hati
17 Kiano sudah menyerah
18 Balasan Kiano
19 Rasa yang belum hilang
20 Kakek Kiano yang rewel
21 Membingungkan
22 Galau
23 Masih Galau
24 SHOCK
25 Ancaman Kiano
26 Laki laki high quality
27 Kondisi Kiano
28 Hati Aruna yang resah
29 Kekesalan Aruna
30 Masih bersama Kiano
31 Rencana yang Berhasil
32 Sikap Manis Kiano
33 Masih saja Cemburu
34 Masih Cemburu
35 Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36 Dilema Aruna
37 Kebimbangan Aruna
38 Kembali Mesra
39 Penyesalan Aruna
40 Terlalu Berprasangka
41 Pingsan
42 Laki laki Mengerikan
43 Menuju Hari H
44 Dua Sahabat
45 Hari Patah Hati
46 SAH
47 Uhuk Uhuk Uhuk
48 Misi
49 Yang Pertama
50 Tendangan Super
51 Malu
52 Tiada Henti
53 Pasangan Baru
54 Jadi Bucin
55 Kembali Beraktivitas
56 Obrolan Receh
57 Curhat
58 Belum Jodoh
59 Si Dingin yang Romantis
60 Istri Kiano Artha Mahendra.
61 Menyelidiki Aruna
62 Menggoda Aruna
63 Aksi Cllaudia
64 Masih Baik Baik Saja
65 Diperhatikan Januar
66 Trauma
67 Tensi Rendah
68 Sulit Jujur
69 Takut Kehilangan
70 Kebahagiaan Suster Uci
71 Mencari Tersangka
72 Reno Yang Mundur
73 Akhirnya Curiga
74 Pertemuan Yang Menyebalkan
75 Bukti?
76 Panas
77 Dihajar
78 Tamara Dalam Bahaya
79 Antisipasi
80 Mencari Alva
81 Menolong Alva
82 Interogasi
83 Eksekusi
84 Rumit
85 Bertemu Tamara
86 Apesnya Tamara
87 Menunggu Keputusan Tamara
88 Hasil Yang Ngga Di harapkan
89 OTW nikah
90 Menyalahkan
91 Nasib Malang Alva
92 Cemas Yang Berlebihan
93 Hati Yang Cukup Menegangkan
94 Rencana Jahat
95 Terlambat?
96 Memulai pengeroyokan
97 Babak Belur
98 Bantuan Yang Berdatangan
99 Masih Misi Penyelamatan
100 Misi Selesai
101 Berita Bahagia
102 Kekesalan Meti
103 Meti dan Tingkahnya
104 Tamara dan Keluarganya
105 Duka Melvin
106 Perasaan Yang Sebenarnya
107 Menipu Meti
108 Masalah Regan
109 Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110 Pesta Regan
111 Rencana Regan
112 Reaksi Alva
113 Sadar Sudah Dibully
114 Tamara dan Alva Kabur
115 Udah
116 Tentang Arga
117 Syukuran Kiano Aruna
118 Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119 Sedikit Nakal
120 Luka Hati
121 Sedikit Rasa
122 Lima Persen
123 Malas Nikah
124 Kencan
125 Laki laki Kurang Ajar
126 Tamara dan Perasaannya
127 Gagal Nikung
128 Saling Curhat
129 Kesalnya Qonita
130 Menaklukan dosen nakal
131 Kepribadian Ganda
132 Obrolan Sugar Baby
133 Pertolongan.ngga terduga
134 Kentang
135 Tingkah Menyebalkan Arga
136 Kekesalan Reno yang belum hilang
137 Glen yang Memukau
138 Glen yang masih Marah
139 Ganti Alva yang ngamuk
140 Marah
141 Kita Sama?
142 Calon Suami Tamara
143 Fitting baju pengantin
144 Pencuri yang jadi Pengemis
145 Jodo, Pertemua, sudah diatur
146 Jodoh?
147 Cerita Qonita
148 Blank Memory
149 Lega
150 Move on?
151 Inginnya Reno
152 Tangis Rain
153 Reno yang Kejam
154 Menyesal?
155 Sedikit Hiburan
156 Kumpul Lagi
157 Masih di kafe
158 Sedikit Tentang Reno
159 Hari Yang Berganti
160 Cerita Regan
161 Sesak
162 Glen Mulai Curiga
163 Dinda yang galau
164 Menggoda Dinda
165 Kekesalan Alva
166 Tamara dan teman temannya
167 Mengerjai Alva
168 Undangan Nikah
169 Reno yang Cemburu?
170 Preewed Arga
171 Beda Situasi
172 Pilihan Jodoh
173 Reno yang SHOCK
174 Panas
175 Harusnya Aku
176 Menjaga Jodoh Orang Lain
177 Akhir Pesta Alva
178 Ada apa dengan Glen?
179 SHOCK
180 Keputusan Meti
181 Ulah Reno
182 Ngga Tenang
183 Dubai
184 Dugaan yang Salah
185 Penyelesaian
186 Keputusan Reno
187 Serius sama Bocil
188 Diperkenalkan sebagai Pacar
189 Debat Mami dan Glen
190 Hukuman Glen
191 Reno yang Viral
192 Melamar Dinda
193 Melamar Dinda. Part 2
194 Melamar Dinda part 3
195 Tentang lamaran Regan
196 Konspirasi?
197 Membebaskan Riko
198 Fatal
199 Yang Terjadi
200 Sudah Lebih Baik
201 Nikah di Rumah Sakit
202 Jadi Pengintip
203 Uang Tutup Mulut
204 Tanu yang ngga diundang
205 Antisipasi Reno
206 Misi Reno
207 Dua Bucin
208 Nagih oleh oleh
209 Sang penakluk
210 Masa lalu Alva
211 Dunia yang terbalik
212 Bye, istri
213 Salah Pilih Lawan
214 Alva dan Tamara
215 Arga dan Perjuangannya
216 Masih Perjuangan Arga
217 Glen si kucing garong
218 Ke GAP
219 Harapan
220 Akhirnya Arga Menikah
221 Aisha dan Melvin
222 Announce
223 Announce
224 part spesial
225 cosplay
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Tentang Aruna
2
Menjadi Objek Taruhan
3
Ketahuan
4
Ingin Kurus
5
Berusaha Move On
6
Trauma Aruna
7
Reuni SMA
8
Sakit Hati yang belum Hilang
9
Untung jadi Dokter
10
Membalas Kiano
11
Pengakuan Kiano
12
Lanjut Reuni
13
Tetap Menolak
14
Penyesalan Kiano
15
Saat Saat Menegangkan
16
Kiano patah hati
17
Kiano sudah menyerah
18
Balasan Kiano
19
Rasa yang belum hilang
20
Kakek Kiano yang rewel
21
Membingungkan
22
Galau
23
Masih Galau
24
SHOCK
25
Ancaman Kiano
26
Laki laki high quality
27
Kondisi Kiano
28
Hati Aruna yang resah
29
Kekesalan Aruna
30
Masih bersama Kiano
31
Rencana yang Berhasil
32
Sikap Manis Kiano
33
Masih saja Cemburu
34
Masih Cemburu
35
Kemarahan Tante Bela(mama Kiano)
36
Dilema Aruna
37
Kebimbangan Aruna
38
Kembali Mesra
39
Penyesalan Aruna
40
Terlalu Berprasangka
41
Pingsan
42
Laki laki Mengerikan
43
Menuju Hari H
44
Dua Sahabat
45
Hari Patah Hati
46
SAH
47
Uhuk Uhuk Uhuk
48
Misi
49
Yang Pertama
50
Tendangan Super
51
Malu
52
Tiada Henti
53
Pasangan Baru
54
Jadi Bucin
55
Kembali Beraktivitas
56
Obrolan Receh
57
Curhat
58
Belum Jodoh
59
Si Dingin yang Romantis
60
Istri Kiano Artha Mahendra.
61
Menyelidiki Aruna
62
Menggoda Aruna
63
Aksi Cllaudia
64
Masih Baik Baik Saja
65
Diperhatikan Januar
66
Trauma
67
Tensi Rendah
68
Sulit Jujur
69
Takut Kehilangan
70
Kebahagiaan Suster Uci
71
Mencari Tersangka
72
Reno Yang Mundur
73
Akhirnya Curiga
74
Pertemuan Yang Menyebalkan
75
Bukti?
76
Panas
77
Dihajar
78
Tamara Dalam Bahaya
79
Antisipasi
80
Mencari Alva
81
Menolong Alva
82
Interogasi
83
Eksekusi
84
Rumit
85
Bertemu Tamara
86
Apesnya Tamara
87
Menunggu Keputusan Tamara
88
Hasil Yang Ngga Di harapkan
89
OTW nikah
90
Menyalahkan
91
Nasib Malang Alva
92
Cemas Yang Berlebihan
93
Hati Yang Cukup Menegangkan
94
Rencana Jahat
95
Terlambat?
96
Memulai pengeroyokan
97
Babak Belur
98
Bantuan Yang Berdatangan
99
Masih Misi Penyelamatan
100
Misi Selesai
101
Berita Bahagia
102
Kekesalan Meti
103
Meti dan Tingkahnya
104
Tamara dan Keluarganya
105
Duka Melvin
106
Perasaan Yang Sebenarnya
107
Menipu Meti
108
Masalah Regan
109
Regan dan Masalah Alva yang belum Selesai
110
Pesta Regan
111
Rencana Regan
112
Reaksi Alva
113
Sadar Sudah Dibully
114
Tamara dan Alva Kabur
115
Udah
116
Tentang Arga
117
Syukuran Kiano Aruna
118
Sugar Dady yang sangat Berkualitas
119
Sedikit Nakal
120
Luka Hati
121
Sedikit Rasa
122
Lima Persen
123
Malas Nikah
124
Kencan
125
Laki laki Kurang Ajar
126
Tamara dan Perasaannya
127
Gagal Nikung
128
Saling Curhat
129
Kesalnya Qonita
130
Menaklukan dosen nakal
131
Kepribadian Ganda
132
Obrolan Sugar Baby
133
Pertolongan.ngga terduga
134
Kentang
135
Tingkah Menyebalkan Arga
136
Kekesalan Reno yang belum hilang
137
Glen yang Memukau
138
Glen yang masih Marah
139
Ganti Alva yang ngamuk
140
Marah
141
Kita Sama?
142
Calon Suami Tamara
143
Fitting baju pengantin
144
Pencuri yang jadi Pengemis
145
Jodo, Pertemua, sudah diatur
146
Jodoh?
147
Cerita Qonita
148
Blank Memory
149
Lega
150
Move on?
151
Inginnya Reno
152
Tangis Rain
153
Reno yang Kejam
154
Menyesal?
155
Sedikit Hiburan
156
Kumpul Lagi
157
Masih di kafe
158
Sedikit Tentang Reno
159
Hari Yang Berganti
160
Cerita Regan
161
Sesak
162
Glen Mulai Curiga
163
Dinda yang galau
164
Menggoda Dinda
165
Kekesalan Alva
166
Tamara dan teman temannya
167
Mengerjai Alva
168
Undangan Nikah
169
Reno yang Cemburu?
170
Preewed Arga
171
Beda Situasi
172
Pilihan Jodoh
173
Reno yang SHOCK
174
Panas
175
Harusnya Aku
176
Menjaga Jodoh Orang Lain
177
Akhir Pesta Alva
178
Ada apa dengan Glen?
179
SHOCK
180
Keputusan Meti
181
Ulah Reno
182
Ngga Tenang
183
Dubai
184
Dugaan yang Salah
185
Penyelesaian
186
Keputusan Reno
187
Serius sama Bocil
188
Diperkenalkan sebagai Pacar
189
Debat Mami dan Glen
190
Hukuman Glen
191
Reno yang Viral
192
Melamar Dinda
193
Melamar Dinda. Part 2
194
Melamar Dinda part 3
195
Tentang lamaran Regan
196
Konspirasi?
197
Membebaskan Riko
198
Fatal
199
Yang Terjadi
200
Sudah Lebih Baik
201
Nikah di Rumah Sakit
202
Jadi Pengintip
203
Uang Tutup Mulut
204
Tanu yang ngga diundang
205
Antisipasi Reno
206
Misi Reno
207
Dua Bucin
208
Nagih oleh oleh
209
Sang penakluk
210
Masa lalu Alva
211
Dunia yang terbalik
212
Bye, istri
213
Salah Pilih Lawan
214
Alva dan Tamara
215
Arga dan Perjuangannya
216
Masih Perjuangan Arga
217
Glen si kucing garong
218
Ke GAP
219
Harapan
220
Akhirnya Arga Menikah
221
Aisha dan Melvin
222
Announce
223
Announce
224
part spesial
225
cosplay

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!