Sebelum mereka berpisah, seluruh saudara Fatih beserta sekutunya, akhirnya pamit untuk pulang
"Mbak, kamu duluan mbak yang pamitan" Ucap Hawa mendorong Ratna
"Kamu duluan juga nggak masalah. Rumahmu kan jauh"
"Yaudah, kamu kan menantu paling senior Mbak, dibanding kami, ya nggak Al" Hawa meminta dukungan dari Alana
"Iya.."
"Ah Alana. Dasar kamu. Mentang-mentang pulangnya nebeng Fariz. Sama aku nggak belain" Saut Ratna sambil menyenggol tubuh Alana
"Ahaha, tau aja mbak"
Mereka sudah didepan pasangan pengantin baru
"Ret, maaf ya, kemarin aku mau kasih hadiah kekamu, hadiahnya kubawa pulang lagi. Aku takut hadiahnya hancur sebelum kamu membukanya. Jadi hari ini, baru sempat kukasih kekamu. Terimalah" Ratna memberikan kado besar untuk Retno
Retno menerimanya dengan senyum mengembang "Makasih ya mbak"
"Sama-sama. Terimakasih juga suguhannya ya. Kami pamit dulu. Ninggalin pekerjaan untukmu" Ratna memeluk Retno
"Ah Mbak.."
Kemudian, Ratna berdiri didepan Fatih "Kak Fatih, aku nggak usah salaman ya. Dirumah sakit kita biasa ketemu. Aku bosen sama kamu"
Fatih tersenyum "Ya udah sana, pergi"
Setelah Hawa memberi hadiah kepada Retno, Hawapun bergeser kepada Fatih "Tumben banget dia banyak ngomong bang. Kesetrum apa dia"
"Kumis lele kayaknya, Wa"
Sambil salaman dengan Fatih, Hawa memberi wejangan "Pulang ya bang.. Habis ditinggal kita, akur-akur. Aku nggak mau nengangin kalian. Ngurusin anakku berantem terus aja butuh hati yang legowo. Alias panjaaaaang"
Fatih menepuk-nepuk punggung Hawa "Iya Hawa, akan aku ingat titahmu"
Ahaha
Alana sudah didepan Fatih, setelah memberi hadiah seperti saudara lainnya pada Retno "Kak Fatih, kami pulang dulu. Selamat ya, semoga langgeng, bahagia, dan cepat punya anak sepertiku. Anakku 4 loh kak, paling banyak. Saingin aku ya.. " Candanya
"Ya, ya.. Yang nganter kebandara Fariz kan?" Tanya Fatih pada Alana
"Iya kak. Kita akan konvoi. Anak-anak kita, akan kita tumpuk"
"Walah, memangnya cukup?"
"Kan aku bilang tumpuk kak. Ya tumpuk. Kakak gimana sih"
"Hahaha" Hanan mengusap kepala Alana, yang bikin keder sipengantin tua
-
Setelah dibawah, ternyata Husayn ikut mengantar Hanan beserta keluarga, ke bandara
Begitupun papa Ilham dan mama Sifa. Mereka berdua otomatis ikut, karena pasangan ini pulangnya diantar Husayn
Dan satu lagi. Fatihah juga tak kalah dengan yang lainnya. Ia ikut mengantar, dan ingin tinggal bersama grandma dan grandpa nya saja.
Yo wislah, terserah Fatihah
-
Setelah ditinggalkan oleh seluruh keluarga suaminya
Retno segera bebenah kembali, dan dibantu oleh Fatih
Fatih yang biasa mandiri karena mantan istrinya dulu cuek masalah dapur, akhirnya Fatih sudah terbiasa dan tau urusan dapur.
Berbeda dengan ketiga saudaranya. Mereka tidak mengerti soal perdapuran.
Dapur sudah cling
Perabot, makanan, semuanya beres. Tinggal menyapu dan mengepel
Retno sudah berpindah kerjaan yaitu menyapu.
"Kamu nggak capek sayang"
"Capek sih. Tapi kalau tidak dibersihkan sekarang, aku nggak bisa istirahat om. Malah tambah pusing"
"Ya sudah, ini tinggal ngepel kan?"
"Iya om"
Tiba-tiba Fatih mulai mengepel dari ujung depan, yang sudah disapu oleh Retno
"Loh om, nggak usah dipel. Biar aku yang ngepel"
"Nggak pa-pa, biar cepat selesai. Terus belanja kebutuhan"
"Oh"
Setelah bersih semua, Retno pun segera mandi dan berganti pakaian
"Masih sanggup untuk belanja? Apa besok?"
"Sekarang aja om, biar aku juga tau tempat -tempat sini"
"Ok"
Akhirnya, merekapun turun kelantai dasar, dan keluar dari apartemen
"Jalan kaki aja ya. Paling 10 menit sampai"
"Iya om"
Mereka sudah masuk disupermarket terkomplit dikawasan apartemen sini
Tetangga sini orangnya individual, apalagi penduduk yang tinggal disini campuran berbagai negara.
Ada yang prianya bule, lalu beristrikan asli Indonesia, atau sebaliknya. Istri WNA, suami asli pribumi
Dari kulit hitam, putih, berjodoh dengan orang Indonesia yang katanya berkulit exotik.
Macam-macam suku dan bahasa, campur jadi satu, diapartemen sini
"Kita penuhi kulkas saja sayang. Kira-kira apalagi yang ingin sayang beli"
"Tadi dialmari isinya camilan ya mas, eh" Retno langsung celingukan malu salah panggil
Fatih mendengar langsung merangkul "Kenapa seperti nggak ikhlas panggil mas"
"Keceplosan maaf"
"Panggil mas juga nggak pa-pa, kalau panggil daddy belum bisa"
Dengan spontan, Retno bergelayut dilengan Fatih "Ih udah, katanya ingin belanja biar komplit. Aku ingin kedaging"
"Jangan sayang, Beli dagingnya jangan disini. Belinya ditoko khusus daging aja. Tokonya disebelah supermarket ini. Ntar kita mampir ya"
"Oh. Kenapa"
"Disini kan campur. ada banyak daging, dari berbagai macam hewan. Lebih baik jangan. Kalau mau beli, pilih telur aja"
Sementara Retno sibuk dengan urusan telur dan sayuran, Fatih berjalan menuju trolly belanjaan yang berjajar diperjualbelikan. Setelah puas memilih troly, Fatihpun kembali ke kumpulan sayur-sayuran
"Sudah?"
"Eh, ini tinggal buah om"
"Yah, kembali lagi kepanggilan awal" Fatih sedikit kecewa, tapi dia tetap menekan rasa kecewa itu. Nanti juga bisa diubah, seiring berjalannya waktu
"Ah, susah" Kemudian, Retno menatap troly yang dibawa Fatih "Om, kok om ambil begituan. Buat apaan"
"Naruh belanja"
"Perlu memang om"
"Iya. Kita kan jalan. Kalau pakai plastik, tangannya pegel. Kalau ini kan tinggal didorong. Terus bisa dipakai berkali-kali"
"Oh"
Mereka sudah dikasir dan sedang antri
"Sayang, lihat" Fatih menunjuk orang-orang yang habis belanja "Itu, ibu itu belanjanya pakai troly, lihat tuh bapak-bapak yang bule. Itu dorong belanjaan juga"
"Oh iya.. Kirain orang-orang pada bawa bayi. Ternyata bukan"
"Bukan. Berarti, mereka orang-orang yang tinggal diapartemen sekitaran sini"
"Aku baru tau. Biasanya kalau aku belanja paling berapa item, terus pakai plastik, udah nggak pakai gini-ginian"
Fatih tersenyum
"Terus, kalau aku mau belanja disekitaran sini, aku harus bawa troly ini om" Sambungnya
"Iya. Kalau sayang belanjanya banyak. Kalau sedikit ya nggak usah. Inikan karena beli beras, jadi berat"
Setelah selesai belanja kebutuhan pokok disupermarket, mereka pindah belanja ketoko halal.
Disana menjual berbagai macam jenis daging halal. Dari ayam, sapi, kelinci, kambing dan lain sebagainya.
Retno segera memilih apa yang ia inginkan
Beberapa jenis daging, semuanya sudah dibeli.
Merekapun kembali keapartemen
-
Dikamar
Walaupun capek, aktivitas bercinta mereka ulang kembali dimalam ini
Setelah bercinta, Retno merasa ada yang keluar dari daerah inti
"Om, itu yang keluar apa?" Tunjuknya pada daerah inti "Darah bukan?"
"Bukan sayang"
"Terus, aku berdarah nggak" Tanyanya sedikit takut. Takut sudah tidak perawan sebelum berhubungan in tim dengan suaminya. Padahal, saat pertama dihujam singkongnya Fatih, ia merasa kesakitan
"Sayang, penyebab bercak darah dikarenakan malam pertama, itu karena selaput yang menutupi sebagian pintu masuk vag ina dan biasanya koyak saat berhubungan in tim. Namun, tidak selamanya selaput dara yang koyak menyebabkan pendarahan"
"Terus"
"Perlu diketahui, terjadinya tidak keluar darah, bisa karena olahraga, dan penggunaan tampon ( pembalut berbentuk silinder)"
"Hah, perasaan aku nggak pernah pakai begituan"
Fatih tersenyum "Memang, masih banyak orang percaya bahwa perempuan yang masih perawan akan mengeluarkan darah di malam pertama. Orang mengira bahwa, selaput dara yang robek bisa mengeluarkan darah dalam jumlah banyak. Padahal, bisa saja selaput dara yang robek hanya mengeluarkan bercak darah yang sangat sedikit sampai tidak mudah dilihat dengan mata"
"Oh.. Tapi aku belum pernah berhubungan sama orang lain om"
"Iya sayang, daddy percaya. Menurut penelitian, pendarahan yang terjadi akibat dari robeknya selaput dara saat melakukan hubungan in tim untuk pertama kalinya, hanya terjadi pada sebagian perempuan saja"
"Oh"
"Jika perempuan tidak cukup terang sang saat berhubungan in tim, apalagi disertai dengan rasa takut, maka kemungkinan besar akan terjadi pendarahan. Namun, jika perempuan cukup mendapat rangsangan, pendarahan bisa tidak terjadi. Jadi, keluarnya darah saat berhubungan in tim untuk pertama kalinya, tidak selalu menjadi tanda keperawanan"
"Terus, aku bagaimana om. Om kecewakah?"
"Tidak. Bercakmu sudah daddy lap. Lihat sarung. Dibawa nggak bekas semalam"
"Yah, masih didalam kresek om. Lupa keburu ada tamu"
Ahaha
"Sudah. Urusan itu besok. Kita bersih-bersih badan dulu, lalu istirahat"
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Dewi Zahra
lanjut
2023-06-10
0
Dina Mulyana Syafitri
ada nilai mendidiknya 👍
2022-04-03
0
Rihan Jamaien
Deddy kasih Fatihah dedek bayi buruan saingan dong sama adeknya deddy
2022-03-23
0