Hati Ke Hati

Semalam, Husayn dan kawan-kawan bermain badminton digedung olahraga sekitaran lapangan

Sambil menunggu giliran, iapun ngetem alias nongkrong di warung tenda Warkonap "Warung Kopi Nak...Pol"

Tadinya hanya menebak-nebak kembarannya itu hanya ilusi 'Ah, nggak mungkin Fatih sampai kemari. Fatih kan pemalas' Begitulah kiranya hati Husayn

Lalu timbullah ia iseng.

Jepret, jepret, preeeetttttt

Gambar-gambar Fatih yang sedang menatap intens pada wanita yang duduk didepannya, lalu Fatih mengambil sate dan ingin menyuapinya

'Mencurigakan ini, masa kak Fatih. Bener nggak sih'

Iapun menge zoom gambar hasil bidikannya

'Busyet, ternyata benar, ini kak Fatih. Dapat cewek dari mana dia. Diam-diam menghanyutkan. Kayak masih bocah tu cewek. Dasar, pedofil'

"Oke, ku shot kamu"

Sewaktu husayn akan membuat video, ternyata fatih sudah naik kemotor. Dan yang menjadikan Husayn ingin melaporkan pada mamanya, fatih terlihat mesra sekali dan perhatian sama si cewek

"Itu simpenannya kakak bukan sih"

Fatih melintasi Husayn, namun Fatih tidak melihat siapapun karena isi otaknya, cuma Retno

"Eh, dapat baby sugar dia. Nggak kalah sama mak codet" Gerutunya sambil mengambil gambar bergerak "Oke, kukirim sama mama. Biar tau rasa haha"

Dikediaman Sifa

Sifa sudah mencak-mencak karena gambar kiriman dari Husayn "Pa, kita kecolongan"

"Apa sih ma, ngomong yang bener. Duduk"

"Aku nggak bisa duduk pa. Gedek rasanya"

"Memang mama gedeknya sama siapa?"

"Fatih pa. Dia tadi pamitnya mau main ketempat teman. Tapi apa, ini" Sifa memberikan ponselnya pada Ilham

Ilham melihat gambar dan video tersebut

"Kayak papa kenal ya ma, sama ini bocah"

"Temennya Fatihah pa, si Retno. Anaknya haji Kohar"

"Oh.. Pantesan tidak asing"

"Kalau gitu, mama ingin telepon Kohar"

"Mama mau ngapain? Ngelabrak?"

"Ngelamar dong pa. Galaknya mama, jangan sampai mama ngelabrak orang"

Ilham lega mendengar jawaban Sifa

Selagi Sifa memencet tombol untuk menelepon babe, mulut Sifa ngoceh tidak berhenti "Pokoknya, aku harus lamarkan dia"

"Memangnya jelas ma, mereka ada hubungan"

"Bodo amat. Anak kita itu masih muda, memangnya papa nggak kasihan. Lama-kelaman pria ngejomloh, bisa-bisa lapuk dimakan umur pa"

"Ahaha" Ilham tertawa

Dan disitulah, babe kohar setuju untuk lamaran besok

-

Kembali ke lamaran

Mereka berdua duduk bersisihan sambil mendengarkan sambutan dari kedua keluarga

"Retno.. " Panggilnya lembut

"Iye om"

"Kau yakin mau menjadi istriku"

"Mau gimane lagi om. Babe ngotot buat ngejodoin aye eh, aku sama om"

"Kenapa? Apa alasannya"

"Gara-gara semalam om"

"Semalam kenapa?"

"Kita kan keluar bareng om"

"Tapi kita kan nggak ngapa-ngapain. Akupun izin sama babe, dan diizinkan kan oleh babe, salahnya dimana"

"Tapi.. "

"Tapi apa"

"Babe takut terjadi apa-apa padaku"

"Takut??"

Retno mengangguk

"Takut kenapa??"

"Takut aku hamil"

"Hamil??"

Retno mengangguk lagi

"Hamilnya lewat mana. Kan aku nggak ngapa-ngapain kamu Retno... Kamu masih utuh"

"Tapi om kan udah pegang-pegang aku om"

"Hah??"

'Betul sih, aku dah pegang-pegang, tapi kan dikit'

"Dan om juga membawaku"

'Iya betul sih, aku membawanya'

Fatih menghela nafas panjang "Kasusnya itu doang"

Lagi dan lagi, Retno mengangguk lagi "Iya"

Retno menatap Fatih intens

"Ada apa?" Tanya Fatih

"Om mau menghindar ya? Nggak mau bertanggung jawab"

"Bukan, bukan itu maksudnya"

"Terus, dari tadi om kok seperti tidak percaya aku ngomong" Wajah Retno sudah tak karuan bentuknya, dan susah dibedakan, antara ingin menangis, cemberut, kesal, numpuk jadi satu

"Astagfirullah Retno... Nikah sekarang saja aku mau. Ayo kita nikah. Nggak usah kita main lamar-lamaran"

"Ih, jangan om. Dikira aku hamil duluan"

"Hah??"

"Kata ibu" Ucapnya sambil menunduk "Ibu bilang, kalau kita langsung nikah. Dikira begitu. Hamil duluan. Nanti diejek lagi sama tetangga. Jadi gunjingan mereka"

"Oh.. Kirain mau sekarang"

"Ya nggak om, nungguin aku wisuda dulu"

"Kirain, nungguin tanggal 30 februari"

"Ih om. Mana ada"

Fatih menatap Retno dengan seksama "Apa, kau yang sebenarnya ingin menghindar?"

"Bukan om"

Fatih menatap Retno lagi seakan bertanya 'Terus'

"Aku ingin mengenal om lebih dalam"

"Kalau ingin mengenalku lebih dalam, ayo menikah"

'Nanti kau akan tau seluruh dalemanku'

Retno menatap Fatih dengan bingung

Fatih menoleh kearah Retno "Kau tau"

Retno geleng-geleng

"Aku belum ngomong, sayang"

Retno tersenyum. Baru pertama kali ini dirinya dipanggil sayang

Fatih ikut tersenyum "Maaf keceplosan"

Mereka terdiam sejenak menyelami hati mereka masing-masing

"Ah" Ucapan mereka bertabrakan

"Kamu/om dulu" Ucapan mereka bertabrakan lagi

Mereka saling tatap

Sejenak pandangan mereka beradu

'Om, wajahmu.. ' Retno malu tapi ingin membingkai wajah Fatih yang diam-diam membuat Retno terkesima

'Meskipun om tidak muda lagi, wajah om yang mulus dan senyum om yang tidak murahan, membuat dadaku penuh om. Aku ingin memegang wajah mu. Wajah yang mulus, bersih seperti tidak berpori. Dagu, atas bibir yang terlihat biru. Aduh, apa itu nanti aku akan bisa memegangnya' Retno memejamkan matanya. Khayalan nya terlalu tinggi

"Retno.. "

Retno masih terdiam

"Retno"

"Hmmm"

Fatih menatapnya lagi "Kamu melamun"

"Tidak om, aku memikirkan lele" Bohongnya

"Lele??"

"Tidak, tidak om"

Tatapan mereka bersirobok

"Om mau ngomong apa" Bibir berucap, tapi matanya menatap bibir Fatih yang merah

"Kau tau, sebelum kemari aku dibuat bingung"

"Bingung, bingung kenapa"

"Aku dan keluargaku berdebat"

"Berdebat apa om"

"Berdebat masalah melamar"

"Tadi??"

"Iya. Semua keluargaku menyuruhku untuk berpakaian kembar seperti ini"

Retno langsung menatap seluruh keluarga Fatih

"Eh, om. Yang kembar orangnya, apa bajunya" Ucapnya kebingungan

Fatih tersenyum "Dua duanya"

Retno menatap quadruple bergantian "Jadi om kembar??"

"Iya"

"Sama mereka"

"Iya"

"Wah, kalau nanti aku keliru bagaimana om"

"Ya jangan sampai"

"Aku membedakan nya lewat apa om. Sama semua"

"Lihat jidatku" Tunjuknya pada andeng-andeng

"Andeng-andeng??"

"Iya"

"Mereka tidak punya??" Tanya Retno

"Punya. Tetapi beda tempat"

"Jadi, aku harus hafalin wajah om saja?"

"Iya, itu dulu. Lain-lainnya nyusul" Fatih menoleh lagi kearah Retno "Kau tau reaksiku saat itu apa"

"Apa"

"Aku berdebat dengan mereka. Karena apa?"

"Apa"

"Aku mau dilamarkan dengan seseorang, kata mereka"

"Terus om"

"Aku tidak mau dijodoh-jodohkan"

"Jadi om kesini terpaksa"

"Aku belum selesai ngomong. Kalau mereka jujur mau melamarkan kamu untuk ku, nggak perlu lah aku berdebat. mungkin, seminarnya aku singkat, dan lari kemari"

Wajah Retno memerah "Memangnya om tadi habis mengikuti seminar"

"Iya. Dan satu jam kemudian aku sudah disini. Tau gitu, aku nggak usah kasih wejangan pada para audien"

"Kok"

"Terlalu lama. Ditambah aku berdebat"

"Jadi om baru tau, kalau sore ini mau melamarku?"

"Iya. Orang aku nggak tau belass wanita yang akan aku lamar. Kalau tau wanita itu kamu.." Fatih menggantung ucapan nya sambil tersenyum simpul

'Aku buru-buru aja mandi, dan nggak perlu yang namanya debat'

"Apa" Retno tersenyum samar tapi hatinya berbunga dan gembiranya tiada tara

"Langsung aja lari kemari, nggak usah mandi"

"Ih om jorok"

Tiba-tiba

"Eh ehm. Sudah, ngobrolnya" Sang perias mendekati pasangan ini "Sekarang, berdiri yuk, disana" Ucap perias, lalu menggiring mereka ke backdrop lamaran

Setelah pasangan ini berdiri didepan,

Husayn merangkul Sifa "Kayak mama dulu ya" Tanyanya

"Ah kamu, mama mana ada lamaran. Yang ada langsung nikah"

"Terus, mama ingin dilamar sekarang" Bisiknya lagi

"Hus"

"Habis mereka poto-poto, backdropnya kan nganggur ma, sayang. Tinggal diganti nama doang. Ilham dan Sifa, gimana?"

"Jangan gila kamu, orang tua kok dikerjain"

"Tidak mama, maaf ya guyon"

Plok

"Kau ini"

"Acara berikutnya yaitu, tukar cincin"

Tiba-tiba Fatihah maju "Daddy, biar aku yang makein"

"Kenapa kau ikut-ikutan"

"Daddy, kalian itu belum muhrim. Nggak boleh" Fatihah mengambil salah satu cincin yang ukurannya agak kecil

Fatihah menghadap ke Retno "Kak, kata daddy, aku disuruh nglamar kakak. Terima ya... "

Hah????????? Semua umat melongo berjamaah

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

Saekhul Game

Saekhul Game

hhhhhhhhh

2024-04-24

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

selamat ya Fatih

2023-06-10

0

denok

denok

aduhhh ya Allah pak duda udah berani manggil sayang....

2022-05-08

1

lihat semua
Episodes
1 Pesta Pernikahan Mantan istri
2 Berjumpa
3 Bertemu Mantan Istri
4 Rambutnya Bagus Banget
5 Malam Minggu Malam Yang Panjang
6 Ngobrol Bareng
7 Diam Diam Fatih Ingin Tau Mrepeeetttttt
8 Penyesalan Viviana
9 Ketemu Lagi
10 Kebejatan Didin Anak Buah Babe
11 Fatih Kangen Retno
12 Dokter Serba Bisa... Prepeeettt
13 Akhirnya Tunangan Juga
14 Hati Ke Hati
15 Menjelang Hari H
16 Wisuda Dan Wisnikah
17 Viviana Ngamuk
18 Menyatu
19 Retno Diboyong Ke Apartemen
20 Malam kedua
21 Fatih Mulai Bekerja Kembali
22 Membuka Hadiah
23 Soto Untuk Papa Mertua
24 Bertengkar Bumbunya Rumah Tangga
25 Retno Maluuuuu
26 Bulan Madu Rombongan
27 Masih Rombongan.. Untung Yang Itu Tidak Rombongan
28 Pulang Bulan Madu
29 Fatih Mengidam
30 Ingin Markisa
31 Keinginan Fatih Terobati
32 Malam Ini Menginap Dikampung Istri
33 Kedatangan Fatihah
34 Kangen
35 Rindu Yang Terobati
36 Papa Ilham Sakit
37 Mengunjungi Mertuanya Husayn
38 Retno Memasak Untuk Sang Mertua
39 Dimasakin Suami
40 Tidur Dirumah Mertua
41 USG
42 Bertemu Mantan Istri
43 Retno Uring Uringan
44 Keikhlasan Viviana
45 Bibir Retno Pecah Gara Gara Fatih
46 Menginap Dirumah Babe
47 Berkunjung Kerumah Besan
48 Bertemu Toto
49 Pertama Kalinya Fatih Kesal
50 Fatih Suami Siaga
51 Memetik Anggur
52 Gatal
53 Melahirkan
54 Berkumpul
55 Viviana menyandang janda kembali
56 Masih Viviana
57 Fatihah ingin memiliki pacar
58 Diam Diam Fatihah Sudah Pacaran
59 Bertemu Calon Menantu
60 Bertemu Calon Besan
61 Cemburu
62 Viviana Berkunjung Ke Rumah Mantan Mertua
63 Viviana Menikah Lagi
64 Uang Pelangkah
65 Fatih Naik Pitam
66 Mama Sifa Ngomel
67 Masih Fatihah
68 Rayuan Fatih
69 Pengeluaran
70 Berdamai
71 Salah Pakai
72 Lipstick Baru
73 Berkumpul
74 Yunan Nikolai
75 Papa Ilham Berpulang
76 Isak Tangis Pemakaman Sang Papa
77 Masih Mengenang
78 Surat Untuk Papa
79 Gara Gara Rambut Basah
80 Fahmi Menggigit Arin
81 Wani Piro
82 Naik Odong Odong
83 Kantong Arin Kering
84 Arin Menstruasi
85 Berkumpul
86 Mama Sifa Menyanyi
87 Balapan
88 Gara Gara Paralayang
89 Sikembar Sudah Sekolah
90 Gagal
91 Dunianya Sayra
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pesta Pernikahan Mantan istri
2
Berjumpa
3
Bertemu Mantan Istri
4
Rambutnya Bagus Banget
5
Malam Minggu Malam Yang Panjang
6
Ngobrol Bareng
7
Diam Diam Fatih Ingin Tau Mrepeeetttttt
8
Penyesalan Viviana
9
Ketemu Lagi
10
Kebejatan Didin Anak Buah Babe
11
Fatih Kangen Retno
12
Dokter Serba Bisa... Prepeeettt
13
Akhirnya Tunangan Juga
14
Hati Ke Hati
15
Menjelang Hari H
16
Wisuda Dan Wisnikah
17
Viviana Ngamuk
18
Menyatu
19
Retno Diboyong Ke Apartemen
20
Malam kedua
21
Fatih Mulai Bekerja Kembali
22
Membuka Hadiah
23
Soto Untuk Papa Mertua
24
Bertengkar Bumbunya Rumah Tangga
25
Retno Maluuuuu
26
Bulan Madu Rombongan
27
Masih Rombongan.. Untung Yang Itu Tidak Rombongan
28
Pulang Bulan Madu
29
Fatih Mengidam
30
Ingin Markisa
31
Keinginan Fatih Terobati
32
Malam Ini Menginap Dikampung Istri
33
Kedatangan Fatihah
34
Kangen
35
Rindu Yang Terobati
36
Papa Ilham Sakit
37
Mengunjungi Mertuanya Husayn
38
Retno Memasak Untuk Sang Mertua
39
Dimasakin Suami
40
Tidur Dirumah Mertua
41
USG
42
Bertemu Mantan Istri
43
Retno Uring Uringan
44
Keikhlasan Viviana
45
Bibir Retno Pecah Gara Gara Fatih
46
Menginap Dirumah Babe
47
Berkunjung Kerumah Besan
48
Bertemu Toto
49
Pertama Kalinya Fatih Kesal
50
Fatih Suami Siaga
51
Memetik Anggur
52
Gatal
53
Melahirkan
54
Berkumpul
55
Viviana menyandang janda kembali
56
Masih Viviana
57
Fatihah ingin memiliki pacar
58
Diam Diam Fatihah Sudah Pacaran
59
Bertemu Calon Menantu
60
Bertemu Calon Besan
61
Cemburu
62
Viviana Berkunjung Ke Rumah Mantan Mertua
63
Viviana Menikah Lagi
64
Uang Pelangkah
65
Fatih Naik Pitam
66
Mama Sifa Ngomel
67
Masih Fatihah
68
Rayuan Fatih
69
Pengeluaran
70
Berdamai
71
Salah Pakai
72
Lipstick Baru
73
Berkumpul
74
Yunan Nikolai
75
Papa Ilham Berpulang
76
Isak Tangis Pemakaman Sang Papa
77
Masih Mengenang
78
Surat Untuk Papa
79
Gara Gara Rambut Basah
80
Fahmi Menggigit Arin
81
Wani Piro
82
Naik Odong Odong
83
Kantong Arin Kering
84
Arin Menstruasi
85
Berkumpul
86
Mama Sifa Menyanyi
87
Balapan
88
Gara Gara Paralayang
89
Sikembar Sudah Sekolah
90
Gagal
91
Dunianya Sayra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!