Retno masih duduk dengan selimut yang masih menutupi dadanya. Retno masih malu-malu karena baju yang ia pakai, tidak berlengan
"Maaf ya" Fatih melepaskan selimut yang sengaja dililit-lilit oleh Retno seperti memakai sorban didada
Fatih berhasil membukanya. Tapi lagi-lagi, Retno mengambil selimut itu untuk menyelimutinya lagi
"Daddy periksa dulu sayang. Sayang bisa berputar kesana?"
Retno memutar badannya pelan, hingga sempurna membelakangi Fatih
"Sayang apa madu sih panggilnya?" Ucapnya sangat dekat dengan telinga
Kratak
Kepala Retno rasanya membesar karena kaget dan geli
"Jangan madu om, malu. Dikira aku ini tumbuhan maduan yang menjadi parasit dipohon mangga depan rumah"
"Maduan?? Benalu mangga kali"
"Iya kali, orang ibu yang ngomong begitu"
Mulut Fatih mengajaknya ngobrol, tapi tangan tetap bekerja "Tanktopnya dilepas dulu ya.. "
Retno sedikit menahan "Ih, malu om"
"Loh, terus yang mau periksa siapa"
"Suruh ib... " Belum selesai ngomong, Fatih sudah memeluknya dari belakang, lalu menaruh wajahnya diceruk leher Retno
Cup
Pipi Retno sudah menjadi santapan untuk pertama kalinya
Kembali Retno meremang
"Tubuh ini sekarang milik daddy. Kalau sayang menolak diperiksa, dosa. Menyuruh ibu untuk periksa juga, dosa" Fatih memutar Retno lagi sampai Retno menghadapnya kembali padanya
Retno sudah merinding lagi dan bertambah tidak karuan
Fatih mendekati wajah Retno, hingga berjarak beberapa centi
Cup
Fatih mulai mencium bibir Retno sekilas, untuk pertama kalinya juga "Manis" Padahal belum merasakan, karena bibir mereka masih sama-sama kering
Fatih bergeser duduknya hingga mereka duduk berjajar. Fatih merangkulnya, lalu mengusap punggung Retno "Yang sakit sebelah mana" Tanyanya sambil menekan-nekan punggung Retno
"Geli om, sakit om"
Fatih segera melepas tanktop tersebut tanpa izin. Kelamaan
Brol
Retno menutupi dadanya dengan selimut yang ia tarik sembarangan
Fatih memeriksa punggung Retno, tapi sesekali ia mencuri cium pelipis Retno, pipi, kepala, pundak. Sampai Retno meremang dan meremang dibuatnya. Kemudian ia mengusap kedua lengan Retno dari belakang "Santai, jangan grogi"
Retno tambah malu. Apa yang ia rasakan, Fatih bisa menebaknya
M p seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan bagi pasangan yang baru menikah. Namun, tidak sedikit juga wanita yang merasa takut menghadapi malam pertama.
Fatih mulai mencium lengan Retno lagi yang terbuka, setelah itu, ia merebahkan badannya dengan tangan sebagai bantalan
"Sudah malam, tidur yuk" Ajaknya agar Retno mau tiduran dan tidak tegang
Retno mulai merebahkan badannya meringkuk kearah Fatih
Sambil mengusap rambut kringkel milik Retno, Fatih tersenyum lalu mendekatkan wajahnya kembali hingga jarak mereka hanya sejengkal
"Cup"
Pyar
Seluruh tubuh Retno mulai menegang lagi dan menegang
Fatih mulai mencium kedua pelupuk mata Retno, lalu turun kebibir
Nafas Fatih sudah menghangat lalu menempel. Selanjutnya, Fatih mulai menghisap bibir kecil Retno yang kaku namun manis
"Buka sayang"
Fatih mulai mengabsen gigi Retno dan sesekali menyesap bibir atas lalu gantian menyesap bibir bawah
Tangan Fatih mulai meraba tengkuk, lalu pindah keperut rata milik Retno, dan meraba keatas. Fatih sudah menemukan buah yang masih terbungkus BH
Tangan Retno sedikit menolak, tapi Fatih lebih ahli dalam bidang pencongkelan kait yang berada dipunggung Retno
Tangan besar sudah menyusup kepinggang, perut, lalu keatas lagi
Fatih melepas tautannya
"Kalau tidur, jangan pakai BH" Bibir berucap, tangan beraksi
Lepaslah pagar gunung kembar itu. Fatih melepasnya
Bibir Fatih melengkung. Buah dada itu tidak rata, tidak juga menonjol. Hanya mentilis
Dengan cepat tangan besar itu sudah meremas benda kenyal dan memilin tutupnya yang berwarna pink
Retno sudah merinding semua. Dada yang selama ini belum ada yang menyentuh, kini tiba -tiba basah
"Om gelliii" Pekiknya menyingkirkan kepala Fatih. Fatih sudah mengulum buah dada mentilis milik Retno
Pluk
Melepas itu, Fatih menyesap yang lain yaitu bibir Retno
Setelah terlihat mengimbangi walaupun masih salah, Fatih tetap sabar menggiring istrinya untuk lebih in tim lagi
Mulut masih menyatu, tapi tangan sudah dipangkal paha dan masuk kedalam CD
"Om"
Fatih kembali menyesap bibir Retno " Bales sayang"
Retno mulai ikut menyesap bibir bawah milik Fatih
Dengan cepat, celana yang Retno kenakan anta brantah entah kemana
Retno kembali menutupi aset berharganya
"Kenapa ditutupi"
"Malu om"
Fatih sudah berdiri dengan lututnya, dengan badan yang sudah polos
Retno yang baru melihat rupa yang menggantung diselang kangan suaminya, iapun mendelik
"Ubi kayu" Ucapnya lirih, tapi Fatih masih mendengar
"Ubi kayu? Mana ubi kayu"
Retno segera menekuk kakinya, untuk melindungi serangan tersebut
Wajahnya sudah ia tutupi dengan tangannya, tapi sedikit mengintip lewat jari yang direnggangkan "Itu apa, om" tunjuknya pada ubi kayu
Hal ini wajar ya pemirsa
Fatih mengikuti telunjuk Retno, yang menunjuk bagian bawahnya
Fatih segera menindihnya "Jangan stres sayang" Ucapnya sambil membuka tangan yang menghalangi wajah manis istrinya
Tangan Retno ia bimbing untuk memegang ubi kayu miliknya
"Om.. " Retno menarik tangannya
"Kenapa"
"Ngeri" Wajah Retno sudah terlihat stres
"Santai sayang. Kamu belum melihat ini sebelumnya?" Tanyanya
Retno geleng-geleng "Lihatnya punya si Yoga"
"Yoga siapa?"
"Itu, anak tetangga yang masih bayi"
"Ahaha.. Sayang jangan samakan milik daddy dengan punya si Yoga"
Tau-tau Fatih sudah membuka paha Retno
Rasanya gemas sekali. Ingin sekali Fatih menggigitnya.
Setahun setengah puasa, rasanya ia ingin melahap sekarang
Tiba-tiba Fatih menciumnya
"Om malu om" Kepala Fatih ia angkat agar tidak menciumnya lagi
"Jangan tegang"
Pelan-pelan Fatih mulai memasukkan singkongnya
Retno sudah menahan nafas karena
"Om.. Jarinya jangan nusuk om"
"Ini bukan jari. Tahan ya"
"Oommm, sakiiit"
"Belum sayang, jangan tegang"
Rasa tegang, itu membuat otot-otot di sekitar pinggul dan **** * jadi ikut menegang. Sehingga, timbul rasa sakit saat penetrasi.
Hubungan in tim pertama kali tidak selalu harus berjalan sempurna dan mulus.
Belum singkongnya ia tanam, Retno sudah kesakitan
Fatih kembali melakukan posisi yang klasik, karena ini pilihan yang terbaik untuk dilakukan saat MP.
Fatih sudah berada di atas tubuh Retno kembali, untuk melakukan penetrasi.
Agar tidak terasa sakit, iapun melakukan foreplay terlebih dahulu, agar Retno mendapatkan cukup rang sangan.
Fatih mulai menggerakkan pinggul, agar retno tidak terlalu tegang, dan posisi ini lebih nyaman.
Kembali Fatih beraksi. Ia mengangkat Retno untuk duduk dipangkuannya
Dengan posisi duduk saling berhadapan, mereka bisa melakukan hub ungan in tim sambil bertatap-tatapan, dan merasakan momen in tim di mana pasangan ini akhirnya bersatu.
Selagi Fatih berjuang untuk melepas has ratnya, mulutpun terus mengajari, agar hub ungan ini nyaman "Kalungkan tanganmu keleher sayang"
Retno menuruti.
Sebenarnya malunya tidak ketulungan. Kemarin-kemarin Fatih tidak begini. Bilang ingin peluk, ingin cium, tapi candanya saja dan tidak pernah melakukannya.
Dan sekarang, Retno sudah melihat dada six-pack suaminya, yang kemarin-kemarin hanya bisa menebak-nebak
Bukan hanya itu saja, kali ini, suaminya memamerkan kepunyaannya, tanpa rasa malu
Berbeda dengan Retno. Ia malunya sulit diungkapkan dengan kata-kata. Sangat malu
Setiap harinya tertutup rapat. bahkan lengan ataupun kaki tak ada yang melihatnya.
Tapi kini, jangankan melindungi semuanya. Secuil saja ia ingin pertahankan, sudah tidak bisa. Semuanya kebuka dengan cepat
"Aakkk..." Retno mendelik "Om bisa tembus nggak"
"Tembus kemana?"
"Perut"
"Memang rasanya seperti itu?" Ucapnya sudah tertutup hasrat kenikmatan
"Iya om, ngeri"
"Nggak sakit kan?"
"Sakit om" Pekiknya "Aku seperti dipaksa makan akk" Pekiknya kembali
"Itu karena kamu masih sempit akkkkk"
Fatih mende sah nikmat, sedangkan Retno, berteriak sakit karena tegang.
Jangan lupa dukung othor lewat klik like, hadiah, vote.. Semangatku ada ditangan kalian semua....
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Dewi Zahra
lanjut kak
2023-06-10
1
17
gak pake sarung ini 🤣
2022-07-30
2
Rosdiana Niken
tissue mana tissue 🤭🤭🤭
2022-06-30
0