18. Q-time

Setelah kegiatan panas dan mengasyikan dua minggu yang lalu sepasang pengantin baru itu lakukan, membuat Pandu, laki-laki yang terkenal dengan dingin dan datar tanpa ekspresinya kini menjadi lebih banyak tersenyum, bahkan tertawa. Lyra yang melihat perubahan sang suami jelas merasa senang, karena sekarang laki-laki itu lebih bisa terbuka. Tapi? Tentu saja ada kata ‘tapi’ dalam setiap perubahan. Pandu selalu membuatnya jengkel juga kesal. Jika dulu ia kesal karena di abaikan, tapi sekarang Lyra kesal karena kejahilan laki-laki tampan yang tak lain adalah suaminya sendiri.

Pandu juga sudah mulai berani menampakkan perhatian, posesif, manja, bahkan mendaratkan ciumannya pada Lyra di depan keluarga bahkan sahabatnya. Ratih selaku ibu yang sedari kecil selalu mengasuh dan tahu bagaimana anak bungsunya tumbuh, cukup takjub melihat perubahan itu. Panji dan Bayu pun sampai menganga menyaksikannya.

“Ra, lo cairin es baloknya gimana sampai lumer begini?” tanya Panji yang masih tak percaya.

“Selama hidup di dunia, gue baru pertama kali lihat kulkas dua pintu ini menghangat.” Lanjutnya saat beberapa waktu lalu Pandu dan Lyra berkunjung ke rumah Bayu.

Dan yang paling membuat Lyra memerah layaknya kepiting rebus adalah ketika mereka berkunjung ke rumah Leon. Dimana saat itu kebetulan keluarga besar dari pihak Mama sedang bertamu. Pandu yang biasanya anteng duduk membiarkan Lyra mengobrol dan bercanda dengan sepupu-sepupunya, kali ini berubah menjadi sangat posesif dan selalu mengintil ke mana pun Lyra beranjak. Saat duduk, lengan Pandu selalu melingkar di perut dan pinggang Lyra, menyandarkan kepala Lyra di dada bidangnya dan sesekali mendaratkan kecupan pada puncak kepala atau bahkan pipi dan bibirnya. Lyra malu, karena keluarganya yang selalu mencie-cie kan, memuji betapa hangat dan romantisnya mereka.

Leon merasa Pandu jadi lebih sering tersenyum dan itu cukup menjadi tanda tanya bagi Leon, Linda dan Levin yang mengetahui bahwa menantunya itu sedari kecil tidak banyak berbicara bahkan berekspresi.

“Pan, Princess hamil, ya?” tanya Leon waktu itu. Pandu menaikan satu alisnya kemudian menggeleng.

“Tapi, kamu, kok, kelihatannya bahagia banget? Yakin Princess gak hamil?” kembali Leon bertanya masih dengan raut penasaran, semua orang yang berada di sana tentu memperhatikan.

“Ya, Pandu gak tau, Pa.” Jawab Pandu tak yakin, lalu menatap sang istri yang juga raut kebingungan sangat ketara di wajahnya.

“Yang, apa benar kamu hamil?” beralih Pandu bertanya pada sang istri yang di jawab gelengan tak yakin oleh Lyra.

“Coba besok kita cek ke Dokter kandungan ya?" ucap Pandu menatap lembut sang istri yang hanya memberikan anggukan kecil.

“Anjir ternyata adek gue udah di bobol! Bener-bener deh Si Pandu, masih sekolah padahal, udah main bobol aja!” seru Levin cukup keras, membuat Lyra dan Pandu malu bukan main, karena semua keluarga sudah terkekeh dan Leon menghampiri Lyra dan mengkhawatirkan sang putri yang pasti kesakitan.

Linda tersenyum maklum. “Gak usah malu, itu wajar, kok, karena kalian juga kan udah nikah, jadi sah-sah aja. Kecuali kalau belum nikah baru kalian malu, tapi Mama cuma pesan untuk kalian main aman dulu ya, satu tahun lagi. Setelah itu Mama gak masalah kalau kalian mau kasih cucu untuk kami.”

🍒🍒🍒

Jam baru menunjukan pukul 09:45 siang, Lyra merasa bosan, karena sedari tadi hanya duduk diam sambil menonton layar 60 inch yang tengah menayangkan sebuah berita. Pandu duduk di sampingnya seperti biasa memeluk tubuh ramping Lyra dengan posesif.

“Bosan Pan,” keluh Lyra pada sang suami.

“Jalan-jalan mau?” dengan berbinar Lyra dengan cepat mengangguk.

“Ya udah, kamu siap-siap, aku panasin mobil dulu. Nanti jangan lupa ambil ponsel sama dompet aku,” ucap Pandu seraya melepaskan tangannya yang melingkar di perut Lyra agar perempuan cantik itu terbebas dan dapat berlalu ke kamar untuk bersiap-siap.

Selesai dengan mematut diri di depan cermin, Lyra lalu meraih sling bag kecilnya, memasukan ponselnya juga ponsel Pandu, tak lupa juga dompet kulit berwarna hitam milik sang suami. Terlebih dulu ia melihat ke dapur membuka kulkas dan meneliti apa saja yang sekiranya sudah habis.

“Bi jaga rumah ya, Lily mau jalan-jalan dulu sama Pandu sekalian belanja bulanan.” Bi Nani yang sedang duduk di kursi sambil memotong-motong wortel mengangguk lalu menyebutkan bahan-bahan dapur apa saja yang sudah tidak memiliki stok.

“Ya udah, kalau gitu Lily berangkat ya, nanti kalau lupa Lily telepon Bibi.”

“Hati-hati Neng, pulangnya jangan lupa belikan Bibi rujak uleg ya.”

“Oke, siap.”

Setelah mengucapkan itu baru lah Lya benar-benar pergi. Bi Nani seorang janda dan tidak memiliki seorang anak, suaminya meninggal beberapa tahun lalu dan tidak berniat menikah lagi. Sedari Lyra masih Bayi dia sudah bekerja dengan kedua orang tuanya, itu makanya Bi Nani tidak merasa sungkan lagi. Bukan karena tidak tahu diri, tapi Leon dan Linda yang menyuruh, karena bagi mereka Bi Nani sudah di anggapnya sebagai keluarga, bukan Asisten Rumah Tangga lagi.

Lyra langsung masuk ke dalam mobil menyusul Pandu yang sudah menunggu di balik kemudi. Setelah sabuk pengaman sudah terpasang, baru lah Pandu melajukan mobil berwarna hitam itu ke luar dari pekarangan rumah dan meninggalkan komplek menuju pusat kota dimana Mall besar di kota ini berada.

Hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam kurang, Pandu sudah memarkirkan mobilnya dan berjalan memasuki mall tersebut. Dengan stelan santai dan sederhana, sweeter polos berwarna hitam dan celana pendek selutut berwarna abu juga sepatu warna hitam kesukaannya menyempurnakan penampilan Pandu. Bersampingan dengan perempuan cantik nan imut yang juga mengenakan celana jeans hitam panjang dan di padukan dengan blus merah muda tanpa lengan, rambut yang di kuncir satu di samping kiri yang di tata sedemikain rupa memberikan kesan manis.

“Mau nonton dulu apa makan dulu?” tanya Pandu di tengah perjalanannya.

“Pesan tiketnya dulu aja, habis itu kita makan sambil nunggu jam tanyangnya.” Pandu mengangguk menyetujui usulan sang istri.

Sekitar sepuluh menit mengantri di bagian tiket untuk menonton tayangan yang akan mereka tonton, Lyra dan Pandu kembali berjalan mencari tempat makan yang masih berada di dalam mall tersebut, sampai akhirnya Lyra memutuskan untuk makan di sebuah café yang letaknya tidak terlalu jauh dari bioskop. Pandu hanya menurut ke mana pun sang istri melangkah.

Duduk di meja yang berada di tengah-tengah ruangan dan memesan saat sang pelayan menghampiri. Dalam duduk pun Pandu rasanya enggan melepaskan genggaman tangannya di tangan Lyra kalau saja tidak karena ia dan sang istri harus makan.

Selama makan Lyra tak hentinya berbicara, menceritakan apa saja yang menurutnya layak untuk di ceritakan dan tertawa saat mendapat hal lucu dari ceritanya. Pandu dengan sabar mendengarkan dan sesekali ikut tertawa. Kebahagiaan sederhana yang mengandung banyak makna. Setiap kali melihat tawa Lyra, hati Pandu merasa hangat, ia menyesal karena sempat menyia-nyiakan perempuan di depannya, dan beruntungnya ia sadar secepat ini.

Benar apa yang Panji pernah katakan saat pernikahan ini belum berlangsung, tidak akan sulit jatuh cinta pada perempuan seperti Lyra. Dan ya, Pandu membenarkan ucapan sang Kakak. Buktinya hanya dalam waktu yang terbilang singkat Pandu berhasil memiliki rasa itu, meskipun ia belum berani untuk menyampaikannya langsung pada Lyra.

Lampu bioskop mulai di matikan dan layar besar di depan sana mulai menyala, tanda bahwa Film akan segera di mulai. Pandu dan Lyra menjatuhkan pilihan pada Film horror yang memang baru rilis.

Berkali-kali Pandu maupun Lyra memaki saat suara yang sengaja di keraskan saat hantu muncul mengagetkannya. Lyra memeluk tubuh besar Pandu, menyembunyikan wajah pada dada bidang laki-laki yang dicintainya. Jelas Pandu membalas pelukan itu mengecup lembut puncak kepala Lyra penuh sayang.

Dua jam lebih duduk di ruangan gelap, akhirnya Pandu dan Lyra dapat bernapas lega saat lampu kembali menyala. Satu per satu orang keluar meninggalkan bioskop, setelah merasa sedikit lenggang barulah Lyra bangkit dari duduknya di susul Pandu yang malah mengecup bibir tipis pink beraroma strawberry dari lip balm yang Lyra gunakan. Inginnya Pandu ******* bibir mungil itu, tapi apa lah daya mereka merada di tempat umum saat ini. Menyesal kenapa tidak sedari tadi saat ruangan masih gelap. Memukul kepalanya, Pandu memakin dirinya sendiri yang berpikir mesum.

“Ke supermarket dulu, ya? belanja bulanan, setelah itu baru pulang.” Kata Lyra saat mereka baru saja keluar dari toko pakaian dan memebeli sepasang baju couple. Pandu mengangguk, menggandeng lengan mungil Lyra, berjalan menuju supermarket. Pandu mendorong troli sedang, dan terpaksa harus melepaskan genggaman tangannya.

“Yang, Mau naik gak?” tawar Pandu menunjuk ke arah troli yang di bawanya.

“Ih, kamu mah, dikira aku anak kecil apa!” cemberut Lyra, mencubit kecil lengan Pandu. Laki-laki tampan dan tinggi itu tertawa, menambah ke kesalan Lyra.

Satu jam, waktu yang di butuhkan sepasang suami istri muda itu untuk berkeliling dan memenuhi troli dengan berbagai macam barang mulai dari sayuran, buah-buahan, daging, cemilan, sirup, susu, sabun, bumbu dapur yang di pesan Bi Nani pun sudah masuk keranjang dan tinggal menghitung di kasir.

Lelah tentu saja mereka rasakan, tapi ini cukup menyenangkan bagi Pandu, bisa menemani sang istri berbelanja untuk kebutuhan rumah mereka. Pengalaman yang tak akan pernah Pandu lupakan dan berjanji untuk selalu menemani istrinya.

Saat jam sudah menunjukan pukul empat sore, sepasang suami istri itu sudah dalam perjalanan menuju pulang. Pandu menyetir menggunakan satu tangan, sedangkan satu tangannya lagi menggenggam telapak tangan Lyra, sesekali menciumnya dan kembali meletakannya di paha Pandu. Lyra tak perotes, karena bagaimana pun ia menyukainya.

“Berhenti sebentar di depan grobak rujak itu, Pan.” Pandu menaikan sebelah alisnya , tapi kemudian menurut.

“Kamu tunggu bentar, aku beli rujak dulu.” Belum sempat Pandu menjawab, Lyra sudah lebih dulu keluar dan menutup pintu mobil.

Pandu hanya menunggu di dalam mobil yang ia parkir di pinggir jalan, menunggu sang istri. Hingga sekitar lima belas menit, barulah Lyra kembali dengan dua kantung kresek hitam kecil di tangannya.

“Kamu ngidam, Yang?” tanya Pandu saat Lyra sudah duduk dan memasangkan sabuk pengamannya.

“Kamu sembarangan aja kalau ngomong. Emang makan rujak buat yang ngidam aja apa!” dengus Lyra.

Pandu terkekeh, “Ya, kali aja gitu kamu beneran ngidam.”

“Emang kamu udah siap jadi orang tua?” tanya Lyra menatap Pandu yang sedang menyetir.

“Ya, kalau emang kamu beneran hamil, aku akan berusaha untuk siap. Bagaimana pun juga kan aku yang bikin kamu hamil. Jadi, masa iya aku nolak.” Lyra menatap tepat pada mata hitam itu, untuk mencari kesungguhan dari apa yang di katakan suaminya.

Pandu tersenyum kemudian mengusap rambut Lyra gemas. “Ingat ya, kalau kamu emang hamil jangan sampai buat kamu murung. Kamu harus bersyukur, karena anak itu adalah titipan dari Tuhan. Jangan minder sama teman-teman kamu yang lain dan jangan merasa masa depan dan masa remaja kamu terenggut. Aku akan selalu berada di samping kamu, menemani kamu mengurus dan membesarkan anak kita. Kamu ingat, waktu itu kamu yang menginginkan menikah muda? Itu berarti kamu sudah memikirkan semua ini bukan?”tanya Pandu dengan lembut. Lyra mengangguk.

“Tapi, masa iya aku hamil, lagian aku kan selalu minum pil untuk mencegah.”

“Kok gak bilang aku?” Pandu menginjak rem mendadak saat mendengar ucapan Lyra.

“Kan barusan aku bilang.” Polos Lyra menjawab.

“Tapi nanti setelah lulus sekolah jangan minum itu lagi ya,” pinta Pandu yang kemudian di anguki Lyra dengan senyum manis yang terukir dari bibir mungilnya.

“Kayaknya kamu udah kebelet pengen jadi Papa. Biayanya besar loh, Pan?”

Pandu mengangguk. “Ya, aku kan kerja sayang, emangnya ini aku biayain kamu dapat uang dari mana?”

“Dari Papa Bayu.”

“Enak aja!” jitakan kecil mendarat di kening Lyra. “Aku beli saham Papa, sama simpan modal di cafe-nya Kak Panji. Jadi, tiap bulannya aku dapat uang sendiri.” Jelas Pandu. Lyra menaikan sebelah alisnya enggan percaya.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Sultan mah bebas

2022-01-04

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

papa Leon ini ya bikin bingung..masa iya khawatir anaknya kesakitan anaknya waktu MP..🤣🤣🤣

2021-11-04

0

Merry Do Rego

Merry Do Rego

aku mw hidup di dunia novel aja trllu indah, sakit hidup di dunia nyata

2021-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pagi Menyebalkan
2 2. Perjodohan
3 3. Malam Pertemuan
4 4. Hari Pertunangan
5 5. Perasaan Pandu
6 6. Hari Pernikahan
7 7. Hari Yang Melelahkan
8 8. Kejujuran Pandu
9 9. Berusaha Tegar
10 10. Menuju Hari-H
11 11. Ulang Tahun Sekolah
12 12. Si Jahil Lyra
13 13. Keluarga 4-L
14 14. Pandu Yang Mendadak Manis
15 15. Terbongkar
16 16. Di Rumah Pengantin
17 17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18 18. Q-time
19 19. MOPD
20 20. Kecewa
21 21. Kalap
22 22. Baikan
23 23. Pandu Merajuk
24 24. Kondisi Amel
25 25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26 26. Di Abaikan
27 27. Belum Membaik
28 28. Penyelesaian
29 29. Ungkapan Cinta Angga
30 30. Perpisahan
31 31. Kabar Bahagia
32 32. Ngidam
33 33. Kejahilan Ibu Hamil
34 34. Brownis Keju
35 35. Kedatangan Leo
36 36. Pandu Cemburu
37 37. Kelegaan Leo
38 38. Undangan dari Leo
39 39. Bersama Rangga
40 40. Cekcok
41 41. Di Rumah Leo
42 42. Ketakutan Luna
43 43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44 44. Pernikahan Leo #1
45 45. Pernikahan Leo #2
46 46. Suami Pengertian
47 47. Cerita Luna
48 48. Tetangga Baru
49 49. Belanja
50 50. Lahiran
51 51. Welcome To The World
52 52. Menyambut Kepulangan
53 53. Perasaan Levin
54 54. Kembali Mendapat Penolakan
55 55. Perasaan Devi
56 56. Galau
57 57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58 58. Pemaksaan
59 59. Devi Yang Merajuk
60 60. Cemburu Itu Menyiksaku
61 61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62 62. Kantin
63 63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64 64. Tamu Tak Di Undang
65 65. Poor Bimo
66 66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67 67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68 68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69 69. Kesedihan Devi
70 70. Murkanya Devi
71 71. Supermarket
72 72. Melengkapi Restu
73 73. Malam Tanpa Rapa
74 74. Drama Pagi hari
75 75. Pelajaran
76 76. Lamaran Levin-Devi
77 77. Lamaran Levin-Devi #2
78 78. Pillow Talk
79 79. 3 Couple
80 80. Prewedd + Liburan
81 81. Tumbang Pra-Nikah
82 82. Salah Paham
83 83. Kesepakatan Makan
84 84. Akad Nikah Levin-Devi
85 85. Resepsi Levin-Devi
86 86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87 87. Malam Pertama Levin-Devi
88 88. Go To Bali
89 89. Pertengkaran
90 90. Kepulangan Mendadak
91 91. Bulan Madu yang Kacau
92 92. Moment Manis yang Terganggu
93 93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94 94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95 95. Keanehan Pandu
96 96. Sweet Moment At Night
97 97. Moment Morning
98 98. Keluhan Devi
99 99. Kejutan #1
100 100. Kejutan #2
101 101. Kejutan #3
102 102. Kebahagiaan #1
103 103. Kebahagian #2 (END)
104 Ucapan Terima Kasih
105 Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106 Bunus Chapter 1
107 Bonus Chapter 2
108 Bonus Chapter 3
109 Bonus Chapter 4
110 Bonus Chapter 5
111 Bonus Chapter 6
112 Bonus Chapter 7
113 Bonus Chapter 8
114 Bonus Chapter 9
115 Bonus Chapter 10
116 Bonus Chapter 11
117 Bonus Chapter 12
118 Bonus Chapter 13
119 Bonus Chapter 14
120 Bonus Chapter 15
121 Bonus Chapter 16
122 Bonus Chapter 17
123 Bonus Chapter 18
124 Bonus Chapter 19
125 Bonus Chapter 20
126 Bonus Chapter 21
127 Bonus Chapter 22
128 Bonus Chapter 23
129 Bonus Chapter 24
130 Bonus Chapter 25
131 Bonus Chapter 26
132 Bonus Chapter 27
133 Bukan Update!
134 INFO !!!
Episodes

Updated 134 Episodes

1
1. Pagi Menyebalkan
2
2. Perjodohan
3
3. Malam Pertemuan
4
4. Hari Pertunangan
5
5. Perasaan Pandu
6
6. Hari Pernikahan
7
7. Hari Yang Melelahkan
8
8. Kejujuran Pandu
9
9. Berusaha Tegar
10
10. Menuju Hari-H
11
11. Ulang Tahun Sekolah
12
12. Si Jahil Lyra
13
13. Keluarga 4-L
14
14. Pandu Yang Mendadak Manis
15
15. Terbongkar
16
16. Di Rumah Pengantin
17
17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18
18. Q-time
19
19. MOPD
20
20. Kecewa
21
21. Kalap
22
22. Baikan
23
23. Pandu Merajuk
24
24. Kondisi Amel
25
25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26
26. Di Abaikan
27
27. Belum Membaik
28
28. Penyelesaian
29
29. Ungkapan Cinta Angga
30
30. Perpisahan
31
31. Kabar Bahagia
32
32. Ngidam
33
33. Kejahilan Ibu Hamil
34
34. Brownis Keju
35
35. Kedatangan Leo
36
36. Pandu Cemburu
37
37. Kelegaan Leo
38
38. Undangan dari Leo
39
39. Bersama Rangga
40
40. Cekcok
41
41. Di Rumah Leo
42
42. Ketakutan Luna
43
43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44
44. Pernikahan Leo #1
45
45. Pernikahan Leo #2
46
46. Suami Pengertian
47
47. Cerita Luna
48
48. Tetangga Baru
49
49. Belanja
50
50. Lahiran
51
51. Welcome To The World
52
52. Menyambut Kepulangan
53
53. Perasaan Levin
54
54. Kembali Mendapat Penolakan
55
55. Perasaan Devi
56
56. Galau
57
57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58
58. Pemaksaan
59
59. Devi Yang Merajuk
60
60. Cemburu Itu Menyiksaku
61
61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62
62. Kantin
63
63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64
64. Tamu Tak Di Undang
65
65. Poor Bimo
66
66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67
67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68
68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69
69. Kesedihan Devi
70
70. Murkanya Devi
71
71. Supermarket
72
72. Melengkapi Restu
73
73. Malam Tanpa Rapa
74
74. Drama Pagi hari
75
75. Pelajaran
76
76. Lamaran Levin-Devi
77
77. Lamaran Levin-Devi #2
78
78. Pillow Talk
79
79. 3 Couple
80
80. Prewedd + Liburan
81
81. Tumbang Pra-Nikah
82
82. Salah Paham
83
83. Kesepakatan Makan
84
84. Akad Nikah Levin-Devi
85
85. Resepsi Levin-Devi
86
86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87
87. Malam Pertama Levin-Devi
88
88. Go To Bali
89
89. Pertengkaran
90
90. Kepulangan Mendadak
91
91. Bulan Madu yang Kacau
92
92. Moment Manis yang Terganggu
93
93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94
94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95
95. Keanehan Pandu
96
96. Sweet Moment At Night
97
97. Moment Morning
98
98. Keluhan Devi
99
99. Kejutan #1
100
100. Kejutan #2
101
101. Kejutan #3
102
102. Kebahagiaan #1
103
103. Kebahagian #2 (END)
104
Ucapan Terima Kasih
105
Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106
Bunus Chapter 1
107
Bonus Chapter 2
108
Bonus Chapter 3
109
Bonus Chapter 4
110
Bonus Chapter 5
111
Bonus Chapter 6
112
Bonus Chapter 7
113
Bonus Chapter 8
114
Bonus Chapter 9
115
Bonus Chapter 10
116
Bonus Chapter 11
117
Bonus Chapter 12
118
Bonus Chapter 13
119
Bonus Chapter 14
120
Bonus Chapter 15
121
Bonus Chapter 16
122
Bonus Chapter 17
123
Bonus Chapter 18
124
Bonus Chapter 19
125
Bonus Chapter 20
126
Bonus Chapter 21
127
Bonus Chapter 22
128
Bonus Chapter 23
129
Bonus Chapter 24
130
Bonus Chapter 25
131
Bonus Chapter 26
132
Bonus Chapter 27
133
Bukan Update!
134
INFO !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!