5. Perasaan Pandu

Di hari minggu ini Pandu dan juga Lyra sudah berada di studio photo untuk melakukan pemotretan, prewedd. Lyra sudah cantik dengan riasan make up simple dan natural juga gaun pengantin warna putih yang mengembang dan panjang di bagian belakang. Pandu memakai jas hitam dengan Kemeja putih sebagai dalamannya. Dasi kupu-kupu berwarna merah mempercantik penampilan.

Lyra terpesona begitupun dengan Ratih yang menemani keduanya. Sesi pertama dimulai dengan pose yang saling berhadapan, senyum Lyra begitu natural, sedangkan Pandu masih saja menampilkan wajah datarnya. Berkali-kali sang photographer meminta Pandu untuk tersenyum, namun selalu gagal begitupun postur tubuh Pandu yang selalu terlalu kaku.

“Pandu yang benar dong, ah, kamu gimana sih!” omel Ratih yang kesal karena anak bungsunya yang selalu tak bisa diarahkan.

Lyra menghela napas lelah, saat pemotretan sesi kedua dengan gaun pengantin biru muda selesai, sang photographer menyuruh mereka untuk istirahat terlebih dulu sebelum nanti lanjut ke sesi terakhir dengan menggunakan kebaya modern berwarna merah menyala.

“Kamu capek ya, sayang?” tanya ratih lembut seraya mengusap lembut rambut panjang Lyra. Gadis cantik itu mengangguk dan menyandarkan kepalanya di bahu kiri Ratih. Pandu duduk di sisi sang mama sambil mengarahkan kipas angin kecil ke wajahnya tanpa mengatakan apa-apa.

“Mama Ratih dulu waktu hamil Pandu ngidamnya es batu sama triplek, ya?” Ratih tertawa, sementara Pandu melirik Lyra tak suka.

“Mama juga bingung, sayang. Perasaan dulu Mama gak ngidam yang aneh-aneh, tapi kok anaknya jadi model Pandu gini,” ucapnya sambil terkekeh yang diikuti Lyra.

“Tapi Kak Panji baik, ramah lagi. Sebenarnya kalau kak Panji belum punya tunangan Lyra pilih dia aja yang jadi suami Lyra nanti.” Kembali Ratih terkekeh, lalu membiarkan keduanya melanjutkan pemotretan.

Lyra dan Pandu berdiri di tengah ruangan yang berlatar belakang sebuah pohon pinus dengan pose keduanya yang saling berhadapan dan kening yang saling bersentuhan. Kini, Pandu sudah lumayan bisa diarahkan, dan wajahnya sudah tidak terlalu kaku lagi. Ada senyum meskipun tipis. Tapi itu sudah lumayan dan membuat hasilnya menjadi bagus.

Lyra dan Pandu menghela napas lega, karena akhirnya pemotretan selesai. Tinggal menunggu hasilnya yang akan keluar dua hari kemudian. Ratih membawa anak dan calon mantunya pulang untuk istirahat, karena hari pun memang sudah menjelang malam.

“Makasih Mama Ratih cantik udah nganterin Lyra sampai rumah. Mama sama Pandu hati-hati di jalannya ya.” Lyra mengecup pipi Ratih singkat lalu melambaikan tangannya saat mobil yang kali ini di kendarai Pandu melaju meninggalkan gerbang rumah keluarga Lyra.

🍒🍒🍒

Upacara hari senin sedang berlangsung, semua OSIS berdiri di belakang secara terpisah untuk mengamati satu per satu siswa yang tidak mematuhi peraturan, juga yang mengobrol selama upacara berlangsung dan membawanya untuk berpisah barisan.

Lyra kebagian mengawasi kelas XI IPS C -- kelasnya Dimas dan juga Leo. Barisan ini adalah yang paling ramai, karena Leo selalu saja menjahili dan menggoda murid lain. Lyra masuk ke dalam barisan itu dan berdiri tepat di samping Leo yang tengah menggoda perempuan barisan sebelah.

“Lele sayang, bisa fokus dulu ke upacara? Godain Nadinnya nanti, ya kalau sudah selesai." Lembut tapi sarat akan penekanan membuat Leo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Eh ada yayang Lily. Maaf ya, sayang, Leo cuma bercanda kok. Jangan cemburu.” Jawaban ngaco Leo membuat Lyra memutarkan bola matanya jengah.

“Mau di jemur atau berhenti becanda?”

“Jangan dong Ly, nanti gue kepanasan terus kulit gue makin hitam. Gak ganteng lagi.”

“Leo Aryatama!!”

“Oke, gue diem!” putusnya pasrah saat mendengar Lyra yang sudah menyebut nama lengkapnya dengan nada rendah, di tambah sorot matanya yang seolah akan membunuh.

Inilah kenapa Lyra terpilih menjadi OSIS. Jika di sekolah-sekolah lain OSIS di pilih karena kepintaran dan keaktifannya dalam berorganisasi. Di SMA Kebaperan ini berbeda, OSIS dipilih langsung oleh guru. Yang pertama adalah siswa yang kreatif dan imajinatif, kedua tegas, bertanggung jawab, dan yang pasti memiliki jiwa pemimpin. Mereka yang menjadi OSIS apa lagi ketua OSIS bukan yang pintar dalam semua pelajaran tapi dia yang cerdas dan bisa mengarahkan anggotanya.

Bukan menindak, tapi mengarahkan.

Itu sebabnya Pandu terpilih menjadi ketua OSIS meskipun dirinya berada di kelas IPS, juga Lyra yang menjadi wakilnya. Bukan karena Lyra cantik, tapi karena gadis itu memiliki jiwa pemimpin, meskipun terlihat pecicilan, dia bisa tegas di saat-saat tertentu dan membuat si bandel menjadi tunduk.

“Lapor, upacara hari ini sudah selesai di laksanakan!”

“Bubarkan!”

“Balik kanan bubarrrr … jalan!”

Semua orang menghela napas lega termasuk Lyra. Satu per satu murid meninggalkan lapangan menuju kelas masing-masih, ada juga yang mampir ke kantin juga ke toilet. Memang, sehabis upacara ini sekolah memberikan istirahat selama sepuluh menit, setelah itu baru kembali masuk dan mulai pada pembelajaran selanjutnya.

Lyra memilih ke ruang OSIS bersama beberapa teman OSIS lainnya termasuk Luna. Devi memilih ke kelas begitupun dengan Amel.

Obrolan menemani langkah Lyra dan juga Luna yang berjalan berdampingan. Sesampainya di ruang OSIS, ternyata sudah ada beberapa orang yang sudah duduk selonjoran di lantai, kebanyakan laki-laki termasuk Pandu.

Tidak ada yang mereka lakukan selain mengobrol dan memainkan ponsel masing-masing. Lyra seperti biasa menggoda beberapa teman OSIS laki-laki yang memang dekat dengannya. Kadang juga mengganggu Rara dan Alven yang berpacaran atau membuat Pandu kesal. Ruang OSIS yang luasnya 4x5 meter itu riuh dengan tawa mereka.

Saat mendekati bel berbunyi satu per satu pamit kembali ke kelas masing-masing, sedangkan Lyra memilih untuk duduk di kursi ketua OSIS dan menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan.

“Lo kenapa malah disitu, bukannya ke kelas?” Lyra mendongakkan kepalanya menatap Pandu yang baru saja bersuara.

“Gue gak ikut pelajaran deh, pusing. Mampir kelas gue, Pan, tolong izinin.” Ujarnya menyengir lebar lalu kembali menelungkupkan wajahnya di atas meja. Pandu mendengus kecil, namun kemudian mengangguk pelan sebelum keluar dari ruang tersebut meninggalkan Lyra seorang diri.

🍒🍒🍒

Devi, Luna dan Amel mendatangi ruang OSIS menemui Lyra yang tidak juga kembali ke kelas. Terlihat disana gadis mungil bermata bulat dan bulu mata lentik itu sepertinya baru saja bangun dari tidurnya.

“Lo kebo banget sih, Ra tidur sampai jam istirahat gini!” omel Devi berjalan menghampiri Lyra yang masih berusaha mengembalikan kesadarannya.

“Abis gue ngantuk banget. Kurang tidur gara-gara bantu Mama nyiapin persiapan untuk nikahan nanti.”

“Lo kok belum cerita sih siapa calon suami lo?” tanya Amel.

“Nanti juga kalian pada tahu kok.” Jawab Lyra singkat.

“Gitu lo mah, ih, main rahasia-rahasiaan,” ucap Luna cemberut.

“Bukan gitu, tapi ini udah jadi kesepakatan gue sama dia buat gak ngasih tahu dulu.” Ketiganya mengangguk paham. Mengerti dengan privasi yang sahabatnya inginkan.

“Lo kapan nikahnya?”

“Minggu depan.” Singkat Lyra menjawab pertanyaan yang di lontarkan Devi, yang nyatanya itu adalah kebohongan.

Bukan apa-apa Lyra memilih berbohong, ia hanya takut sahabat-sahabatnya itu tiba-tiba datang menghadiri pernikahan dirinya dan tahu bahwa Pandu-lah yang menjadi suaminya. Sebenarnya Lyra tidak keberatan, tapi Pandu yang menginginkan ini. Dan Lyra hanya menuruti keinginan laki-laki tampan itu, meskipun ia tidak tahu apa alasannya.

Tidak lama Leo dan Dimas datang, ikut duduk bergabung dengan keempat perempuan idola sekolah. Dengan wajah cerianya, Leo menghampiri Lyra dan duduk di sebelahnya, menyodorkan bungkusan yang dari baunya saja sudah dapat Lyra tebak bahwa itu adalah sosis bakar.

Dengan senang hati ia menerima dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. Makan bersama-sama dengan di warnai canda dan tawa.

“Kenapa pada ngumpul disini? Kalian semua tahu ini bukan kantin!” tegur seseorang bersamaan dengan terbukanya pintu ruang OSIS.

Semua mata langsung menatap asal suara, di ambang pintu Pandu berdiri dengan wajah dingin dan tangan yang di lipat di dada, tatapannya tajam dan menusuk membuat siapa saja akan ketakutan, termasuk mereka yang berada di ruangan tersebut.

Lyra bangkit dari duduknya dan jalan mendekat ke arah Pandu. “Lo tenang aja, nanti gue beresin, kok. Mending sini lo ikut duduk, makan apa yang mereka semua bawa.” Lyra bicara dengan tenang dan menarik tangan Pandu untuk mendekat.

“Lo jangan galak-galak, Pan sama teman sendiri,” ucap Amel datar. Pandu menatap perempuan cantik itu sekilas kemudian mengangguk kecil.

Tanpa semua orang sadari Pandu selalu mencuri-curi pandang ke arah perempuan cantik yang duduk di depannya. Tawa manis gadis mungil itu selalu saja menambah getaran di dadanya. Pandu tidak pernah berani menatap tepat mata sipit itu. Etah kenapa, karena yang pasti ia seakan merasa lemah jika bertatapan dengan gadis cantik yang entah sejak kapan ia sukai.

Diam-diam ia selalu menatap wajah cantik itu, mengenang senyum manisnya dan menyimpannya dalam hati. Pandu ingin mendekatinya, tapi ia tidak tahu bagaimana caranya. Ia ingin jujur mengenai perasaannya kepada perempuan itu, namun tak ada cukup keberanian, ia terlalu takut untuk menerima kenyataan yang akan diterimanya nanti. Ia takut perempuan yang dicintainya akan menolak, atau lebih parahnya mungkin membencinya. Di hadapannya Pandu merasa menjadi pecundang.

Pernikahan akan di laksanakan dua hari lagi, dan itu menjadi beban berat untuk Pandu. Sebenarnya ia tidak menginginkan pernikahan ini, apa lagi dengan perempuan yang sama sekali tidak ia cintai. Tapi, Pandu tidak bisa menolak keinginan orang tuanya. Ia terlalu menyayangi Ratih dan Bayu, hingga untuk mengatakan tidak pun terasa berat. Padalah ia tahu orang tuanya tidak akan memaksa jika memang dirinya tidak mau.

Tatapan Pandu beralih pada Lyra yang tengah tertawa karena candaan dari Leo, laki-laki yang duduk tepat di sebelahnya. Beralih menatap lengan kiri gadis mungil bermata bulat itu menatap tepat pada jari manisnya yang terpasang cincin berlian, yang beberapa hari lalu ia sematkan. Cincin yang sama dengan yang dirinya miliki meskipun ia tidak memakainya seperti Lyra.

“Apa gue harus jujur sama lo, Ra?”

Terpopuler

Comments

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Pandu suka dan cinta sama Amel...

2022-06-09

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

pasti Amel yg di cintai pandu

2022-01-04

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

ooo ternyata si mulut cabe Amel yg d sukai Pandu..

2021-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pagi Menyebalkan
2 2. Perjodohan
3 3. Malam Pertemuan
4 4. Hari Pertunangan
5 5. Perasaan Pandu
6 6. Hari Pernikahan
7 7. Hari Yang Melelahkan
8 8. Kejujuran Pandu
9 9. Berusaha Tegar
10 10. Menuju Hari-H
11 11. Ulang Tahun Sekolah
12 12. Si Jahil Lyra
13 13. Keluarga 4-L
14 14. Pandu Yang Mendadak Manis
15 15. Terbongkar
16 16. Di Rumah Pengantin
17 17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18 18. Q-time
19 19. MOPD
20 20. Kecewa
21 21. Kalap
22 22. Baikan
23 23. Pandu Merajuk
24 24. Kondisi Amel
25 25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26 26. Di Abaikan
27 27. Belum Membaik
28 28. Penyelesaian
29 29. Ungkapan Cinta Angga
30 30. Perpisahan
31 31. Kabar Bahagia
32 32. Ngidam
33 33. Kejahilan Ibu Hamil
34 34. Brownis Keju
35 35. Kedatangan Leo
36 36. Pandu Cemburu
37 37. Kelegaan Leo
38 38. Undangan dari Leo
39 39. Bersama Rangga
40 40. Cekcok
41 41. Di Rumah Leo
42 42. Ketakutan Luna
43 43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44 44. Pernikahan Leo #1
45 45. Pernikahan Leo #2
46 46. Suami Pengertian
47 47. Cerita Luna
48 48. Tetangga Baru
49 49. Belanja
50 50. Lahiran
51 51. Welcome To The World
52 52. Menyambut Kepulangan
53 53. Perasaan Levin
54 54. Kembali Mendapat Penolakan
55 55. Perasaan Devi
56 56. Galau
57 57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58 58. Pemaksaan
59 59. Devi Yang Merajuk
60 60. Cemburu Itu Menyiksaku
61 61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62 62. Kantin
63 63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64 64. Tamu Tak Di Undang
65 65. Poor Bimo
66 66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67 67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68 68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69 69. Kesedihan Devi
70 70. Murkanya Devi
71 71. Supermarket
72 72. Melengkapi Restu
73 73. Malam Tanpa Rapa
74 74. Drama Pagi hari
75 75. Pelajaran
76 76. Lamaran Levin-Devi
77 77. Lamaran Levin-Devi #2
78 78. Pillow Talk
79 79. 3 Couple
80 80. Prewedd + Liburan
81 81. Tumbang Pra-Nikah
82 82. Salah Paham
83 83. Kesepakatan Makan
84 84. Akad Nikah Levin-Devi
85 85. Resepsi Levin-Devi
86 86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87 87. Malam Pertama Levin-Devi
88 88. Go To Bali
89 89. Pertengkaran
90 90. Kepulangan Mendadak
91 91. Bulan Madu yang Kacau
92 92. Moment Manis yang Terganggu
93 93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94 94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95 95. Keanehan Pandu
96 96. Sweet Moment At Night
97 97. Moment Morning
98 98. Keluhan Devi
99 99. Kejutan #1
100 100. Kejutan #2
101 101. Kejutan #3
102 102. Kebahagiaan #1
103 103. Kebahagian #2 (END)
104 Ucapan Terima Kasih
105 Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106 Bunus Chapter 1
107 Bonus Chapter 2
108 Bonus Chapter 3
109 Bonus Chapter 4
110 Bonus Chapter 5
111 Bonus Chapter 6
112 Bonus Chapter 7
113 Bonus Chapter 8
114 Bonus Chapter 9
115 Bonus Chapter 10
116 Bonus Chapter 11
117 Bonus Chapter 12
118 Bonus Chapter 13
119 Bonus Chapter 14
120 Bonus Chapter 15
121 Bonus Chapter 16
122 Bonus Chapter 17
123 Bonus Chapter 18
124 Bonus Chapter 19
125 Bonus Chapter 20
126 Bonus Chapter 21
127 Bonus Chapter 22
128 Bonus Chapter 23
129 Bonus Chapter 24
130 Bonus Chapter 25
131 Bonus Chapter 26
132 Bonus Chapter 27
133 Bukan Update!
134 INFO !!!
Episodes

Updated 134 Episodes

1
1. Pagi Menyebalkan
2
2. Perjodohan
3
3. Malam Pertemuan
4
4. Hari Pertunangan
5
5. Perasaan Pandu
6
6. Hari Pernikahan
7
7. Hari Yang Melelahkan
8
8. Kejujuran Pandu
9
9. Berusaha Tegar
10
10. Menuju Hari-H
11
11. Ulang Tahun Sekolah
12
12. Si Jahil Lyra
13
13. Keluarga 4-L
14
14. Pandu Yang Mendadak Manis
15
15. Terbongkar
16
16. Di Rumah Pengantin
17
17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18
18. Q-time
19
19. MOPD
20
20. Kecewa
21
21. Kalap
22
22. Baikan
23
23. Pandu Merajuk
24
24. Kondisi Amel
25
25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26
26. Di Abaikan
27
27. Belum Membaik
28
28. Penyelesaian
29
29. Ungkapan Cinta Angga
30
30. Perpisahan
31
31. Kabar Bahagia
32
32. Ngidam
33
33. Kejahilan Ibu Hamil
34
34. Brownis Keju
35
35. Kedatangan Leo
36
36. Pandu Cemburu
37
37. Kelegaan Leo
38
38. Undangan dari Leo
39
39. Bersama Rangga
40
40. Cekcok
41
41. Di Rumah Leo
42
42. Ketakutan Luna
43
43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44
44. Pernikahan Leo #1
45
45. Pernikahan Leo #2
46
46. Suami Pengertian
47
47. Cerita Luna
48
48. Tetangga Baru
49
49. Belanja
50
50. Lahiran
51
51. Welcome To The World
52
52. Menyambut Kepulangan
53
53. Perasaan Levin
54
54. Kembali Mendapat Penolakan
55
55. Perasaan Devi
56
56. Galau
57
57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58
58. Pemaksaan
59
59. Devi Yang Merajuk
60
60. Cemburu Itu Menyiksaku
61
61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62
62. Kantin
63
63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64
64. Tamu Tak Di Undang
65
65. Poor Bimo
66
66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67
67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68
68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69
69. Kesedihan Devi
70
70. Murkanya Devi
71
71. Supermarket
72
72. Melengkapi Restu
73
73. Malam Tanpa Rapa
74
74. Drama Pagi hari
75
75. Pelajaran
76
76. Lamaran Levin-Devi
77
77. Lamaran Levin-Devi #2
78
78. Pillow Talk
79
79. 3 Couple
80
80. Prewedd + Liburan
81
81. Tumbang Pra-Nikah
82
82. Salah Paham
83
83. Kesepakatan Makan
84
84. Akad Nikah Levin-Devi
85
85. Resepsi Levin-Devi
86
86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87
87. Malam Pertama Levin-Devi
88
88. Go To Bali
89
89. Pertengkaran
90
90. Kepulangan Mendadak
91
91. Bulan Madu yang Kacau
92
92. Moment Manis yang Terganggu
93
93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94
94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95
95. Keanehan Pandu
96
96. Sweet Moment At Night
97
97. Moment Morning
98
98. Keluhan Devi
99
99. Kejutan #1
100
100. Kejutan #2
101
101. Kejutan #3
102
102. Kebahagiaan #1
103
103. Kebahagian #2 (END)
104
Ucapan Terima Kasih
105
Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106
Bunus Chapter 1
107
Bonus Chapter 2
108
Bonus Chapter 3
109
Bonus Chapter 4
110
Bonus Chapter 5
111
Bonus Chapter 6
112
Bonus Chapter 7
113
Bonus Chapter 8
114
Bonus Chapter 9
115
Bonus Chapter 10
116
Bonus Chapter 11
117
Bonus Chapter 12
118
Bonus Chapter 13
119
Bonus Chapter 14
120
Bonus Chapter 15
121
Bonus Chapter 16
122
Bonus Chapter 17
123
Bonus Chapter 18
124
Bonus Chapter 19
125
Bonus Chapter 20
126
Bonus Chapter 21
127
Bonus Chapter 22
128
Bonus Chapter 23
129
Bonus Chapter 24
130
Bonus Chapter 25
131
Bonus Chapter 26
132
Bonus Chapter 27
133
Bukan Update!
134
INFO !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!