7. Hari Yang Melelahkan

Selesai merazia, semua anak OSIS kembali keruangan begitu pun bu Rini. Lyra berkali-kali menghela napas lelah dan memijat-mijat kakinya yang pegal. Tidak jauh berbeda dengan Luna, dan yang lainnya, sementara Pandu dan Rara tengah merekap catatan hasil tangkapan murid yang tidak lengkap atributnya dan menghitung berapa kali si siswa melakukan hal yang sama selama sebulan ini sebelum nanti di serahkan pada guru kesiswaan untuk di beri peringatan atau bahkan hukuman.

“Ra, kenapa sih setiap lo yang razia selalu banyak drama dulu? Heran gue, harusnya lo langsung tarik aja, di galakin kek tuh muka jangan malah dimanis-manisin!” seru Boby menggerutu.

“Cape Kak kalau marah-marah, yang ada nanti pita suara gue putus lagi.” Jawab Lyra santai.

“Gak apa-apa lagi Kak Bob, lagian dengan cara gitu juga berhasilkan merazia mereka. Setiap orang itu punya caranya masing-masing.” Bela Rindu, dan diangguki yang lainnya.

“Iya sih, tapi gue geli denger dramanya,” ucap Boby bergidik.

“Bilang aja lo cemburu, Kak!”

Semua yang ada di sana tertawa mendengar ucapan Lyra yang dibarengi kedipan mata, membuat Boby menjadi salah tingkah. Pandu si muka datar hanya menggelengkan kepala lalu kembali fokus pada buku besar di depannya.

“Kalau udah pada selesai kerjaannya kalian balik ke kelas masing-masing sana. Pelajaran udah di mulai.”

Suara Pandu terdengar di tengah-tengah tawa yang lain. Beberapa siswa berdiri dan pamit untuk kembali ke kelas, termasuk Luna. Tersisa Pandu, Lyra, dan Boby yang masih membereskan sepatu, topi, ikat pinggang, dan beberapa barang lainnya hasil razia yang akan di kembalikan nanti jika ada yang meminta dengan syarat dan ketentuan yang berlaku atas izin dari guru.

“Udah selesai 'kan, Ra, Pan? Gue duluan ya, jam selanjutnya ada ulangan.” Pamit Boby yang diacungi jempol oleh keduanya.

Tinggal sisa Lyra dan Pandu di dalam ruang OSIS yang sepi ini, tidak ada percakapan apa pun di antara mereka, membuat Lyra bosan dan akhirnya memilih mendekati Pandu yang duduk di kursi, masih fokus pada laptop dan buku di depannya. Lyra duduk di kursi yang bersebelahan dengan laki-laki dingin itu, melihat apa yang dikerjakan oleh Pandu.

“Lo lagi ngapain sih, Pan? Serius banget.”

“Gue lagi nyari konsep buat acara ulang tahun sekolah nanti. Tinggal tiga minggu lagi loh, Ra.”

“Nanti jam istirahat adain rapat aja, kasih tahu lewat grup.”

Pandu mengangguk dan segera mengeluarkan ponselnya, mengetik dengan cepat untuk memberi tahu soal rapat. Setelah itu Pandu kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana seragam.

“Nanti gue yang pimpin rapat. Lo jangan ikut campur, jangan komentar sebelum gue selesai bicara!” Pandu sudah akan melayangkan protes, namun tatapan mengancam dari mata bulat itu mengurungkan niatnya dan terpaksa mengangguk untuk menyetujui.

🍒🍒🍒

Lima belas menit lagi menuju istirahat, Lyra dengan cepat keluar dari ruang OSIS tanpa pamit terlebih dulu pada sang ketua. Berjalan menuju kantin yang masih terlihat sepi dan langsung memesan sosis bakar kesukaannya, tidak lupa membeli air mineral juga beberapa cemilan lain.

Lima menit berselang pesanan sosisnya sudah selesai, saat satu gigitan ia kunyah dalam mulut, tiba-tiba banyangan beberapa hari lalu melintas dimana gara-gara sosis ini, ia bisa merasakan bibir pandu yang hangat dan kenyal. Juga tidak menyangka bahwa laki-laki yang kini menjadi suaminya itu berani melakukannya. Lyra terkikik geli kemudian melangkah untuk kembali ke ruang OSIS sambil membawa beberapa kantong kresek ditangannya.

Bel istirahat padahal sudah berbunyi beberapa menit lalu, tapi belum juga ada satu pun anggota OSIS yang datang. Lyra mengedikkan bahunya acuh, kemudian berjalan menghampiri Pandu dan meletakan keresek-keresek yang di bawanya di hadapan laki-laki itu.

“Apaan nih?” tanya Pandu mengernyitkan dahi.

“Itu namanya makanan sayang.” Jawab Lyra santai sambil menikmati sosis bakarnya.

“Banyak banget?”

“Udah deh Pandu, suami gue yang ganteng! Lo gak usah banyak protes mending makan aja. Apa mau makan bibir gue lagi kayak waktu itu?” goda Lyra. Dengan cepat Pandu menggeleng dan meraih satu bungkus roti keju yang segera di lahapnya. Lyra hanya terkekeh geli melihat salah tingkah suaminya.

Sepuluh menit kemudian satu per satu anggota OSIS berdatangan, tidak sedikit yang membawa beberapa cemilan dan juga minuman. Lyra mau pun Pandu tidak pernah melarang asal tidak mengotori ruangan dan tetap tertib saat mengikuti rapat, karena mereka tahu bahwa manusia memang membutuhkan makanan.

Melihat semuanya sudah duduk menempati bangku masing-masing. Lyra mulai mengabsen, takut-takut ada yang tidak hadir. Masih dengan mengunyah sosis bakar yang baunya menyebar memenuhi ruangan. Merasa sudah lengkap, ini lah saatnya Lyra yang pecicilan menjadi serius dan berwibawa. Lyra meletakan sosis yang tersisa separuh itu ke plastik mika bening yang dimana masih ada beberapa potong sosis yang utuh. Memfokuskan diri untuk lebih dulu menyampaikan maksud dan tujuan rapat kali ini.

“Oke semua, rapat hari ini akan gue mulai. Tolong perhatiannya. Maaf sebelumnya gue udah ganggu waktu istirahat kalian.”

“Gue, Lyra Amalia Yeima selaku wakil ketua OSIS ingin menyampaikan maksud dan tujuan di adakannya rapat hari ini. Berhubung acara ulang tahun sekolah tingal tiga minggu lagi, maka sudah seharusnya kita memulai untuk mempersiapkan. Seperti yang sudah beberapa hari ini kita juga diskusikan. Dan hasil rapat beberapa hari lalu pun sudah di diskusikan dengan guru-guru ...”

“... pertama yang harus kita lakukan adalah memberi tahu semua warga sekolah SMA Negeri 2 Kebaperan. Mendata siapa saja yang akan ikut berpartisipasi, meminta semua eskul untuk tampil termasuk eskul teater, vocal, tari daerah, dance. Jangan lupa untuk anak bahasa mempersiapkan pidato juga puisi untuk dipersembahkan. OSIS boleh ikut berpartisipasi asal tidak melalaikan tugasnya sebagai penyelenggara juga kepanitiaan. Kita bisa gentian saat tampil nanti. Info ini akan kita sampaikan hari ini!”

Lyra mulai membagi kelompok dan memberi tugas kelas mana saja yang menjadi bagian mereka masing-masing kelompok. Menyudahi rapat hari ini untuk segera melaksanakan tugas yang akan di diskusikan lagi nanti. Satu per satu meninggalkan ruangan membawa serata alat tulis untuk mencatat siapa saja yang akan berpartisipasi.

Lyra meneguk minumannya terlebih dulu, kemudian ikut keluar bersama yang lainnya dan mulai berpencar. Satu kelompok tiga orang dan di bagi secara merata. Lyra, Luna dan Boby bertugas untuk memasuki kelas XII IPS. Mulai dari IPS A dan berlanjut hingga selesai.

Pandu satu kelompok dengan Rindu dan Bagas untuk memberi info pada kelas XI IPS. Dan yang lainnya pun berpencar ke kelas-kelas yang sudah Lyra tugaskan. Tidak semua kelas yang mudah di beritahu, karena pada dasarnya banyak murid yang tidak setuju bahkan menilai bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan ini hanya buang-buang waktu. Di sini-lah OSIS harus sabar dan tidak terpancing emosi.

“Nyesel gue pilih kelas XII IPS, kalau tahu semelelahkan ini gue lebih milih diam aja di ruangan.” Gerutu Lyra saat kembali ke ruang OSIS.

“Maklumin aja, Ra namanya juga senior.” Balas Boby menepuk pelan pundak Lyra.

“Nyesal gue bawa lo, Kak! Lo sama-sama kelas XII makanya gak bisa mihak.” Dengus Lyra melayangkan tatapan tajam pada laki-laki bertubuh tinggi besar itu.

♥♥♥

Selesai mandi dan mengganti pakaian, Lyra membaringkan tubuhnya di ranjang kamar. Pandu tidak pulang ke rumah orang tua Lyra melainkan ke rumah orang tuanya sendiri setelah lebih dulu mengantarkan gadis mungil itu hingga depan gerbang rumahnya. Jam masih menunjukan pukul tujuh malam, namun rasa kantuk sudah menyerang Lyra, karena terlalu lelah dengan aktivitas di sekolah.

Tak lama, Pandu datang membawa koper hitam yang cukup besar dan meletakannya di sudut ruangan samping lemari putih tiga pintu. Menatap sekilas ke arah ranjang dimana Lyra terlelap. Menghampirinya dan menarik selimut tebal berwarna merah muda hingga batas leher Lyra. Setelah itu Pandu keluar dari kamar menuju dapur untuk makan.

“Non, Lily gak makan, Den?” Bi Nani bertanya saat Pandu baru saja mendaratkan pantatnya di kursi

“Lyra tidur, Bi kelelahan kayaknya.” Bi Nani mengangguk paham, kemudian pamit untuk ke kamar.

Selesai makan malam dan membereskan piring kotornya, Pandu mengambil satu piring bersih dan mengisinya dengan nasi dan beberapa lauk, tidak lupa membuat susu putih kesukaan Lyra lalu meletakannya di nampan, kemudian di bawanya menuju kamar Lyra.

“Ra, bangun, makan dulu.”

“Ngantuk Dady,” gumam Lyra masih dalam keadaan terpejam.

“Gue Pandu, bukan Papa lo! Ayo cepat ah, bangun dulu, makan.” Pandu menarik selimut yang menutupi tubuh Lyra lalu menarik tubuh perempuan itu agar bangun.

Dengan malas, Lyra membuka matanya dan melahap nasi yang di bawakan oleh sang suami. Ada rasa hangat di hati mendapat perhatian kecil seperti ini.

“Lo kapan datang? Udah makan?” Pandu menjawab dengan anggukan tanpa mengalihkan fokusnya dari buku yang sedang ia baca.

Lyra meletakan kembali piring yang sudah kosong beserta gelas yang juga kosong, kemudian berniat untuk kembali tertidur sebelum Pandu mencegah.

“Besok kita udah pindah ke rumah baru, tadi, Papa gue telpon katanya udah siapin rumah, masih ada di komplek ini juga, cuma beda beberapa blok.” Lyra mengangguk paham.

“Tapi besok 'kan kita ada rapat, Pan mana sempat mau pindahan!”

“Lo tenang aja, orang tua kita yang bakal urus, mereka juga ngerti sama kesibukan kita di sekolah,” ucap Pandu lalu membaringkan tubuhnya di ranjang.

Lyra sudah berniat ikut berbaring, tapi suara Pandu yang datar dan menyebalkan kembali menggagalkannya. Laki-laki tampan dengan tatapan dingin dan tanpa ekpresi itu menyuruhnya untuk meletakan dulu piring kotor ke dapur. Dengan kesal Lyra menurut meskipun dalam hati ia menyumpah serapahi laki-laki yang menjadi suaminya itu.

Lima menit kemudian, Lyra kembali ke kamar, mematikan lampu utama dan menyalakan lampur tidur. Berbaring di atas ranjang sebelah Pandu yang sudah memejamkan matanya.

“Pan, gak mau sambil peluk gue gitu tidurnya?” tanya Lyra dengan cemberut.

“Gak!” ketus Pandu.

“Ih jahat lo mah, kalau kayak gini sama aja gue tidur sendiri!"

“Yakin lo mau sambil gue peluk tidurnya, kalau nanti gue khilaf dan kebablasan gimana?” tanya Pandu dengan nada menggoda.

“Ya, gak apa-apa udah sah juga 'kan?”

“Emang lo mau hamil di usia semuda ini? Yakin lo udah siap?” Pandu perlahan mendekat ke arah Lyra yang terdiam mencerna ucapan dari suaminya itu.

Cepat Lyra mendorong Pandu dengan sekuat tenaga hingga laki-laki tampan dengan tatapan menggodanya itu terjungkal ke lantai.

“Lyra! Sakit nih badan gue, ah!”

“Sorry Pan, gue kekencangan dorongnya, salah lo sendiri malah nakutin.”

“Gue bukan nakutin, ya!”

“Au ah, sebel gue!”

Pandu terkekeh puas melihat wajah merah Lyra yang menahan malu juga kesal. Setelah meregangkan tubuhnya, Pandu kembali berbaring, menarik selimut hingga batas pinggang kemudian menarik Lyra ke dalam pelukannya. Lyra sempat terkejut, namun kemudian ia tersenyum tipis, menikmati pelukan hangat Pandu yang baru pertama kali ini ia rasakan.

Terpopuler

Comments

Karandang

Karandang

auwwoooo.....
lama2 pandu bisa jatuh cinta juga sma lyra

2020-12-24

7

Wayan Karmini

Wayan Karmini

ingat masih sekolah cuyy

2020-11-27

3

SAD🌷𝕸y💞Putri°𝐍𝐍᭄

SAD🌷𝕸y💞Putri°𝐍𝐍᭄

gak ngerti sama jalan pikirannya pandu

2020-11-19

2

lihat semua
Episodes
1 1. Pagi Menyebalkan
2 2. Perjodohan
3 3. Malam Pertemuan
4 4. Hari Pertunangan
5 5. Perasaan Pandu
6 6. Hari Pernikahan
7 7. Hari Yang Melelahkan
8 8. Kejujuran Pandu
9 9. Berusaha Tegar
10 10. Menuju Hari-H
11 11. Ulang Tahun Sekolah
12 12. Si Jahil Lyra
13 13. Keluarga 4-L
14 14. Pandu Yang Mendadak Manis
15 15. Terbongkar
16 16. Di Rumah Pengantin
17 17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18 18. Q-time
19 19. MOPD
20 20. Kecewa
21 21. Kalap
22 22. Baikan
23 23. Pandu Merajuk
24 24. Kondisi Amel
25 25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26 26. Di Abaikan
27 27. Belum Membaik
28 28. Penyelesaian
29 29. Ungkapan Cinta Angga
30 30. Perpisahan
31 31. Kabar Bahagia
32 32. Ngidam
33 33. Kejahilan Ibu Hamil
34 34. Brownis Keju
35 35. Kedatangan Leo
36 36. Pandu Cemburu
37 37. Kelegaan Leo
38 38. Undangan dari Leo
39 39. Bersama Rangga
40 40. Cekcok
41 41. Di Rumah Leo
42 42. Ketakutan Luna
43 43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44 44. Pernikahan Leo #1
45 45. Pernikahan Leo #2
46 46. Suami Pengertian
47 47. Cerita Luna
48 48. Tetangga Baru
49 49. Belanja
50 50. Lahiran
51 51. Welcome To The World
52 52. Menyambut Kepulangan
53 53. Perasaan Levin
54 54. Kembali Mendapat Penolakan
55 55. Perasaan Devi
56 56. Galau
57 57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58 58. Pemaksaan
59 59. Devi Yang Merajuk
60 60. Cemburu Itu Menyiksaku
61 61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62 62. Kantin
63 63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64 64. Tamu Tak Di Undang
65 65. Poor Bimo
66 66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67 67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68 68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69 69. Kesedihan Devi
70 70. Murkanya Devi
71 71. Supermarket
72 72. Melengkapi Restu
73 73. Malam Tanpa Rapa
74 74. Drama Pagi hari
75 75. Pelajaran
76 76. Lamaran Levin-Devi
77 77. Lamaran Levin-Devi #2
78 78. Pillow Talk
79 79. 3 Couple
80 80. Prewedd + Liburan
81 81. Tumbang Pra-Nikah
82 82. Salah Paham
83 83. Kesepakatan Makan
84 84. Akad Nikah Levin-Devi
85 85. Resepsi Levin-Devi
86 86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87 87. Malam Pertama Levin-Devi
88 88. Go To Bali
89 89. Pertengkaran
90 90. Kepulangan Mendadak
91 91. Bulan Madu yang Kacau
92 92. Moment Manis yang Terganggu
93 93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94 94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95 95. Keanehan Pandu
96 96. Sweet Moment At Night
97 97. Moment Morning
98 98. Keluhan Devi
99 99. Kejutan #1
100 100. Kejutan #2
101 101. Kejutan #3
102 102. Kebahagiaan #1
103 103. Kebahagian #2 (END)
104 Ucapan Terima Kasih
105 Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106 Bunus Chapter 1
107 Bonus Chapter 2
108 Bonus Chapter 3
109 Bonus Chapter 4
110 Bonus Chapter 5
111 Bonus Chapter 6
112 Bonus Chapter 7
113 Bonus Chapter 8
114 Bonus Chapter 9
115 Bonus Chapter 10
116 Bonus Chapter 11
117 Bonus Chapter 12
118 Bonus Chapter 13
119 Bonus Chapter 14
120 Bonus Chapter 15
121 Bonus Chapter 16
122 Bonus Chapter 17
123 Bonus Chapter 18
124 Bonus Chapter 19
125 Bonus Chapter 20
126 Bonus Chapter 21
127 Bonus Chapter 22
128 Bonus Chapter 23
129 Bonus Chapter 24
130 Bonus Chapter 25
131 Bonus Chapter 26
132 Bonus Chapter 27
133 Bukan Update!
134 INFO !!!
Episodes

Updated 134 Episodes

1
1. Pagi Menyebalkan
2
2. Perjodohan
3
3. Malam Pertemuan
4
4. Hari Pertunangan
5
5. Perasaan Pandu
6
6. Hari Pernikahan
7
7. Hari Yang Melelahkan
8
8. Kejujuran Pandu
9
9. Berusaha Tegar
10
10. Menuju Hari-H
11
11. Ulang Tahun Sekolah
12
12. Si Jahil Lyra
13
13. Keluarga 4-L
14
14. Pandu Yang Mendadak Manis
15
15. Terbongkar
16
16. Di Rumah Pengantin
17
17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18
18. Q-time
19
19. MOPD
20
20. Kecewa
21
21. Kalap
22
22. Baikan
23
23. Pandu Merajuk
24
24. Kondisi Amel
25
25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26
26. Di Abaikan
27
27. Belum Membaik
28
28. Penyelesaian
29
29. Ungkapan Cinta Angga
30
30. Perpisahan
31
31. Kabar Bahagia
32
32. Ngidam
33
33. Kejahilan Ibu Hamil
34
34. Brownis Keju
35
35. Kedatangan Leo
36
36. Pandu Cemburu
37
37. Kelegaan Leo
38
38. Undangan dari Leo
39
39. Bersama Rangga
40
40. Cekcok
41
41. Di Rumah Leo
42
42. Ketakutan Luna
43
43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44
44. Pernikahan Leo #1
45
45. Pernikahan Leo #2
46
46. Suami Pengertian
47
47. Cerita Luna
48
48. Tetangga Baru
49
49. Belanja
50
50. Lahiran
51
51. Welcome To The World
52
52. Menyambut Kepulangan
53
53. Perasaan Levin
54
54. Kembali Mendapat Penolakan
55
55. Perasaan Devi
56
56. Galau
57
57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58
58. Pemaksaan
59
59. Devi Yang Merajuk
60
60. Cemburu Itu Menyiksaku
61
61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62
62. Kantin
63
63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64
64. Tamu Tak Di Undang
65
65. Poor Bimo
66
66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67
67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68
68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69
69. Kesedihan Devi
70
70. Murkanya Devi
71
71. Supermarket
72
72. Melengkapi Restu
73
73. Malam Tanpa Rapa
74
74. Drama Pagi hari
75
75. Pelajaran
76
76. Lamaran Levin-Devi
77
77. Lamaran Levin-Devi #2
78
78. Pillow Talk
79
79. 3 Couple
80
80. Prewedd + Liburan
81
81. Tumbang Pra-Nikah
82
82. Salah Paham
83
83. Kesepakatan Makan
84
84. Akad Nikah Levin-Devi
85
85. Resepsi Levin-Devi
86
86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87
87. Malam Pertama Levin-Devi
88
88. Go To Bali
89
89. Pertengkaran
90
90. Kepulangan Mendadak
91
91. Bulan Madu yang Kacau
92
92. Moment Manis yang Terganggu
93
93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94
94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95
95. Keanehan Pandu
96
96. Sweet Moment At Night
97
97. Moment Morning
98
98. Keluhan Devi
99
99. Kejutan #1
100
100. Kejutan #2
101
101. Kejutan #3
102
102. Kebahagiaan #1
103
103. Kebahagian #2 (END)
104
Ucapan Terima Kasih
105
Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106
Bunus Chapter 1
107
Bonus Chapter 2
108
Bonus Chapter 3
109
Bonus Chapter 4
110
Bonus Chapter 5
111
Bonus Chapter 6
112
Bonus Chapter 7
113
Bonus Chapter 8
114
Bonus Chapter 9
115
Bonus Chapter 10
116
Bonus Chapter 11
117
Bonus Chapter 12
118
Bonus Chapter 13
119
Bonus Chapter 14
120
Bonus Chapter 15
121
Bonus Chapter 16
122
Bonus Chapter 17
123
Bonus Chapter 18
124
Bonus Chapter 19
125
Bonus Chapter 20
126
Bonus Chapter 21
127
Bonus Chapter 22
128
Bonus Chapter 23
129
Bonus Chapter 24
130
Bonus Chapter 25
131
Bonus Chapter 26
132
Bonus Chapter 27
133
Bukan Update!
134
INFO !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!