13. Keluarga 4-L

“Dev, lo ke kantin sendiri ya, sekalian beliin gue sosis bakar sama jus wortel. Nanti bawa ke ruang OSiS. Mau tidur gue, ngantuk banget,” ucap Lyra sambil sesekali menguap.

“Kenapa ruang OSIS? Kan yang ada ranjangnya di UKS, lebih enak buat tidur.”

“Gak mau gue di UKS, suka ada yang mesum.” Jawabnya, lalu pergi meninggalkan Devi seorang diri di kelas.

Lyra mulai menata beberapa kursi di pojok ruangan, mengambil jaket yang semulai ia simpan di atas meja dan ia gunakan untuk menutupi kakinya yang terekspos. Lengan kirinya ia gunakan sebagai bantalan, setelah merasa nyaman, barulah ia memejamkan mata.

Lyra terlalu mengantuk untuk sekedar kembali membuka mata hanya demi melihat seseorang yang baru saja masuk jadi, Lyra lebih memilih melanjutkan tidurnya.

Dengan membawa kantong kresek berwarna bening yang berisikan jus berwarna orange dan sosis bakar, Pandu perlahan duduk di kursi kosong tidak jauh dari tempat Lyra tertidur. Saat makan di kantin tadi bersama Amel, Luna, Leo dan Dimas, Devi datang seorang diri dan duduk di samping Pandu dengan delikan mata yang tajam, sarat akan permusuhan.

Pandu jelas tidak mengerti, karena ia merasa tidak memiliki salah. Devi tidak bicara apa-apa dan asyik melahap baksonya yang baru saja diantarkan oleh Si Mamang penjual, tidak lama setelah itu pedagang kesayangan Lyra yang tak lain adalah Mamang sosis bakar datang memberikan pesanan Devi. Pandu hendak akan bertanya mengenai ke mana Lyra, tapi Leo lebih dulu menanyakan keberadaan gadis mungil itu.

Dengan alasan akan mengerjakan laporan acara kemarin untuk ia berikan kepada pihak sekolah, jadilah pesanan Lyra dirinya yang bawa ke ruang OSIS. Semenjak semalam Lyra memergokinya tengah berpelukan bersama Amel, tiba-tiba timbul rasa bersalah di hati Pandu. Semalam saat pulang ke rumah ia berniat untuk meminta maaf, tapi perempuan itu sudah tidur, dan saat pagi menjelang pun istrinya sudah lebih dulu berangkat ke sekolah.

Rasa bersalah Pandu semakin besar, saat dirasanya bahwa perempuan yang hampir dua minggu ini ia nikahi seakan menghindar. Jujur saja entah kenapa Pandu merasa tidak bahagia, meskipun kini perempuan yang sejak lama ia taksir sudah resmi menjadi pacarnya. Hatinya seakan tak tenang dan seolah ada yang mengganjal. Ia selalu memikirkan Lyra, meski pun tengah berada di samping perempuan tercintanya. Pandu tidak mengerti dengan perasaannya sendiri, karena saat ini yang ia pikirkan bagaimana caranya meminta maaf pada Lyra.

Pandu mengangkat kepala Lyra dengan hati-hati, tidak ingin membuat tidur istrinya terganggu dan kembali ia letakan kepala itu di pangkuannya. Menatap wajah damai itu dengan intens lalu Pandu meletakan kepalanya sendiri di atas meja, membuat posisinya sedikit menunduk. Bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, tapi ia tidak tega membangunkan Lyra yang tertidur pulas.

🍒🍒🍒

Entah sudah berapa jam Lyra tertidur, karena ia merasa sudah sangat lama. Lyra mengerjapkan matanya beberapa kali, sebelum akhirnya mata bulat itu terbuka sempurna, betapa terkejutnya saat melihat wajah Pandu yang lumayan dekat, dengan mata terpejam. Lyra juga baru sadar bahwa ia tidur berbantalkan paha suaminya. Menatap jam yang menempel di dinding, mata Lyra membulat, saat waktu ternyata sudah menunjukan pukul 15:15, itu berarti sekolah sudah berakhir lima belas menit yang lalu.

“Pan, Pandu bangun.” Lyra menguyel hidung mancung Pandu sedikit keras, membuat sang empunya meringis dan membuka mata. Lyra bangkit dari tidurnya menjadi duduk, merapikan rambut dan seragamnya, lalu hendak berdiri jika saja Pandu tidak menariknya kembali hingga ia terduduk di atas lahunan laki-laki tampan itu.

“Apa sih Pandu, ih, ini udah sore tahu! Gue mau pulang, keburu gerbangnya di kunci!” Dengus Lyra berusaha melepaskan diri dari Pandu yang malah melingkarkan tangannya di pinggang Lyra.

“Pandu lepas, gue mau pulang! Amel juga pasti nunggu lo buat pulang bareng.” Bukannya melepaskan, Pandu malah semakin erat memeluk Lyra, kepalanya ia simpan di pundak sempit perempuan mungil itu.

“Maaf,” lirihnya berkata. Lyra berhenti meronta saat mendengar bisikan itu.

“Gue minta maaf, Ra.” Lagi Pandu berbisik lirik.

“Soal semalam yang lo liat itu...”

“Haha. Gue tahu kok, Pan lo udah jadian sama dia. Selamat ya, akhirnya perempuan yang lo cinta membalas perasaan lo.” Cepat Lyra memotong ucapan Pandu.

“Ra…”

Dreett... Drett... Drett...

“Tuh cewek lo nelpon, mungkin dia nyari lo.”

“Gue pulang duluan, kangen Daddy.”

Setelah mengucapkan itu Lyra langsung melepaskan tangan Pandu yang melingkar, lalu meraih jaketnya dan keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Pandu yang masih terdiam di tempatnya dengan suara ponsel yang masih terus berdering.

Berpas-pasan dengan Devi di tengah koridor, Lyra tersenyum dan meraih tas merah bergambar kucing itu dari tangan Devi, lalu mengajaknya turun ke bawah untuk pulang bersama.

“Lo tidur apa mati sih, Ra sampai jam pulang gini?” cibir Devi. Lyra terkekeh.

“Abis gue gantuk banget, Dev. Gue juga mana tahu bakal tidur selama itu," Lyra menggarung kepalanya yang tiba-tiba gatal. “Oh iya, pas istirahat kan gue pesan sosis sama jus wortel, mana?”

Devi menjitak kepala Lyra penuh perasaan. “Laki lo tadi yang bawa, katanya sekalian mau kerjain laporan. Emang dia gak ada ke sana?”

Lyra terdiam sejenak. “Gue gak sadar dia datang, tiba-tiba pas bangun gue liat dia tidur. Bahkan gue juga gak sadar dia pindahin kepala gue ke pangkuannya.”

“Serius lo Ra, gak halu?”

“Ye, curut, mana mungkin gue halu! Emang nyata kok.”

“Ahh, sweet banget sih, gue juga pengen, Ra.” Lyra bergidik melihat wajah menjijikan sahabatnya itu, kemudian berlari menuju angkutan umum yang berada di depan sana.

🍒🍒🍒

Padahal jam sudah menunjukan pukul setengah enam sore, tapi seseorang yang Lyra tunggu belum juga menampakan batang hidungnya. Masih dengan pakaian sekolahnya Lyra duduk bersandar di kepala sofa sambil menonton tayangan televisi yang sebenarnya tidak sama sekali dirinya sukai.

Di sampingnya ada Levin yang tengah berbaring berbantalkan pahanya, memandang fokus pada televisi yang tengah menampilkan permainan sepak bola, tangan kirinya memeluk toples berisi kripik nanas kesukaan laki-laki itu, sedangkan tangan kanannya tidak berhenti menyuapkan kripik tersebut ke dalam mulutnya sendiri.

“Abang, Lily pegel, ih. Kepala Abang tuh berat." Protes Lyra sambil terus mencoba menyingkirkan kepala laki-laki tampan berkulit putih dan bibir merah alami itu.

“Diam, Ly bentar lagi juga selesai kok. Abang kan kangen, udah lama gak kayak gini sama lo.” Kata Levin tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi. Lyra mendengus kesal, kemudian kembali menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, tangannya memainkan rambut tebal Levin dengan cara memilin-milin dan sesekali menariknya pelan.

“Laki lo sibuk ya, Dek?” Lyra mengangguk.

“Sibuk pacaran.” Gumamnya dalam hati.

“Gimana rasanya udah nikah?” tanya Levin lagi.

“Enak, Bang. Tidur ada yang nemenin, ada yang meluk, ada yang bisikin selamat tidur, kecupan di kening sebelum terlelap. Pokoknya masih banyak lagi, Bang.”

“Jangan terlalu larut dalam kebahagiannya aja, Ly, karena dalam sebuah hubungan pasti akan ada masa sedihnya, bertengkar, kesalahpahaman dan masih banyak lagi. Lo harus mempersiapkan diri untuk itu juga. Saat lo memutuskan untuk menikah, itu artinya lo sudah siap berkomitmen. Lo sudah siap dengan segala hal yang menjurus ke itu semua. Apa lagi menikah karena sebuah perjodohan. Gue bukan doain ada krikil di rumah tangga lo, tapi gue hanya mengingatkan! Lo udah punya suami, status lo pun berubah dan itu berarti pemikira lo juga harus berubah. Lo harus lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak.”

Lyra mendengarkan dengan seksama, mencerna setiap kata yang Levin ucapkan hingga dirinya paham apa yang sebenarnya laki-laki dua puluh tahun itu maksud. Lyra mengangguk dan tersenyum, lalu memeluk laki-laki tersayangnya itu, tidak lupa mengucapkan terima kasih.

“Sayang, tuh Papa kamu sudah pulang. Dia di ruang tamu,” ucap Linda memberitahu. Lyra yang masih memeluk Levin dengan cepat mendorong kakaknya hingga laki-laki tampan itu terjungkal. Tidak perduli dengan teriakan kesal Levin, Lyra terus berlari menuju dimana sang ayah berada.

“Daddy, Pincess rindu!” Lyra berlari sambil berteriak, dan langsung memeluk erat laki-laki bertubuh tinggi besar yang masih terlihat gagah di usianya yang sudah hampir setengah abad itu.

“Daddy juga rindu kamu, Princess.” Leon membalas pelukan putri tersayangnya itu tak kalah erat, dan mengecup puncak kepalanya berkali-kali.

“Ekhhemm!”

Suara deheman itu menyadarkan kedua orang yang tengah berpelukan, melepas rindu yang menurut Levin terlalu berlebihan. Levin duduk di sofa single di susul oleh Linda yang memilih duduk sendiri di sofa yang berukuran sedang, berhadapan dengan sofa panjang yang Lyra dan Leon kini duduki.

Dalam keadaan duduk pun, Lyra terus memeluk laki-laki pertama yang menjadi kesayangannya. Bersandar di dada bidang Leon yang hangat dengan manja.

“Kok, kamu masih pakai seragam?” tanya Leon baru menyadari.

“Princess langsung ke sini sepulang sekolah. Mama 'kan bawa semua pakaian Princess ke rumah baru. Jadi disini Princess gak punya baju lagi." Adu Lyra dengan wajah sedih.

“Daddy kenapa Mama sejahat itu? Apa istri Daddy itu udah gak mau lagi Princess tinggal disini?” Lyra melirik sekilas ke arah sang mama yang sudah menatapnya tajam dari sofa seberang sana.

“Princessnya Daddy jangan sedih gitu dong. Biar nanti Daddy isi lagi dengan yang baru lemari kamu,” ucap Leon lembut dan tersenyum manis pada anak perempuannya itu.

“Benar Dad? Daddy gak akan bohong 'kan?” mata bulat Lyra berbinar senang. Leon mengangguk sembari tersenyum, mengelus lembut rambut panjang Lyra penuh sayang.

“Ahh Daddy, Princess love Daddy!”

“Udah belum dramanya? Mama udah panas banget nih dari tadi, pengen banget timpuk Lily pake balok kayu!”

“Kamu kalau mau Papa-mu beliin baju baru tinggal langsung minta, gak usah so nge-drama Mama gak sisain baju kamu di sini. Itu lemari kamu masih banyak baju yang bisa kamu pakai,” ucap Linda dengan wajah kesal yang di buat-buat.

“Udah waktunya makan malam, ayo semuanya kita ke ruang makan. Abang lapar,” ujar Levin seraya bangkit dari duduknya. Tidak ingin lebih lama lagi melihat drama yang membosankan yang terjadi antara adik dan sang papa.

Keluarga 4L itu makan malam dengan penuh canda tawa. Sudah hampir satu bulan ini mereka makan tidak dalam formasi lengkap, setelah Lyra menikah dan tinggal di rumahnya sendiri. Leon jelas sedikit tak ikhlas dengan perpisahannya bersama sang Princess kesayangannya, begitu pun Linda yang kadang melamun karena kesepian.

Malam ini Lyra begitu bahagia bisa berkumpul kembali bersama orang tua juga sang kakak yang terkadang menyebalkan, tapi juga ngangenin. Selama hampir satu bulan semenjak menikah, ini adalah kali pertamanya berkunjung ke rumah ini. meskipun jaraknya hanya terhalang beberapa blok, tapi tetap saja Lyra tidak sempat untuk sekedar mampir, karena kesibukannya waktu itu mengurusi acara di sekolah yang mengharuskannya pulang sore bahkan malam.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

sakit ya tuh di sini💔💔💔😭😭😭

2022-01-04

1

Riska Wulandari

Riska Wulandari

aku kok suka geli baca nama sekolahnya thor..🤣🤣🤣

2021-11-04

0

Titinaniza

Titinaniza

ujung"x si Amel bakalan jadi plakor

2021-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pagi Menyebalkan
2 2. Perjodohan
3 3. Malam Pertemuan
4 4. Hari Pertunangan
5 5. Perasaan Pandu
6 6. Hari Pernikahan
7 7. Hari Yang Melelahkan
8 8. Kejujuran Pandu
9 9. Berusaha Tegar
10 10. Menuju Hari-H
11 11. Ulang Tahun Sekolah
12 12. Si Jahil Lyra
13 13. Keluarga 4-L
14 14. Pandu Yang Mendadak Manis
15 15. Terbongkar
16 16. Di Rumah Pengantin
17 17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18 18. Q-time
19 19. MOPD
20 20. Kecewa
21 21. Kalap
22 22. Baikan
23 23. Pandu Merajuk
24 24. Kondisi Amel
25 25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26 26. Di Abaikan
27 27. Belum Membaik
28 28. Penyelesaian
29 29. Ungkapan Cinta Angga
30 30. Perpisahan
31 31. Kabar Bahagia
32 32. Ngidam
33 33. Kejahilan Ibu Hamil
34 34. Brownis Keju
35 35. Kedatangan Leo
36 36. Pandu Cemburu
37 37. Kelegaan Leo
38 38. Undangan dari Leo
39 39. Bersama Rangga
40 40. Cekcok
41 41. Di Rumah Leo
42 42. Ketakutan Luna
43 43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44 44. Pernikahan Leo #1
45 45. Pernikahan Leo #2
46 46. Suami Pengertian
47 47. Cerita Luna
48 48. Tetangga Baru
49 49. Belanja
50 50. Lahiran
51 51. Welcome To The World
52 52. Menyambut Kepulangan
53 53. Perasaan Levin
54 54. Kembali Mendapat Penolakan
55 55. Perasaan Devi
56 56. Galau
57 57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58 58. Pemaksaan
59 59. Devi Yang Merajuk
60 60. Cemburu Itu Menyiksaku
61 61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62 62. Kantin
63 63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64 64. Tamu Tak Di Undang
65 65. Poor Bimo
66 66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67 67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68 68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69 69. Kesedihan Devi
70 70. Murkanya Devi
71 71. Supermarket
72 72. Melengkapi Restu
73 73. Malam Tanpa Rapa
74 74. Drama Pagi hari
75 75. Pelajaran
76 76. Lamaran Levin-Devi
77 77. Lamaran Levin-Devi #2
78 78. Pillow Talk
79 79. 3 Couple
80 80. Prewedd + Liburan
81 81. Tumbang Pra-Nikah
82 82. Salah Paham
83 83. Kesepakatan Makan
84 84. Akad Nikah Levin-Devi
85 85. Resepsi Levin-Devi
86 86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87 87. Malam Pertama Levin-Devi
88 88. Go To Bali
89 89. Pertengkaran
90 90. Kepulangan Mendadak
91 91. Bulan Madu yang Kacau
92 92. Moment Manis yang Terganggu
93 93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94 94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95 95. Keanehan Pandu
96 96. Sweet Moment At Night
97 97. Moment Morning
98 98. Keluhan Devi
99 99. Kejutan #1
100 100. Kejutan #2
101 101. Kejutan #3
102 102. Kebahagiaan #1
103 103. Kebahagian #2 (END)
104 Ucapan Terima Kasih
105 Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106 Bunus Chapter 1
107 Bonus Chapter 2
108 Bonus Chapter 3
109 Bonus Chapter 4
110 Bonus Chapter 5
111 Bonus Chapter 6
112 Bonus Chapter 7
113 Bonus Chapter 8
114 Bonus Chapter 9
115 Bonus Chapter 10
116 Bonus Chapter 11
117 Bonus Chapter 12
118 Bonus Chapter 13
119 Bonus Chapter 14
120 Bonus Chapter 15
121 Bonus Chapter 16
122 Bonus Chapter 17
123 Bonus Chapter 18
124 Bonus Chapter 19
125 Bonus Chapter 20
126 Bonus Chapter 21
127 Bonus Chapter 22
128 Bonus Chapter 23
129 Bonus Chapter 24
130 Bonus Chapter 25
131 Bonus Chapter 26
132 Bonus Chapter 27
133 Bukan Update!
134 INFO !!!
Episodes

Updated 134 Episodes

1
1. Pagi Menyebalkan
2
2. Perjodohan
3
3. Malam Pertemuan
4
4. Hari Pertunangan
5
5. Perasaan Pandu
6
6. Hari Pernikahan
7
7. Hari Yang Melelahkan
8
8. Kejujuran Pandu
9
9. Berusaha Tegar
10
10. Menuju Hari-H
11
11. Ulang Tahun Sekolah
12
12. Si Jahil Lyra
13
13. Keluarga 4-L
14
14. Pandu Yang Mendadak Manis
15
15. Terbongkar
16
16. Di Rumah Pengantin
17
17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18
18. Q-time
19
19. MOPD
20
20. Kecewa
21
21. Kalap
22
22. Baikan
23
23. Pandu Merajuk
24
24. Kondisi Amel
25
25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26
26. Di Abaikan
27
27. Belum Membaik
28
28. Penyelesaian
29
29. Ungkapan Cinta Angga
30
30. Perpisahan
31
31. Kabar Bahagia
32
32. Ngidam
33
33. Kejahilan Ibu Hamil
34
34. Brownis Keju
35
35. Kedatangan Leo
36
36. Pandu Cemburu
37
37. Kelegaan Leo
38
38. Undangan dari Leo
39
39. Bersama Rangga
40
40. Cekcok
41
41. Di Rumah Leo
42
42. Ketakutan Luna
43
43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44
44. Pernikahan Leo #1
45
45. Pernikahan Leo #2
46
46. Suami Pengertian
47
47. Cerita Luna
48
48. Tetangga Baru
49
49. Belanja
50
50. Lahiran
51
51. Welcome To The World
52
52. Menyambut Kepulangan
53
53. Perasaan Levin
54
54. Kembali Mendapat Penolakan
55
55. Perasaan Devi
56
56. Galau
57
57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58
58. Pemaksaan
59
59. Devi Yang Merajuk
60
60. Cemburu Itu Menyiksaku
61
61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62
62. Kantin
63
63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64
64. Tamu Tak Di Undang
65
65. Poor Bimo
66
66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67
67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68
68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69
69. Kesedihan Devi
70
70. Murkanya Devi
71
71. Supermarket
72
72. Melengkapi Restu
73
73. Malam Tanpa Rapa
74
74. Drama Pagi hari
75
75. Pelajaran
76
76. Lamaran Levin-Devi
77
77. Lamaran Levin-Devi #2
78
78. Pillow Talk
79
79. 3 Couple
80
80. Prewedd + Liburan
81
81. Tumbang Pra-Nikah
82
82. Salah Paham
83
83. Kesepakatan Makan
84
84. Akad Nikah Levin-Devi
85
85. Resepsi Levin-Devi
86
86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87
87. Malam Pertama Levin-Devi
88
88. Go To Bali
89
89. Pertengkaran
90
90. Kepulangan Mendadak
91
91. Bulan Madu yang Kacau
92
92. Moment Manis yang Terganggu
93
93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94
94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95
95. Keanehan Pandu
96
96. Sweet Moment At Night
97
97. Moment Morning
98
98. Keluhan Devi
99
99. Kejutan #1
100
100. Kejutan #2
101
101. Kejutan #3
102
102. Kebahagiaan #1
103
103. Kebahagian #2 (END)
104
Ucapan Terima Kasih
105
Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106
Bunus Chapter 1
107
Bonus Chapter 2
108
Bonus Chapter 3
109
Bonus Chapter 4
110
Bonus Chapter 5
111
Bonus Chapter 6
112
Bonus Chapter 7
113
Bonus Chapter 8
114
Bonus Chapter 9
115
Bonus Chapter 10
116
Bonus Chapter 11
117
Bonus Chapter 12
118
Bonus Chapter 13
119
Bonus Chapter 14
120
Bonus Chapter 15
121
Bonus Chapter 16
122
Bonus Chapter 17
123
Bonus Chapter 18
124
Bonus Chapter 19
125
Bonus Chapter 20
126
Bonus Chapter 21
127
Bonus Chapter 22
128
Bonus Chapter 23
129
Bonus Chapter 24
130
Bonus Chapter 25
131
Bonus Chapter 26
132
Bonus Chapter 27
133
Bukan Update!
134
INFO !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!