3. Malam Pertemuan

Lyra menatap cermin besar yang ada di kamarnya. Pantulan dirinya yang mengenakan dress selutut lengan panjang berwarna biru muda itu sangat cantik terlihat, wajahnya yang sudah di bumbui make up tipis dan natural memberi kesan segar dan manis. Puas dengan penampilannya, Lyra mengambil tas selempang kecil berwarna hitam yang senada dengan wedges 5cm-nya dan keluar dari kamar untuk menghampiri orang tua juga sang kakak.

Berjalan dengan anggun menuruni tangga membuat ketiga orang di bawah sana terpesona. Leon berjalan mendekati tangga paling bawah, menunggu sang putri dan segera mengulurkan tangannya saat Lyra sudah berada di dua tangga terakhir. Mengampit lengan mungil itu dan berjalan menghampiri Levin juga Linda.

“Putri Mama cantik banget sih,” puji Linda seraya mengusap lembut pipi kanan Lyra.

“Harus cantik dong, Ma 'kan mau ketemu calon suami,” ucap Lyra terkekeh kecil. Levin mengusak rambut adiknya dengan gemas lalu memiting kepala Lyra dan membawanya keluar dari rumah.

“Abang lepasin ih, dandanan gue jadi ancur nih gara-gara lo. Nanti kalau yang di jodohin sama gue gak mau nikahin gue gimana? Masa gue gak jadi nikah!”

“Gampang itu, nanti Abang nikahin aja kamu sama Leo.”

“Dih ogah!”

Leon, Levin dan Linda tertawa, sementara Lyra cemberut seraya memperbaiki tatanan rambut dan make up-nya yang kebetulan perlengkapan itu ia bawa di dalam tas selempang kecilnya.

Sekitar 45 menit dalam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah makan yang cukup terkenal di kotanya. Lyra merapikan rambutnya menggunakan jari juga dres birunya yang sedikit berantakan akibat duduk tadi. Leon kembali mengampit lengan sang putri, sedangkan Linda yang berstatus sebagai istri dibiarkan berjalan tanpa pegangan bersama Levin yang berada di belakang Ayah-anak itu.

“Daddy, Princess deg-degan nih,” bisik Lyra pada sang Ayah. Leon tersenyum dan mengecup singkat kening sang putri.

“Rileks, Cess. Kalau gugup nanti cantiknya gak kelihatan.”

“Mama, Lily masih cantik gak?” Linda tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban, ia sebagai seorang ibu mengerti kegugupan anak perempuan semata mayangnya karena dulu pun dia merasakan hal yang sama dimana Leon yang saat itu melamarnya.

Seorang pelayan mengantar ke empat orang itu masuk ke dalam ruang privat yang sudah di pesan oleh Leon terlebih dulu. Di ruangan luas dengan meja makan cukup panjang dan lebar itu sudah duduk tiga orang laki-laki beda usia dan juga satu perempuan seusia Linda, Lyra menebak bahwa mereka satu keluarga kecil dan ia juga seakan tidak asing dengan mereka. Lyra menundukan kepalanya belum siap melihat sang calon suami saat Leon berhasil menuntunnya untuk duduk.

Levin menyikut tangan tangan Lyra pelan. “Dek, coba lo lihat laki-laki yang duduk berhadapan sama lo, gue yakin dia yang akan jadi suami lo,” bisik Levin tepat di telinga Lyra. Perlahan Lyra menganggat kepalanya menuruti titah sang kakak.

“Oh my god, bebeb Pandu ada disini? Jangan-jangan lo, yang di jodohin sama gue?” heboh Lyra saat di dapatinya laki-laki yang duduk di depannya adalah Pandu, si Ketua OSIS SMA Negeri 2 Kebaperan. Cowok datar dan jarang berekspresi.

“Lily, Adik Abang yang cantik kayak nenek sihir, coba mana tingkah anggun yang tadi di perlihatkan saat di rumah?” ucapan bernada rendah, syarat akan ejekkan itu Levin layangkan. Lyra berdehem pelan kemudian mengubah posisinya dan bersikap seanggun mungkin. Semua orang yang berada di sana tertawa merasa lucu dengan wanita muda itu, kecuali Pandu. Laki-laki itu tetap menampakan wajah datarnya.

“Percaya diri banget sih kalau Pandu yang bakal di jodohin sama kamu,” ujar sang Mama saat menghentikan tawanya.

“Ah iya, ada kak Panji juga ternyata.” Lyra mengangguk-anggukan kepala beberapa kali dengan cengiran manisnya.

“Papa Bayu, duh ganteng banget sih malam ini. Udah lama rasanya Lyra gak ketemu. Rindu ini semakin menumpuk dan tak ingin menyusut.” Kembali semua tertawa mendengar celotehan gadis 16 tahun itu.

“Ekhemm!” Lyra berdehem sebentar kemudian menatap Ratih, ibu dari Panji-Pandu.

“Mama Ratih yang cantik, jadi anak Mama yang mana nih yang bakal jadi pendamping Lyra di pelaminan?” tanya Lyra dengan penasaran. Kedua orang tua saling bertatapan dan tersenyum bersamaan. “Pandu deh pasti ini mah, kan kak Panji udah punya gandengan,” tebak Lyra yang sudah tak sabar.

“Dih pede banget lo!” jawaban datar dari Pandu keluar mengalihkan tatapan semua orang termasuk Lyra. Gadis itu tersenyum manis, menatap Pandu yang menatapnya datar.

“Tapi Kak Panji juga gak apa-apa deh, gak kalah ganteng dari Pandu dan ada plus-nya, yaitu ramah dan murah senyum,” ucap Lyra mengalihkan tatapannya pada Panji yang juga tengah tersenyum lembut kearahnya. “Gak kayak adeknya yang datar tanpa ekspresi!” lanjut Lyra, mendelik pada laki-laki di depannya, yang tak lain adalah Pandu.

“Sudah-sudah, lebih baik kita makan dulu, nanti di lanjut lagi obrolannya.” Lerai Bayu.

Makan malam ini terasa lebih berwarna dan hangat karena celotehan Lyra yang selalu menghidupkan suasana, juga Leon yang tak jarang ber-drama dengan anak perempuan satu-satunya itu. Lyra tidak menyangka akan di jodohkan dengan anak dari keluarga Bayu Athala Sahreza. Ia emang tahu bahwa Ayahnya adalah Adik tingkat Bayu semasa kuliah dulu dan Ratih adalah sahabat sedari kecilnya.

Lyra juga memang sudah beberapa kali main kerumah Pandu, karena tugas OSIS . Bertemu dengan Panji yang asik diajak ngobrol. Juga kedua orang tua mereka yang memang kerap kali berkunjung. Lyra masih tidak mempercayai ini, tapi juga pikirannya bertanya-tanya tentang siapa diantara kedua pria itu yang akan menjadi suaminya nanti. Ia sedikit berharap bahwa laki-laki itu adalah Pandu, pria yang memang Lyra sukai. Tapi jika pun Panji, Lyra tetap tidak akan menolak, karena baginya Panji mau pun Pandu sama saja.

“Jadi apa alasan kalian dalam perjodohan ini?” tanya Levin saat acara makan-makan sudah selesai.

“Alasannya kare..."

“Apa pun yang menjadi alasannya Lyra terima kok perjodohan ini. Jadi, kapan nikahannya?” tanya Lyra tak sabar memotong ucapan Leon.

“Princess kamu yakin gak mau dengar alasannnya?” Lyra membalikan tubuhnya, menatap sang Ayah dengan seksama. Menangkup wajah tampan Leon yang di tumbuhi bulu-bulu tipis.

“Daddy, Princess sering baca novel, nonton drama juga. Princess tahu perjodohan dilakukan karena ada perjanjian, entah bisnis, wasiat orang tua atau emang kesepakatan yang lainnya, tapi Princess menyetujui pernikahan ini bukan karena terpaksa menuruti keinginan kalian. Apa pun alasan kalian, Princess tahu itu yang terbaik, dan berhubung Princess juga memang ingin menikah muda dan kalian berniat menjodohkan, ya, udah Princess setuju, apa lagi di jodohinnya sama salah satu diantara dua laki-laki beda karakter itu, tapi kalau sama dua-duanya boleh juga.” Panjang lebar Lyra memberi penjelasan yang membuat kedua orang tua itu mendesah lega.

“Maruk amat sih, Dek sampai pengen dua-duanya." Levin Mengusak gemas rambut Lyra, yang dibalas kekehan oleh wanita muda itu.

“Jika sudah seperti ini, Papa senang jadinya. Jadi kita langsung saja bicarakan pertunangannya, bagaimana, Ly?” tanya Bayu.

“Tunangan dulu ya, Pa? Lyra kira langsung nikah minggu depan.” Ucapan polos yang gadis cantik itu layangkan membuat Levin menjitak kepala Adiknya dengan sadis.

“Lo kebelet kawin, Dek?

“Kakakku yang jomblo diam aja, oke.” Levin mendengus kesal dan melipat kedua tangannya di dada. Mendengarkan kedua keluarga yang membicarakan pertunangan yang akan diadakan dua hari lagi, di susul dengan pernikahan yang akan di laksanakan seminggu kemudian.

Tepat pukul sebelas malam Lyra dan orang tua juga kakaknya baru sampai di rumah. Merasa lelah dan juga ngantuk, Lyra pamit untuk langsung ke kamar dan istirahat. Setelah membersihkan wajah dari make up yang dikenakan juga mengganti pakaian menjadi baju tidur, barulah Lyra membaringkan tubuh lelahnya.

☻☻

Sosis bakar adalah kesukaan Lyra, dan di jam istirahat kedua ini, gadis cantik dengan rambut kuncir satu di pinggir kiri itu sudah menghabiskan 3 sosis bakar dengan ukuran besar. Amel yang memiliki tubuh langsing ideal artis-artis korea itu bergidik ngeri melihat porsi makan Lyra, sedangkan Luna dan Devi merasa sudah biasa dan malas berkomentar karena gadis itu tidak akan berhenti sebelum perutnya merasa kenyang.

“Hallo Lily cantik, hari ini sudah habis berapa sosis bakarnya?” tanya Leo yang baru saja menginjakan kaki di kantin bersama kedua sahabatnya, Pandu dan Dimas.

“Baru tiga.” Jawab Lyra santai.

“Lo bilang baru? Gila, emang lo niat ngabisin berapa biji, Ra?” tanya Dimas menggeleng tidak percaya.

“Tuh, Pak Beno masih bakarin lima sosis lagi buat gue.” Jawab Lyra sambil menunjuk ke arah stand Sosis bakar di belakang sana dengan santai. Semua orang yang duduk semeja dengannya membelalakan mata.

“Yakin lo mau habisin semua itu?” tanya Pandu. Lyra mengangguk dan terus melahap Sosis yang tinggal sedikit.

Lyra melirik ke arah Leo duduk, menampilkan mata kucingnya. “ Lele bayarin semua sosisnya, ya?”

Leo yang sedang memakan baksonya yang pedas tersedak hingga wajahnya memerah dan tenggorokannya sakit. Habis es teh satu gelas baru lah Leo melirik teman kecilnya itu dengan tatapan horror.

“Emang Lily pesan berapa Sosisnya?” Lyra menunjukan kesepuluh jarinya dan melipatnya dua sambil tersenyum semanis mungkin. Lagi, Leo tersedak, tapi kali ini oleh liurnya sendiri.

“15 ribu di kali 8 berapa, Pan?” tanya Leo pada Pandu yang duduk di sebelahnya.

“120 ribu.” Jawaban singkat Pandu adalah keterkejutan Leo dan kebahagaian bagi temannya yang lain.

Mata Lyra berbinar saat Pak Beno, si penjual sosis bakar datang mengantarkan pesanannya. Gadis itu berkata bahwa Leo lah yang akan membayar dan diangguki oleh si penjual tersebut, sedangkan Leo meneguk ludahnya susah payah membayangkan nasib uang jajannya selama tiga hari ini habis dalam sekejap oleh perempuan yang memiliki bibir mungil, tapi jago makan itu.

Lyra mengambil steropom berisi sosis bakar yang masih hangat itu lalu bediri dari duduknya. Mengecup singkat pipi Leo dan tidak lupa mengucapkan terima kasih sebelum dirinya benar-bener pergi meninggalkan kantin dan juga teman-temannya yang melongo, termasuk Leo sendiri yang mendapat kecupan hangat itu.

“Kalau balasannya kecupan sih gue rela beliin lo sosis bakar se-truk juga, Ly.” Senyum di bibir tipis Leo terbit, dan tangannya menyentuh pipi kiri yang di kecup Lyra tadi. Pandu berdiri dari duduknya meninggalkan ke lima orang di meja itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Lyra dengan santai bejalan melewati koridor-koridor yang lumayan ramai oleh penghuni sekolah sambil memakan sosis bakarnya. Tersenyum saat ada yang menyapa atau pun menggodanya. Pandu mensejajarkan langkahnya dengan gadis mungil itu dan membawanya ke ruang osis yang memang sudah tidak jauh dari posisi mereka.

“Lo apa-apaan sih cium-cium Leo gitu?!” datar dan ketus Pandu berucap.

“Kenapa Pandu sayang, lo cemburu?” tanya Lyra menggoda.

“Mana ada!” sanggahnya cepat.

Lyra tersenyum simpul, “duh lucu banget sih calon suami, eh, apa calon adik ipar ya?”

Pandu mendengus kesal saat dirasanya perempuan aneh itu selalu tidak bisa diajak bicara serius. Selalu saja tingkah dan ucapan konyol yang diberikan gadis mungil itu.

“Pan, mau gak?” tawar Lyra sambil menyodorkan sosis bakar terakhirnya. Pandu menaikan satu alisnya.

“Yakin mau di kasih sama gue?”

Lyra menggeleng, “satu berdua!”

cepat Pandu menggelengkan kepalanya. Lyra mengedikan bahunya acuh kemudian melahap sosis bakar tersebut.

Melihat cara Lyra makan dan juga mencium bau enak dari sosis tersebut membuat Pandu tergiur dan menalan ludahnya susah payah. Tinggal setengah lagi, dengan cepat Pandu melahap sosis yang berada di tangan mungil Lyra. Namun, siapa sangka akan berbarengan dengan Lyra yang juga berniat untuk melahap sosis tersebut. Jadilah bibir Lyra dan pandu bertabrakan, sementara sosis yang berada di tangan Lyra terjatuh kelantai karena ia tidak cukup erat memegangnya.

Mata mereka saling bertemu dan menampakan keterkejutan, tapi bibir keduanya masih tetap menempel. Lyra menjauhkan wajahnya, tapi sebelum itu berhasil Lyra lakukan, bibir Pandu lebih dulu meraih bibir mungil itu untuk memperdalam ciuman mereka. Bertambah keterkejutannya membuat Lyra bingung harus berbuat apa. Pandu melepaskan ciumannya saat dirasa napas Lyra mulai menipis.

“Astaga bibir gue yang suci ternodai!” panik Lyra seraya menyentuh bibirnya yang sedikit membengkak dan terasa kebas.

“Sorry, Gue kebablasan. Abis enak, gimana dong?” Pandu menggaruk tengkuknya salah tingkah.

“Lo kalau mau cium bilang-bilang dong, Pan! Jadi, gue bisa siap-siap, dan tahu harus ngerespon kayak gimana.” Gerutu Lyra yang membuat Pandu melongo tak percaya. Ia bingung dengan perempuan di depannya. Antara polos dan b*g* memang sulit untuk dibedakan.

Terpopuler

Comments

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Lyra nlom tau ya kalau dia dijodohin ama siapa..tp dari perlakuan pandu itu,kayaknya pandu deh...

Tp aku kesel aja dengan sikapnya Lyra,kok kayak kebelet nikah gitu ya..
biasanya kan kalo dijodohin pasti ceweknya prustasi gak terima gitu...

2022-06-09

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

lyra humble

2022-01-04

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

tambah ngakak..🤣🤣🤣
lah si Lyra blum d kasih tau juga siapa calon suaminya...

2021-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pagi Menyebalkan
2 2. Perjodohan
3 3. Malam Pertemuan
4 4. Hari Pertunangan
5 5. Perasaan Pandu
6 6. Hari Pernikahan
7 7. Hari Yang Melelahkan
8 8. Kejujuran Pandu
9 9. Berusaha Tegar
10 10. Menuju Hari-H
11 11. Ulang Tahun Sekolah
12 12. Si Jahil Lyra
13 13. Keluarga 4-L
14 14. Pandu Yang Mendadak Manis
15 15. Terbongkar
16 16. Di Rumah Pengantin
17 17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18 18. Q-time
19 19. MOPD
20 20. Kecewa
21 21. Kalap
22 22. Baikan
23 23. Pandu Merajuk
24 24. Kondisi Amel
25 25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26 26. Di Abaikan
27 27. Belum Membaik
28 28. Penyelesaian
29 29. Ungkapan Cinta Angga
30 30. Perpisahan
31 31. Kabar Bahagia
32 32. Ngidam
33 33. Kejahilan Ibu Hamil
34 34. Brownis Keju
35 35. Kedatangan Leo
36 36. Pandu Cemburu
37 37. Kelegaan Leo
38 38. Undangan dari Leo
39 39. Bersama Rangga
40 40. Cekcok
41 41. Di Rumah Leo
42 42. Ketakutan Luna
43 43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44 44. Pernikahan Leo #1
45 45. Pernikahan Leo #2
46 46. Suami Pengertian
47 47. Cerita Luna
48 48. Tetangga Baru
49 49. Belanja
50 50. Lahiran
51 51. Welcome To The World
52 52. Menyambut Kepulangan
53 53. Perasaan Levin
54 54. Kembali Mendapat Penolakan
55 55. Perasaan Devi
56 56. Galau
57 57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58 58. Pemaksaan
59 59. Devi Yang Merajuk
60 60. Cemburu Itu Menyiksaku
61 61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62 62. Kantin
63 63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64 64. Tamu Tak Di Undang
65 65. Poor Bimo
66 66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67 67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68 68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69 69. Kesedihan Devi
70 70. Murkanya Devi
71 71. Supermarket
72 72. Melengkapi Restu
73 73. Malam Tanpa Rapa
74 74. Drama Pagi hari
75 75. Pelajaran
76 76. Lamaran Levin-Devi
77 77. Lamaran Levin-Devi #2
78 78. Pillow Talk
79 79. 3 Couple
80 80. Prewedd + Liburan
81 81. Tumbang Pra-Nikah
82 82. Salah Paham
83 83. Kesepakatan Makan
84 84. Akad Nikah Levin-Devi
85 85. Resepsi Levin-Devi
86 86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87 87. Malam Pertama Levin-Devi
88 88. Go To Bali
89 89. Pertengkaran
90 90. Kepulangan Mendadak
91 91. Bulan Madu yang Kacau
92 92. Moment Manis yang Terganggu
93 93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94 94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95 95. Keanehan Pandu
96 96. Sweet Moment At Night
97 97. Moment Morning
98 98. Keluhan Devi
99 99. Kejutan #1
100 100. Kejutan #2
101 101. Kejutan #3
102 102. Kebahagiaan #1
103 103. Kebahagian #2 (END)
104 Ucapan Terima Kasih
105 Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106 Bunus Chapter 1
107 Bonus Chapter 2
108 Bonus Chapter 3
109 Bonus Chapter 4
110 Bonus Chapter 5
111 Bonus Chapter 6
112 Bonus Chapter 7
113 Bonus Chapter 8
114 Bonus Chapter 9
115 Bonus Chapter 10
116 Bonus Chapter 11
117 Bonus Chapter 12
118 Bonus Chapter 13
119 Bonus Chapter 14
120 Bonus Chapter 15
121 Bonus Chapter 16
122 Bonus Chapter 17
123 Bonus Chapter 18
124 Bonus Chapter 19
125 Bonus Chapter 20
126 Bonus Chapter 21
127 Bonus Chapter 22
128 Bonus Chapter 23
129 Bonus Chapter 24
130 Bonus Chapter 25
131 Bonus Chapter 26
132 Bonus Chapter 27
133 Bukan Update!
134 INFO !!!
Episodes

Updated 134 Episodes

1
1. Pagi Menyebalkan
2
2. Perjodohan
3
3. Malam Pertemuan
4
4. Hari Pertunangan
5
5. Perasaan Pandu
6
6. Hari Pernikahan
7
7. Hari Yang Melelahkan
8
8. Kejujuran Pandu
9
9. Berusaha Tegar
10
10. Menuju Hari-H
11
11. Ulang Tahun Sekolah
12
12. Si Jahil Lyra
13
13. Keluarga 4-L
14
14. Pandu Yang Mendadak Manis
15
15. Terbongkar
16
16. Di Rumah Pengantin
17
17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18
18. Q-time
19
19. MOPD
20
20. Kecewa
21
21. Kalap
22
22. Baikan
23
23. Pandu Merajuk
24
24. Kondisi Amel
25
25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26
26. Di Abaikan
27
27. Belum Membaik
28
28. Penyelesaian
29
29. Ungkapan Cinta Angga
30
30. Perpisahan
31
31. Kabar Bahagia
32
32. Ngidam
33
33. Kejahilan Ibu Hamil
34
34. Brownis Keju
35
35. Kedatangan Leo
36
36. Pandu Cemburu
37
37. Kelegaan Leo
38
38. Undangan dari Leo
39
39. Bersama Rangga
40
40. Cekcok
41
41. Di Rumah Leo
42
42. Ketakutan Luna
43
43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44
44. Pernikahan Leo #1
45
45. Pernikahan Leo #2
46
46. Suami Pengertian
47
47. Cerita Luna
48
48. Tetangga Baru
49
49. Belanja
50
50. Lahiran
51
51. Welcome To The World
52
52. Menyambut Kepulangan
53
53. Perasaan Levin
54
54. Kembali Mendapat Penolakan
55
55. Perasaan Devi
56
56. Galau
57
57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58
58. Pemaksaan
59
59. Devi Yang Merajuk
60
60. Cemburu Itu Menyiksaku
61
61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62
62. Kantin
63
63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64
64. Tamu Tak Di Undang
65
65. Poor Bimo
66
66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67
67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68
68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69
69. Kesedihan Devi
70
70. Murkanya Devi
71
71. Supermarket
72
72. Melengkapi Restu
73
73. Malam Tanpa Rapa
74
74. Drama Pagi hari
75
75. Pelajaran
76
76. Lamaran Levin-Devi
77
77. Lamaran Levin-Devi #2
78
78. Pillow Talk
79
79. 3 Couple
80
80. Prewedd + Liburan
81
81. Tumbang Pra-Nikah
82
82. Salah Paham
83
83. Kesepakatan Makan
84
84. Akad Nikah Levin-Devi
85
85. Resepsi Levin-Devi
86
86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87
87. Malam Pertama Levin-Devi
88
88. Go To Bali
89
89. Pertengkaran
90
90. Kepulangan Mendadak
91
91. Bulan Madu yang Kacau
92
92. Moment Manis yang Terganggu
93
93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94
94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95
95. Keanehan Pandu
96
96. Sweet Moment At Night
97
97. Moment Morning
98
98. Keluhan Devi
99
99. Kejutan #1
100
100. Kejutan #2
101
101. Kejutan #3
102
102. Kebahagiaan #1
103
103. Kebahagian #2 (END)
104
Ucapan Terima Kasih
105
Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106
Bunus Chapter 1
107
Bonus Chapter 2
108
Bonus Chapter 3
109
Bonus Chapter 4
110
Bonus Chapter 5
111
Bonus Chapter 6
112
Bonus Chapter 7
113
Bonus Chapter 8
114
Bonus Chapter 9
115
Bonus Chapter 10
116
Bonus Chapter 11
117
Bonus Chapter 12
118
Bonus Chapter 13
119
Bonus Chapter 14
120
Bonus Chapter 15
121
Bonus Chapter 16
122
Bonus Chapter 17
123
Bonus Chapter 18
124
Bonus Chapter 19
125
Bonus Chapter 20
126
Bonus Chapter 21
127
Bonus Chapter 22
128
Bonus Chapter 23
129
Bonus Chapter 24
130
Bonus Chapter 25
131
Bonus Chapter 26
132
Bonus Chapter 27
133
Bukan Update!
134
INFO !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!