16. Di Rumah Pengantin

Di hari sabtu ini sekolah libur, dan semalam dalam grup yang berisikan Lyra, Pandu, Leo, Luna, Devi, Amel dan Dimas mereka ngotot untuk main ke rumah pasangan pengantin. Sebenarnya Devi dan Luna yang memaksa, sedangkan yang lain hanya mengikuti. Pertemanan mereka sudah kembali membaik meskipun sedikit Lyra merasa canggung pada Amel, dan Leo yang kadang bersikap ketus pada Pandu.

Hubungan Lyra dan Pandu semakin membaik dan tak jarang Pandu memperlihatkan sisi manis dan perhatiannya pada Lyra di depan sahabat-sabatnya yang lain. Teman OSIS dan beberapa siswa lainnya mengira bahwa mereka pacaran, yang hanya Lyra dan Pandu balas dengan senyuman.

Lyra baru saja selesai membuat pudding untuk nanti ia suguhkan saat teman-temannya datang. Pandu menyapu dan mengepel lantai, karena kebetulan hari ini Bi Nani di pinjam oleh Linda, membantu perempuan kesayangan Lyra itu menyiapkan untuk arisan.

Sudah jam sembilan pagi, Lyra dan Pandu naik ke kamar untuk mandi dan istirahat sejenak sebelum teman-temannya datang jam sepuluh nanti.

“Gue duluan, ya, mandinya,” ucap Lyra seraya mengambil baju dari lemari.

“Barengan aja gimana?” goda Pandu.

“Dasar setan mesum!” teriak Lyra membanting pintu, sementara Pandu tertawa puas.

Tidak butuh waktu lama untuk Lyra mandi, karena tiga puluh menit kemudian perempuan cantik dan mungil itu keluar sudah mengenakan pakaian santai, celana jeans di atas lutut dan kaos tipis yang terlihat kebesaran berwarna pastel.

Menyiapkan pakaian untuk Pandu ganti, setelah itu Lyra keluar dari kamarnya meninggalkan Pandu yang sedang mandi. Masih memegang handuk putih kecil untuk mengeringkan rambutnya, Lyra membuka pintu utama saat mendengar bel berbunyi dengan tidak sopannya.

“Yang kalem dong tekan belnya! Kalau rusak gimana?” ketus Lyra pada orang yang berdiri paling depan. Satu persatu dari mereka masuk tanpa memperdulikan gerutuan Lyra yang masih saja tak berhenti.

“Jir gede juga nih rumah lo, Ra. Gak beda jauh sama rumah orang tua lo,” ucap Dimas.

“Jangan duduk di situ!” teriak Lyra heboh saat melihat Leo yang baru saja hendak mendaratkan pantatnya di sofa ruang tamu.

“Kenapa?” tanya Leo dengan wajah heran begitu juga dengan temannya yang lain.

“Sofanya masih baru. Kalian duduk di ruangan sebelah aja, gue udah gelar tikar disana.”

“Najis Si Lyra.” Toyor Devi, yang kemudian menggerutu kesal pada sahabatnya itu.

“Gue kira apaan! Jangan kayak orang susah deh lo, Ra.” Amel berucap sambil menggeleng-gelengkan kepala dan berjalan menuju ruang sebelah yang di tunjuk Lyra. Dan benar aja, disana tidak ada kursi, melainkan karpet tebal berwarna hitam polos yang cukup lebar, bantal-bantal kecil, lemari kaca yang berisi boneka-boneka kecil milik Lyra, miniatur berbagai bentuk tersusun rapi di dalam lemari tersebut, yang semuanya terbuat dari kaca, dan seperangkat hometeater.

“Emang terniat deh Si Lyra mah.”

“Laki lo mana, Ly?” tanya Leo.

“Gue disini, kenapa? Kangen lo sama gue?” sahut Pandu yang baru saja menginjakkan kaki di anak tangga paling bawah.

“Jir, masih basah-basah gini, curiga gue kalau kalian main keringat-keringatan dulu sebelum kita datang.” Heboh Leo.

“Ya, emang iya.” Jawab Pandu polos, yang kemudian mendapat pelototan dari Lyra. Sedangkan yang lain menatap sambil mesem-mesem terutama Dimas.

“Kok pada natapnya gitu sih, jadi serem gue.” Pandu bergidik ngeri lalu duduk di samping Lyra.

“Benar, Pan lo abis keringat-keringatan bareng Lyra?” tanya Luna memastikan.

Pandu mengagguk yakin. “Ya kali gue nyapu, ngepel rumah segede gini gak keringetan.”

Pletak

Satu jitakan keras mendarat di kepala Pandu, berasal dari Leo yang duduk di sebelah kanan Lyra.

“Sakit ****!”

“Gue kira serius lo abis gituan sama Lyra,” ujar Amel menghela napas lega.

“Gituan? Gituan, ap…? Oh iya-iya gue baru paham. Itu mah nanti malam. Ya kali, pagi-pagi di saat tahu kalian bakalan datang, yang ada nanti kegiatan gue terganggu. Kan gak asyik kalau lagi tegang-tegangnya.”

Pletak.

Jitakkan yang lebih keras di berikan oleh Lyra. Devi dan Leo tertawa paling kencang saat melihat wajah memerah Lyra yang sedang menahan malu.

“Gak ada jamuannya apa nih?” tanya Luna saat baru menghentikan tawanya.

“Hooh, tenggorokan gue kering nih gara-gara kebanyakan ketawa.” Tambah Dimas.

“Ada yang segar-segar gak, Ra? Tiba-tiba gue ngerasa panas nih abis liat itu.” Kini Amel yang berkata sambil menunjuk sebuah pigura besar yang tertempel di tengah-tengah tembok kiri ruangan, dengan dagunya. Pigura dimana berisikan foto Lyra dan Pandu yang sedang melakukan prewedd hampir dua bulan lalu.

Pose terakhir dimana Lyra dan Pandu saling menempelkan kening, mata yang bertatapan dan bibir yang sama-sama mengulas senyum. Lyra meringis kecil mengerti dengan yang di maksud temannya yang satu itu. Keadaan tiba-tiba menjadi hening. Pandu menatap lembut sang istri dan meremas tangan Lyra yang dingin, meyakinkan wanita itu bahwa dirinya dan Amel sudah berakhir.

“Kenapa pada tegang gitu sih mukanya, santai kali gue cuma bercanda doang.” Amel kemudian tertawa, sementara Lyra tersenyum tipis.

“Gue buatin minum dulu bentar ya,” ucap Lyra bangkit dari duduknya. Leo menyuruh Pandu untuk menyusul Lyra dengan gerakan mata. Laki-laki yang hari ini mengenakan kaos hitam polos yang pas di tubuh atletisnya dan celana army selutut itu berdiri dan berjalan menyusul sang istri menuju dapur.

“Sayang, kamu gak apa-apa 'kan?” tanya Pandu yang kini sudah berada tepat di samping Lyra yang tengah memotong-motong buah naga untuk di buat jus. Panggilan Pandu memang sudah berubah, tapi hanya saat di rumah atau ketika mereka berdua, karena di depan orang lain keduanya masih merasa canggung.

“Aku gak apa-apa kok. Wajar Amel bicara gitu, karena meskipun kalian menjalin hubungan sebentar, tapi rasa itu nyata adanya.” Jawab Lyra berusaha tegar.

“Maaf, tapi aku benar-benar udah mengakhiri hubungan sama dia tepat ketika hari itu. Kamu percaya, 'kan?” Lyra mengangguk.

Tidak ada alasan untuk dirinya tidak percaya pada Pandu apa lagi saat melihat sorot mata laki-laki itu yang memang membuktikan bahwa dia jujur. Pandu membawa Lyra ke dalam pelukannya, mengecup puncak kepala gadis mungil itu penuh sayang. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengintip di balik tembok.

Lyra membawa nampan berisi pudding susu yang sudah di dinginkan sebelumnya. Juga beberapa toples makanan ringan lainnya, sedangan Pandu membawa nampan berisi 7 gelas Jus Naga yang dingin dan beberapa kaleng soda.

Meletakan di tengah-tengah lalu kembali duduk bergabung dengan yang lainnya. Leo dan Devi tengah bermain PS yang memang biasa Pandu mainkan, sedangkan sisanya menonton sambil mengobrol dan sesekali memainkan ponsel.

Pandu berdiri dan berjalan menuju nakas, membuka salah satu laci kayu itu dan mengambil sisir. Kembali menghampiri Lyra yang asik mengobrol dengan Luna dan Amel, meminta perempuan itu untuk mundur sedikit. Pandu mulai menyisir rambut panjang sang istri yang berantakan dan masih lembab dengan telaten. Luna memandang perlakuan sederhana sahabatnya itu takjub sekaligus iri. Lyra melirik ke arah pandu, tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

“Gue kira cowok datar dan dingin kayak lo gak bisa berlaku manis!” cibir Dimas.

“Lo kira gue tembok!” sinis Pandu, mendelik tak suka.

“Lah itu lo nyadar.” Kembali semua tertawa saat melihat delikan Pandu yang semakin tajam.

Saat jam sudah menunjukan pukul dua belas siang, Lyra berniat memasak untuk makan siang bersama semua temannya, tapi dengan cepat Pandu melarang istrinya itu. Laki-laki tampan dengan gaya santainya itu malah menyuruh Lyra untuk mengambil ponselnya yang sengaja ia tinggalkan di kamar, dan setelah kembalinya Lyra, Pandu langsung memesan beberapa macam makanan untuk makan siang mereka.

Pandu memilih mengeluarkan uang cukup banyak dari pada harus membiarkan Lyra memasak yang pastinya tidak sedikit untuk mereka bertujuh dan malah membuat sang istri kelelahan.

Hanya butuh waktu satu jam untuk mereka menunggu makanan yang Pandu pesan datang. Lyra dengan di bantu Devi menyiapkan dan menatanya di meja makan, yang untungnya cukup untuk mereka bertujuh bahkan tersisa satu. Setelah semuanya siap barulah Devi memanggil teman-temannya yang tengah kelaparan itu.

“Sumpah deh, gue udah lapar bengat dari tadi,” ujar Leo saat baru saja duduk dan langsung memindahkan satu persatu makanan yang ada di meja ke piring kosong di hadapannya.

“Eh buset, Le, yakin lo mau habisin tu semua?” tanya Luna kaget dengan menu makan Leo.

“Tenang, gak perlu khawatir nyisa. Buat gue segini mah masih kurang.” Jawab laki-laki tampan itu.

Lyra hanya menggelengkan kepala sambil berdecak, kemudian mengambil piring kosong dan mengisinya dengan nasi juga beberapa lauk yang suaminya sukai, lalu memberikan piring tersebut pada Pandu, setelah itu barulah Lyra mengambil untuk dirinya sendiri. Pemandangan itu tak lepas dari penglihatan kelima orang lainnya. Devi dan Leo tersenyum kecil, sedangkan ketiga orang lainnya menatap dengan tatapan yang berbeda-beda.

“Princess, kamu dimana sayang? Daddy rindu!”

Di tengah asiknya menikmati makan siang yang di lengkapi dengan canda tawa. Teriakan membahana yang siapa saja akan tahu siapa pemiliknya sejenak menghentikan aktivitas makannya dan menatap Lyra yang mulai bangkit dari duduknya dengan wajah berbinar memancarkan kebahagian.

“Daddy, Princess disini!” teriak Lyra seraya berlari ke ruang depan.

Pandu berdiri dan melangkah dengan tenang menghampiri sang istri juga mertuanya. Hanya bisa menggelengkan kepala saat melihat pemandangan yang menurutnya alay di depan sana, yang hanya berjarak dua meter dari tempatnya berdiri sekarang.

“Princess, apa teman-temanmu ada disini?”

Lyra mengangguk menjawab pertanyaan sang Papa. “Lagi pada makan siang. Daddy mau ikutan?” cepat Leon mengangguk dan merangkul putri kesayangannya. Pandu mencium punggung tangan ayah mertuanya sebagai rasa hormat, dan sebentar berbasa-basi sebelum akhirnya mereka bertiga sama-sama berjalan menuju ruang makan.

“Mereka semua udah tahu tentang status kalian?” Pandu dan Lyra mengangguk bersamaan membuat senyum lega terbit di bibir tipis Leon yang sedikit kecoklatan.

“Heh kalian! Om datang bukannya nyambut malah lanjut makan, gak sopan!”

“Maaf Om, mau nyamperin juga tanggung, Leo lagi makan. Jadi, biar Om aja yang datengin kita.” Laki-laki tinggi Atletis itu memang sangat dekat dengan Leon jadi, sudah tidak sungkan lagi, berani menanggapi candaan Leon.

“Hallo Om,” sapa keempat orang lainnya sedikit sungkan. Leon membalas dengan senyuman.

“Makan, Pa. Nanti keburu habis sama Leo,” ucap Pandu.

“Ah, benar kamu, Nak. Emang deh bocah itu mah, orang tua punya usaha hotel yang maju, tapi kayak orang susah yang gak pernah makan selama seminggu!” Leo mendelik pada Leon.

Terpopuler

Comments

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Seharusnya Leo ituh loh yg di jodohin ama Lyra,juga udah temenan dari kecil...

2022-06-09

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Leon papanya lyra baik ya

2022-01-04

1

Ayu Lundong

Ayu Lundong

q curiga Amel punya hati yg jahat ...

2021-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pagi Menyebalkan
2 2. Perjodohan
3 3. Malam Pertemuan
4 4. Hari Pertunangan
5 5. Perasaan Pandu
6 6. Hari Pernikahan
7 7. Hari Yang Melelahkan
8 8. Kejujuran Pandu
9 9. Berusaha Tegar
10 10. Menuju Hari-H
11 11. Ulang Tahun Sekolah
12 12. Si Jahil Lyra
13 13. Keluarga 4-L
14 14. Pandu Yang Mendadak Manis
15 15. Terbongkar
16 16. Di Rumah Pengantin
17 17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18 18. Q-time
19 19. MOPD
20 20. Kecewa
21 21. Kalap
22 22. Baikan
23 23. Pandu Merajuk
24 24. Kondisi Amel
25 25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26 26. Di Abaikan
27 27. Belum Membaik
28 28. Penyelesaian
29 29. Ungkapan Cinta Angga
30 30. Perpisahan
31 31. Kabar Bahagia
32 32. Ngidam
33 33. Kejahilan Ibu Hamil
34 34. Brownis Keju
35 35. Kedatangan Leo
36 36. Pandu Cemburu
37 37. Kelegaan Leo
38 38. Undangan dari Leo
39 39. Bersama Rangga
40 40. Cekcok
41 41. Di Rumah Leo
42 42. Ketakutan Luna
43 43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44 44. Pernikahan Leo #1
45 45. Pernikahan Leo #2
46 46. Suami Pengertian
47 47. Cerita Luna
48 48. Tetangga Baru
49 49. Belanja
50 50. Lahiran
51 51. Welcome To The World
52 52. Menyambut Kepulangan
53 53. Perasaan Levin
54 54. Kembali Mendapat Penolakan
55 55. Perasaan Devi
56 56. Galau
57 57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58 58. Pemaksaan
59 59. Devi Yang Merajuk
60 60. Cemburu Itu Menyiksaku
61 61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62 62. Kantin
63 63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64 64. Tamu Tak Di Undang
65 65. Poor Bimo
66 66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67 67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68 68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69 69. Kesedihan Devi
70 70. Murkanya Devi
71 71. Supermarket
72 72. Melengkapi Restu
73 73. Malam Tanpa Rapa
74 74. Drama Pagi hari
75 75. Pelajaran
76 76. Lamaran Levin-Devi
77 77. Lamaran Levin-Devi #2
78 78. Pillow Talk
79 79. 3 Couple
80 80. Prewedd + Liburan
81 81. Tumbang Pra-Nikah
82 82. Salah Paham
83 83. Kesepakatan Makan
84 84. Akad Nikah Levin-Devi
85 85. Resepsi Levin-Devi
86 86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87 87. Malam Pertama Levin-Devi
88 88. Go To Bali
89 89. Pertengkaran
90 90. Kepulangan Mendadak
91 91. Bulan Madu yang Kacau
92 92. Moment Manis yang Terganggu
93 93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94 94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95 95. Keanehan Pandu
96 96. Sweet Moment At Night
97 97. Moment Morning
98 98. Keluhan Devi
99 99. Kejutan #1
100 100. Kejutan #2
101 101. Kejutan #3
102 102. Kebahagiaan #1
103 103. Kebahagian #2 (END)
104 Ucapan Terima Kasih
105 Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106 Bunus Chapter 1
107 Bonus Chapter 2
108 Bonus Chapter 3
109 Bonus Chapter 4
110 Bonus Chapter 5
111 Bonus Chapter 6
112 Bonus Chapter 7
113 Bonus Chapter 8
114 Bonus Chapter 9
115 Bonus Chapter 10
116 Bonus Chapter 11
117 Bonus Chapter 12
118 Bonus Chapter 13
119 Bonus Chapter 14
120 Bonus Chapter 15
121 Bonus Chapter 16
122 Bonus Chapter 17
123 Bonus Chapter 18
124 Bonus Chapter 19
125 Bonus Chapter 20
126 Bonus Chapter 21
127 Bonus Chapter 22
128 Bonus Chapter 23
129 Bonus Chapter 24
130 Bonus Chapter 25
131 Bonus Chapter 26
132 Bonus Chapter 27
133 Bukan Update!
134 INFO !!!
Episodes

Updated 134 Episodes

1
1. Pagi Menyebalkan
2
2. Perjodohan
3
3. Malam Pertemuan
4
4. Hari Pertunangan
5
5. Perasaan Pandu
6
6. Hari Pernikahan
7
7. Hari Yang Melelahkan
8
8. Kejujuran Pandu
9
9. Berusaha Tegar
10
10. Menuju Hari-H
11
11. Ulang Tahun Sekolah
12
12. Si Jahil Lyra
13
13. Keluarga 4-L
14
14. Pandu Yang Mendadak Manis
15
15. Terbongkar
16
16. Di Rumah Pengantin
17
17. Kenikmatan Untuk Pertama Kali
18
18. Q-time
19
19. MOPD
20
20. Kecewa
21
21. Kalap
22
22. Baikan
23
23. Pandu Merajuk
24
24. Kondisi Amel
25
25. Berpura-pura Mungkin Lebih baik
26
26. Di Abaikan
27
27. Belum Membaik
28
28. Penyelesaian
29
29. Ungkapan Cinta Angga
30
30. Perpisahan
31
31. Kabar Bahagia
32
32. Ngidam
33
33. Kejahilan Ibu Hamil
34
34. Brownis Keju
35
35. Kedatangan Leo
36
36. Pandu Cemburu
37
37. Kelegaan Leo
38
38. Undangan dari Leo
39
39. Bersama Rangga
40
40. Cekcok
41
41. Di Rumah Leo
42
42. Ketakutan Luna
43
43. Berkumpul Dengan Formasi Lengkap
44
44. Pernikahan Leo #1
45
45. Pernikahan Leo #2
46
46. Suami Pengertian
47
47. Cerita Luna
48
48. Tetangga Baru
49
49. Belanja
50
50. Lahiran
51
51. Welcome To The World
52
52. Menyambut Kepulangan
53
53. Perasaan Levin
54
54. Kembali Mendapat Penolakan
55
55. Perasaan Devi
56
56. Galau
57
57. Pengakuan Devi dan Keseriusan Levin
58
58. Pemaksaan
59
59. Devi Yang Merajuk
60
60. Cemburu Itu Menyiksaku
61
61. Keluarnya Jiwa Macan Lyra
62
62. Kantin
63
63. Posesifnya Pandu yang Berlebihan
64
64. Tamu Tak Di Undang
65
65. Poor Bimo
66
66. Kenapa Sakitnya Masih Terasa?
67
67. Bagaimana Cara Meyakinkanmu
68
68. Kekesalan Kanjeng Ratu
69
69. Kesedihan Devi
70
70. Murkanya Devi
71
71. Supermarket
72
72. Melengkapi Restu
73
73. Malam Tanpa Rapa
74
74. Drama Pagi hari
75
75. Pelajaran
76
76. Lamaran Levin-Devi
77
77. Lamaran Levin-Devi #2
78
78. Pillow Talk
79
79. 3 Couple
80
80. Prewedd + Liburan
81
81. Tumbang Pra-Nikah
82
82. Salah Paham
83
83. Kesepakatan Makan
84
84. Akad Nikah Levin-Devi
85
85. Resepsi Levin-Devi
86
86. Kado Lyra dan Menagih Janji Leon
87
87. Malam Pertama Levin-Devi
88
88. Go To Bali
89
89. Pertengkaran
90
90. Kepulangan Mendadak
91
91. Bulan Madu yang Kacau
92
92. Moment Manis yang Terganggu
93
93. Penjelasan dan Nasihat Mama
94
94. Membicarakan Perjodohan Rapa
95
95. Keanehan Pandu
96
96. Sweet Moment At Night
97
97. Moment Morning
98
98. Keluhan Devi
99
99. Kejutan #1
100
100. Kejutan #2
101
101. Kejutan #3
102
102. Kebahagiaan #1
103
103. Kebahagian #2 (END)
104
Ucapan Terima Kasih
105
Cuplikan Rapa & Cleona : Menjaga Hati (squel Menikah muda)
106
Bunus Chapter 1
107
Bonus Chapter 2
108
Bonus Chapter 3
109
Bonus Chapter 4
110
Bonus Chapter 5
111
Bonus Chapter 6
112
Bonus Chapter 7
113
Bonus Chapter 8
114
Bonus Chapter 9
115
Bonus Chapter 10
116
Bonus Chapter 11
117
Bonus Chapter 12
118
Bonus Chapter 13
119
Bonus Chapter 14
120
Bonus Chapter 15
121
Bonus Chapter 16
122
Bonus Chapter 17
123
Bonus Chapter 18
124
Bonus Chapter 19
125
Bonus Chapter 20
126
Bonus Chapter 21
127
Bonus Chapter 22
128
Bonus Chapter 23
129
Bonus Chapter 24
130
Bonus Chapter 25
131
Bonus Chapter 26
132
Bonus Chapter 27
133
Bukan Update!
134
INFO !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!