Bab 16

“Maaf Mi, Pi tadi ketiduran,” kata Dewi yang baru saja bergabung dengan keluarganya. Setelah ketiga sahabatnya pulang, Dewi yang awalnya hanya ingin berbaring sejenak malah ketiduran. Hampir saja dia melewatkan acara ulang tahun pernikahan kedua orangtua angkatnya itu.

“Iya sayang ngga apa-apa, acaranya belum dimulai juga kok,” jawab Mami Lisa.

“Nanti kamu jangan tunggu sampai selesai acara Wi, langsung istirahat aja nanti kamu ya,” sambung Papi Arya.

“Ngga apa-apa, Pi. Udah oke kok sekarang.”

“Yaudah yuk temanin Mami sama Papi menyapa tamu.”

Dewi mendampingi Papi Arya dan Mami Lisa menyapa para tamu undangan. Beberapa kolega Papi Arya juga memberikan selamat kepada Dewi karena telah selesai menempuh pendidikan dokter spesialisnya.

Tak jarang ada juga beberapa yang menawarkan perjodohan Dewi dengan putra mereka. Tentu saja ini ditolak oleh Dewi dengan beberapa alasan.

“Memangnya setidak lakunyakah Dewi sampai-sampai harus Papi jodohin?”

“Jodoh itu ngga perlu dicari, ntar pasti datang sendiri.”

Ada juga alasan tak masuk akal yang dilontarkan oleh Dewi.

“Dewi tunggu babang Joong Ki ngelamar aja.”

Alasan-alasan itu tentu saja ada beberapa yang bisa dipatahkan oleh mereka. Tetapi ada satu alasan yang bikin para koleganya Papi Arya bungkam.

“Emang anaknya Om udah hafal Quran berapa juzz? Dewi carinya suami yang bisa membimbing Dewi, bukan Dewi yang membimbing. Tak salah kan?”

Jangan salah, ditengah kesibukannya Dewi juga masih menyempatkan untuk mengejar akhiratnya. Salah satunya dengan menghafal ayat suci Al-Quran.

Dewi juga sebenarnya tak terlalu memusingkan masalah jodoh. Alasan-alasan itu sengaja dia buat karena dia tau pergaulan anak-anak dari kolega papinya ini tidak jauh dari gemerlap dunia malam. Ada beberapa yang pernah Dewi temui ketika dia masih koas dulu. Beberapa dari mereka ada yang masuk IGD karena terlibat kecelakaan dalam keadaan mabuk, ada juga yang datang dengan muka lebam karena kelahi di klub malam.

Ditengah perbincangan datang seorang laki-laki matang dengan seorang perempuan yang kira-kira berusia awal 20 tahun. Mereka menghampiri Papi Arya dan memberikan selamat ulang tahun pernikahan.

“Selamat ulang tahun pernikahan Tuan Arya dan Nyonya Lisa. Semoga pernikahannya langgeng dan selalu diberkahi,” ucap pria yang diketahui bernama Ghisan itu.

“Amin, terimakasih Tuan Ghisan. Doa yang sama untuk anda juga,” jawab Papi Arya.

“Halo Nona Dewi, saya dengar anda sudah menyelesaikan spesialis kedokteran anda. Selamat juga ya,” lanjut Ghisan.

“Terimakasih Tuan Ghisan. Oh iya dimana Mbak Melati? Tidak ikutkah malam ini? Sudah lama saya tidak bertemu dengan Mbak Melati serta anak-anak,” tanya Dewi.

“Sayang, Tuan Ghisan sudah bercerai dengan Melati 4 bulan yang lalu,” jelas Mami Lisa sambil memegang tangan Dewi.

“Oh ya? maaf Tuan, saya tidak tahu,” kata Dewi yang merasa tidak enak.

“Tidak apa-apa Nona. Perkenalkan ini istri saya saat ini, Mirna namanya.”

“Halo Nona, perkenalkan saya Mirna,” ujar gadis belia itu sambil mengulurkan tangannya ke Dewi.

“Saya Dewi. Senang bertemu dengan anda Nona Mirna,” jawab Dewi.

“Tuan Ghisan itu seharusnya nikah yang keduanya sama Dewi aja. Dewi kan dekat sama anak-anak, bisalah jadi ibu sambung buat anak-anak. Dewi juga anaknya sholeha,” kata Mami Lisa yang membuat mereka yang ada disana melongo.

“MAMI,” pekik Dewi dan Papi Arya.

“Kenapa sih?” tanya mami Lisa tanpa rasa bersalah.

“Kita ke tempat Rena aja yuk sayang. Tadi abang sama adek nyariin kamu terus,” lanjut Mami Lisa.

“Maaf kami permisi dulu,” pamit Dewi sambil merasa tidak enak karena omongan maminya.

Sambil jalan, Dewi pun bertanya alasan sang mami berbicara seperti itu di depan tamunya tadi.

“Kamu tau ngga sebelum mereka nikah, perempuan tadi itu siapanya?”

“Siapa emang Mi?”

“Dia itu dulunya baby sitter anak-anaknya Ghisan dan Melati. Ngga berapa lama perempuan itu kerja, Melati dia ceraikan. Eh gak sampai sebulan cerai dia nikah lagi, nikah sama baby sitter anaknya lagi,” jelas Mami Lisa menggebu-gebu.

“Ommo. Tjinja? Daebaaak.”

“Dan kamu tau lagi alasan dia nikahin perempuan itu. Katanya perempuan itu lebih sholeha daripada Melati. Sholeha kayak gimana? Bajunya aja kebuka sana sini, itu lagi belahan dadanya kayak gitu. Yang kayak gitu sholehanya? Aneh banget udah dapat istri yang cantik, pintar malah milih pembantu.”

“Sssst mami gak boleh ngomong gitu. Mami ingat, dont judge a book by its cover. Siapa tau sebenarnya dia sholeha terus pintar juga bisa jadi ibu sambung yang baik,” jelas Dewi menenangkan maminya.

“Sholeha gimana yang mengumbar aurat begitu.”

“Yaudah deh gak usah bahas lagi. Mending kita ke tempat kak Rena aja. Tuh dia disana bareng kak Reza,” tunjuk Dewi kearah Reza dan Rena berada.

Tampak Reza juga sedang menyapa para tamu undangan sedangkan Rena dan anak-anaknua duduk di meja bulat yang tak jauh dari Reza berdiri.

“Undaaa sinii,” panggil Ara.

“Iya sayang,” jawab Dewi sambil menghampiri meja mereka.

Dewi duduk disebelah Ara sedangkan Mami Lisa dudul disebelah kiri Andra. Kini posisi Rena berada ditengah. Dewi yang melihat wajah Rena sedikit pucatpun berdiri mendekati Rena.

“Kak are you ok? Mukanya pucat gitu,” tanya Dewi.

“Sedikit pusing aja. Ngga apa-apa kok Dek,” jawab Rena.

“Yakin kamu ngga apa-apa Ren? Pucat banget muka kamu Nak,” kata Mami Lisa.

“Yakin Tante ngga apa-apa kok. Masuk angin mungkin. Kecapean juga kayaknya.”

“Dewi antar ke kamar aja ya. Kakak istirahat aja,” ucap Dewi.

“Mama kenapa?” tanya Andra yang juga cemas melihat mamanya.

“Mama ngga apa-apa sayang. Yaudah Wi kamu anterin Kakak ke kamar ya,” ajak Rena.

“Mas, Rena pamit ke kamar ya,” pamit Rena ke Reza.

“Lho kamu kenapa Ren?” tanya Reza.

“Pusing sedikit aja Mas. Rena ke kamar ya bareng Dewi.”

“Yaudah nanti Mas nyusul ya. Titip Rena ya Wi.”

“Aman.”

Rena pun dipapah masuk ke dalam oleh Dewi. Sayup-sayup terdengar lagu L.O.V.E Michael Buble yang dibawakan oleh salah seorang penyanyi cantik negara ini sebagai tanda acara akan segera dimulai.

Ada rasa tak enak pada diri Rena karena harus meninggalkan tempat padahal acara baru saja akan dimulai,tapi apalah daya akhir-akhir ini Rena merasa badannya kurang enak.

L is for the way you look at me
O is for the only one I see
V is very, very extraordinary
E is even more than anyone that you adore

And love is all that I can give to you
Love is more than just a game for two
Two in love can make it
Take my heart but please don't break it
Love was made for me and you

L is for the way you look at me
O is for the only one I see
V is very, very extraordinary
E is even more than anyone that you adore

And love is all that I can give to you
Love, love, love is more than just a game for two
Two in love can make it
Take my heart but please don't break it
'Cause love was made for me and you
I said love was made for me and you
You know that love was made for me and you

Terpopuler

Comments

VLav

VLav

usaha ga akan mengkhianati hasil

2022-06-12

0

triana 13

triana 13

like dan kirimkan mawar supaya kakak makin semangat

2022-05-20

1

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Tapi kalo gak usaha nggak akan datang sendiri Dewi....

2022-05-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!