Bab 6

Setelah pertemuan di tenda Ayam Geprek Pak De Imam kemaren, Dewi dan Rena belum ada bertemu kembali. Jadwal koas yang padat membuat Dewi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit dibandingkan dengan kosannya. Namun demikian komunikasi diantara mereka masih berjalan. Sesekali mereka saling mengirim pesan. Rena selalu mengingatkan Dewi untuk tidak telat makan karena Dewi yang mempunyai penyakit magh.

Weekend ini Dewi mendapatkan hari libur karena senin ia akan menghadapi ujian. Pagi tadi Dewi sudah buat janji dengan Rena untuk balik ke kota Bandung bersama. Mereka akan bertemu di stasiun.

Pukul 5 sore Dewi keluar dari rumah sakit. Ia berdiri ditepi jalan melihat dan mencari angkot yang akan membawanya ke stasiun. Tak berapa lama sebuah mobil sedan mewah berhenti tepat didepannya.

“Iya-iya tau mobilnya cantik. Harus berhenti depan gue begini?” gerutu Dewi.

Tin tin

Kemudian kaca di depan terbuka dan nampaklah sang penumpang.

“Dek masuk.”

“Lho kak Ren. Mobil siapa?” bingung Dewi.

“Udah masuk cepetan,” sambung Rena.

Ketika Dewi membuka pintu belakang, tampak seorang pria yang juga duduk di bangku belakang. Dewi masuk dan duduk disebelahnya. Dewi mengangguk tanda permisi kepada pria disampingnya itu. Kemudian matanya beralih kedepan, seorang pria yang duduk dikursi pengemudi menoleh ke belakang.

“Lho Kak Reza.”

“Iya Kak Reza yang nganterin kalian pulang ke Bandung,” jawab Reza.

“Cie yang mau ketemu camer ni,” goda Dewi.

“Iya sekalian nentuin tanggal,” sambung pria disebelah Dewi.

“Diam aja lo Rel. Ribut mulu gue suruh lo keluar dari mobil gue,” ketus Reza.

“Kakak ini siapa?” tanya Dewi pada pria disebelahnya.

“Perkenalkan Kakak Farel, sahabat sejak bayinya si Reza,” jawab Farel sambil mengulurkan tangannya.

“Oh iya. Aku Dedew, adiknya Kak Rena yang paling cantik,rajin menabung dan tidak sombong”.

“Dedeeew, sok imut banget kamu Dek,” ejek Rena.

“Ribut banget sih ibuk-ibuk kos depan,” jawab Dewi sewot.

“Kok Ibu kos? Emang kamu punya kosan, Ren?” Reza yang tampak bingung.

“Cerewetnya itu lho Kak Reza, macam ibuk kosan tempat kos Dewi. Bawel banget,” jawab Dewi. “Apalagi kalau udah akhir bukan dekat bayar kosan, beeh nagih mulu padahal belum waktunya.”

“Kakak itu cerewet sama kamu untuk kamu juga Dek. Coba kalau gak kakak ingetin kamu makan. Gak makan-makan kamu kan sibuk berlajar mulu. Siapa lagi yang bakalan ngingatin kamu makan kalau gak kakak? Pacar aja gak punya.”

“Yaelah kok jadi merembet ke pacar sih. Mentang-mentang udah punya pacar ngejekin aja kerjanya.”

“Ya cari pacar juga kamu dong,” sambung Farel. “Tapi maaf kalau Kakak udah sold out,” sambil memperlihatkan jari manisnya yang tersematkan cincin pertunangannya.

“Ih siapa juga yang mau sama situ. Pede nya tingkat tinggi banget sih. Ini beneran teman Kak Reza? Kok bisa punya teman modelan gini sih Kak.”

“Gitu-gitu cuma dia yang ada pas Kakak terpuruk dulu Wi,” jawab Reza.

“Ya harus dong. Kan sahabat. Kalau sahabat itu harus ada jangan pas senang doang. Pas susahnya pura-pura gak kenal trus ninggalin,” sambung Dewi.

Obrolan-obrolan unfaedah terus berlanjut menemani perjalanan mereka menuju rumah Rena di Bandung. Karena kurang istirahat juga malam sebelumnya, tak lama Dewi tertidur juga di dalam mobil.

“Ni anak kalau udah diam sepi juga ya jadinya,” ujar Farel.

“Ingat calon bini dirumah woy,” sambung Reza.

“Maksud lo apa Za. Ye yang gue bilang kan benar. Ni anak orangnya asyik,rame. Ada aja bahannya buat cerita. Gak ngebosenin jadinya,” jawab Farel.

“Iya bener lo. Mirip sama Dini gak sih?” lanjut Reza.

“Dini siapa mas?” tanya Rena yang memang tidak tahu tentang Dini.

“Mendiang adek gue Ren,” jawab Farel.

“Oooo.” Rena mengangguk.

Pukul 10 malam barulah mobil Mercedes Benz keluaran terbaru itu berhenti didepan rumah Rena. Rena pun membangunkan Dewi yang masih tertidur dibangku belakang.

Dewi turun terlebih dahulu setelah pamit dengan Reza dan Farel.

“Mas terimakasih. Maaf karena gak suruh mampir dulu, udah malam juga,” kata Rena tak enak.

“Iya gapapa. Kamu langsung istirahat aja. Besok jam 4 sore Mas jemput ya. Kita ke tempat Tante Lisa barengan,” jawab Reza.

Di dalam rumah, Bu Ratna yang sudah daritadi menunggu kedatangan putri-putrinya itu langsung memeluk Dewi setelah Dewi melewati ruang keluarga.

“Kok kamu sendirian Wi? Kakak kamu mana?”

“Masih di mobil kayaknya Bu.”

“Mobil? Mobil siapa?”

“Pacarnya Kak Rena, Bu. Bu Dewi ke kamar dulu masih ngantuk banget,” izin Dewi.

“Yasudah langsung istirahat aja kamu sana. Itu mukanya udah kusam gitu ih, cuci muka dulu ya.”

“Iya Ibu Kanjeng,” jawab Dewi.

Ibu Ratna berjalan menuju depan untuk melihat pacar Rena yang dimaksud Dewi tadi. Sampai depan ibu melihat Rena yang sedang mengunci pagar rumah mereka. Rena berbalik dan kaget mendapati ibunya yang sedang berdiri di depan pintu rumah.

“Lho ibu belum tidur?” tanya Rena.

“Belum nak. Ibu nungguin kalian.”

“Iya tadi macet bu jalanannya. Maklum akhir pekan,” kata Rena sambil mencium tangan dan memeluk Ibu Ratna.

“Kamu sama siapa tadi nak?” tanya ibu.

“Sama teman bu. Yuk masuk udah malam. Rena langsung masuk kamar ya bu?”

“Iya istirahat sana. Dewi juga tadi mau langsung tidur katanya.”

—————

Pagi hari seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan. Ada si Pak Kumis, Ayah Bambang, lalu ada Ibu Kanjeng Ratu Ibu Ratna, Rena si Ibu kos, Adik laki-lakinya Dirga si Ketos tampan di sekolahnya, dan tentunya si Pelengkap suasana Dewi.

Mereka semua berkumpul untuk memakan masakan ibu kanjeng yang sudah masak banyak hari ini. Kata ibu sesekali anak-anaknya yang diperantauan perbaikan gizi kalau pulang ke rumah. Alhasil meja makan penuh dengan berbagai macam hidangan. Sudah mirip makan di rumah makan Padang isi meja didepan mereka saking banyaknya masakan.

“Alhamdulillah. Maka nikmatNya mana lagi yang engkau dustakan,” kata Dewi melihat semua makanan di depan matanya.

“Udah ah makan dulu baru ngomong,” jawab Dirga.

“Masakannya Ibu Kanjeng ini emang enak banget. Mirip banget sama masakannya Mama,” kata Dewi usai makan.

“Ya iya sama. Chef pengajarnya kan juga sama, nenek kamu,” jawab Ibu.

“Nanti ajarin Dewi ya Bu,” pinta Dewi.

“Emang ada waktu buat masak dikos?” tanya Rena yang kala itu ikut membantu sang ibu dan adik sepupunya membereskan meja makan.

“Ya kalau lagi gak sibuk terus hari libur kan bisa kak. Boros kayaknya kalau harus beli makanan diluar terus. Mana lagi banyak pengeluaran banget mulai bulan ini”.

“Uang kamu kurang, Nak?” tanya Ibu Ratna pada anak asuhnya.

“Gak kok bu masih ada. Alhamdulillah juga ada adik kelas yang minta dibuatkan tugasnya, jadi adalah buat nambah-nambah,” jawab Dewi.

“Kamu kalau jadi joki buatin tugas orang mulu, kamu kapan istirahatnya Dek?”

“Ya kalau capek istirahat atuh Kakakku.”.

“Kamu kalau ada kekurangan bilang sama Ibu, Nak. Nanti Ibu bantu-bantu juga.”

“Gak usah Bu. Dewi tau Ibu juga kesusahan disini, udah di suport juga keuangannya sama Kak Rena. Dewi masih dianggap keluarga aja sama Ibu, Dewi udah berterimakasih sekali. Cuma Ibu dan Om Danu dikampung yang mau nerima Dewi disaat keluarga yang lain menganggap Dewi hanya beban,” kata Dewi. Tak terasa air matanya pun menetes ke pipinya.

Ibu Ratna yang melihatnya memeluk tubuh Dewi: Ditepuk-tepuknya punggung sang anak yang masih terisak itu.

“Kamu gak boleh ngomong seperti itu, Nak. Walaupun kamu gak lahir dari rahim Ibu, tapi Ibu menganggap kamu itu seperti anak kandung Ibu sendiri. Kamu anak dari sahabat Ibu ,berarti kamu anak Ibu juga. Apapun yang kamu rasakan,ngomong sama ibu. Jangan pernah kamu pendam sendiri ya sayang,” kata Ibu dengan tenang.

Hangat. Itu yang dirasakan oleh Dewi. Sudah terlalu lama ia tidak merasakan pelukan seorang Ibu.

“Ih pelukannya cuma berdua, Rena gak diajak nih?”

“Hehehee ayo sini kakak pelukan juga kita bertiga,” ajak Ibu.

Ketiga wanita inipun berpelukan haru. Walaupun hidup sederhana tapi mereka bersyukur dilimpahi kasih sayang yang luar biasa diantara anggota keluarga.

Ayah yang ingin mengambil minum di dapur kaget melihat adegan berpelukan bak teletubies itu.

“Eleh eleh peluk-pelukan Ayah gak diajak,” kata Ayah.

“Kalau Ayah ikutan gak asik. Yang ada kita digeli-geliin sama kumisnya,” jawab Rena.

“Ih kamu ini Kak. Oia katanya kemarin kalian pulang diantar sama pacar Kakak ya?” tanya Ayaht.

Rena yang kaget melihat ke arah Dewi. Sorot matanya seperti ingin memakan Dewi yang dianggap bocor olehnya.

“Eh enak aja tu mata melotot gitu ke Dewi. Dewi gak ada ngomong apa-apa ke Ayah ya,” kata Dewi yang tahu arti dari tatapan Rena.

“Udah jangan nyalahin Dewi. Jadi siapa laki-laki itu Kak? Bener pacar Kakak?” tanya Ayah.

“Rena udah boleh pacaran kan yah?” Bukannya menjawab Rena malah bertanya balik.

“Namanya siapa? Anak mana? Orangtuanya siapa? Kerjaannya apa?” Rentetan pertanyaan dilontarkan oleh Ayah.

“Nanya satu-satu dong, Yah,” kata Rena.

“Yaudah tinggal jawab aja apa susahnya sih,” sambung Ayah.

Rena pun menceritakan asal usul Reza. Disitulah Dewi juga baru tahu ternyata Reza adalah pewaris dari Hutama Group yang paling disorot akhir-akhir ini.

“Daebaak. Ternyata Kak Reza a Billioner ya. Pantas mobilnya cakep bener, gayanya juga gedongan banget.”

“Kakak kenal dimana sama Nak Reza?” tanya Ibu penasaran.

“Mas Reza nasabah prioritas di bank tempat Rena bekerja, Bu. Terus kita pernah beberapa kali gak sengaja ketemu diluar, trus Mas Reza minta nomor Rena, trus yaudah kita sering komunikasi deh,” jelas Rena.

“Nak Rezanya gapapa Nak sama keadaan kita? Maksud Ibu dia tau dengan kondisi keluarga kita? Dia anak orang kaya sayang beda sama kita,” khawatir Ibu.

“Kak Reza itu baik kok, Bu, terus kayaknya juga sayang banget sama Kak Rena. Buktinya dia mau diajakin Kak Rena makan ayam geprek di pinggir jalan. Bulan lalu kita ketemu disana,” bela Dewi.

“Yasudah kalau gitu. Suruh dia main kerumah Ren,” pinta Ayah.

“Iya yah nanti sore Mas Reza juga mau kerumah. Dia mau ngajak Rena ketemu sama Tante dan Oomnya yang kebetulan lagi ada di Bandung.”

Obrolan mereka tanpa Dirga pun berlanjut dengan Dewi yang menceritakan tentang kegiatannya selrama koas. Dirga yang selepas sarapan tadi pamit untuk latihan basket bersama teman-temannya.

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

kutukan cinta mampir...kubawakan like dan fav untmu

2022-06-03

0

Zhree

Zhree

ahh mau ketemu camer

2022-05-26

0

Mom FA

Mom FA

semangat torr🤗 sudah aku fav🤗

2022-05-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!