Akhirnya tiba waktunya Dewi berangkat ke Korea. Tania, Leo dan Candra mengantarkannya sampai bandara. Mereka berpelukan dan saling mengingatkan untuk jangan lupa saling mengabari. Tania yang mengambil spesialis Obgyn dan Leo yang mengambil spesialis Bedah Anak akan melanjutkan pendidikan spesialisnya di Jakarta. Sedangkan Candra akan melanjutkan pendidikan spesialis Bedah Jantungnya di Singapura.
Mami Lisa ikut mengantarkan Dewi ke Korea bersama Rena dan Andra. Reza tidak bisa ikut karena sedang pergi ke Singapura karena urusan pekerjaan. Begitu juga dengan papi Arya yang sedang sibuk mengurus proyek barunya.
Tiba di Korea mereka langsung meluncur ke apartemen yang sudah disiapkan untuk Dewi selama pendidikan di negara ginseng ini. Walaupun terbilang kecil, tapi cukup nyaman untuk ditinggali.
——
Tak terasa sudah 1 tahun Dewi berada di Korea. Tak sulit baginya untuk beradaptasi dengan negeri ginseng ini. Walaupun dirinya menjadi minoritas, tetapi Profesor Pengampu, Dokter Spesialis dan teman-teman residennya mau membimbingnya dan mereka sangat memperhatikan kondisinya. Identitas Dewi sebagai muslim tidak lepas karena ia yang menggunakan hijab. Akan tetapi, hijab tidak membuat Dewi terkucilkan.
“Dewi-ssi, ada yang mencarimu. Sekarang dia menunggumu di Informasi lantai 1,” kata Hong Chae Young teman residennya.
“Arasseo. Gomawoyo Chae Young-ssi,” jawab Dewi.
Setiba di informasi, Dewi dikejutkan dengan kedatangan Candra yang datang menemuinya di rumah sakit. Awalnya dia pikir Candra hanya bercanda ketika mendapatkan pesan dari Candra bahwa ia sekarang berada dirumah sakit tempat Dewi residen.
“Eh loe beneran disini? Gue pikir lo becanda doang tadi,” kata Dewi yang menemui Candra di lobbi rumah sakit.
“Gak percayaan sih sama orang. Apa kabar lo?” tanya Candra.
“Baik alhamdulillah. Eh ngobrol di coffe shop disana yok. Gue juga lagi jam istirahat ini,” ajak Dewi.
Merekapun berjalan menuju coffee shop yang masih berada didalam kawasan rumah sakit tersebut. Mereka memesan minuman dan kemudian mencari tempat duduk di dekat jendela. Tampak sesekali Dewi menyapa teman sejawat maupun dokter spesialis senior.
“Jadi makin sering ngopi lo ya kalau disini?” tanya Candra balik ketika mereka telah sampai dan duduk disalah satu bangku di dalam coffe shop itu.
“Ya gimana ngga sering. Teman-teman gue disini pada suka ngopi semua. Lo gimana disana? Nyaman gak?”
“Ya nyaman ngga nyaman dinyamanin ajalah. Demi masa depan, kan.”
“Hhmm iya juga sih. Tahun kemarin gue udah gak bisa ngerayain lebaran bareng, tahun ini kayaknya juga deh. Sedih gue.”
“Kenapa ngga minta mereka aja buat datang buat ngerayai lebaran disini sama lo?”
“Ya rencananya sih gitu tahun ini. Kalau tahun kemarin kan papi drop pas mau lebaran. Kadang gue suka khawatir jauh gini sama mereka. Biar gimanapun mereka orangtua gue sekarang Can.”
“Sesayang itu lo sama keluarga baru loe Wi?”
“Ya gimana ngga sayang. Gue yang bukan apa-apa ini mereka mau anggap gue anak. Mau ngehidupin gue, nyekolahin gue. Ya walaupun gue juga ini dapat beasiswa ya tapi seenggaknya mereka udah niat buat biayain spesialis gue Can. Eh ngomong-ngomong ada apaan nih lo ke sini? Emang lo gak kerja ya?”
Hmmm
Candra menghela nafas panjang sebelum mulai menjawab pertanyaan dari Dewi.
“Ada yang mau gue omongin sama loe Wi. Ini serius.”
“Apaan sih lo. Gue deg-degan gini jadinya.”
“Wi sebenarnya gue udah lama suka sama lo. Gue sayang sama lo Wi, gue juga cinta sama lo.”
“ Can…”
“Gue sengaja izin beberapa hari sama profesor pembimbing gue Wi buat nemuin lo dan ngungkapin ini semua ke loe. Gue rasa udah saatnya gue ungkapin semua perasaan gue ke loe selama ini Wi,” jelas Candra.
Dewi kaget, shock mendengar pengakuan Candra. Jujur dia tidak pernah membayangkan hal ini sebelumnya.
Huuuh
“Can, sebelumnya terimakasih sebelumnya karna loe udah sayang sama gue. Jujur gue sendiri juga sayang sama lo, sama Tania sama Leo juga. Gue udah nganggap kalian bertiga tu kayak saudara gue sendiri Can,” jelas Dewi.
“Apa gak pernah loe liat gue sebagai laki-laki Wi? Bukan sebagai sahabat loe.”
“Can kalau kita punya hubungan spesial, trus kita berdua ada masalah, berantem, gue gak mau hubungan pertemanan kita juga ikut retak trus bubar Can. Gue ngga mau ngorbanin pertemanan kita Candra.”
“Please Wi kasih gue kesempatan sekali aja. Gue gak bakalan ngecewain lo Wi.”
“Can please lo juga ngertiin gue ya. Gue gak mau persahabatan kita hancur Can. Kalian itu begitu penting dalam hidup gue. Please Can,” pinta Dewi.
Candra memejamkan matanya dan menarik nafas dalam dan kemudian melepasnya panjang.
“Oke Wi gue paham. Tapi izinkan gue untuk tetap sayang sama lo Wi.”
“Gue izinin kalau cuma sayang. Tapi sayang sebagai teman ya. Dan untuk perasaan cinta, gue harap loe mau buka hati loe buat cewek lain Can.”
Candra mengangguk. “Iya Wi gue bakalan coba. Tapi untuk masalah persahabatan kita…,” ucapan Candra langsung dipotong Dewi.
“Gue anggap ngga terjadi apa-apa. Gue bakalan kayak biasa aja Can,” sambung Dewi.
“Oke Wi terimakasih ya.”
“Gue yang minta maaf Can.”
“Ngga apa-apa Wi kalau loe gak bisa balas perasaan gue. Seenggaknya gue udah nyoba. Please jangan menjauh dari gue ya Wi,” batin Candra.
Obrolan merekapun berlanjut. Tidak ada pembahasan itu lagi. Candra pun tidak mau Dewi menjauh kalau dia memaksa Dewi membalas perasaannya. Bukankah tingkat tertinggi dalam mencintai itu adalah melihatnya bahagia?
Kriing…. Kriing.. Kriiing
Suara handphone Dewi pun memberhentikan obrolan mereka sejenak.
“Jamkkanman Can, handphone gue bunyi,” kata Dewi sambil mengeluarkan ponsel dari saku jas dokternya.
“Lama-lama gue kayak lagi nonton drakor tau gak loe,” jawab Candra.
“Hahaha bisa rasain jadi gue tiap hari ngedrakor tentang dokter-dokter disini.”
Dewi kaget melihat nama yang tertera di ponselnya.
“Kak Reza? Tumben ya,” batin Dewi.
“Assalammualaikum Kak Reza,” kata Dewi.
“……..”
“Lagi dirumah sakit Kak. Kenapa ada apa aya naon?”
“……”
“Apa?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Zhree
Aku juga mau dong ke korehaaaa
2022-06-23
1
VLav
pengen ke korea juga dong 🤭
2022-06-07
1
Mom FA
wah aku juga suka korea torr😁
2022-05-29
1