Bab 5

9 Tahun yang lalu

You look so cute

Where we going?

Get ready

Saturday night

Here we come

Ini sebuah lagu menyambut hari sabtu

Waktunya anak muda bermalam minggu

Aku siapkan baju

Baju yang lucu-lucu

Tak lupa kuberkaca di sudut kamarku

Lalu kutunggu dia datang menjemputku

Hati berdebar malu-malu

Walau ku malu dalam hati aku mau

Ini indahnya malam minggu

Dan kududuk manis

Di samping dirimu

Lalu kubersandar di bahumu

Bagai kembang api yang menyala-nyala

Seindah itu malam mingguku

Sepenggal lagu dari girl band Indonesia, Cherrybelle ini sangat pas diputar di malam minggu. Malam yang pastinya di nanti-nanti oleh banyak orang. Bagi yang sudah berkeluarga mereka akan menghabiskan waktu bersama keluarga. Yang mempunyai pasangan mereka akan jalan bareng pasangannya. Bagi yang jomblo? Ya terima nasib 😄

Begitu juga dengan Dewi. Gadis berhijab berumur 21 tahun ini tidak menghabiskan malam minggu bersama pasangannya. Malam itu ia mendapatkan jadwal jaga malam di rumah sakit tempat ia melaksanakan koasnya. Selain itu alasannya ya karena memang dia jomblo juga.

Setelah menjalani perkuliahan selama tujuh semester, akhirnya Dewi sekarang menyandang Dokter Muda. Program koas ini akan ditempuhnya selama 1,5-2 tahun.

Setelah melewati masa koas, seorang sarjana kedokteran harus melalui masa Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI). Pada tahapan ini, dokter muda akan memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR).

Setelah dapat STR, seorang dokter wajib mengikuti program internship atau magang. Pada saat masa internship, seorang dokter akan menjalani rangkaian praktik di tempat yang telah mempoeroleh Surat Izin Praktek (SIP), seperti di rumah sakit tipe C yang berada di Kabupaten maupun seluruh Puskesmas yang ada di Indonesia. Program internship ini menghabiskan waktu selama 1 tahun.

Kembali ke Dewi, pukul 8 malam ia berencana keluar sebentar bersama sahabatnya, Tania untuk mencari makan malam. Biasanya teman-teman yang lain akan menitip pesanan makanan mereka pada teman yang pergi keluar.

Mereka meminjam motor besar milik sahabat mereka,Leo yang kala itu sedang ikut bersama dokter pembimbing untuk operasi pasien. Sedangkan satu lagi sahabatnya, Candra saat ini sedang tidur nyenyak dirumahnya karena tidak mendapat jadwal piket.

Dewi melajukan motor besar itu menuju kedai yang menjual ayam geprek langganan mereka. Menurut para dokter muda ini, rasa ayam dan sambal yang dijual disini sangat pas di lidah selain harga yang murah dikantong anak kosan tentunya.

Setelah 15 menit perjalanan, mereka telah sampai di tenda yang bertuliskan Ayam Geprek Pak De Imam. Mereka langsung turun dari motor dan memesan pesanan mereka.

“Pak de pesan seperti biasa 5 bungkus ya. Tambahan sambelnya jangan lupa pak de,” Pesan Tania.

“Siap mbak. Ditunggu ya.”

Sambil melihat-lihat ke kanan dan kiri tenda pak de yang ramai malam itu, Dewi melihat keberadaan sang kakak di meja pojok bersama seorang pria. Tentu saja Dewi dengan usil menghampiri meja sang kakak yang ia yakini pria itu adalah kekasihnya.

“Hayooo makan sendiri-sendiri gak ngajak-ngajak. Berduaan pulak tu,” sungut Dewi yang langsung duduk di samping wanita itu.

“Lho kok kamu disini?” tanya sang kakak.

“Lah seharusnya Dewi yang tanya kenapa kakak disini? Jauh amat pergi makan. Sementang malam minggu jalannya jauh-jauh.”

“Kak penasaran soalnya kalian ributin makanan ini terus kan ke Kakak suruh cobain. Yaudah ini dicobain.”

“Eh baideway in the way busway siapa ini kak? Awowoknya ya??? Cieee kak Rena udah gede main pacar-pacaran bilangain Ibu aaah,” ledek Dewi.

“Apaan sih kamu Dek rese banget.”

“Halo kakak yang ganteng nan tampan. Perkenalkan nama aku Dewi, adiknya Kak Rena yang paliiiing cantik,” kata Dewi sambil mengulurkan tangannya.

“Ya tuhan mulai deh ni anak,” gerutu Rena.

Dewi dan Rena bukanlah adik kandung. Dewi adalah anak dari sahabat Ibunya Rena yang sudah meninggal dunia. Dewi yang kini yatim piatu dan tak memiliki siapa-siapa lagi diasuh oleh keluarga Rena.

“Saya Reza temannya Rena,” jawab Reza sambil menerima uluran tangan Dewi.

“Yaah kasihan gak diakuin pacar hahahhahaa,” ucap Dewi sambil ketawa.

“Dek mulut kamu ini benar-benar deh ya ribut tau,” jawab Rena sambil menutup mulutnya Dewi dengan telapak tangannya.

“Kita memang belum pacaran kok Wi. Doain biar Kak Renanya mau jadi pacar Kakak ya,” ungkap Reza sambil tersenyum melihat Rena. Rena yang mendengar perkataan Reza tersenyum malu.

“Aamiin. Dewi doakan semoga kalian berdua berjodoh, dilancarkan sampai hari H. Dan tidak lupa juga semoga Sakinah Mawaddah Warahmah. Aamiin.”

“Aamiin.” Reza tersenyum dan melirik ke arah Rena.

“Ih apaan sih Mas Reza,” kata Rena yang menahan senyum malunya.

“Apaan apa Ren. Doa bagus itu harus di aminkan,” jawab Reza.

“Betul itu,” sambung Dewi.

“Yaelah ni anak ninggalin orang mulu deh,” kata Tania yang tiba-tiba datang menghampiri meja mereka.

“Yah elu ngapain coba konsentrasi amat liatin Pakde masak.”

“Ya jangan ditinggalin juga dedeknya dong. Eh ada Kak Rena. Sama siapa nih Kak? Cie ciee PeJe nya dong.”

“Nambah lagi kang rusuh,” kata Rena melihat sinis ke Tania.

“Sinis amat tuh muka. Hilang ntar cantiknya trus si babang meleper ke gue lho Kak,” sambung Tania.

“Gak akan,” ketus Rena.

“Pede amat,” ucap Dewi dan Tania kompak.

“Halo kak aku Tania sahabatnya Dewi,” ujar Tania mengenalkan diri.

“Saya Reza temannya Rena.”

“Oooh masih teman. Bisa dong kita masuk,” sambung Tania sambil tertawa.

“Eh gatel banget sih loe. Mau jadi pelakor emang lo,” kata Dewi.

“Sebelum janur melengkung beib hahahha,” ledek Tania.

Ya begitulah mereka kalau sudah kumpul. Tidak pernah ada habisnya untuk menggoda satu sama lainnya. Walaupun Tania sahabatnya Dewi, tapi ia cukup mengenal Rena karena semenjak Rena kerja di ibukota,hampir setiap weekend ketika Dewi dan Tania sebelum koas mereka akan berkumpul dikosannya Dewi.

“Mbak Dewi ini sudah siap sesuai sama pesanannya,” kata Mas Ari salah seorang karyawan di kedai itu.

“Eh iya Mas. Ini uangnya ya,” kata Dewi sambil mengeluarkan selembar uang yang bergambar mantan Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia.

“Gak usah Wi. Biar Kakak aja yang bayar sekalian”, kata Reza yang langsung mengeluarkan dompetnya.

“Sekalian sama makanan saya yang ini ya Mas.” Tunjuk Reza ke arah makanannya yang di atas meja.

“Alhamdulillah. Rezeki anak soleha mah ini. Sering-sering kalau bisa Kak,” ucap Dewi sambil cengengesan.

“Aman tuh lain kali ntar Kakak traktir lagi,” jawab Reza.

“MasyaAllah. Lancar terus rezekinya Kak Reza. Aamiin”.

“Yaudah yuk kita pulang. Kalian juga kelamaan ntar kena marah,” ajak Rena.

Mereka berempatpun berjalan bersama menuju tempat parkir.

“Kalian pakai motornya Leo?” tanya Rena.

“Iya dianya lagi ada operasi. Ini makanannya juga udah kita beliin,” jawab Tania.

“Kamu Wi hati-hati bawa motornya. Lecet susah lho gantinya,” nasehat Rena.

“Iya insyaAllah aman Uni. Tenang aja,” jawab Dewi.

Dewi mulai memundurkan motor besar milik Leo itu. Selanjutnya Tania pun mulai naik dibelakang Dewi.

“Yasudah kalau gitu kami duluan ya Kak. Kak Reza makasih traktirannya. Harus segera ubah statusnya dari yang teman ke pacar terus ke suami. Oia harus sabar-sabar menghadapi Kakaknya Dewi ini. Orangnya suka galak hehehe. Tapi baik kok.”

“Udah-udah sana pergi lagi,” usir Rena.

“Ih ngusir segala. Yaudah Assalammualaikum.” Dewi mengucapkan salam.

“Waalaikumsalam,” kompak Reza dan Rena.

“Adik kamu lucu Ren”, kata Reza.

“Iya. The one and only aku Mas punya adik bentukan kayak gitu.” Rena tersenyum mengingat tingkah adik kesayangannya itu.

“Kamu kayaknya sayang banget sama adik kamu itu Ren”.

“Ya gimana gak sayang Mas. Rena dari kecil pengen banget punya adik perempuan, seru aja kayaknya gitu, eh gak taunya dapat Dirga. Terus pas kenal Dewi dari kecil kita jadinya dekat banget. Dia itu kasihan yatim piatu. Orangtuanya kecelakaan pas dia kelas 11 SMA. Sedihnya saat itu dia lagi ada di Jerman ngikutin pertukaran pelajar. Disitu juga dia kenal sahabat-sahabatnya Tania,Candra dan Leo.

Dewi juga anak tunggal Mas. Bapaknya dulu PNS, ibunya cuma ibu rumah tangga biasa. Jadi dia hidup dari pensiunan bapaknya yang gak seberapa itu. Keluarganya banyak yang ninggalin dia Mas. Mungkin takut direpotin. Yang dia punya saat ini cuma keluarga Rena aja, karena Ibu sama orangtuanya sahabatan sejak dulu dan kita juga deket banget.

Alhamdulillah Dewi lulus dengan peringkat nomor satu nasional sehingga dia bisa keterima kuliah dengan beasiswa. Selain dari uang pensiunan almarhum bapaknya, dia juga kerja buatin tugas-tugas temannya Mas. Ya Alhamdulillah bantu-bantu nambah tabungan dia Mas,” cerita Rena.

“Sama kayak mas dong Ren. Mas juga ditinggal Mami sama Papi pas masih SMA,” kata Reza.

“Iya tapi Mas kan udah kaya jadi mah gak perlu khawatir. Mas juga ada Om Arya dan Tante Lisa juga. Kalau Dewi dia cuma sendiri mas di kota P. Kita ajak pindah ke kota B dia gak mau. Katanya sekolah dia disana, makam orangtuanya juga disana jadi dia gak mau pergi dari kotanya,” sambung Rena.

“Gak nyangka hidupnya Dewi seperti itu ya Ren.”

“Iya mas. Untung dia anak yang kuat.”

Terpopuler

Comments

Yen Lamour

Yen Lamour

Aku hadir lg kak

2022-05-29

0

Senajudifa

Senajudifa

kirain rena dan dewi kakak adik kandung

2022-05-27

0

Zhree

Zhree

awokwoknya ya? apakah itu awokwok? haaa

2022-05-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!