Bab 7

“Assalammualaikum.”

“Waalaikumsalam,” jawab Dewi. Gadis itu beranjak dari tempat duduknya dan kemudian menuju pintu untuk melihat siapa tamu yang datang.

“Eh Kak Reza, masuk Kak. Kak Rena pacarnya nih udah datang,” teriak Dewi.

“Gila ni cewek gak ada kalem-kalemnya,” batin Reza sambil tersenyum melihat Dewi.

Rena yang pada saat itu tengah membantu sang ibu membuat kue di dapur langsung keluar mendengar teriakan Dewi.

“Lho Mas Reza kok udah datang?” tanya Rena.

“Iya Ren takut ntar macet,” jawab Reza.

“Yaudah Rena ganti baju dulua ya,” pamitnya.

Dewi yang kala itu sedang belajar di ruang tamu, langsung membereskan kertas-kertas dan buku yang ada di meja.

“Lagi belajar Wi?” tanya Reza.

“Iya Kak, senin ujiannya lisan. Salah dikit langsung out kata dokternya.”

“Eh ada tamu rupanya,” kata ayah yang baru keluar dari kamar.

“Iya Pak. Perkenalkan saya Reza temannya Rena pak,” kata Reza memperkenalkan diri.

“Saya Bambang ayahnya Rena. Ayo duduk, Nak.”

“Terimakasih, Pak.”

“Maaf ya ini berantakan jadinya ruang tamu. Aneh ini si Dewi betah banget belajar di ruang tamu padahal di kamar ada meja belajarnya.”

“Dewi ngga sanggup Yah nahan godaan kalau belajar di kamar,” jawab Dewi seadanya.

“Godaan apa emangnya Wi?” tanya Reza penasaran.

“Godaan kasur Kak,” jawab Dewi cengegesan.

Reza yang mendengar jawaban dari Dewi hanya tersenyum sambil geleng-geleng. Ada saja menurutnya jawaban nyeleneh dari adik wanita yang ia sayangi itu.

“Maaf ya Nak Reza, Dewi anaknya emang suka gitu. Jawabannya suka asal dan aneh.”

“Iya tidak apa-apa Pak.”

“Aneh-aneh gini Dewi anaknya pintar lho Nak Reza,” sambung ibu yang datang dari dapur sambil membawa minuman dan cemilan. Dewi pun ikut membantu Ibu Ratna menyajikan minum dan makanan di meja.

“Dewi waktu SMA ikut kelas akselerasi. Terus dia pernah juara olimpiade matematika tingkat nasional, terus dikirim ke Jerman untuk ikut pertukaran pelajar. Dewi sempat setahun disana,” sambung ibu.

“Wah hebat juga kamu Wi,” puji Reza.

“Aaah biasa aja Kak. Yasudah silahkan dilanjutkan ngobrolnya. Dewi masuk dulu ke dalam. Sepertinya imanku runtuh dengan godaannya,” kata Dewi.

“Sekalian panggil Kakak kamu ya Wi. Kasihan ini Nak Reza udah nunggu,” perintah ibu.

“Siap kanjeng ratu.”

————

Dua bulan berlalu sejak kedatangan pertama kali Reza ke rumah orang tua Rena di Bandung. Om dan tante Reza yang menjadi wali Reza pun sudah mengunjungi rumah bakal calon besan mereka.

Dewi yang saat itu melanjutkan koasnya di stase Anak. Stase ini menjadi stase salah satu yang cukup ditakuti karena tingkat kesulitan dan kesibukannya. Alasannya yang paling sulit karena aturan pertama yaitu ‘Anak itu bukanlah miniatur orang dewasa’. Sehingga pada stase ini para dokter muda akan benar-benar belajar (atau dibuat terpaksa belajar) mengenai cara menangani anak – anak dan segala kekhususan yang menyertainya.

Untuk kesibukannya, bisa dilihat dimana Dewi tampak hanya libur dalam 1 hari dalam seminggu. Waktunyapun lebih banyak dihabiskannya di rumah sakit. Kos hanya menjadi tempatnya untuk mandi dan istirahat sejenak.

Sesibuk-sibuknya Dewi, dia menyempatkan diri untuk pulang ke Bandung weekend ini. Rencananya hari Sabtu malam Reza akan melamar Rena secara resmi. Reza membawa rombongan keluarganya untuk melamar Rena.

Dewi yang sudah menganggap Rena seperti kakak kandungnya sendiripun tidak ingin melewatkan momen spesial ini. Dewi senang akhirnya sang kakak menemukan jodohnya. Ia bisa lihat bahwa Reza adalah laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Gadis itu juga melihat besarnya cinta Reza kepada Rena.

Dewi berangkat sendirian siang itu karena kemarin Rena sudah duluan pulang ke Bandung. Dewi sampai di rumah pada malam hari. Tampak sudah ramai di rumah itu. Ada saudara Rena dari pihak pak Bambang yang sudah hadir dari luar kota dan menginap di rumah Rena.

Keesokan harinya,rombongan keluarga dari pihak ibu Ratna datang. Mereka tampak menyalami dan memeluk Rena. Mereka tampak senang dan bangga bahwa anggota keluarga mereka akan menikah dengan salah satu orang terkaya di negri ini. Mungkin lebih terlihat mereka ingin menjilat, karena sebelumnya hubungan keluarga mereka mulai merenggang semenjak meninggalnya orangtua Dewi.

Mereka sama sekali tidak menghiraukan Dewi disana. Fokus mereka hanya pada Rena. Bahkan ada sepupu mereka yang memberikan pertanyaan yang cukup menyakitkan bagi yang mendengarnya.

“Kamu pake apa sih Ren, kok bisa pria kaya seperti Reza jadi suka sama kamu?” tanya salah seorang sepupu Rena yang usianya 2 tahun lebih tua dari Rena.

“Kak Rena gak perlu apa-apa udah cantik luar dalam makanya Kak Reza cinta banget sama Kak Rena,” jawab Dewi yang geram mendengar pertanyaan dari Indri, sepupunya Rena itu.

“Eh anak kecil kamu gak usah ikut-ikutan ya. Udah belajar aja sana biar masih dapat beasiswanya jadi masih bisa kuliah. Kalau ngga dapat beasiswanya ntar nangis guling-guling gak bisa selesaiin dokternya,” sinis Indri.

“Aku ngga belajar aja bisa juara nasional olimpiade matematika, terus pergi ke Jerman. Beasiswa juga gampang aja tu dapetinnya. Emang situ udah siang malam belajar ngga tembus-tembus beasiswa prestasinya, yang ada beasiswa keluarga tidak mampu, itupun malsuin data pake minta surat miskin segala. Gak malu apa? Lagaknya kayak orang kaya tapi kok minta surat miskin,” geram Dewi.

“Ssst udah udah. Kalian apa-apain sih pake berantem segala. Kamu Wi mending ajak Dirga jemput kue dulu pesanan ibu ke toko langganan kita itu,” kata Rena menengahi.

Sebenarnya Rena juga merasa jengkel dengan Indri. Entah apa salah Dewi padanya dulu, sampai-sampai Indri bisa tidak sesuka itu pada Dewi. Apalagi setelah orangtua Dewi meninggal. Semua sanak saudara menjauh meninggalkan Dewi, termasuk teman-teman lama orangtuanya. Padahal semasa hidup, kedua orangtua Dewi selalu membantu mereka.

Kini tak ada yang mau merangkul anak yatim piatu itu. Hanya keluarganya dan paman Dewi yang kebetulan masih 1 daerah dengan rumah Dewi yang masih mau menerima Dewi. Pamannya itulah yang sampai saat ini merawat rumah peninggalan orangtua Dewi di kota P.

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

kutukan cinta hadir

2022-06-06

0

Yen Lamour

Yen Lamour

Nyicil baca ya kak 😊 semangat terus 💪🤗
Silence selalu hadir bersama cinta dan dendam 🥰

2022-05-29

0

Zhree

Zhree

godaan kasur..😂😂

2022-05-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!