Keesokan paginya, Eisha terbangun dan tersadar kalau ia berada di sofa, bukan di kamarnya. Ia pun akan beranjak tapi ia ingat kakinya yang terluka saat ini. Sehingga Eisha pun melihat kakinya karena lupa untuk diobati, tapi ia heran ternyata tidak lukanya sudah diobati.
Eisha mencoba mengingat, mungkin ia melakukannya tapi lupa atau...., apakah Adnan yang melakukan nya??, saat sedang berkelut dengan pikiran nya. Suara berat memanggilnya.
"Sudah bangun rupanya, apa kakimu sudah baikan??" tanya Adnan dengan pakaian santainya.
"Terimakasih" ucap Eisha, ia langsung tau bahwa pria itu yang mengobati nya.
"Aku melakukannya agar kau segera pulih dan belajar kembali, Kita sedang mengejar waktu" ucap pria itu.
"Ini, makanlah aku belikan nasi goreng untukmu" kata pria itu sambil menyodorkan sepiring nasi itu.
"Terimakasih" ucap Eisha
"Aku akan pergi bersepeda, kau habiskan makanannya dan minum obat di atas meja"
"Baiklah" ucap Eisha patuh
Eisha melihat pria itu beranjak dari sofa dan menuju pintu keluar, Eisha dapat melihat pria itu membawa sepeda nya dan mengayuhnya sampai hilang dari pandangannya.
Eisha segera minum obat setelah selesai makan, dan ia menggerak-gerakkan kakinya yang terasa sudah cukup baik, hanya tinggal tunggu lukanya kering dan besok pasti hilang.
Karena ada waktu luang, akhirnya Eisha menuju halaman rumah dan menyalakan selang untuk menyiram tanaman di halaman.
Eisha menyirami tanaman itu dengan air segar, ditambah suasana pagi hari yang menyejukkan dan rumah Adnan yang terletak cukup jauh dari keramaian.
Rumah ini dikelilingi pepohonan di sekitarnya dan beberapa bunga liar yang indah, membuat suasana nya bagus asri. Sepertinya pria itu tidak suka keramaian.
Beberapa menit berlalu, dan terlihat Adnan membawa sepedanya mengitari pohon besar di beberapa langkah di depan Eisha. Eisha dapat melihatnya, bagaimana lengan kekar itu memegang sepeda dan kakinya yang berotot terlihat saat mengayuh.
Adnan menggunakan celana pendek nya jadi dapat terlihat kaki yang ditumbuhi bulu-bulu itu. Eisha terus memandangi pria itu, pria yang tak sengaja bertemu dengannya, tinggal bersamanya dan membantunya saat ini. Meskipun berwatak dingin, misteri dan mulut nya yang pedas tapi ia adalah pria yang tampan. Hanya saja ia tidak memakai pakaian formal seperti orang kantoran atau sebagainya.
Walaupun begitu, memakai pakaian ini pun telah membuat pesona pria itu terlihat. Ditambah dengan kulit nya yang putih dan berwajah tegas serta mata yang unik, menambah nilai ketampanannya.
Eisha tidak tau berapa lama ia memandangi pria itu yang bersemangat mengayuh sepeda nya, dan entah angin apa, Eisha melihat ia duduk di depan dan pria itu mengayuh sepedanya dan mereka tertawa bersama.
"Ahhh" Eisha dikagetkan oleh sesuatu yang melintas cepat di hadapan nya. Sehingga membuat khayalan nya buyar seketika.
"Apa itu?" Eisha melihat benda yang mengagetkan nya, yang ternyata itu adalah sebuah bola.
"Bola??" Eisha melihat sekitarnya, tentang siapa pemiliknya, dan tak lama datang bocah laki laki menghampiri nya.
"Kakak, bola itu milikku" ucap bocah itu
"Ah, milikmu rupanya, ini bolanya" ucap Eisha sambil memberikan nya.
"Terimakasih" ucap bocah itu sambil berlari.
Saat kembali akan melanjutkan khayalan nya, ia dikagetkan lagi dengan pria di hadapannya.
"Ahhhh!!" ucap Eisha sambil menghadapkan selang yang masih menyala itu.
"Hei, gadis kacamata, apa....." belum selesai Adnan bicara, ia sudah basah diguyur air selang itu.
"Apa- apaan ini!!" ucap nya sambil menghindari air itu.
Eisha yang tersadar langsung mematikan selang nya, dan melihat ke arah Adnan yang sudah basah kuyup.
"Ma.. maafkan aku, aku tidak sengaja" ucap Eisha.
"Kau membuat ku kaget dan aku refleks melakukan nya" ucap Eisha membela diri dan pria itu terus memandangi nya yang membuat Eisha cemas.
Adnan berjalan mendekat ke arah Eisha dengan tatapan mata tajamnya, yang membuatnya Eisha mundur. Eisha merasa ia dalam masalah saat ini dan terus berupaya menghindar, namun sialnya ada pagar yang menghentikan nya
"Mati aku!!" ucap Eisha
Eisha yang sudah pasrah mungkin akan mendapatkan pukulan atau tamparan, karena membuat pria itu basah memejamkan matanya dan tanpa diduga. Ia merasa dingin seperti ada air yang menyiram nya.
Langsung saja, ia membuka matanya dan benar saja, Adnan menyiraminya dengan selang itu dan membuat nya basah.
"Hei!!" ucap Eisha tak terima dengan air yang terus menyiraminya.
Pria itu langsung memutar kran nya menambah volume airnya, dan terus menyirami Eisha.
"Aku balas kau!!" Eisha pun langsung mengejar pria itu yang tengah membawakan selang dan terus menghujaninya.
Tanpa sadar gelak tawa menghiasi pagi itu, dan bukan hanya saja benih bunga baru yang akan tumbuh karena air yang menghujaninya nya tapi mungkin sebuah benih lainnya.
Hari hari berikutnya, Eisha lewati dengan keras dan jatuh bangun dalam mempelajari cara berpakaiannya, yang akhirnya membuahkan hasil dengan bantuan Cici, ia sudah bisa dan berhasil memadukan pakaian dengan makeup nya.
Dan saat ini adalah hari terakhir nya bersama Cici, pria jadi jadian itu memberikan kejutan untuknya. Sehingga saat ini ia tengah dirias seperti pergi kencan saja.
"Cici aku tidak perlu seperti ini, besok aku harus berangkat ke asrama sekolah ku" tolak Eisha.
"Sudah, kau diam saja aku akan memperlihatkan hasil pembelajaran kita selama ini dan sebagai hadiah ku karena kau sudah berhasil Sayang" ucap Cici sambil terus menghias wajah Eisha dan rambut nya.
"Dan aku pastikan, pria bermulut pedas itu akan terdiam nanti" Sambungnya lagi.
"Baiklah" ucap Eisha pasrah.
Sedangkan Adnan, pria itu tengah duduk diluar bersama beberapa orang yang bertindik dan satunya lagi terlihat berpakaian formal
Tampak pembicaraan serius diantara keduanya. Yang mana akhirnya pria berjas itu pergi memberi hormat dan meninggalkan Adnan dengan sebuah dokumen ditangannya.
Akhirnya Eisha pun sudah selesai didandani dan, dibantu Cici ia melangkah menuju Adnan. Saat diluar terlihat pria itu membelakangi nya sambil menatap langit.
"Hai, sayang" suara itu membuat Adnan menoleh dan ia terkejut melihat penampilan gadis yang selalu bersamanya belakangan ini.
Gadis itu terlihat berbeda tanpa kacamata dan pakaian aneh dan rambut yang bergelombang, gadis itu terlihat lebih cantik terutama matanya, apabila mata itu yang terlihat indah tanpa dihalangi oleh kacamata itu.
Adnan tanpa sadar mendekat, dan Cici yang melihat nya tersenyum penuh arti, sedangkan Eisha entah mengapa merasa gugup sekali.
"Jadi bagaimana Tuan??, aku berhasil bukan??" ucap Cici pada pria itu.
Adnan kembali tersadar dan kembali dengan wajah datar nya dan sebelum menjawab ia memerhatikan Eisha kembali.
"Jadi ini kejutannya?" tanya nya
"Iya, dan kau begitu terkejut melihatnya" ucap pria jadi jadian itu.
"Ini sebagai perpisahan dariku, ia juga telah berhasil dan aku sangat senang, setidaknya kalian bisa pergi kemanapun untuk malam ini" ucapnya lagi
"Kemana memangnya?, tentu saja kami akan pulang" jawab Adnan
"Aku ingin kita jalan sebentar, Cici bilang ada pasar malam disini, jadi sebelum aku pergi, bisakah kita?" tanya Eisha
Adnan melihat gadis itu lagi, entah mengapa ia tidak bisa menolak dan langsung menyetujuinya.
"Ya, aku rasa tidak apa, anggap saja aku sedang baik karena melihat perkembangan mu yang bagus" Ucapnya yang membuat senyum Eisha terbit.
"Terimakasih, aku senang sekali" Ucap Eisha.
"Baiklah, kalau begitu selamat bersenang-senang" ucap Cici dengan gemulai.
"Terimakasih Cici, aku tidak akan melupakannya" ucap Eisha
"Sama sama sayang, aku berharap segera melihat keberhasilan mu" ucap Cici.
Dua orang itu berjalan beriringan dan Cici memperhatikan nya hingga menghilang.
"Sekarang aku yakin sepenuhnya" ucapnya.
Bersambung....
Jangan lupa like komen, vote, favorit dan hadiah nya ya.
Dukungan kalian sangat berarti bagi Author
Sambil menunggu Episode berikutnya silahkan mampir ke karya teman author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
martina melati
berarti tidak ada tatto y dlenganny adnan
2025-01-25
1
Cahyaning Fitri
gambarnya nggak bisa dilihat...,
2022-06-13
0
imam zulkifli
gambar visual nya ga ada
2022-06-05
0