"Woy! Masih pagi juga, main peluk-peluk aja!" Entah Ariel datang dari mana, tapi ia tidak suka melihat pemandangan barusan. Ia baru saja merasakan patah hati semalam, sekarang melihat temannya sudah peluk gadis lain.
Padahal Raka tidak seperti dirinya yang mengejar-ngejar Jessy.
"Ada apa sih?" Reza baru tiba, namun ia sudah tidak melihat Raka yang memeluk Meili.
"Itu tuh, udah dapat mangsa aja pagi-pagi!" Ariel mengarahkan dagunya ke arah Raka. Tapi orang yang bersangkutan hanya terlihat biasa saja.
"Beneran!" Reza bereaksi yang sama dengan Ariel.
"Uhm, Kak Ariel dan Kak Reza!" Meili menengahi. "Buat yang kemarin malam terima kasih ya." ucapnya tulus. Ia lalu menoleh ke arah Raka, entah kenapa jika melihat wajah tampan itu tiba-tiba pipinya terasa memanas. "Buat Kak Raka juga terima kasih banyak."
Setelah mengatakan itu, Meili langsung saja berlari dari sana. Hingga tepat di koridor sekolah, ia bersembunyi di balik tembok. Ia kemudian mengintip di mana Reza, Ariel dan Raka yang masih berada di parkiran.
Matanya terus menatap ke arah Raka, dan tangannya tanpa sadar menyentuh di mana letak jantungnya yang kini berdetak dengan kencang. "Kenapa begini ya? Biasanya juga nggak seperti ini." gumamnya.
Perlahan bibirnya melengkung membentuk senyuman, meskipun ia belum mengetahui pasti apa yang terjadi. Namun perasaannya tidak dapat di bohongi.
*
*
Hingga hari menjelang siang, Meili yang keluar dari toilet bersenandung ria. Suasana hatinya hari ini begitu baik.
Dan ketika baru saja melewati toilet laki-laki Meili tidak sengaja mendengar suara seseorang yang seharian ini memenuhi pikirannya.
Ia akhirnya berjalan mundur, di detik itu juga matanya membulat dan mulutnya menganga.
Ia tidak menyangka akan mendapatkan pemandangan seperti itu.
Di dalam toilet terlihat Raka dan teman-temannya sedang berganti pakaian.
Beberapa saat lalu, mereka baru saja menyelesaikan jam pelajaran olah raga. Dan sekarang mereka berganti seragam seperti biasanya.
Rata-rata semuanya sudah memakai celana seragam sekolah tinggal atasan yang belum mereka pakai.
Meili yang melihat pemandangan surga dunia itu, matanya sama sekali tidak berkedip. Apalagi melihat tubuh Raka yang sudah terlihat berotot.
Ah, rasanya ia ingin berlari dan memeluk nya seperti tadi pagi.
"Hei!" Reza menyadari keberadaan Meili yang sedang menatap ke arahnya. Dan yang lainnya pun akhirnya menoleh ke arah Meili yang masih berdiam diri di ambang pintu.
"Huh!" Meili tersentak kaget, dan baru tersadar atas lamunannya.
"Lo ngintip!" tuduh Reza.
Jelas saja Meili menggelengkan kepalanya. "Tidak!" sahutnya cepat. Tapi matanya masih saja tidak berkedip.
"Tapi mata lo nggak bisa bohong." Ariel menimpali. Ia tidak ada risih tubuhnya di tatap oleh Meili, karena ia yakin bentuk tubuhnya sudah sangat sempurna. Begitupun dengan pemikiran Reza.
Sedangkan Raka dan Nathan tanpa banyak bicara mereka segera melanjutkan untuk berganti pakaian.
"Awas nanti mata lo bintitan!" Reza mulai mengerjai Meili.
Hal itu membuat Meili langsung menutup matanya dengan kedua tangannya. "Kalau begini nggak akan." katanya. Tapi di sela lipatan jarinya ia buka untuk tetap bisa melihat.
Ariel dan Reza yang tadinya ingin mengerjai Meili sekarang di buat kesal sendiri oleh gadis itu. "Cepat pergi! Kalau tidak?" Ariel bersiap seolah olah akan membuka celananya.
Mata Meili kembali membulat bahkan ia susah payah menelan saliva nya.
"Ck!" Ariel berdecak kesal, karena melihat Meili masih berdiam diri di tempatnya. "Heii!!" sentak nya kemudian.
Mata Meili langsung berkedip beberapa kali saat kesadarannya kembali. "Aaaa!!" Ia berteriak dan berlari dari sana.
Raka dan Nathan hanya menggelengkan kepalanya, ternyata kelakuan kedua sahabatnya tidak jauh berbeda dengan Meili. Yang kadang-kadang aneh.
Saat Meili hampir sampai di kelasnya, ia mulai mencoba mengatur nafasnya yang tak beraturan setelah berlari. "Untung saja masih bisa lari, kalau nggak mataku bisa melihat setumpuk daging yang bersembunyi!" Ia terkikik geli membayangkan jika hal itu benar-benar terjadi.
Malam harinya, di dalam kamar Meili hanya berguling ke sana ke mari di ranjangnya sembari mendekap ponselnya.
Ia kembali menyalakan ponselnya, dan langsung terlihat kontak Raka yang tertera di layar ponselnya. "Harus bagaimana ya?"
Melihat kontak Raka saja sudah membuatnya berdebar, apalagi jika ia menghubunginya.
Katakan saja ia seorang gadis yang bodoh, karena tiba-tiba menempatkan Raka di sisi kosong hatinya. Tapi itu yang ia rasakan sekarang, dan ia tidak tau karena apa? Dan alasannya apa?
Mungkin cinta tidak butuh sebuah alasan.
"Aaa ... aku malu!" Meili membenamkan wajahnya ke dalam bantal, tentu dengan senyum yang tak pernah luntur.
Hingga beberapa saat kemudian, ia menghembuskan nafasnya secara perlahan agar membuatnya sedikit tenang. "Kamu pasti bisa Meili!" Ia menyemangati dirinya sendiri.
Ia putuskan untuk mengirimkan pesan kepada Raka.
Tapi baru saja beberapa huruf ia ketik, lalu ia menghapusnya kembali. Dan itu berulang beberapa kali.
Sesaat kemudian, akhirnya ia berhasil mengirimkan pesan kepada Raka.
💌 Malam
Hanya itu yang akhirnya terkirim, namun bisa membuat dadanya seperti ada jutaan kembang api yang menyala bersamaan.
Pagi harinya, semua asisten rumah tangga di rumah Meili hanya bisa terdiam melihat kelakuan majikannya yang tidak seperti biasanya.
Nona nya pagi ini bangun lebih awal, bahkan menyempatkan untuk berkutat di dapur.
Mereka tidak meragukan kemampuan Meili yang memang pandai memasak, tapi aneh saja jika pagi-pagi sekali nona nya itu membuat makanan. Karena biasanya menunggu pulang sekolah atau ketika malam hari Meili biasanya memasak.
Dengan setulus hati, Meili membuat roti isi yang akan ia bawa ke sekolah. Bukan untuk bekalnya, namun untuk seseorang yang semalam berbalas pesan dengannya.
Jika mengingat itu, lagi-lagi bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman.
Pesan sederhana, namun sejuta makna untuknya.
Bibir Meili tak henti-hentinya bersenandung, mendengarkan lagu yang ia putar dari ponselnya. Lagu yang menggambarkan isi hatinya.
^^^🎶^^^
^^^I'm in love^^^
^^^Ini yang kurasakan^^^
^^^I'm in love^^^
^^^Saat berjumpa dirinya^^^
^^^Dan kutatap matanya^^^
^^^Tuk ku katakan^^^
^^^Ku cinta^^^
^^^Waktu berlalu^^^
^^^Kau slalu denganku^^^
^^^Mengubah semua hari gelapku^^^
^^^Kau hapuskan kenangan pahit yang kupikir^^^
^^^Tak bisa ku hapuskan^^^
^^^I'm in love^^^
^^^Ini yang kurasakan^^^
^^^I'm in love^^^
^^^Saat berjumpa dirinya^^^
^^^Dan kutatap matanya^^^
^^^Tuk ku katakan^^^
^^^Ku cinta^^^
^^^I'm in love^^^
^^^Ku pegang erat tangannya^^^
^^^I'm in love^^^
^^^Takkan kulepas selamanya^^^
^^^Hingga tiba saatnya^^^
^^^Tuk ku katakan^^^
^^^Ku cinta^^^
^^^Tidakah kau mengerti^^^
^^^Kaulah yang ku cari^^^
^^^Kumohon tetap disini sampai akhir^^^
^^^I'm in love^^^
^^^Ini yang kurasakan^^^
^^^I'm in love^^^
^^^Saat berjumpa dirinya^^^
^^^Dan kutatap matanya^^^
^^^Tuk ku katakan^^^
^^^Ku cinta^^^
^^^I'm in love^^^
^^^Ku pegang erat tangannya^^^
^^^I'm in love^^^
^^^Takkan kulepas selamanya^^^
^^^Hingga tiba saatnya^^^
^^^Tuk ku katakan^^^
^^^Ku cinta dirimu^^^
^^^By : Reza Darmawangsa^^^
^^^Yang Ku Rasa^^^
...----------------...
...Jadi teringat indahnya pacaran dulu 🤭...
...Seperti biasa jangan lupa dukungannya 🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Rara kara🌹🌼🌈
jadi ingat saat masih berseragam putih biru saat jatuh cinta pertama kali melihat punggung si doi saja membuat jantungku berdebar debar apa lagi kalau dia lagi senyum meleleh hatiku...... cinta pertama katanya susah di lupakan🤣🤣🤣
2022-04-08
2
Selvinahaechan
lanjut Kak semngt 🥰
aku nunggu bnyk ya bacanya, soalny kurang asik klo bca ny sepenggal sepenggal entr terlalu penasaran akunya.
favorit untuk kakak outhor🥰
2022-03-27
1
LaWram$
lanjut thor
2022-03-26
1