Boleh Jatuh Dua Kali?

Meili di seret ke arah bangku belakang mobilnya. Namun ketika ia akan di paksa masuk, ia mengayunkan kakinya yang tepat bersarang di pusaka salah satu mereka. "Sial*n," umpatnya sembari memegangi pusaka nya.

Sedikit mendapat kelonggaran, Meili kemudian menggigit tangan laki-laki yang masih mencekal nya.

"AAAAA," laki-laki itu merasakan tangannya seperti terkena jebakan tikus. Hingga tanpa sadar juga melepaskan tangan Meili.

Meili kemudian segera berlari dari sana untuk meminta pertolongan.

"Hei jangan lari!" Rupanya dua laki-laki itu tidak begitu saja melepaskan Meili.

Meili yang berlari tidak tentu arah hanya bisa menangis dan berharap ada seseorang yang menolongnya. Sesekali ia menoleh ke belakang, dan melihat para lelaki itu yang masih mengejarnya. Kalau saja itu Jessy, mungkin bukan Meili yang akan lari tapi para pria itu.

Meili yang berlari di tengah jalan, tidak menyadari jika dari arah berlawanan ada mobil yang melaju ke arahnya. Hingga saat mobil itu mendekat, Meili hanya bisa terduduk di aspal.

"AAAAA!" Meili memejamkan matanya. Mungkin hidupnya di dunia hanya sampai di sini.

Mobil itu mengerem tepat di depan tubuh Meili, bahkan hanya berjarak beberapa senti. Terdengar pengemudi mobil itu keluar dari mobilnya. "Lo nggak apa-apa?"

Meili yang masih bisa mendengarkan suara seseorang, kemudian membuka matanya dan menatap ke arah pria yang berdiri di hadapan nya. "Ka-kak Raka!" ucapnya terbata dengan tangis yang kembali muncul.

Raka terkejut melihat gadis yang hampir tertabrak mobilnya adalah Meili. Apalagi melihat penampilan adik kelasnya yang begitu kacau, ia segera mensejajarkan tubuhnya. "Ada apa?" tapi gadis itu justru semakin menangis.

"Ka gimana?" Ariel dan Reza yang baru turun dari mobil. Mereka juga terkejut setelah mengetahui keberadaan Meili. "Loh dia?"

Mata Meili tidak sengaja melihat dua lelaki yang mengejarnya mendekat ke arahnya. "Kak tolong aku!" Meili yang begitu saja memeluk Raka.

"Hei sebenarnya ada apa?" Raka mencoba melepaskan pelukan Meili namun gadis itu tak membiarkannya. Raka juga bisa merasakan tubuh Meili yang bergetar hebat.

"He serahkan gadis itu, dia milik kami." ucap lelaki yang tadi mengejar Meili.

Raka menatap dua lelaki itu dengan senyuman tipis. "Atas dasar apa kalian mengakui dia milik kalian?"

Bukan hanya Raka, Reza dan Ariel pun tersenyum miring melihat laki-laki yang menginginkan Meili. Mereka bisa menebak jika dua lelaki itu sedang dalam keadaan mabuk, terlihat dari mata mereka yang merah dan jalan yang sedikit sempoyongan. "Pergilah!" usir Ariel.

"Kalian nggak usah ikut campur anak bau kencur." Setelah mengatakan itu dua pemuda itu langsung melayangkan tinjuan kepada Reza dan Ariel, dan siapa sangka jika kedua teman Nathan itu juga pandai berkelahi.

Hingga beberapa saat kemudian Raka juga membantu kedua sahabatnya. Tak lama pertarungan itu di menangkan ketiga teman Nathan, mereka di untungkan karena keadaan kedua lelaki itu yang tidak sadar sepenuhnya hingga dengan mudah mereka mengalahkannya.

Raka dan yang lainnya kemudian menghampiri Meili yang masih terduduk di aspal. "Udah lo nggak usah takut, mereka udah tumbang."

Meili melirik dua laki-laki yang tadi hampir saja melecehkannya sudah tepar tak berdaya di aspal. Rasa lega membuat tangis Meili pecah kembali.

"Hei kenapa malah nangis lagi?" Ariel yang heran dengan kelakuan Meili.

"Aku rasanya ingin ngompol," ujar Meili dan di sambung dengan tangisnya kembali.

Tiga sahabat Nathan itu hanya menghembuskan nafasnya kasar melihat tingkah laku Meili yang abstrak.

Mereka akhirnya menyerahkan kasus itu ke kantor polisi, dengan bukti CCTV yang berada di sepanjang jalan.

"Alamat rumah lo di mana?" tanya Raka. Ia berniat mengantar Meili pulang ke rumahnya, sedangkan kedua sahabatnya sedang membawa mobil Meili dan mengikuti mereka dari belakang.

Meili terdiam sebentar, jika ia pulang ke rumah pasti papanya akan tau masalah ini dari pengurus rumah. Otomatis ia juga akan kena hukuman dari papanya, karena ia berani keluar malam-malam. "Antarkan saja aku ke rumah Jessy," ia lebih memilih pulang ke rumah sahabatnya dan nanti akan mengabri orang rumahnya jika ia menginap di rumah temannya bersama sahabat-sahabatnya yang lain. Sekarang hanya rumah Jessy yang ada di pikirannya.

Raka tidak bertanya lebih jauh kenapa Meili tidak ingin pulang ke rumahnya, ia tidak mau ikut campur masalah pribadi orang lain.

Tidak butuh lama mobil yang di kemudikan Raka sudah sampai di halaman rumah Mariam, ia mengerutkan dahinya ketika mengenali mobil yang terparkir di sana. Sedangkan Meili, ia tidak sadar jika sebentar lagi ulahnya akan membuat masalah baru bagi sahabatnya. Bahkan ia tidak menyadari mobil Nathan yang terparkir, ia masih terlihat kacau akibat kejadian beberapa saat lalu.

Tak berbeda dari Raka, Reza dan Ariel juga saling pandang setelah melihat mobil yang mereka kenali sebagai mobil Nathan.

Tapi mereka masih menyangkalnya, karena untuk apa sahabatnya itu malam-malam masih berada di sini. Mungkin hanya mobil yang kebetulan mirip pikir mereka.

Meili mulai membunyikan bel rumah Mariam.

Klek.

Meili yang melihat sosok Mariam langsung memeluknya, menyalurkan rasa takut yang masih tersisa. "Nenek," ucapnya di sela-sela tangisnya.

"Sebenarnya ada apa ini?" Mariam melihat ketiga sahabat Nathan untuk meminta penjelasan.

"Tadi kami tidak sengaja bertemu dengan Meili di jalan Nek," jawab Raka. Mungkin nanti lebih baik jika Meili saja yang menjelaskan kejadian yang sebenarnya jika gadis itu sudah tenang.

Mariam jelas saja khawatir melihat keadaan Meili, ia sudah menganggap sahabat cucunya itu seperti cucunya sendiri. Ia merasa ada kejadian buruk yang baru saja menimpa Meili. "Ya sudah ayo semuanya masuk dulu." Mariam mempersilahkan.

Setelah semuanya masuk dan duduk di ruang tamu, Mariam memberikan segelas air untuk Meili. "Nenek panggil Jessy dulu." Setelah itu Marian beranjak dari sana untuk menuju kamar cucunya.

*

*

Dan ketika Jessy dan Nathan sudah sampai, sontak saja keadaan ruang tamu menjadi hening. Terkecuali Mariam dan Meili yang masih tidak menyadari situasinya.

Semuanya terdiam dengan pikirannya masing-masing.

Hingga pagi harinya, Meili sudah seperti biasanya. Ia seakan lupa dengan kejadian semalam.

Hari ini ia akan berangkat dengan Jessy dan Nathan. Pagi-pagi tadi Mang Didin datang membawakan seragam serta perlengkapan sekolahnya.

"Jessy ayo!" teriaknya dari dalam mobil Nathan. Ia berniat untuk mengucapkan Terima kasih pada ketiga pahlawannya, semalam ia belum sempat mengucapkannya.

Terlihat sahabatnya itu berjalan perlahan ke arah mobil, sepertinya Jessy tidak bersemangat sekolah hari ini.

"Lama deh!" gerutu Meili ketika Jessy sudah berada di dalam mobil.

"Diamlah Meili, kalau nggak lo berangkat sendiri!" ketus Jessy, kemudian ia menyandarkan kepalanya di kursi dan memejamkan matanya.

Meili mencebikkan bibirnya mendengar itu. "Dasar, cantik-cantik galak!" gumamnya.

"Gue denger Meili," sahut Jessy tanpa membuka matanya.

Mata Meili membulat mendengar itu.

Tidak tahukah, jika keadaan Jessy seperti ini juga ikut andil dari Meili.

Nathan yang mendengar perdebatan kedua perempuan itu hanya menggelengkan kepalanya, ia lalu menoleh ke arah istrinya. "Tidur lah sebentar," ucapnya seraya mengusap kepala Jessy. Namun tidak ada sahutan istrinya.

Tidak lama, mobil Nathan sudah sampai di sekolah.

Keadaan sekolah masih lumayan sepi, hanya ada beberapa murid yang sudah datang.

"Itu dia!" Meili begitu saja turun dari mobil ketika melihat Raka yang baru keluar dari mobilnya.

Meili langsung berlari ke arah Raka. "Kak Raka!" teriaknya

Membuat sang pemilik nama menoleh ke arahnya.

Namun ketika jarak mereka sudah dekat, Meili justru menginjak tali sepatunya yang terlepas.

Bruk

"Aaaa!!" teriak Meili katika tubuh nya terhuyung ke depan.

Namun beberapa saat kemudian ia tidak merasakan kerasnya aspal. "Empuk!" gumam Meili dengan matanya masih terpejam.

"Ehm!" Deheman Raka menginterupsi.

"Huh!" Meili seketika membuka matanya, dan pemandangan pertama adalah wajah tampan Raka yang sedang melihatnya. Di detik berikutnya ia baru menyadari, jika sekarang dirinya berada di pelukan Raka. "Boleh jatuh dua kali nggak?" ucapnya tanpa sadar di iringi matanya berkedip beberapa kali.

...----------------...

...Jangan lupa dukungannya ya gengs 😊🙏...

Terpopuler

Comments

мєσωzα

мєσωzα

ampun deh si meili ini otaknya random banget😅😂

2022-11-21

1

༄༅⃟𝐐 Melina Ayu

༄༅⃟𝐐 Melina Ayu

meili raka 😍😍

2022-04-08

1

purwahyu ningsih

purwahyu ningsih

🤣🤣🤣, suerr te kewer kewer dah kk author... aq tuh galfok sm judul'y... berasa kena jebakan batman... wktu itu aq ngebayangin hujan...eh gk tau 'y es... sekarang t'nyata si Meili jatuh dipelukan Raka, yg aq pikir td 'y slh ambil keputusN githu... lanjut lah... mkin ditunggu part lanjutan'y tpi jgn lama2 ... 😊

2022-03-24

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Merinding
3 Merayu
4 Selalu Sendiri
5 Makan Bersama
6 Bersalah
7 Gebetan?
8 Sariawan
9 Mengungkapkan
10 Takdir Apa Ini?
11 Gelang
12 Basah Lebih Enak
13 Sakit
14 Penolong
15 Jawaban Yang Sama
16 Merahasiakan
17 Boleh Jatuh Dua Kali?
18 Yang Ku Rasa
19 Bekal
20 Tidak Berpikir Buruk
21 Pejuang Cinta
22 Takut
23 Apartemen Raka
24 Pulang
25 Rumah Makan
26 Rian
27 Belum Siap
28 Kehadiran Raka
29 Layu Sebelum Mekar
30 Kedai Ice Cream
31 Membuat Malu
32 Takdir Yang Selalu Mempertemukan
33 Pulang
34 Mungkinkah?
35 Tampil Berbeda
36 Tidak Menyukai Rasa Ini
37 Move On
38 Rencana Liburan
39 Rencana Nathan
40 Suara Aneh
41 Mengobrol Berdua
42 Sedikit Kemajuan
43 Kenangan Manis
44 Pertengkaran
45 Tentang Meili
46 Menjenguk
47 Menukar
48 Rumah Sakit
49 Kesal
50 Kedatangan Rian
51 Terong Makan Terong
52 Pulang
53 Keadaan Yang Menegangkan
54 Di Tinggal Pindah
55 Merindukan
56 Daftar Kuliah
57 Merasa Tidak Suka
58 Berbagi Ilmu
59 Rasa Rian
60 Pernyataan Raka
61 Keinginan Jessy
62 Kita Pacaran
63 Jalan Pagi
64 Memasak Bersama
65 Gagal
66 Tremor
67 Rian Patah Hati
68 Kejujuran Dalam Hubungan
69 Menginap
70 Rumah
71 Suasana Kampus
72 Berita
73 Semuanya Akan Baik-Baik Saja
74 Gagal Menjaganya
75 Teman Cerita
76 Terbongkar
77 Salah Paham
78 Seperti Pernah Bertemu!
79 Menjenguk Jessy
80 Bayi Tampan
81 Pendekatan Anita Dan Meili
82 Kita Menikah
83 Melihatnya Dari Jauh
84 Obrolan Calon Menantu Dan Mertua
85 Bertemu Irfan
86 Rencana Pernikahan
87 Undangan
88 Fitting Gaun Pengantin
89 Menemui Mama
90 Doa Jessy
91 Meili Dia...!
92 Kecelakaan
93 Operasi
94 Bukan Murni Kecelakaan.
95 Pernikahan
96 Meili Sadarkan Diri
97 Jatah
98 Kembali Pulang
99 Kakak ipar
100 Tutorial Anita
101 Ponsel Baru
102 Kunjungan Dena
103 Hal Sederhana Untuk Bahagia
104 Mulai Berjalan
105 Biar Kuat
106 Pagi Yang Panas
107 Tamu
108 Pergi berlibur
109 Rencana Reza Dan Ariel
110 Obat P
111 Terbongkar
112 Malam Yang Dingin
113 Pulang
114 Di Balik Acara Makan Bersama
115 Kehilangan Cinta Pertama
116 Berpisah
117 Kehidupan Baru
118 Kekesalan Ariel
119 Mie Rendang
120 Menumpang Tidur
121 Hamil?
122 Malaikat Kecil
123 Cucu
124 Apa Babby Merindukan Papa nya?
125 Menjemput Meili
126 Tujuh Bulanan
127 Tujuh Bulanan 2
128 Ariel Mencari Jodoh
129 Sebelum Di Rumah Sakit
130 Berjalan-jalan Pagi
131 Perjuangan Meili
132 Almaira Putri Atmaja (and)
133 Pengumuman
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Awal Kisah
2
Merinding
3
Merayu
4
Selalu Sendiri
5
Makan Bersama
6
Bersalah
7
Gebetan?
8
Sariawan
9
Mengungkapkan
10
Takdir Apa Ini?
11
Gelang
12
Basah Lebih Enak
13
Sakit
14
Penolong
15
Jawaban Yang Sama
16
Merahasiakan
17
Boleh Jatuh Dua Kali?
18
Yang Ku Rasa
19
Bekal
20
Tidak Berpikir Buruk
21
Pejuang Cinta
22
Takut
23
Apartemen Raka
24
Pulang
25
Rumah Makan
26
Rian
27
Belum Siap
28
Kehadiran Raka
29
Layu Sebelum Mekar
30
Kedai Ice Cream
31
Membuat Malu
32
Takdir Yang Selalu Mempertemukan
33
Pulang
34
Mungkinkah?
35
Tampil Berbeda
36
Tidak Menyukai Rasa Ini
37
Move On
38
Rencana Liburan
39
Rencana Nathan
40
Suara Aneh
41
Mengobrol Berdua
42
Sedikit Kemajuan
43
Kenangan Manis
44
Pertengkaran
45
Tentang Meili
46
Menjenguk
47
Menukar
48
Rumah Sakit
49
Kesal
50
Kedatangan Rian
51
Terong Makan Terong
52
Pulang
53
Keadaan Yang Menegangkan
54
Di Tinggal Pindah
55
Merindukan
56
Daftar Kuliah
57
Merasa Tidak Suka
58
Berbagi Ilmu
59
Rasa Rian
60
Pernyataan Raka
61
Keinginan Jessy
62
Kita Pacaran
63
Jalan Pagi
64
Memasak Bersama
65
Gagal
66
Tremor
67
Rian Patah Hati
68
Kejujuran Dalam Hubungan
69
Menginap
70
Rumah
71
Suasana Kampus
72
Berita
73
Semuanya Akan Baik-Baik Saja
74
Gagal Menjaganya
75
Teman Cerita
76
Terbongkar
77
Salah Paham
78
Seperti Pernah Bertemu!
79
Menjenguk Jessy
80
Bayi Tampan
81
Pendekatan Anita Dan Meili
82
Kita Menikah
83
Melihatnya Dari Jauh
84
Obrolan Calon Menantu Dan Mertua
85
Bertemu Irfan
86
Rencana Pernikahan
87
Undangan
88
Fitting Gaun Pengantin
89
Menemui Mama
90
Doa Jessy
91
Meili Dia...!
92
Kecelakaan
93
Operasi
94
Bukan Murni Kecelakaan.
95
Pernikahan
96
Meili Sadarkan Diri
97
Jatah
98
Kembali Pulang
99
Kakak ipar
100
Tutorial Anita
101
Ponsel Baru
102
Kunjungan Dena
103
Hal Sederhana Untuk Bahagia
104
Mulai Berjalan
105
Biar Kuat
106
Pagi Yang Panas
107
Tamu
108
Pergi berlibur
109
Rencana Reza Dan Ariel
110
Obat P
111
Terbongkar
112
Malam Yang Dingin
113
Pulang
114
Di Balik Acara Makan Bersama
115
Kehilangan Cinta Pertama
116
Berpisah
117
Kehidupan Baru
118
Kekesalan Ariel
119
Mie Rendang
120
Menumpang Tidur
121
Hamil?
122
Malaikat Kecil
123
Cucu
124
Apa Babby Merindukan Papa nya?
125
Menjemput Meili
126
Tujuh Bulanan
127
Tujuh Bulanan 2
128
Ariel Mencari Jodoh
129
Sebelum Di Rumah Sakit
130
Berjalan-jalan Pagi
131
Perjuangan Meili
132
Almaira Putri Atmaja (and)
133
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!