Makan Bersama

Meili dan Tasya hanya bisa menatap nanar makanan mereka yang sudah tergeletak di lantai. Meskipun roti itu terbalut plastik namun sudah berenang bersama es jeruk mereka yang tumpah.

Meili kemudian melihat siapa pelaku yang menabraknya.

"Ups, sorry ya." Ternyata Lisa dan Tia yang menabrak kedua gadis itu.

Meskipun Lisa dan Tia sudah meminta maaf namun terlihat jelas dari ekspresinya jika mereka tidak tulus meminta maaf, dan terlihat kalau mereka berdua memang sengaja melakukannya.

Lisa dan Tia melakukan itu, karena mereka tidak suka dengan Tasya yang notabene nya anak baru menjadi wakil ketua OSIS. Padahal mereka yang lebih dulu menjadi anggota OSIS, tapi masih saja memegang jabatan yang sama seperti sebelumnya.

Oleh karena itu mereka melakukan cara itu, karena jika di tunjukkan secara terang-terangan mereka akan berhadapan dengan Nathan karena berani menganggu wakil ketua OSIS yang baru.

"Iya nggak apa-apa," sahut Tasya. Ia kemudian menarik Meili untuk segera pergi dari sana.

Di dalam kelas Meili hanya bisa menahan kesal, wajahnya sedari tadi terlihat masam. "Sya, kenapa tadi kita pergi gitu aja? Mereka tadi kelihatan banget kalau niat nabrak kita!" sungutnya.

Tasya menghembuskan nafasnya pelan. "Terus harus gimana lagi! Kita ini murid baru Meili." Tasya mengingatkan. "Kamu berani ngelawan mereka?"

Mata Meili mendelik. "Ya enggak lah!" ujarnya.

"Ya makannya itu."

"Tapi roti plus es jeruk nya?"

"Gimana kalau nanti makan bareng aja di rumahku? Masakan Mama enak!"

Meili yang tadinya kesal, kini sirna seketika. "Ok."

Selain pecinta pria good looking, Meili juga pecinta makanan. Tapi sayangnya tubuhnya masih saja tetap mungil meskipun ia banyak makan.

Kedua gadis itu kemudian mengotak atik ponselnya masing-masing. Tasya menghubungi Mama nya, memberitahu akan ada teman barunya yang ia ajak makan bersama. Dan Meili menghubungi Mang Didin agar tidak menjemput nya.

*

*

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa saat lalu, terlihat beberapa mobil murid lain mulai keluar dari gerbang sekolah.

Tak jauh dari sana, dua gadis cantik sedang berdiri untuk menunggu jemputan.

Dan dari kejauhan mobil hitam yang biasa mengantar Tasya sekolah terlihat. "Ayo Meili," ajak Tasya ketika mobil itu sudah berhenti di hadapan mereka.

Ini untuk pertama kalinya Meili mengunjungi rumah Tasya selama mereka kenal. Ternyata hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk mereka sampai.

Gerbang yang menjulang tinggi mulai terbuka ketika melihat mobil penghuni rumah itu tiba, ternyata rumah Tasya tidak kalah megahnya dengan rumahnya.

Kedua gadis itu langsung di sambut wanita paruh baya ketika turun dari mobil. Mira.

"Ma," Tasya menghampiri ibunya dan mencium punggung tangannya.

Dan di susul oleh Meili lalu melakukan hal yang sama. "Tante," sapa nya.

"Jadi ini Meili?" Mira yang terlihat ramah. "Tasya sering cerita sahabat barunya."

Meili yang mendengar itu tersenyum.

"Ya sudah ayo masuk, pasti sudah lapar kan?" Kemudian ia menggiring kedua gadis itu berjalan ke arah meja makan. Di sana sudah tersaji beberapa hidangan yang pastinya menggugah selera.

"Ayo di makan, jangan malu-malu ya. Anggap saja rumah sendiri." Mira mempersilahkan.

"Iya tante, terimakasih untuk makanannya." ujar Meili.

Hingga kemudian mereka bertiga memulai acara makan bersamanya.

Ternyata benar kata Tasya, masakan Mamanya benar-benar enak. Mereka sesekali bercanda di sela-sela makan.

Setelah selesai menyelesaikan acara makan bersama, Tasya mengajak Meili untuk pergi ke kamarnya. "Meili, ayo kita ke kamar."

Ketika menaiki tangga, mata Meili melihat foto keluarga yang cukup besar menempel di dinding. "Tasya ini semua anggota keluarga kamu?"

Terlihat sepasang suami istri dan dua gadis kecil di samping mereka. Di foto itu terlihat Tasya yang masih belia.

Tasya yang berjalan lebih dulu kemudian berhenti, ia menoleh ke arah Meili yang menatap foto keluarganya. "Iya."

"Kamu yang mana?" Meili tidak mengenali.

"Yang ini," Tasya menunjuk di mana ia berada.

"Terus yang ini?" Meili menunjuk foto gadis satunya.

"Kakakku," sahut Tasya. "Ayo kita ke kamar."

Mereka kemudian melanjutkan langkahnya.

"Kalian sepertinya terpaut cukup dekat usianya," Meili menebak.

"Hm, begitulah."

Ketika sampai di kamar, Meili melihat kamar sahabatnya itu yang dominan dengan warna pink. Mulai cat kamar hingga beberapa perabotan dan juga seprei kamarnya. Cocok dengan pemiliknya yang feminim.

"Kamu istirahat dulu aja, aku mau ganti baju." Tasya mengambil pakaian yang berada di lemari dan membawanya ke kamar mandi.

Meili duduk di ranjang, kemudian merebahkan tubuhnya. Perutnya yang kenyang di tambah hawa dingin dari pendingin udara membuat rasa ngantuk mulai mendera.

"Meili jangan tidur, habis makan. Tidak baik untuk kesehatan," Tasya menginterupsi.

Gadis itu sudah dengan tampilan rumahan.

Mata Meili yang hampir terpejam kini terbuka kembali. Ia hanya menampilkan senyum lebarnya. "Biasa penyakit alam."

Ia lalu mengeluarkan ponsel yang berada di sakunya, ia baru teringat jika mempunyai film yang belum ia lihat. Apalagi kalau bukan drama dari negri yang terkenal dengan kesuksesan operasi plastiknya.

Sedangkan Tasya, gadis itu menuju meja belajar nya berada. Mengeluarkan beberapa buku yang tadi mendapatkan tugas rumah.

Seperti biasa, gadis itu selalu rajin. Tidak heran jika nilai pelajarannya selalu mendapatkan nilai tertinggi.

Klek.

Seorang bibi membawakan cemilan dan beberapa minuman kaleng.

"Terima kasih Bi," ujar Tasya dan Meili.

Kedua gadis itu memang benar-benar berbeda karakter, tapi itulah yang membuat warna di persahabatan mereka.

Tasya yang serius belajar, dan Meili serius dengan apa yang di tonton nya.

"Ck," Meili berdecak kala melihat adegan di film tidak sesuai keinginannya.

"Andai saja di sini ada Oppa seperti ini!" Meili mulai berangan dan tatapannya sama sekali tidak teralihkan dari ponsel pintarnya. "Sayang banget mereka sekarang sudah bercerai."

"Padahal mereka cocok banget."

"Yang perempuan cantik, yang laki-laki tampan."

"Padahal juga sama-sama sukses."

"Mereka cari yang seperti apa coba?"

"Tuh lihat, mereka serasi banget."

Melihat adegan sang aktor sebagai prajurit, dan sang aktris sebagai dokter beradegan romantis.

"Kalau begini mah, aku juga mau sama dudanya." Meili terkikik geli.

Sedangkan Tasya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya yang terus berceloteh.

Ting.

Ponsel mereka berbunyi secara bersamaan.

Meili segera menjeda film nya, dan melihat pesan yang ia terima.

Matanya membulat, saat tau pesan nya. "Aaaaaaa," teriaknya. Sampai membuat Tasya menutup kedua telinganya.

...----------------...

...Hayo pesan apa? 🤭. ...

...Seperti biasa gengs, jangan lupa dukungannya 🥰...

Terpopuler

Comments

nene Situmorang

nene Situmorang

pasti readers rata2 tau banget, judul drama itu😁

2024-05-28

0

༄༅⃟𝐐 Melina Ayu

༄༅⃟𝐐 Melina Ayu

pesan dari siapa sampai meili se heboh itu

2022-04-08

1

Alivaaaa

Alivaaaa

seru kak ceritanya 😍😍

2022-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Merinding
3 Merayu
4 Selalu Sendiri
5 Makan Bersama
6 Bersalah
7 Gebetan?
8 Sariawan
9 Mengungkapkan
10 Takdir Apa Ini?
11 Gelang
12 Basah Lebih Enak
13 Sakit
14 Penolong
15 Jawaban Yang Sama
16 Merahasiakan
17 Boleh Jatuh Dua Kali?
18 Yang Ku Rasa
19 Bekal
20 Tidak Berpikir Buruk
21 Pejuang Cinta
22 Takut
23 Apartemen Raka
24 Pulang
25 Rumah Makan
26 Rian
27 Belum Siap
28 Kehadiran Raka
29 Layu Sebelum Mekar
30 Kedai Ice Cream
31 Membuat Malu
32 Takdir Yang Selalu Mempertemukan
33 Pulang
34 Mungkinkah?
35 Tampil Berbeda
36 Tidak Menyukai Rasa Ini
37 Move On
38 Rencana Liburan
39 Rencana Nathan
40 Suara Aneh
41 Mengobrol Berdua
42 Sedikit Kemajuan
43 Kenangan Manis
44 Pertengkaran
45 Tentang Meili
46 Menjenguk
47 Menukar
48 Rumah Sakit
49 Kesal
50 Kedatangan Rian
51 Terong Makan Terong
52 Pulang
53 Keadaan Yang Menegangkan
54 Di Tinggal Pindah
55 Merindukan
56 Daftar Kuliah
57 Merasa Tidak Suka
58 Berbagi Ilmu
59 Rasa Rian
60 Pernyataan Raka
61 Keinginan Jessy
62 Kita Pacaran
63 Jalan Pagi
64 Memasak Bersama
65 Gagal
66 Tremor
67 Rian Patah Hati
68 Kejujuran Dalam Hubungan
69 Menginap
70 Rumah
71 Suasana Kampus
72 Berita
73 Semuanya Akan Baik-Baik Saja
74 Gagal Menjaganya
75 Teman Cerita
76 Terbongkar
77 Salah Paham
78 Seperti Pernah Bertemu!
79 Menjenguk Jessy
80 Bayi Tampan
81 Pendekatan Anita Dan Meili
82 Kita Menikah
83 Melihatnya Dari Jauh
84 Obrolan Calon Menantu Dan Mertua
85 Bertemu Irfan
86 Rencana Pernikahan
87 Undangan
88 Fitting Gaun Pengantin
89 Menemui Mama
90 Doa Jessy
91 Meili Dia...!
92 Kecelakaan
93 Operasi
94 Bukan Murni Kecelakaan.
95 Pernikahan
96 Meili Sadarkan Diri
97 Jatah
98 Kembali Pulang
99 Kakak ipar
100 Tutorial Anita
101 Ponsel Baru
102 Kunjungan Dena
103 Hal Sederhana Untuk Bahagia
104 Mulai Berjalan
105 Biar Kuat
106 Pagi Yang Panas
107 Tamu
108 Pergi berlibur
109 Rencana Reza Dan Ariel
110 Obat P
111 Terbongkar
112 Malam Yang Dingin
113 Pulang
114 Di Balik Acara Makan Bersama
115 Kehilangan Cinta Pertama
116 Berpisah
117 Kehidupan Baru
118 Kekesalan Ariel
119 Mie Rendang
120 Menumpang Tidur
121 Hamil?
122 Malaikat Kecil
123 Cucu
124 Apa Babby Merindukan Papa nya?
125 Menjemput Meili
126 Tujuh Bulanan
127 Tujuh Bulanan 2
128 Ariel Mencari Jodoh
129 Sebelum Di Rumah Sakit
130 Berjalan-jalan Pagi
131 Perjuangan Meili
132 Almaira Putri Atmaja (and)
133 Pengumuman
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Awal Kisah
2
Merinding
3
Merayu
4
Selalu Sendiri
5
Makan Bersama
6
Bersalah
7
Gebetan?
8
Sariawan
9
Mengungkapkan
10
Takdir Apa Ini?
11
Gelang
12
Basah Lebih Enak
13
Sakit
14
Penolong
15
Jawaban Yang Sama
16
Merahasiakan
17
Boleh Jatuh Dua Kali?
18
Yang Ku Rasa
19
Bekal
20
Tidak Berpikir Buruk
21
Pejuang Cinta
22
Takut
23
Apartemen Raka
24
Pulang
25
Rumah Makan
26
Rian
27
Belum Siap
28
Kehadiran Raka
29
Layu Sebelum Mekar
30
Kedai Ice Cream
31
Membuat Malu
32
Takdir Yang Selalu Mempertemukan
33
Pulang
34
Mungkinkah?
35
Tampil Berbeda
36
Tidak Menyukai Rasa Ini
37
Move On
38
Rencana Liburan
39
Rencana Nathan
40
Suara Aneh
41
Mengobrol Berdua
42
Sedikit Kemajuan
43
Kenangan Manis
44
Pertengkaran
45
Tentang Meili
46
Menjenguk
47
Menukar
48
Rumah Sakit
49
Kesal
50
Kedatangan Rian
51
Terong Makan Terong
52
Pulang
53
Keadaan Yang Menegangkan
54
Di Tinggal Pindah
55
Merindukan
56
Daftar Kuliah
57
Merasa Tidak Suka
58
Berbagi Ilmu
59
Rasa Rian
60
Pernyataan Raka
61
Keinginan Jessy
62
Kita Pacaran
63
Jalan Pagi
64
Memasak Bersama
65
Gagal
66
Tremor
67
Rian Patah Hati
68
Kejujuran Dalam Hubungan
69
Menginap
70
Rumah
71
Suasana Kampus
72
Berita
73
Semuanya Akan Baik-Baik Saja
74
Gagal Menjaganya
75
Teman Cerita
76
Terbongkar
77
Salah Paham
78
Seperti Pernah Bertemu!
79
Menjenguk Jessy
80
Bayi Tampan
81
Pendekatan Anita Dan Meili
82
Kita Menikah
83
Melihatnya Dari Jauh
84
Obrolan Calon Menantu Dan Mertua
85
Bertemu Irfan
86
Rencana Pernikahan
87
Undangan
88
Fitting Gaun Pengantin
89
Menemui Mama
90
Doa Jessy
91
Meili Dia...!
92
Kecelakaan
93
Operasi
94
Bukan Murni Kecelakaan.
95
Pernikahan
96
Meili Sadarkan Diri
97
Jatah
98
Kembali Pulang
99
Kakak ipar
100
Tutorial Anita
101
Ponsel Baru
102
Kunjungan Dena
103
Hal Sederhana Untuk Bahagia
104
Mulai Berjalan
105
Biar Kuat
106
Pagi Yang Panas
107
Tamu
108
Pergi berlibur
109
Rencana Reza Dan Ariel
110
Obat P
111
Terbongkar
112
Malam Yang Dingin
113
Pulang
114
Di Balik Acara Makan Bersama
115
Kehilangan Cinta Pertama
116
Berpisah
117
Kehidupan Baru
118
Kekesalan Ariel
119
Mie Rendang
120
Menumpang Tidur
121
Hamil?
122
Malaikat Kecil
123
Cucu
124
Apa Babby Merindukan Papa nya?
125
Menjemput Meili
126
Tujuh Bulanan
127
Tujuh Bulanan 2
128
Ariel Mencari Jodoh
129
Sebelum Di Rumah Sakit
130
Berjalan-jalan Pagi
131
Perjuangan Meili
132
Almaira Putri Atmaja (and)
133
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!