Merayu

"Tuh kakak kelas kurang kerjaan banget deh." Meili terus menggerutu sembari melihat kertas yang berada di tangannya. Di kertas itu sudah terisi tanda tangan Lisa dan Tia, tapi ternyata tidak semudah anggota OSIS lainnya yang mau memberi tanda tanda tangannya.

Karena beberapa saat lalu ia dan Tasya harus bernyanyi dan bergoyang menirukan bebek jika tidak Lisa dan Tia tidak mau memberikan tanda tangannya.

Kalau saja Meili mau, ia bisa menggunakan statusnya untuk mempermudah mengerjakan tugas itu. Tapi sayangnya ia bukan gadis yang seperti itu.

"Udah nggak apa-apa, bagaimana lagi kita kan murid baru." Tasya mencoba untuk tetap bersabar, meskipun dirinya sendiri tadi sebenarnya enggan melakukannya. "Ini tinggal empat lagi, setelah itu kita bisa pulang." Melihat tersisa empat nama di kertas.

"Iya, tapi harus cari kemana? Perasaan kita tadi udah muter satu sekolah." kata Meili. "Apa mungkin mereka ngumpet ya? Sengaja gitu biar kita nggak cepet pulangnya?"

"Masak sih?" sahut Tasya.

"Bisa jadi."

Kemudian mereka berdua berhenti, dan mengamati sekeliling sekolah. Tapi ternyata di sana hanya ada beberapa murid baru yang berlalu lalang dan beberapa anggota OSIS yang sudah mereka dapatkan tanda tangannya.

"Gimana kalau kita naik ke lantai atas?" Meili memberi usul. Karena sekolah itu memang berdiri dua tingkat.

"Ayo kalau gitu," Tasya yang menyetujui.

Langsung saja mereka berputar putar untuk mencari ke empat anggota OSIS itu, namun masih saja tidak ketemu. Pasalnya di lantai dua semua ruangan aktif di gunakan untuk pembelajaran dan tidak ada murid yang berlalu lalang.

"Nggak ada juga," keluh Meili. Ia sudah merasakan lelah karena berputar putar mencari tapi masih saja tidak ketemu.

Dan Tasya juga merasakan hal yang sama, hingga kemudian matanya melihat arah tangga ke atas.

"Meili, coba lihat itu." Tunjuk nya pada tangga yang barjarak beberapa meter dari mereka berdiri.

Meili mengarahkan pandangannya pada apa yang di tunjuk Tasya, di sana ada tangga yang mengarah ke atas. "Bukannya cuma dua lantai? Terus di atas emangnya ada apa lagi!" herannya.

Meskipun ia putri pemilik yayasan, namun ia tidak pernah ikut jika papanya ke sekolah.

"Ayo kita ke atas, siapa tahu mereka ada di sana." Tasya segera menggandeng tangan Meili untuk berjalan menuju tangga.

Ketika sampai di atas, ternyata tempat itu seperti atap sekolah pada umumnya. Suasana di sana begitu sejuk meskipun sinar matahari sedang terik-teriknya.

Meili menghembuskan nafasnya kasar ketika tidak melihat siapa-siapa di sana, tapi sesaat kemudian matanya melebar ketika ia menoleh ke sudut atap.

Di sana terlihat beberapa siswa yang sedang bersantai, ternyata di sudut atap ada tempat kecil yang lengkap ada beberapa kursi juga meja kecil.

Rasa lelah tadi langsung hilang, tergantikan pemandangan oleh para siswa itu yang rata-rata memiliki good looking. "Tasya, ada oppa!" bisik Meili.

Tasya yang masih belum paham hanya menatap Meili heran, namun pandangannya kemudian juga menangkap keberadaan beberapa siswa yang di maksud Meili.

"Kelihatannya itu mereka yang kita cari," kata Meili. Melihat ia mengenali Nathan dan satu siswa yang mobilnya ia tabrak tadi pagi. "Ayo kita ke sana." semangatnya.

"Selamat pagi menjelang siang kak," sapa Meili dengan senyum termanis nya yang sontak membuat para siswa itu mengalihkan perhatiannya.

Sedangkan Tasya ia hanya bisa berdiam diri, membiarkan Meili yang beraksi. Ia tidak seperti Meili yang mudah berinteraksi dengan orang-orang baru.

"Raka, Ariel dan Reza," gumam Meili membaca nametag siswa yang berada di seragam mereka kemudian ia cocokkan dengan yang tertera di kertas dan cocok. "Boleh minta tanda tangannya?" pintanya dengan senyum yang tak pernah luntur. Ia menyodorkan kertas dan bolpoinnya kepada Nathan terlebih dahulu, di ikuti oleh Tasya.

Dari ke empat siswa itu hanya Ariel dan Reza yang tersenyum penuh arti, sedangkan Nathan dan Raka hanya datar saja menanggapi itu.

"Boleh," sahut Ariel.

"Tapi ada syaratnya!" Reza menimpali.

"Kalian harus--" Belum sempat menyebutkan syaratnya mata Ariel mendelik karena kedua sahabatnya Nathan dan Raka begitu saja memberikan tanda tangan, padahal mereka ingin mengerjai kedua gadis cantik itu lebih dahulu.

"Lo kok gitu aja ngasih tanda tangan," Reza yang juga tidak suka dengan Nathan dan Raka secara cuma-cuma memberi tanda tangan.

Nathan dan Raka menoleh pada Ariel dan Reza yang sekarang sedang menatapnya.

Nathan hanya menggelengkan kepalanya tidak menanggapi ucapan Reza.

Sedangkan Raka juga hanya diam tidak memperdulikan.

Meili, gadis itu sedari tadi matanya tidak berkedip memperhatikan ke empat siswa yang begitu menyegarkan matanya. "Sya, kalau di lihat-lihat mereka seperti BBF ya?" bisiknya.

"BBF?" Tasya tidak paham.

Meili berdecak melihat sahabat barunya yang ternyata tidak se frekuensi. "Boys before flowers, drama Korea Sya." jelasnya.

Ternyata Tasya juga masih tidak mengerti karena ia bukan penggemar drama Korea.

"He kalian!" Ariel menginterupsi, melihat anak baru itu justru berbisik bisik.

Meili dan Tasya seketika menoleh ke arah Ariel.

"Kalian mau tanda tangan kami kan?" Reza menoleh ke arah Ariel. Di otaknya sudah bersarang sesuatu yang akan ia gunakan untuk sedikit mengerjai kedua gadis cantik di hadapannya.

Kedua gadis cantik itu kompak menganggukkan kepalanya.

"Kalau gitu, kalian rayu kami." sahut Ariel yang membuat mata kedua gadis itu membola.

Rayu? Yang benar saja.

"Sya, kamu bisa?" Meili bertanya.

Tasya langsung menggelengkan kepalanya. "Aku nggak bisa Meili."

Meili kemudian terdiam memikirkan cara agar ia bisa merayu. Seumur hidupnya ia saja tidak pernah di rayu laki-laki, apalagi merayu.

Nathan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya yang tidak pernah berubah, selalu usil.

Sudut bibir Meili melengkung ke atas membentuk senyuman ketika ia menemukan ide yang menurutnya akan berhasil. "Kak, gimana kalau aku baca puisi cinta aja ya?" tawarnya.

Reza dan Ariel saling pandang, tapi mereka kemudian menganggukkan kepalanya. Yang terpenting mereka mendapat hiburan. "Baiklah."

Meili berdehem sebelum memulai aksinya, ia memastikan ingat apa yang akan ia ucapkan.

"Demi cintaku padamu," katanya dengan menatap ke arah Reza dan Ariel bergantian. "Kemanapun kau kan kubawa."

"Walaupun harus ku telan, lautan bara!"

"Demi cintaku padamu! Ke gurun ku ikut denganmu, biarpun harus berkorban jiwa dan raga."

Sampai di sini Meili tersenyum dalam hati, rencananya berhasil. Puisi yang nyatanya lirik lagu yang ia bacakan belum ada yang menyadarinya.

Tapi sedari tadi yang hanya fokus mendengarkannya hanya Reza dan Ariel, sedangkan Nathan dan Raka tidak melihatnya sama sekali.

Bahkan Raka dengan santainya tetap terfokus pada ponsel di tangannya dan meminum es jeruk yang memang sudah tersedia.

Meili akhirnya menarik nafasnya dalam-dalam, ia memutuskan untuk bernyanyi saja di bagian refrennya. Dan ia sudah dengan pasti mengingat bait selanjutnya.

"Bu ... lan madu di atas lemari," nyanyi Meili.

Uhuk.

Uhuk.

Uhuk.

Raka seketika tersedak minuman yang ia tenggak setelah mendengar nyanyian Meili.

Begitupun Reza dan Ariel, yang langsung melotot ke arah Meili kemudian tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Nathan, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ternyata anak dari sahabat papanya itu kelakuannya masih sama.

Meili tidak melanjutkan nyanyiannya, karena melihat ekspresi mereka. "Tasya ada yang salah?" tanyanya tidak mengerti, yang hanya di balas Tasya dengan senyum kaku.

...----------------...

...Ya ampun Meili, udah yakin seyakinnya malah jadi amburadul 🤭. ...

...Nah jangan lupa dukungannya ya 🥰...

Terpopuler

Comments

Ririn Susilawati

Ririn Susilawati

ya Allah smpe perutku sakit Krn tertawa 🤣🤣🤣🤣 gara2 bulan madu d atas lemari

2025-02-17

0

nayla...

nayla...

ya ampun ak ngakak..bulan madu diatas lemari..suamiku sampe heran ketawa2 sendiri kyk org g waras..🤣🤣🤣

2024-08-30

1

D

D

🤣🤣🤣

2024-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Merinding
3 Merayu
4 Selalu Sendiri
5 Makan Bersama
6 Bersalah
7 Gebetan?
8 Sariawan
9 Mengungkapkan
10 Takdir Apa Ini?
11 Gelang
12 Basah Lebih Enak
13 Sakit
14 Penolong
15 Jawaban Yang Sama
16 Merahasiakan
17 Boleh Jatuh Dua Kali?
18 Yang Ku Rasa
19 Bekal
20 Tidak Berpikir Buruk
21 Pejuang Cinta
22 Takut
23 Apartemen Raka
24 Pulang
25 Rumah Makan
26 Rian
27 Belum Siap
28 Kehadiran Raka
29 Layu Sebelum Mekar
30 Kedai Ice Cream
31 Membuat Malu
32 Takdir Yang Selalu Mempertemukan
33 Pulang
34 Mungkinkah?
35 Tampil Berbeda
36 Tidak Menyukai Rasa Ini
37 Move On
38 Rencana Liburan
39 Rencana Nathan
40 Suara Aneh
41 Mengobrol Berdua
42 Sedikit Kemajuan
43 Kenangan Manis
44 Pertengkaran
45 Tentang Meili
46 Menjenguk
47 Menukar
48 Rumah Sakit
49 Kesal
50 Kedatangan Rian
51 Terong Makan Terong
52 Pulang
53 Keadaan Yang Menegangkan
54 Di Tinggal Pindah
55 Merindukan
56 Daftar Kuliah
57 Merasa Tidak Suka
58 Berbagi Ilmu
59 Rasa Rian
60 Pernyataan Raka
61 Keinginan Jessy
62 Kita Pacaran
63 Jalan Pagi
64 Memasak Bersama
65 Gagal
66 Tremor
67 Rian Patah Hati
68 Kejujuran Dalam Hubungan
69 Menginap
70 Rumah
71 Suasana Kampus
72 Berita
73 Semuanya Akan Baik-Baik Saja
74 Gagal Menjaganya
75 Teman Cerita
76 Terbongkar
77 Salah Paham
78 Seperti Pernah Bertemu!
79 Menjenguk Jessy
80 Bayi Tampan
81 Pendekatan Anita Dan Meili
82 Kita Menikah
83 Melihatnya Dari Jauh
84 Obrolan Calon Menantu Dan Mertua
85 Bertemu Irfan
86 Rencana Pernikahan
87 Undangan
88 Fitting Gaun Pengantin
89 Menemui Mama
90 Doa Jessy
91 Meili Dia...!
92 Kecelakaan
93 Operasi
94 Bukan Murni Kecelakaan.
95 Pernikahan
96 Meili Sadarkan Diri
97 Jatah
98 Kembali Pulang
99 Kakak ipar
100 Tutorial Anita
101 Ponsel Baru
102 Kunjungan Dena
103 Hal Sederhana Untuk Bahagia
104 Mulai Berjalan
105 Biar Kuat
106 Pagi Yang Panas
107 Tamu
108 Pergi berlibur
109 Rencana Reza Dan Ariel
110 Obat P
111 Terbongkar
112 Malam Yang Dingin
113 Pulang
114 Di Balik Acara Makan Bersama
115 Kehilangan Cinta Pertama
116 Berpisah
117 Kehidupan Baru
118 Kekesalan Ariel
119 Mie Rendang
120 Menumpang Tidur
121 Hamil?
122 Malaikat Kecil
123 Cucu
124 Apa Babby Merindukan Papa nya?
125 Menjemput Meili
126 Tujuh Bulanan
127 Tujuh Bulanan 2
128 Ariel Mencari Jodoh
129 Sebelum Di Rumah Sakit
130 Berjalan-jalan Pagi
131 Perjuangan Meili
132 Almaira Putri Atmaja (and)
133 Pengumuman
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Awal Kisah
2
Merinding
3
Merayu
4
Selalu Sendiri
5
Makan Bersama
6
Bersalah
7
Gebetan?
8
Sariawan
9
Mengungkapkan
10
Takdir Apa Ini?
11
Gelang
12
Basah Lebih Enak
13
Sakit
14
Penolong
15
Jawaban Yang Sama
16
Merahasiakan
17
Boleh Jatuh Dua Kali?
18
Yang Ku Rasa
19
Bekal
20
Tidak Berpikir Buruk
21
Pejuang Cinta
22
Takut
23
Apartemen Raka
24
Pulang
25
Rumah Makan
26
Rian
27
Belum Siap
28
Kehadiran Raka
29
Layu Sebelum Mekar
30
Kedai Ice Cream
31
Membuat Malu
32
Takdir Yang Selalu Mempertemukan
33
Pulang
34
Mungkinkah?
35
Tampil Berbeda
36
Tidak Menyukai Rasa Ini
37
Move On
38
Rencana Liburan
39
Rencana Nathan
40
Suara Aneh
41
Mengobrol Berdua
42
Sedikit Kemajuan
43
Kenangan Manis
44
Pertengkaran
45
Tentang Meili
46
Menjenguk
47
Menukar
48
Rumah Sakit
49
Kesal
50
Kedatangan Rian
51
Terong Makan Terong
52
Pulang
53
Keadaan Yang Menegangkan
54
Di Tinggal Pindah
55
Merindukan
56
Daftar Kuliah
57
Merasa Tidak Suka
58
Berbagi Ilmu
59
Rasa Rian
60
Pernyataan Raka
61
Keinginan Jessy
62
Kita Pacaran
63
Jalan Pagi
64
Memasak Bersama
65
Gagal
66
Tremor
67
Rian Patah Hati
68
Kejujuran Dalam Hubungan
69
Menginap
70
Rumah
71
Suasana Kampus
72
Berita
73
Semuanya Akan Baik-Baik Saja
74
Gagal Menjaganya
75
Teman Cerita
76
Terbongkar
77
Salah Paham
78
Seperti Pernah Bertemu!
79
Menjenguk Jessy
80
Bayi Tampan
81
Pendekatan Anita Dan Meili
82
Kita Menikah
83
Melihatnya Dari Jauh
84
Obrolan Calon Menantu Dan Mertua
85
Bertemu Irfan
86
Rencana Pernikahan
87
Undangan
88
Fitting Gaun Pengantin
89
Menemui Mama
90
Doa Jessy
91
Meili Dia...!
92
Kecelakaan
93
Operasi
94
Bukan Murni Kecelakaan.
95
Pernikahan
96
Meili Sadarkan Diri
97
Jatah
98
Kembali Pulang
99
Kakak ipar
100
Tutorial Anita
101
Ponsel Baru
102
Kunjungan Dena
103
Hal Sederhana Untuk Bahagia
104
Mulai Berjalan
105
Biar Kuat
106
Pagi Yang Panas
107
Tamu
108
Pergi berlibur
109
Rencana Reza Dan Ariel
110
Obat P
111
Terbongkar
112
Malam Yang Dingin
113
Pulang
114
Di Balik Acara Makan Bersama
115
Kehilangan Cinta Pertama
116
Berpisah
117
Kehidupan Baru
118
Kekesalan Ariel
119
Mie Rendang
120
Menumpang Tidur
121
Hamil?
122
Malaikat Kecil
123
Cucu
124
Apa Babby Merindukan Papa nya?
125
Menjemput Meili
126
Tujuh Bulanan
127
Tujuh Bulanan 2
128
Ariel Mencari Jodoh
129
Sebelum Di Rumah Sakit
130
Berjalan-jalan Pagi
131
Perjuangan Meili
132
Almaira Putri Atmaja (and)
133
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!