"Apa? Lo jangan ikut campur!" hardik Lisa. "Pergi lo!" usir nya pada gadis yang baru saja menginterupsi mereka.
"Ck." Gadis itu berdecak sembari mengusap telinganya, ternyata suara Lisa cukup melengking di telinganya.
Meili melihat kesempatan itu seketika berlari menghampiri gadis itu dan bersembunyi di belakangnya.
"Mau kemana akh--"
Lisa berteriak kesakitan. Ketika ia akan menarik Meili, tapi gadis itu lebih dulu mencekal tangan nya dan memelintir nya ke belakang. "Lepas!" teriaknya.
Tia tidak tinggal diam, saat akan memukul gadis itu. Nyata nya ia lebih dulu tersungkur setelah mendapatkan tendangan dari gadis yang cukup berani itu.
Kemudian gadis itu mendorong Lisa yang masih ia pegang hingga terjatuh bersama Tia. "Kalau tidak bisa memiliki apa yang kalian inginkan, maka jangan merebut milik orang lain."
Meili hanya bisa tercengang melihat pertunjukan itu, kedua kakak kelas yang sering menjahilinya kalah telak dengan gadis cantik yang menolongnya.
Setelah mengucapkan itu ia kemudian pergi menuju tempat sepeda motornya berada dan di ikuti Meili.
"Awas lo... " teriak Lisa dan Tia yang masih terduduk di lantai parkiran.
Tapi gadis itu dan Meili sudah pergi dari sana.
Ketika motor gadis cantik itu sudah melaju cukup jauh dari mall, ia menepi di bahu jalan. "Turun," ujar nya.
"Gue bukan tukang ojek," imbuhnya.
Meili yang berada di jok belakang motor langsung turun dan berdiri di samping gadis itu. "Terima kasih," ucapnya tulus dengan senyum lebarnya.
"Iya."
"Oh ya, aku Meili." Ia mengulurkan tangan nya.
Belum sempat Meili mengetahui nama gadis itu, ia sudah di tinggal melesat jauh.
"Ya ampun, dia seperti pahlawan super." ujar Meili yang hanya bisa melihat punggung gadis pahlawannya yang kian menjauh.
*
*
Malam harinya, Meili tentu saja menceritakan apa yang di alaminya tadi. Lewat sambungan telepon ia menghubungi Tasya. Namun obrolannya itu tidak bisa berlangsung lama karena sahabatnya itu sedang ada sesuatu.
Di sisi lain, Tasya menghembuskan nafasnya kasar. Di dalam kamar ia memikirkan keadaan kedua orang tuanya yang tidak baik-baik saja, terlihat dari acara makan malam tadi yang hanya ada keheningan. Tidak ada canda tawa seperti biasanya, dan itu di mulai sejak kepergian kakaknya kemarin.
Pagi sekali Meili dengan semangat berangkat ke sekolah. Hari ini ia berniat menceritakan kelanjutan ceritanya tadi malam bersama Tasya.
"Tasya!" teriak Meili ketika ia melihat sahabatnya keluar dari mobilnya.
Gadis cantik berambut sebahu itu menoleh. "Ya," sahut Tasya.
Mereka yang bercerita sembari berjalan ke arah kelas.
"Benarkah!" Tasya yang menanggapi cerita Meili seadanya.
Meili menganggukkan kepalanya. "Hm, untung saja ada yang menolongku." Ia tersenyum mengingat pahlawan nya kemarin.
"Syukurlah kalau begitu," sahut Tasya.
Tak terasa kini mereka sudah sampai di kelas.
"Tapi, sepertinya aku pernah melihatnya tapi entah di mana?"
Meili mengingat-ingatnya, tapi tetap tidak mengingatnya.
"Siapa?"
"Entahlah." Jawab Meili kemudian duduk di bangku yang bersebelahan dengan Tasya.
*
*
Di dalam kelas, semua murid seketika terdiam saat Bu Sarah dan seorang gadis memasuki kelas.
"Ya Tuhan!" Meili membungkam mulutnya, saat tau siapa yang datang bersama Bu Sarah.
Sedangkan Tasya, tatapan matanya sulit di artikan.
"Anak-anak, mulai hari ini kelas sebelas IPA kedatangan murid baru. Ibu harap kalian bisa berteman dengan baik." Bu Sarah kemudian menoleh ke arah gadis itu. "Ayo perkenalkan dirimu," titahnya.
"Saya Jessy, salam kenal." Perkenalkan dirinya singkat, padat dan mudah di mengerti.
"Hai," jawab semua murid.
Apalagi semua siswa yang begitu antusias dengan kedatangan Jessy.
"Jessy, kamu boleh duduk di bangku yang kosong." Bu Sarah menunjuk bangku kosong yang berada di samping kiri Meili.
Jessy langsung menuju bangku yang di maksud.
Saat Jessy akan duduk, ternyata ia melihat Meili yang di tolong nya kemarin sore sudah tersenyum lebar di sebelahnya.
Jessy menghembuskan nafasnya pelan.
"Hai, Jessy. Ternyata kita satu sekolah, bahkan satu kelas." Ujar Meili dengan senyum yang masih terus mengembang.
Sedangkan Jessy hanya membalasnya dengan senyum datar.
Meili kemudian menoleh ke arah Tasya yang duduk di sebelah kanan nya. "Sya, orang yang menolongku kemarin itu ternyata Jessy anak baru.
Tasya tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya.
"Meili ... jika ingin mengobrol, keluar!" Bu Sarah interupsinya.
Meili hanya tersenyum memperlihatkan deretan gigi putih nya.
*
*
Saat jam istirahat tiba, semua siswa yang biasanya langsung menyerbu kantin sekarang justru berkumpul di depan kelas Meili.
Ternyata kabar soal murid baru itu sudah menyebar luas. Apalagi siswi cantik seperti Jessy, yang membuat siswa ingin berkenalan.
"Ehem, Jessy. Ayo kita ke kantin?" Ajak Meili dengan antusias.
Tasya yang ada di bangkunya sedang merapihkan bukunya, kemudian menoleh ke arah Meili. "Meili, ayo kita ke kantin!"
"Sebentar, aku sedang mengajak Jessy." Sahut Meili.
"Lo pergi aja, gue lagi males ke kantin." Tolak Jessy dan langsung memasang earphone di telinganya.
Meili mengerucutkan bibirnya. "Ya sudah kalau begitu," ucapnya kecewa. "Ayo Tasya kita ke kantin."
...----------------...
...Untuk di cerita Meili ini memang ada beberapa part pengulangan, tapi yang aku ambil cuma part-nya Meili saja. Dan itupun masih aku masukin part baru yang belum ada sebelumnya....
...Seperti sebelumnya, karena tidak semua yang mampir kesini sudah baca tentang kisah mommy Jessy dan Papa Nathan. Terima kasih 🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐 Melina Ayu
jesy udah muncul
2022-04-08
2
Tasya Ponsel
lanjut lagi thor
2022-03-19
1
💞 NYAK ZEE 💞
biar ceritanya runtut dan mudah dimengerti ya Thor....
biarpun ngulang tpi tetap enak dibaca....👍
2022-03-18
5