Pagi hari, Meili seperti biasa. Gadis itu tampak ceria, seperti tidak terjadi sesuatu. Itulah salah satu keahlian Meili, mampu menyembunyikan suasana hati meskipun itu menyakitkan.
"Sya, nanti ke mall yuk?" Di kantin yang lumayan ramai di jam istirahat itu Meili dan Tasya menikmati semangkok bakso.
"Kayaknya nggak bisa." Sesekali mata Tasya melirik ponselnya yang berada di atas meja mendapat pesan masuk beberapa kali.
Mendengar itu Meili mengerucutkan bibirnya, padahal ia ingin sekali menghilangkan penat.
"Mungkin lain waktu," Tasya menyanggupi. "Soalnya aku mulai ikut kegiatan OSIS nanti sepulang sekolah." Karena kegiatan OSIS mulai aktif kembali setelah pembentukan anggota.
"Ok."
*
*
Hari harinya menjadi murid SMA berjalan dengan lancar, tapi ada yang tidak ia sukai. Yaitu Lisa dan Tia yang dengan sengaja mengganggunya, tapi ujung-ujungnya mereka berdua selalu beralasan dengan ketidak sengajaan.
"Sya!" panggil Meili, membuat sahabatnya itu seketika menatapnya. "Akhir-akhir ini main hape mulu!"
Meili melihat sahabatnya beberapa hari ini selalu sibuk dengan ponselnya. Padahal sebelumnya tidak pernah.
Tasya menghembuskan nafasnya pelan, setelah itu ia menaruh ponselnya di saku seragam. "Benarkah?" Ia sendiri tidak menyadarinya. Namun akhir-akhir ini memang ada seseorang yang terbilang cukup sering mengiriminya pesan.
Entah ia harus senang atau tidak, tapi untuk sekarang ia membiarkannya. Dan membalas pesannya sebagai bentuk menghargai, tapi entahlah untuk selanjutnya.
Meili menganggukkan kepalanya. "Iya." sahutnya. "Siapa sih?" goda Meili. "Gebetan ya?"
"Nggak, cuma temen." jawab Tasya.
"Sekarang temen, nanti juga jadi demen." Meili menaik turunkan alisnya. "Kak Nathan ya?"
Karena sejak Tasya mulai aktif di kegiatan OSIS, banyak yang menggosipkan Tasya sedang dekat dengan Nathan. Bahkan tidak kurang yang menjodohkan mereka berdua.
"Meili, udah jangan bahas gituan." Tasya berusaha menghindar dari topik pembicaraan mereka.
"Cie, yang deket sama ketos!" Meili terus saja menggoda sahabatnya. Sedangkan Tasya lebih memilih untuk diam.
Hingga beberapa saat kemudian, mereka memutuskan untuk beranjak dari tempatnya sekarang ketika matahari sudah mulai kembali ke peraduan nya.
Karena dua gadis cantik itu saat ini sedang berada di mall, setelah beberapa kali merencanakan namun selalu gagal di sebabkan oleh Tasya yang tidak bisa.
"Ayo kita pulang, udah mulai malam!" Tasya berdiri lebih dahulu yang kemudian di susul oleh Meili.
"Sya, beneran?" tanya Meili ketika mereka sedang berjalan bersisihan.
"Apanya?" Tasya tidak paham.
"Kamu dan Kak Nathan?"
"Meili!" geram Tasya kesal karena sahabatnya itu masih saja membahasnya.
Meili hanya tertawa melihat itu, seakan tidak memperdulikan kekesalan yang Tasya rasakan.
Karena asik mengobrol, mereka bahkan tidak memperhatikan jalan hingga menabrak seseorang.
Bruk.
"Maaf," ucap Tasya dan Meili spontan.
Namun betapa terkejut nya mereka ketika mengetahui yang di tabrak mereka adalah Nathan dan Raka.
Mata kedua gadis itu membulat seketika, tapi yang mereka rasakan jelas berbeda. Antara Tasya dan Meili.
Jika Tasya, ia seketika menundukkan pandangannya. Tapi tidak dengan Meili, gadis itu justru tersenyum lebar. "Kak Nathan, Kak Raka."
Tasya yang memperhatikan Meili, hanya bisa pasrah saat temannya itu justru mengajak bicara Nathan dan Raka.
"Kak, permisi. Kita harus pulang." Tasya menarik begitu saja tangan Meili. Jika tidak begitu, gadis itu akan terus berceloteh meskipun Nathan dan Raka hanya diam saja.
...----------------...
...Maaf ya kemarin nggak up 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
yaniDanang
yuk kk mampir di ceritaku
Perjalanan Ku dari Momy Siu
2022-03-10
0
Ijow Tosca
raka
2022-03-09
0
Alivaaaa
lanjuut Kak 💪🏻💪🏻🥰🥰
2022-03-09
1