Sejak kehadiran Jessy sebagai teman barunya, membuat Meili merasa bahagia. Meskipun di awalnya ia sangat sulit untuk berteman dengan Jessy, karena sikap Jessy yang datar. Tapi semakin hari ia akhirnya bisa berteman baik.
Bahkan semakin ia mengenal Jessy, ia semakin tau jika sebenarnya Jessy seseorang yang hangat.
Dan beberapa hari lalu yang membuatnya terkejut adalah, ternyata Jessy dan Tasya adalah bersaudara. Kalau bukan karena peristiwa kecelakaan itu, pasti ia yakin tidak akan pernah mengetahui kenyataan itu. Bisa di lihat dari kedua sahabatnya itu yang sama-sama diam, entah hubungan saudara seperti apa yang mereka miliki.
"Ya ampun! Ternyata kami memang cantik," ia melihat hasil foto box yang berada di tangannya. "Dan lucu," ia kemudian tertawa.
Hari ini sepulang sekolah, mereka bertiga memutuskan untuk berjalan-jalan ke mall. Mereka membeli T-shirt yang sama, setelah itu melanjutkan dengan foto box.
Mungkin suatu hari mereka akan merindukan masa-masa seperti ini, saat usia mereka beranjak dewasa.
*
*
Esok harinya.
Malam ini terpaksa Tasya tidak bisa ikut ke acara keluarga yang di adakan di rumah neneknya, karena tadi tiba-tiba Raka menghubunginya dan mengajaknya untuk bertemu. Dan membicarakan hal yang penting.
Taman kota, adalah tempat mereka untuk bertemu.
"Kak Raka mau bicara apa?" Tasya memecah keheningan.
Lelaki yang dari tadi hanya diam itu kemudian menghembuskan nafasnya perlahan, ia lalu menoleh kepada Tasya yang sekarang sedang menatapnya. "Apa waktu satu tahun nggak ada perubahan di hati lo?"
Deg.
Jantung Tasya berdebar dengan kencang, ia tak menyangka jika Raka akan mengatakan hal seperti ini lagi.
"Rasa di hati gue masih sama seperti yang dulu!" Raka menatap dengan lekat bola mata Tasya, agar gadis itu yakin jika yang di ucapannya adalah suatu kebenaran.
Tasya meremas kedua tangannya yang saling bertautan, entah jawaban apa yang harus ia berikan kali ini. Tapi sungguh, hatinya benar-benar sudah di tempati orang lain.
Ia hanya bisa menundukkan pandangannya, tak mampu untuk melihat raut wajah Raka.
"Maaf," lirihnya. Jawaban yang sama ia berikan satu tahun yang lalu.
Raka hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, ternyata gadis di depannya ini memang tidak bisa memberikan tempat hatinya.
"Hhaahh!" Raka membuang nafasnya kasar, melegakan dadanya yang terasa sesak setelah mendapat rasa kecewa. "Ok." Ia kemudian berdiri.
Sontak saja itu membuat Tasya mengangkat pandangannya. Dan Raka juga melakukan hal yang sama, ia juga menatap wajah cantik yang ia sukai.
"Jika memang sudah tidak bisa lagi, mungkin ini juga yang terakhir gue ngungkapin perasaan." Setelah itu Raka pergi begitu saja. Mungkin setelah ini ia akan berusaha membuang cinta yang selama ini masih ia simpan, meskipun itu sulit.
Tapi untuk apa jika ia hanya berjuang sendiri. Mungkin memang Tasya bukan untuk dirinya.
Tasya hanya bisa menatap punggung Raka yang kian menjauh, ia sebenarnya tidak tega menyakiti hati orang lain. Namun bagaimana lagi, ia memang benar-benar tidak bisa.
"Maaf," yang ia tujukan untuk Raka, meskipun Raka tidak bisa mendengarnya.
*
*
Hari-hari berlalu begitu saja, tapi Meili sedikit bingung dengan Tasya. Sahabatnya itu akhir-akhir ini sedikit berubah, sepertinya Tasya sedang menghindarinya juga Jessy.
Entah apa yang sebenarnya yang terjadi, saat ia bertanya! Tasya hanya diam dan tidak menjawabnya.
Meili sudah bercerita dengan Jessy, tapi sahabat satunya itu justru tidak menanggapinya. Sepertinya Jessy juga sedang ada masalah, wajahnya beberapa hari ini tidak bersahabat.
"Ya ampun! Punya dua teman, yang satunya begini dan yang satunya begitu!" keluhnya.
Malam harinya.
Ketika sedang menikmati drama Korea kesukaannya di ruang tengah, ponsel Meili tiba-tiba berdering. Dan terlihat nama Jessy yang muncul di layar ponselnya.
"Halo!" sahut Meili begitu sambungan telepon terhubung.
"Gue besok nggak masuk, ada keperluan keluarga. Titip ijinin." Jessy di sebrang sana.
"Urusan keluarga ap--"
Mata Meili membulat, belum tuntas ia bertanya, Jessy begitu saja mematikan sambungan telepon nya. "Dasar sahabat lakcnut!" umpatnya.
Baru saja, ia ingin kembali menaruh ponselnya. Benda pipih itu lagi-lagi berdering, dan sekarang nama dari Mama Tasya yang tertera.
"Iya Tante!"
"Nak, Tasya besok tidak bisa masuk sekolah karena sakit. Nanti supir Tante akan ke rumah Meili buat titip surat sakitnya Tasya, apa tidak merepotkan?" ujar Mira dari seberang sana yang merasa tidak enak.
"Oh, iya Tante tidak apa."
Setelah itu, sambungan telepon itu berakhir.
Meili menatap ponselnya. "Kenapa kompakan banget sih?"
Jika di pikir-pikir besok pasti akan sangat membosankan, karena kedua sahabatnya tidak ada yang masuk sekolah.
"Jadi males masuk sekolah," katanya dengan lesu.
Tak lama Meili melihat bibi yang berjalan ke arah pintu, mungkin papa nya sudah pulang. Karena terlalu fokus dengan filmnya, ia sampai tidak mendengar bel.
"Kamu belum tidur?" tanya Irfan papa Meili.
Gadis itu menoleh ke arah Irfan. "Bentar lagi, pa!"
"Ya sudah kalau begitu, nanti kamu jangan tidur malam-malam." Setelah itu Irfan beranjak dari sana. Tapi baru saja kakinya menginjak tangga ia lupa jika ingin menyampaikan sesuatu, hingga kemudian ia berhenti dan menoleh ke arah Meili. "Besok papa akan pergi ke puncak menghadiri pernikahan anak teman papa, jadi kemungkinan akan berangkat pagi-pagi sekali." ujarnya.
Meili yang mendengarnya seketika mendapatkan ide. "Ikut," rengek nya.
Irfan mengerutkan keningnya, biasanya putrinya itu tidak mau jika ia ajak pergi, tapi sekarang justru ingin ikut. "Besok kamu sekolah kan?"
Meili tersenyum lebar. "Bolos sekali doang pa," ucapnya enteng.
Irfan menggelengkan kepala, meskipun ia pemilik yayasan sekolah. Tapi bukan berarti putrinya bisa bolos seenaknya. Bahkan di sekolah para murid tidak ada yang tau jika Meili adalah anak dari pemilik yayasan.
"Boleh ya pa!" rayu Meili. "Cuma sekali aja," bujuknya.
Setelah Irfan menimbang-nimbang, akhirnya dia mengizinkan Meili ikut. "Baiklah, tapi kamu besok jangan telat bangun. Kalau tidak papa akan tinggal," Irfan kemudian melanjutkan langkah nya ke arah kamar.
"Beres pa...!" teriak Meili.
Gadis itu kemudian mematikan film yang ia tonton, dan beranjak menuju kamarnya. Ia akan bersiap tidur, kalau tidak mau besok kesiangan.
Dan pagi harinya, Meili bangun tepat waktu dengan bantuan alarm.
Gadis itu tampil cantik dengan gaun berwarna peach. Gaun berlengan pendek dan panjang selutut. rambutnya yang sebahu di biarkan tergerai indah.
Ia sebenarnya penasaran siapa yang akan menikah, karena sebagian besar anak dari teman papa nya ia kenal.
Sebelum pergi, Meili menyuruh Mang Didin untuk berangkat ke sekolahnya menyerahkan surat milik Tasya.
Hingga tidak lama mobil yang di kendarai papa nya sampai di vila yang sudah di dekor dengan cantik.
Meili mengedarkan pandangannya, mulai dari halaman sampai taman samping vila sudah penuh dengan dekorasi.
"Meili, ayo." Irfan menyadarkan lamunan anaknya. Ia segera masuk ke dalam vila untuk bertemu temannya.
Ternyata di dalam vila sudah sangat banyak tamu, sepertinya Irfan hampir saja terlambat. Karena sang calon pengantin laki-laki sudah duduk di tempat yang akan di gunakan untuk ijab qobul.
Tama yang merupakan sahabat Irfan kemudian beranjak setelah mengetahui kedatangan nya. "Irfan, hampir saja kamu terlambat." celetuknya sembari berjabat tangan.
Irfan tertawa mendengar ucapan Tama. "Hanya hampir," sahutnya kemudian mereka berdua tertawa.
Meili yang berada di belakang papa nya, membulatkan matanya ketika tau teman yang di masud papa nya adalah Om Tama. Karena ia tahu kalau Om Tama adalah ayah dari Nathan.
"Aku nggak salah lihat kan?"
"Itu ayah kak Nathan kan?"
"Bukannya kak Nathan anak tunggal?"
"Lalu yang menikah?"
Sejuta pertanyaan memenuhi otak Meili.
"Putrimu juga ikut datang?" Tama yang melihat keberadaan Meili.
Irfan menoleh kebelakang. "Iya dia minta ikut," jawabnya.
"Ya sudah, ayo duduk. Sebentar lagi acaranya akan segera di mulai." Tama kemudian menunjukkan kursi untuk Irfan dan Meili.
Meili yang masih dalam keterkejutannya, berjalan dengan terus mengedarkan pandangannya. Ia mencari seseorang untuk memastikan apa yang di duganya memang benar.
Dan ketika mata gadis itu menangkap sosok laki-laki dengan memakai jas putih yang sedang duduk di depan penghulu, membuatnya semakin penasaran. Pasalnya ia hanya bisa melihat punggungnya saja.
Tapi di detik berikutnya, Meili menutup mulutnya dengan tangannya. Ketika menyadari siapa yang duduk di samping penghulu.
"Papa nya Tasya!" pekiknya dalam hati.
Hingga tak lama kemudian semua pandangan para tamu teruju pada arah tangga ketika calon pengantin wanita mulai berjalan menuju ke arah tempat sebelah pengantin pria.
Saat pasangan pengantin itu saling menatap, saat itulah Meili tau kalau itu adalah Jessy dan Nathan.
"Ya ampun, ini bukan prank kan?" Meili masih tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Ia tahu jika beberapa terakhir sahabatnya itu sedang dekat dengan sang ketua OSIS, tapi ia tidak menyangka jika mereka sampai di jenjang pernikahan.
Hingga beberapa saat, suasana menjadi hening ketika sepasang anak manusia itu sedang mengikrarkan ijab qobul.
"Sah!"
Semua orang tampak bahagia dan terharu melihat Jessy dan Nathan sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
Begitu pun dengan Meili, ia juga ikut bahagia meskipun masih dengan keterkejutannya.
...----------------...
...Maaf ya gengs kalau cerita Meili ini tidak sesuai dengan keinginan kalian. ...
...Yang katanya terlalu lama mengulanginya. ...
...Tolong sabar sedikit lagi ya, karena kalau aku mempercepat gitu aja ceritanya jadi amburadul. Ini pun aku ambil di momen-momen tertentu, akupun juga menempatkan jadi pembaca. Jadi biar nggak bingung yang baru gabung, kan nggak semua tau kalau ada cerita tentang Jessy dan Nathan. Jadi sekali lagi maaf ya 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Lha ku pikir yg nikah Nathan dengan Tasya..kan Nathan yg jadi geberannya Tasya,Kok malah nikah sama Jessi??
2024-11-03
0
Neli Lathifah
Ceritanya terlalu bertele-tele, dan bahkan pemain utamanya seakan menjadi penonton. Lebih ke cerita pemain lain sih ceritanya, membosankan.
2024-06-23
0
Yetty Octavia Sherait
judul nya ku kejar cinta mu itu tentang meili dan raka tp smpai di eps ini mana ada meili mengejar cinta raka mala yg ada raka mengejar cinta tasya hadeh tdk nyambung cerita nya sm nudul nya🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2022-12-16
2