CINTA?

Pagi ini Mia kembali menggunakan jas putihnya. Ia berjanji kali ini ia akan benar benar melakukan semuanya dengan benar, meskipun ia masih sangat yakin bahwa ia tak melakukan kesalahan itu.

Mia memasuki ruangan di mana Victor telah menunggunya, "Kamu sudah tiba?"

"Ya," Mia membawa semua tugas tugasnya dan meletakkannya di atas meja Victor.

"Duduklah."

Mia duduk di hadapan Victor. Kedua tangannya saling menggenggam, ada sedikit rasa bimbang di dalam hatinya melihat tatapan Victor.

Victor membetulkan letak kacamatanya, "Mia, kamu saya perbolehkan untuk kembali melakukan kerja praktek di sini. Namun, batas waktu hanya sampai bulan depan. Setelahnya kamu bisa mulai menulis laporan kerjamu. Kamu akan saya tempatkan di bagian UGD sebagai asisten dokter."

"T-tapi ...."

"Maaf, tapi saya tidak bisa membantumu lebih dari ini. Jika memang kamu masih ingin melakukan kerja praktek di sini, maka kamu harus mengikuti semua yang kukatakan," ucap Victor.

"Baiklah, saya mengerti," dengan langkah gontai Mia keluar dari ruangan Victor. Ia merasa kecewa karena ia ingin sekali tetap menjadi asisten Victor dan mempelajari semua cara kerja dokter yang menjadi panutannya itu.

Mia keluar dari ruangan dan berjalan ke arah UGD. Ntah mengapa Mia merasa pandangan mata para dokter dan perawat seakan menatap tajam ke arahnya.

"Mia!"

"Suster Gia," Mia membalas sapaan suster yang membantunya sebelum ini.

"Bagaimana kabarmu, apa kamu baik baik saja?" Georgia memeriksa Mia sambil memutar tubuhnya.

"Aku baik baik saja."

"Kamu mau ke mana?" tanya Suster Gia.

"Aku ditugaskan oleh Dokter Victor di UGD. Hanya saja aku belum tahu menjadi asisten dokter siapa," ujar Mia.

"Kamu tunggu sebentar, akan aku tanyakan ya," Suster Gia menepuk tangan Mia kemudian berlalu menuju bagian administrasi UGD.

Tak berselang lama, Suster Gia datang, "ini jadwalmu, Dokter Vic sudah memberitahukan pada bagian UGD dan kamu akan menjadi asisten dokter siapapun yang ada di sini ... dan kamu harus menuruti perintah mereka."

Mia menghela nafasnya, "baiklah, aku mengerti."

"Aku tinggal dulu, Mi. Aku harus menemui Dokter Vic karena sebentar lagi jam prakteknya."

Mia melihat kepergian Suster Gia. Ia ingin sekali bekerja bersama Dokter Victor dan juga Suster Gia. Menurutnya mereka adalah orang orang yang sangat kompeten dalam bidangnya.

Hari itu seakan mimpi buruk bagi Mia. Ia sering melihat orang keluar masuk Rumah Sakit, tapi di UGD ... tak hanya itu yang ia lihat. Teriakan histeris, air mata, darah, seakan menjadi pemandangan yang biasa. Para dokter dan perawat bekerja berlarian ke sana ke mari, seakan tak ada waktu untuk berhenti.

"Hei kamu! Apa kamu akan berdiam di sini dan mengganggu aktivitas kami?" seorang Dokter menatap Mia tajam.

"Ah maaf," Mia menepikan tubuhnya ketika sebuah brankar lewat di sampingnya. Di atas brankar terbaring seseorang dengan luka cukup parah. Mia sangat yakin pasien tersebut adalah korban kecelakaan.

Mia mencoba berdamai. Perlahan, ia mengikuti alur kegiatan di dalam ruang UGD tersebut. Hari demi hari dilewati Mia dengan baik, namun tatapan tajam dan kalimat menohok hampir setiap hari ia terima.

"Aku tidak tahu kenapa kamu ditempatkan oleh Dokter Vic di tempat ini. Kamu sangat lamban dan tidak cocok di sini," ucapan menohok kembali ia dengar. Namun ia sudah terbiasa. Mia hanya menghela nafasnya dan terus bekerja.

*****

"Kak!!!" teriak Lucia.

Lydia sedang berada di dalam kamarnya dan duduk diam. Ia langsung melihat ke arah Lucia yang masuk secara mendadak ke dalam kamarnya.

"Kakak memakai uangku untuk pergi ke Italy, dan membuat kekacauan di sana?" teriak Lucia yang baru saja mendapatkan informasi dari anak buahnya bahwa Lydia membuat masalah lagi.

"Jangan berteriak padaku!"

"Belum lama aku membantu kakak kabur dari penjara, bahkan sekarang kakak masih menjadi buronan ... malah membuat masalah baru," Lucia mengungkapkan rasa kesalnya dengan membanting pintu.

"Hei! apa kamu kira aku bekerja sendiri? Mommy saja membantuku, masa kamu malah menentangku?"

"Whattt??? Mommy help you?" Lucia merasa benar benar kesal sekarang. Keluarganya malah membuat semuanya makin runyam.

Lucia membuang nafasnya kasar, kemudian melangkah keluar. Namun, sebelumnya ia memutar tubuhnya, "Kalau sampai polisi datang dan menangkapmu, maka aku tidak akan lagi menolongmu. Silakan nikmati apa yang kamu lakukan!" Lucia menutup pintu kamar Lydia dengan membantingnya.

Dan benar saja, keesokan harinya, polisi datang ke kediaman Lydia dan menangkapnya. Shelly yang adalah Mommynya turut dibawa oleh pihak kepolisian karena dianggap membantu Lydia melakukan tindak kejahatan. Kini, Lydia terkena pasal berlapis karena ia juga adalah seorang buronan yang kabur dari penjara.

"Luci, tolong Mommy sayang," Shelly memohon pada putri keduanya untuk membantu.

"Akan aku pikirkan nanti, Mom. Aku harus menemui Dad dulu," Lucia tak lagi melihat kepergian Mommy dan kakaknya yang dibawa oleh pihak kepolisian. Ia langsung menuju kamar Daddynya yang sedang terbaring sakit.

"Dad, are you okay?" Lucia dengan setengah berjongkok duduk di samping tempat tidur ayahnya. Ia menceritakan semua yang terjadi pada Mommy dan kakaknya. Sudah lama ayahnya terbaring sakit dan tidak bisa melakukan aktivitasnya. Mereka menyewa seorang perawat yang akan datang di pagi hari dan pulang di sore hari, selebihnya Shelly yang akan menjaga.

Namun, setelah apa yang terjadi, sepertinya Lucia harus meminta perawat itu untuk sementara menjaga ayahnya selama 24 jam, sampai ia berhasil membebaskan ibunya.

*****

6 bulan berlalu, Azka kini sudah lulus dan meraih gelar S1. Ia pun telah mengambil keputusan untuk melanjutkan kuliah S2 nya di London, Inggris. Ia berani mengambil keputusan itu karena Amelie kini telah menikah dan menetap di Indonesia. Ia sudah meminta kakaknya untuk sementara waktu menggantikannya menjaga kedua irang tua mereka.

Azka juga sudah mendapatkan informasi dari Blue, bahwa wanita yang mengikuti Mia adalah salah satu anggota geng mafia yang berada di Kota Munich. Perasaan Azka khawatir, karena itulah ia memutuskan untuk mengambil gelar S2 di London. Perjalanan dari London ke Munich hanya 1 jam, dan akan bisa dipercepat jika ia menggunakan jet pribadi.

Azka menempatkan beberapa anggota Black Alpha di Kota Munich untuk mengawasi serta menjaga Mia. Ia tak ingin sesuatu terjadi pada Mia, meskipun ia sendiri merasa belum terlalu yakin dengan hatinya.

Cinta? ia tak tahu apakah ia mencintai Mia atau tidak ... tapi ia tak ingin kehilangan perhatian Mia dan tak ingin Melihat Mia bersama laki laki lain. Jadi, ia akan menjaga Mia sampai ia yakin dengan perasaannya sendiri.

Sementara Mia yang kini mengambil skripsi, mulai sibuk di perpustakaan. Ia juga akan melanjutkan pendidikannya dengan mengambil spesialis penyakit dalam. Ia ingin lebih mempelajari tentang penyakitnya sendiri, sehingga ia tak akan merepotkan orang lain.

Terpopuler

Comments

Maryani

Maryani

kacian Mia, jangan terlalu banyak konflik lah

2022-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!